BCG
Hepatitis B
Polio
DPT
Campak
Keterangan
Vaksin BCG (Bacillus Calmette Guerin) dapat diberikan sejak lahir.
Imunisasi ini betujuan untuk memberikan kekebalan tubuh terhadap
penyakit tubercolocis (TBC). Apabila vaksin BCG akan diberikan pada
bayi di atas usia 3 bulan, ada baiknya dilakukan dulu uji tuberkulin. BCG
boleh diberikan apabila hasil tuberkulin negatif.
Vaksin Hepatitis B yang pertama harus diberikan dalam waktu 12 jam
setelah bayi lahir, kemudian dilanjutkan pada umur 1 bulan dan 3 hingga
6 bulan. Jarak antara dua imunisasi Hepatitis B minimal 4 minggu.
Imunisasi ini untuk mencegah penyakit Hepatitis B.
Imunisasi Polio diberikan untuk mencegah poliomielitis yang bisa
menyebabkan kelumpuhan.
Vaksin DPT adalah vaksin kombinasi untuk mencegah penyakit difteri,
pertusis (batuk rejan), dan tetanus. Ketiga penyakit ini sangat mudah
menyerang bayi dan anak. Imunisasi DPT diberikan pada bayi umur lebih
dari 6 minggu. Vaksin DPT dapat diberikan secara simultan (bersamaan)
dengan vaksin Hepatits B. Ulangan DPT diberikan pada usia 18 bulan dan
5 tahun. Usia 12 tahun mendapat vaksin TT (tetanus) melalui program
Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).
Vaksin Campak-1 diberikan pada usia 9 bulan, lalu Campak-2 pada usia 6
tahun melalui program BIAS.
Dan berikut beberapa jenis vaksin penting namun belum diwajibkan oleh pemerintah:
Jenis Vaksin
Hib
MMR
Hepatitis A
Tifoid
Pneumokokus (PCV)
Influenza
Keterangan
Pemberian Vaksin Hib (Haemophilus influenzae tipe B) ditujukan
untuk mencegah penyakit meningitis atau radang selaput otak.
Vaksin Hib diberikan mulai usia 2 bulan dengan jarak pemberian dari
vaksin pertama ke vaksin lanjutannya adalah 2 bulan. Vaksin ini
dapat diberikan secara terpisah ataupun kombinasi dengan vaksin
lain.
Vaksin MMR diberikan untuk mencegah penyakit gondongan
(mumps), campak (measles), dan campak jerman (rubela). MMR
dapat diberikan pada umur 12 bulan apabila belum mendapat
imunisasi campak di umur 9 bulan. Umur 6 tahun diberikan
imunisasi ulangannya.
Vaksin ini direkomendasikan pada usia diatas 2 tahun, diberikan
sebanyak 2 kali dengan interval 6 sampai 12 bulan.
Vaksin Tifoid direkomendasikan untuk usia diatas 2 tahun. Imunisasi
ini diulang setiap 3 tahun.
Apabila hingga usia di atas 1 tahun belum mendapatkan PCV, maka
vaksin diberikan sebanyak 2 kali dengan interval 2 bulan. Pada umur
2 hingga 5 tahun diberikan satu kali.
Anak usia dibawah 8 tahun yang diimunisasi influenza untuk yang
pertama kalinya direkomendasikan 2 dosis dengan jarak minimal 4
minggu.
Jadwal Imunisasi
Yang perlu diperhatikan bagi ibu adalah agar mengimunisasi anak sedini mungkin. Sebelum
melahirkan, berkonsultasilah dengan dokter atau bidan mengenai jadwal imunisasi sehingga
segera setelah bayi lahir dapat memperoleh imunisasi yang tepat. Selain itu, selalu tepat
jadwal dalam mengimunisasi anak, ini untuk mendapatkan hasil yang efektif.
Berikut diagram jadwal imunisasi yang tepat bagi bayi Anda:
(Klik pada gambar untuk memperbesar)
Campak bukan hanya menyerang anak-anak tapi juga orang dewasa. Dan orang dewasa yang
terkena campak lebih rawan untuk meninggalkan bekas campak di seluruh tubuhnya
dibandingkan anak-anak. Maka dari itu mencegah terjadinya campak lebih baik dibandingkan
harus mengobatinya.
Lalu, bagaimana mencegah penyakit campak (measles) pada orang dewasa? Orang dewasa
bisa terkena campak bila ia belum diimunisasi atau diberi vaksin campak. Vaksin ini akan
membuat seseorang kebal akan campak seumur hidupnya. Selain itu, orang dewasa bisa
terkena campak karena ia belum pernah terkena campak sebelumnya. Seseorang yang pernah
campak akan memiliki kekebalan alami pada campak sehingga ia tidak akan terserang
campak lagi. vaksin campak penting dilakukan dalam pencegahan campak. Maka, kesadaran
untuk melakukan vaksin ini terus ditingkatkan di berbagai kalangan, walau banyak juga yang
merasa vaksin ini tidak penting karena orang dewasa memiliki kekebalan tubuh alami yang
dimilikinya.
Pencegahan penyakit campak pada orang dewasa dapat dilakukan dengan pemberian vaksin
campak. Vaksin campak diberikan dalam satu paket dengan vaksin penyakit gondongan
(mumps) dan vaksin penyakit campak jerman (rubella). Vaksin ini disebut sebagai vaksin
MMR (measles, mumps, and rubella). Vaksin MMR diberikan dalam dua dosis.
Menggunakan akar alang-alang yang direbus bersama dengan daun ketumbar, wortel, air
tebu, dan gula batu. Air rebusan dengan sisa air setengahnya ini bisa diminum hingga
campaknya hilang. Bisa juga menggunakan air rebusan bunga mawar yang dikonsumsi secara
teratur dua kali sehari sehingga tubuh kembali merasa fit dan bugar. Untuk mencegah bekas
cacar di pipi bisa dilakukan dengan menumbuk benalu dan adas pulasari sampai halus lalu
digunakan sebagai bedak. Selamat mencegah campak dengan melakukan vaksin campak
sejak dini atau tidak malu melakukan vaksin campak ketika dewasa jika terlambat
melakukannya.
Vaksinasi Wajib
Vaksinasi adalah proses penyuntikan mikroorganisme penyebab penyakit yang
telah dilemahkan atau dibunuh ke dalam tubuh Anda atau penyuntikan protein
buatan laboratorium yang mirip dengan mikroorganisme tersebut. Hal ini
Di Indonesia, ada lima jenis vaksin yang wajib diterima, yaitu hepatitis B, BCG, Polio,
MMR, dan DTP. Jika Anda belum menerimanya sewaktu kecil, Anda wajib mendapatkan
suntik vaksin jenis-jenis tersebut.
Hepatitis B
Penyebaran penyakit yang menyerang organ hati ini sangat tinggi di Indonesia. Pada akhir
tahun 2013, ada sekitar 25 juta penduduk Indonesia yang menderita penyakit ini . Itulah
alasan vaksin hepatitis B wajib bagi penduduk Indonesia.
Vaksin ini terutama dianjurkan bagi Anda yang bekerja di rumah sakit, sering bergonta-ganti
pasangan seksual, menderita penyakit menular seksual, pengguna narkoba, dan bagi pria yang
berhubungan seksual dengan pria.
Jumlah vaksin yang Anda butuhkan adalah tiga dosis. Jarak antara pemberian dosis pertama
dan kedua adalah sebulan. Dosis ketiga diberikan setidaknya dua bulan setelah mendapatkan
suntik vaksin dosis kedua.
BCG
Vaksin ini berguna untuk mencegah Anda terkena penyakit tuberkulosis atau TBC. Pemberian
vaksin ini hanya perlu dilakukan sekali. Tanpa terkecuali, semua orang akan mendapatkan
manfaat perlindungan melalui vaksinasi ini, mengingat pada tahun 2012, Indonesia termasuk
dalam negara lima besar di Asia Tenggara dengan jumlah penderita TBC terbanyak.
Orang dewasa boleh mendapatkan vaksin BCG dengan ketentuan tidak pernah mendapat
vaksin BCG saat kanak-kanak, tidak memiliki riwayat penyakit TBC, tidak menderita
penyakit mematikan seperti leukimia atau tumor, dan tidak sedang menjalani pengobatan
imunosupresif.
Polio
Polio merupakan penyakit yang menular. Virus penyakit ini bisa menyerang sistem saraf dan
menyebabkan kelumpuhan. Vaksin ini umumnya diberikan pada waktu dilahirkan hingga
enam bulan dengan total empat dosis dan dilanjutkan dengan dua vaksin booster. Namun bagi
Anda yang baru mendapatkan vaksin polio sekali atau dua kali semasa kanak-kanak, Anda
wajib menyelesaikan rangkaian vaksin saat dewasa.
Bagi Anda yang belum pernah menjalaninya sama sekali, dianjurkan untuk menjalani
penyuntikan vaksin polio sebanyak tiga dosis. Jarak penyuntikan dosis pertama dan kedua
adalah satu hingga dua bulan. Sementara dosis ketiga bisa diberikan 6-12 bulan setelah dosis
kedua.
Jika Anda telah menjalani empat dosis vaksin polio semasa kanak-kanak, maka Anda
disarankan untuk menjalani suntik vaksin polio booster atau penguat sebanyak satu dosis.
Suntik penguat ini berlaku seumur hidup.
MMR
Vaksin MMR mencegah Anda terkena campak, gondong, dan campak Jerman. Ketiga
penyakit tersebut sangat mudah menular sehingga vaksin MMR wajib Anda dapatkan,
terutama jika belum mendapatkannya saat kanak-kanak . Disarankan untuk mendapatkan dua
dosis. Dosis kedua dapat diberikan setelah sebulan menjalani penyuntikan dosis pertama.
Hindari vaksin MMR jika Anda sedang hamil atau alergi pada vaksin MMR sebelumnya,
gelatin, atau obat-obatan tertentu seperti neomycin.
Tdap
Vaksin ini bisa mencegah Anda terserang penyakit difteri, tetanus, dan pertusis atau batuk
rejan. Tdap mengandung mikroorganisme yang sudah mati. DTP adalah versi vaksin yang
juga mencegah tiga kondisi tersebut tapi untuk anak-anak.
Vaksin ini direkomendasikan bagi Anda yang belum pernah mendapat vaksinasi jenis ini saat
kanak-kanak khususnya bagi Anda yang bekerja di rumah sakit, wanita hamil yang memasuki
usia kandungan 27 hingga 36 minggu, dan yang mengasuh bayi di bawah usia setahun .
Vaksin Tdap hanya diberikan sekali seumur hidup, namun disarankan untuk menyuntikkan
vaksin penguat tiap 10 tahun sekali untuk mencegah Anda terkena difteri dan tetanus.
Vaksinasi Anjuran
Selain lima vaksinasi wajib di atas, ada beberapa jenis suntik vaksin yang
sifatnya anjuran.
Influenza
Influenza atau flu merupakan jenis penyakit ringan dan sering terjadi. Meski ringan, flu
kadang bisa memicu komplikasi yang mungkin bisa menyebabkan kematian.
Sebaiknya vaksinasi jenis ini dilakukan tiap tahun sebanyak 1 dosis . Penderita kondisi
seperti asma, diabetes, epilepsi, penyakit jantung, hati dan ginjal dapat mengurangi risikonya
terkena flu serta komplikasinya dengan menerima vaksin ini tiap tahun.
Pneumokokus
Vaksin pneumokokus bisa mencegah Anda terkena penyakit keracunan darah, meningitis, dan
pneumonia atau radang paru. Ketiga penyakit tersebut bisa menyebabkan kematian. Vaksinasi
adalah cara terbaik untuk mencegah penyakit tersebut.
Ada dua jenis vaksin pneumokokus, yaitu PCV dan PPSV. Vaksin jenis PCV dianjurkan
untuk anak-anak di usia muda sedangkan PPSV untuk orang dewasa dan anak-anak lebih
besar.
Dosis yang disarankan adalah satu dosis saat berusia 19-64 tahun, lalu satu dosis pada usia 65
tahun . Selain PPSV, PCV juga direkomendasikan untuk mereka yang berusia 65 tahun ke
atas.
HPV
Vaksin HPV bisa mencegah Anda terserang virus human papillomavirus (HPV). Virus
tersebut bisa menyebabkan kanker serviks pada wanita dan kutil kelamin pada pria dan
wanita.
Sebenarnya vaksin ini paling efektif diberikan pada masa kanak-kanak atau remaja. Namun
bagi Anda yang hingga kini belum mendapatkannya, virus HPV masih bisa dicegah dengan
vaksin ini .
Salah satu jenis vaksin HPV diberikan dalam tiga dosis. Dosis kedua disuntikkan pada dua
bulan setelah dosis pertama. Dosis ketiga diberikan empat bulan setelah dosis kedua.
Varicella
Vaksin ini bisa mencegah penyakit cacar air yang disebabkan oleh virus varicella zoster.
Anda membutuhkan dua dosis vaksin ini jika Anda belum pernah mendapatkannya semasa
kanak-kanak. Jarak penyuntikan antara dosis pertama dan kedua adalah setidaknya sebulan.
Namun jika Anda sudah pernah mendapat vaksin cacar air sekali, Anda hanya perlu
menerima dosis kedua saja .
Hepatitis A
Vaksin hepatitis A direkomendasikan bagi pria yang pernah berhubungan seksual dengan pria.
Vaksin ini juga harus dipertimbangkan jika menggunakan narkoba, mengidap penyakit hati
kronis, bekerja dengan hewan primata yang terinfeksi hepatitis A, menjadi staf di
laboratorium, atau bekerja di tempat makanan.
Anda membutuhkan dua dosis vaksin hepatitis A dengan jarak penyuntikan setidaknya enam
bulan dari dosis pertama.
Shingles atau cacar api adalah penyakit ruam kulit yang menyakitkan. Namun dengan vaksin
shingles, risiko Anda terkena penyakit ini bisa berkurang hingga 50 persen. Vaksin ini hanya
dirancang untuk melindungi Anda dari herpes zoster, bukan melindungi Anda dari bentuk
herpes lainnya, seperti herpes genital.
Anda disarankan untuk mendapatkan satu dosis vaksin shingles pada usia 60 tahun ke atas.
Tidak ada kata terlambat untuk vaksinasi. Kunjungi segera rumah sakit terdekat, terutama
jika Anda merasa belum pernah mendapatkan vaksinasi yang lengkap saat kanak-kanak.
Ceritakan pula riwayat kesehatan dan jenis pekerjaan Anda agar dokter bisa memberikan
suntik vaksin yang tepat
Waspadai campak pada ibu hamil sebab bisa memberikan pengaruh pada perkembangan janin
yang dikandungnya. Pengaruh campak diyakini tidak akan terlalu berbahaya pada bayi,
namun, tetap saja sedikit atau banyak pengaruh tetaplah menjadi salah satu kewajiban ibu
untuk menjaga tumbuh kembang bayi dengan baik.
Ibu hamil, harus mengenali ciri-ciri campak yang menghinggapinya agar bisa melakukan
perawatan sejak dini. Munculnya bercak-bercak merah pada kulit merupakan ciri-ciri campak
yang mudah dikenali. Akan tetapi sebelum muncul ruam-ruam merah, ada beberapa
karakteristik dari campak yang perlu dikenali dan ditangani, terlebih pada ibu hamil, agar ibu
dan janin dalam kandungannya tetap selamat. Mengenali ciri-ciri campak pada ibu hamil
sebaiknya tidak hanya dikuasai oleh ibu, tapi juga oleh ayah dan keluarga terdekat. Ibu hamil
kerapkali tidak care dengan kondisinya karena terlalu sibuk memikirkan keadaan di dalam
perut, nah, peran keluarga untuk menjaga kondisi sang ibu adalah salah satu bentuk perhatian
yang penting dilakukan.
Ada ciri-ciri campak pada ibu hamil yang bisa diwaspadai sejak dini. Campak biasanya
diawali dengan beberapa simtom. Simtom yang biasanya terjadi adalah demam yang disertai
batuk dan pilek, serta munculnya bintil-bintil putih dengan bagian tengah berwarna merah.
Pada beberapa pasien juga disertai diare, mata sensistif terhadap cahaya yang sangat terang,
mata merah dan berair, badan terasa nyeri, dan mudah lelah. Simtom-simtom ini nampak
seperti sakit panas biasa.
Akan tetapi, dalam hitungan hari, akan mulai muncul ruam atau bercak merah pada bagian
wajah. Ruam-ruam ini menjadi ciri campak yang jelas pada ibu hamil. Ruam-ruam ini akan
mulai menyebar ke bawah, mulai dari leher, tangan, perut, dan kaki. Bersamaan dengan
menyebarnya ruam-ruam tadi, simtom awal akan menjadi lebih parah. Suhu tubuh akan naik
lagi mencapai 400C. Kondisi ini harus diwaspadai. Suhu tubuh yang terlalu tinggi dapat
membahayakan janin.
dalam perut ibu. Janin yang masih lemah ini akan merasakan panas tubuh yang berlebih tadi.
Akibatnya, janin dapat terganggu, dan pada beberapa penelitian hal ini menyebabkan
kecacatan pada bayi, bayi lahir dengan berat badan kurang, kelahiran bayi prematur, bahkan
bisa menyebabkan keguguran.
Pengaruh campak pada ibu hamil bisa diminamilisir selama ibu waspada akan gejala campak,
terlebih bila ibu belum pernah campak dan belum pernah mendapat vaksin campak. Campak
merupakan pernyakit menular yang bisa menyerang siapa saja, tidak terkecuali anak-anak dan
ibu hamil. Maka dari itulah, peran dari ibu hamil untuk mencegah campak terjadi pada
dirinya adalah dengan cara selalu menjaga daya tahan tubuh ibu hamil agar memiliki imun
yang
cukup setiap saat dan jangan lupa untuk
meningkatkan konsumsi makanan bergizi sebagai bekal daya tahan tubuh yang bisa diperoleh
dari buah dan sayur.
Jangan lupa, ibu hamil harus selalu memeriksakan kehamilan ke dokter untuk melihat
perkembangan janin. Pemeriksaan yang rutin bisa mengidentifikasi kesehatan sejak dini
sehingga jika ada sesuatu yang tidak diinginkan akan segera ditangani dengan cepat dan
tepat. Yuk bu, cegah campak agar tidak berpengaruh pada janin Anda.