Anda di halaman 1dari 12

Jenis Vaksin

BCG

Hepatitis B
Polio

DPT

Campak

Keterangan
Vaksin BCG (Bacillus Calmette Guerin) dapat diberikan sejak lahir.
Imunisasi ini betujuan untuk memberikan kekebalan tubuh terhadap
penyakit tubercolocis (TBC). Apabila vaksin BCG akan diberikan pada
bayi di atas usia 3 bulan, ada baiknya dilakukan dulu uji tuberkulin. BCG
boleh diberikan apabila hasil tuberkulin negatif.
Vaksin Hepatitis B yang pertama harus diberikan dalam waktu 12 jam
setelah bayi lahir, kemudian dilanjutkan pada umur 1 bulan dan 3 hingga
6 bulan. Jarak antara dua imunisasi Hepatitis B minimal 4 minggu.
Imunisasi ini untuk mencegah penyakit Hepatitis B.
Imunisasi Polio diberikan untuk mencegah poliomielitis yang bisa
menyebabkan kelumpuhan.
Vaksin DPT adalah vaksin kombinasi untuk mencegah penyakit difteri,
pertusis (batuk rejan), dan tetanus. Ketiga penyakit ini sangat mudah
menyerang bayi dan anak. Imunisasi DPT diberikan pada bayi umur lebih
dari 6 minggu. Vaksin DPT dapat diberikan secara simultan (bersamaan)
dengan vaksin Hepatits B. Ulangan DPT diberikan pada usia 18 bulan dan
5 tahun. Usia 12 tahun mendapat vaksin TT (tetanus) melalui program
Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).
Vaksin Campak-1 diberikan pada usia 9 bulan, lalu Campak-2 pada usia 6
tahun melalui program BIAS.

Dan berikut beberapa jenis vaksin penting namun belum diwajibkan oleh pemerintah:
Jenis Vaksin

Hib

MMR

Hepatitis A
Tifoid
Pneumokokus (PCV)
Influenza

Keterangan
Pemberian Vaksin Hib (Haemophilus influenzae tipe B) ditujukan
untuk mencegah penyakit meningitis atau radang selaput otak.
Vaksin Hib diberikan mulai usia 2 bulan dengan jarak pemberian dari
vaksin pertama ke vaksin lanjutannya adalah 2 bulan. Vaksin ini
dapat diberikan secara terpisah ataupun kombinasi dengan vaksin
lain.
Vaksin MMR diberikan untuk mencegah penyakit gondongan
(mumps), campak (measles), dan campak jerman (rubela). MMR
dapat diberikan pada umur 12 bulan apabila belum mendapat
imunisasi campak di umur 9 bulan. Umur 6 tahun diberikan
imunisasi ulangannya.
Vaksin ini direkomendasikan pada usia diatas 2 tahun, diberikan
sebanyak 2 kali dengan interval 6 sampai 12 bulan.
Vaksin Tifoid direkomendasikan untuk usia diatas 2 tahun. Imunisasi
ini diulang setiap 3 tahun.
Apabila hingga usia di atas 1 tahun belum mendapatkan PCV, maka
vaksin diberikan sebanyak 2 kali dengan interval 2 bulan. Pada umur
2 hingga 5 tahun diberikan satu kali.
Anak usia dibawah 8 tahun yang diimunisasi influenza untuk yang
pertama kalinya direkomendasikan 2 dosis dengan jarak minimal 4
minggu.

Jadwal Imunisasi
Yang perlu diperhatikan bagi ibu adalah agar mengimunisasi anak sedini mungkin. Sebelum
melahirkan, berkonsultasilah dengan dokter atau bidan mengenai jadwal imunisasi sehingga
segera setelah bayi lahir dapat memperoleh imunisasi yang tepat. Selain itu, selalu tepat
jadwal dalam mengimunisasi anak, ini untuk mendapatkan hasil yang efektif.
Berikut diagram jadwal imunisasi yang tepat bagi bayi Anda:
(Klik pada gambar untuk memperbesar)

BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH (BIAS)

Bias adalah bulan dimana seluruh


kegiatan imunisasi dilaksanakan di seluruh Indonesia yang perencanaannya dilakukan pada
tanggal 14 Nopember 1997 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Dalam
Negeri, Menteri Agama dan Menteri Kesehatan.
Imunisasi dalah pemberian vaksin dengan tujuan agar mendapatkan perlindungan (kekebalan)
dari penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).
Tujuan pelaksanaan BIAS adalah mempertahankan Eleminasi Tetanus Neonaturum,
pengendalian penyakit Difteri dan penyakit Campak dalam jangka panjang melalui imunisasi
DT, TT dan Campak pada anak sekolah.

Imunisasi yang diberikan pada BIAS ada tiga jenis yaitu:


1. Campak pada anak kelas I
2. DT pada anak kelas I
3. TT pada anak kelas II dan III
Campak
Sering disebut Tampek (Betawi), Gabagan (Jawa), Madewa (Bali), Mazelen (Belanda),
Maesles (Inggris) dan Morbili (Latin) adalah penyakit yang sangat berbahaya untuk bayi dan
anak karena sering disertai komplikasi bronchopneumonia yang banyak menyebabkan
kematian pada bayi dan anak.
Bahaya penyakit campak adalah panas tinggi, radang mulut dan tenggorokan, diare, radang
otak, gizi memburuk, radang paru.
Cara penularannya secara kontak langsung dan melalui pernafasan penderita. Siswa yang
terkena campak sebaiknya tidak diijinkan sekolah sampai sembuh agar tidak terkaji penularan
ke teman-temannya.
Pencegahannya dengan pemberian imunisasi Campak pada waktu bayi (9 bulan) dan diulang
(booster) kembali pada waktu kelas I SD untuk menambah kekebalan seumur hidup.
DT
Difteri adalah radang tenggorokan yang sangat berbahaya dapat menyebabkan kematian anak
hanya dalam beberapa hari saja.
Tetanus adalah penyakit kejang otot seluruh tubuh dengan mulut terkancing tidak bisa dibuka
Cara penularan Difteri melalui percikan-percikan ludah penderita waktu batuk dan bersin,
melalui sapu tangan, handuk dan alat-alat makanan yang dicemari kuman-kuman penyakit.
Sedangkan Tetanus penuralannya melaui tali pusat karena pertolongan persalinan yang tidak
bersih/steril, melalui luka (tertusuk paku, beling).
Difteri: kerusakan jantung, pernafasan tersumbat
Tetanus: mulut terkancing, kaku, kejang, radang paru
Pencegahannya dengan imunisasi DPT pada saat bayi dan Imunisasi DT pada kelas I SD serta
Imunisasi TT pada kelas II dan III sebagai ulangan (booster) untuk menambah kekebalan
seumur hidup.
Tetanus Neonatorum adalah penyakit kejang otot seluruh tubuh dengan mulut terkancing
tidak bisa dibuka.
Cara penularan Tetanus Neonatorum melalui tali pusat karena pertolongan persalinan yang
tidak bersih/steril, melalui luka (tertusuk paku, beling).

Bahayanya: mulut terkancing, kaku, kejang, dan radang paru


Pencegahannya dengan pemberian imunisasi DPT pada bayi, DT pada kelas I, TT pada kelas
II dan III SD sebagai ulangan (booster) untuk menambah kekebalan seumur hidup dan
imunisasi TT pada wanita usia subur (WUS) 15-39 tahun/Ibu hamil sampai dengan status T5.
BIAS dilaksanakan 2 kali setahun yaitu pada :
1. Bulan September untuk pemberian imunisasi Campak pada anak kelas I
2. Bulan Nopember untuk pemberian imunisasi DT pada anak kelas I, TT pada anak kelas II
dan III.
BIAS dilaksanakan di seluruh Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) negeri dan
swasta, Institusi pendidikan setara SD lainnya (Pondok Pesantren, Seminari, SDLB).
Sasaran kegiatan BIAS adalah seluruh anak Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah
(MI) negeri dan swasta, Institusi pendidikan setara SD lainnya (Pondok Pesantren, seminari,
SDLB) laki-laki dan perempuan.
Untuk anak yang tidak sekolah pada pelaksanaan BIAS agar diajak ke Puskesmas terdekat
untuk mendapatkan imunisasi, sedangkan untuk anak yang sakit pemberian imunisasi ditunda
dan apabila sembuh agar diajak ke puskesmas terdekat untuk diimunisasi.

Bagaimana Mencegah Penyakit Campak pada Orang


Dewasa
February 13, 2013 by wirapapayungan

Campak bukan hanya menyerang anak-anak tapi juga orang dewasa. Dan orang dewasa yang
terkena campak lebih rawan untuk meninggalkan bekas campak di seluruh tubuhnya
dibandingkan anak-anak. Maka dari itu mencegah terjadinya campak lebih baik dibandingkan
harus mengobatinya.
Lalu, bagaimana mencegah penyakit campak (measles) pada orang dewasa? Orang dewasa
bisa terkena campak bila ia belum diimunisasi atau diberi vaksin campak. Vaksin ini akan
membuat seseorang kebal akan campak seumur hidupnya. Selain itu, orang dewasa bisa
terkena campak karena ia belum pernah terkena campak sebelumnya. Seseorang yang pernah
campak akan memiliki kekebalan alami pada campak sehingga ia tidak akan terserang
campak lagi. vaksin campak penting dilakukan dalam pencegahan campak. Maka, kesadaran
untuk melakukan vaksin ini terus ditingkatkan di berbagai kalangan, walau banyak juga yang
merasa vaksin ini tidak penting karena orang dewasa memiliki kekebalan tubuh alami yang
dimilikinya.
Pencegahan penyakit campak pada orang dewasa dapat dilakukan dengan pemberian vaksin
campak. Vaksin campak diberikan dalam satu paket dengan vaksin penyakit gondongan

(mumps) dan vaksin penyakit campak jerman (rubella). Vaksin ini disebut sebagai vaksin
MMR (measles, mumps, and rubella). Vaksin MMR diberikan dalam dua dosis.

Vaksin campak atau MMR dosis pertama biasanya diberikan pada


umur 1 tahun atau 12-15 bulan. Vaksin campak yang diberikan pada si kecil sudah otomatis
akan membantunya kebal hingga dewasa kelak. Vaksin kedua adalah dosis kedua vaksin
MMR yang biasanya diberikan pada umur 4-6 tahun. Namun, orang dewasa yang belum
divaksinasi saat kecil tetap bisa memperoleh vaksin MMR. Pada orang dewasa, vaksin MMR
pun diberikan dalam dua dosis. Bedanya adalah selang waktu antara dosis pertama dan dosis
kedua minimal 28 hari. Dosis pertama vaksin mampu memberikan kekebalan pada tubuh dari
virus campak (morbili), sedangkan dosis kedua vaksin MMR memberikan perlindungan
sempurna pada tubuh dari virus campak. Jadi, jika ketika kecil belum menggunakan vaksin
campak, maka sebaiknya melakukannya segera.
Vaksin MMR dapat diberikan pada tiap orang dewasa untuk mencegah campak, kecuali pada
orang dewasa yang memiliki penyakit kronis dan sedang dalam masa pengobatan, seperti
kanker; memiliki penyakit yang menurunkan daya tahan tubuh, seperti HIV; memiliki alergi
pada antibiotik; serta pada ibu hamil. Pemberian vaksin MMR adalah pencegahan utama dari
serangan campak, namun menjaga daya tahan tubuh tetap perlu dilakukan.
Mencegah campak pada orang dewasa, terutama bagi wanita dewasa sangat penting karena
lagi-lagi campak bukan hanya menyerang anak-anak tetapi juga orang dewasa yang
kekebalan tubuhnya kurang apalagi jika dia tidak pandai menjaga kesehatan tubuh dan
lingkungannya.
Untuk wanita dewasa sebaiknya juga melakukan vaksinasi sebelum hamil untuk memastikan
kondisi sehat dan imun tubuhnya bisa sangat kuat mencegah terjadinya campak sebab
campak bisa menyerang wanita hamil dan wanita hamil yang terserang campak sangat
membahayakan janin dalam kandungan. Campak bisa menyebabkan bayi lahir lebih cepat
dan ini memberikan risiko tidak baik bagi ibu dan bayi.
Gejala campak yang biasanya diawali dengan adanya demam tinggi, bintik putih, mata
merah, hingga batuk kering ini amat tidak menyenangkan bagi penderitanya. Jika terlanjur
terkena campak, sebaiknyabisa melakukan pengobatan dengan cara herbal agar lebih aman.
Walau sebetulnya sakit campak bisa sembuh dengan sendirinya, namun perawatan yang tepat
membantu untuk sehat lebih cepat tanpa meninggalkan bekas.

Menggunakan akar alang-alang yang direbus bersama dengan daun ketumbar, wortel, air
tebu, dan gula batu. Air rebusan dengan sisa air setengahnya ini bisa diminum hingga
campaknya hilang. Bisa juga menggunakan air rebusan bunga mawar yang dikonsumsi secara
teratur dua kali sehari sehingga tubuh kembali merasa fit dan bugar. Untuk mencegah bekas
cacar di pipi bisa dilakukan dengan menumbuk benalu dan adas pulasari sampai halus lalu
digunakan sebagai bedak. Selamat mencegah campak dengan melakukan vaksin campak
sejak dini atau tidak malu melakukan vaksin campak ketika dewasa jika terlambat
melakukannya.

Orang Dewasa Masih Perlu Vaksinasi


Selama ini Anda berpikir bahwa vaksinasi berlaku untuk bayi dan anak-anak saja.
Siapa yang menyangka bahwa orang dewasa ternyata masih membutuhkan suntikan
pelindung ini?
Pada keadaan tertentu, orang dewasa membutuhkan suntik vaksin tambahan tiap beberapa
periode. Dengan menerima vaksin, Anda tidak saja melindungi diri sendiri dari serangan
penyakit tapi juga ikut mencegah penyebarannya.

Vaksinasi Wajib
Vaksinasi adalah proses penyuntikan mikroorganisme penyebab penyakit yang
telah dilemahkan atau dibunuh ke dalam tubuh Anda atau penyuntikan protein
buatan laboratorium yang mirip dengan mikroorganisme tersebut. Hal ini

bertujuan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Sehingga ketika Anda


terjangkit virus yang sebenarnya, tubuh sudah siap menangkalnya agar tidak
berkembang menjadi penyakit.

Di Indonesia, ada lima jenis vaksin yang wajib diterima, yaitu hepatitis B, BCG, Polio,
MMR, dan DTP. Jika Anda belum menerimanya sewaktu kecil, Anda wajib mendapatkan
suntik vaksin jenis-jenis tersebut.
Hepatitis B
Penyebaran penyakit yang menyerang organ hati ini sangat tinggi di Indonesia. Pada akhir
tahun 2013, ada sekitar 25 juta penduduk Indonesia yang menderita penyakit ini . Itulah
alasan vaksin hepatitis B wajib bagi penduduk Indonesia.
Vaksin ini terutama dianjurkan bagi Anda yang bekerja di rumah sakit, sering bergonta-ganti
pasangan seksual, menderita penyakit menular seksual, pengguna narkoba, dan bagi pria yang
berhubungan seksual dengan pria.
Jumlah vaksin yang Anda butuhkan adalah tiga dosis. Jarak antara pemberian dosis pertama
dan kedua adalah sebulan. Dosis ketiga diberikan setidaknya dua bulan setelah mendapatkan
suntik vaksin dosis kedua.
BCG
Vaksin ini berguna untuk mencegah Anda terkena penyakit tuberkulosis atau TBC. Pemberian
vaksin ini hanya perlu dilakukan sekali. Tanpa terkecuali, semua orang akan mendapatkan
manfaat perlindungan melalui vaksinasi ini, mengingat pada tahun 2012, Indonesia termasuk
dalam negara lima besar di Asia Tenggara dengan jumlah penderita TBC terbanyak.
Orang dewasa boleh mendapatkan vaksin BCG dengan ketentuan tidak pernah mendapat
vaksin BCG saat kanak-kanak, tidak memiliki riwayat penyakit TBC, tidak menderita
penyakit mematikan seperti leukimia atau tumor, dan tidak sedang menjalani pengobatan
imunosupresif.
Polio
Polio merupakan penyakit yang menular. Virus penyakit ini bisa menyerang sistem saraf dan
menyebabkan kelumpuhan. Vaksin ini umumnya diberikan pada waktu dilahirkan hingga
enam bulan dengan total empat dosis dan dilanjutkan dengan dua vaksin booster. Namun bagi
Anda yang baru mendapatkan vaksin polio sekali atau dua kali semasa kanak-kanak, Anda
wajib menyelesaikan rangkaian vaksin saat dewasa.
Bagi Anda yang belum pernah menjalaninya sama sekali, dianjurkan untuk menjalani
penyuntikan vaksin polio sebanyak tiga dosis. Jarak penyuntikan dosis pertama dan kedua

adalah satu hingga dua bulan. Sementara dosis ketiga bisa diberikan 6-12 bulan setelah dosis
kedua.
Jika Anda telah menjalani empat dosis vaksin polio semasa kanak-kanak, maka Anda
disarankan untuk menjalani suntik vaksin polio booster atau penguat sebanyak satu dosis.
Suntik penguat ini berlaku seumur hidup.
MMR
Vaksin MMR mencegah Anda terkena campak, gondong, dan campak Jerman. Ketiga
penyakit tersebut sangat mudah menular sehingga vaksin MMR wajib Anda dapatkan,
terutama jika belum mendapatkannya saat kanak-kanak . Disarankan untuk mendapatkan dua
dosis. Dosis kedua dapat diberikan setelah sebulan menjalani penyuntikan dosis pertama.
Hindari vaksin MMR jika Anda sedang hamil atau alergi pada vaksin MMR sebelumnya,
gelatin, atau obat-obatan tertentu seperti neomycin.
Tdap
Vaksin ini bisa mencegah Anda terserang penyakit difteri, tetanus, dan pertusis atau batuk
rejan. Tdap mengandung mikroorganisme yang sudah mati. DTP adalah versi vaksin yang
juga mencegah tiga kondisi tersebut tapi untuk anak-anak.
Vaksin ini direkomendasikan bagi Anda yang belum pernah mendapat vaksinasi jenis ini saat
kanak-kanak khususnya bagi Anda yang bekerja di rumah sakit, wanita hamil yang memasuki
usia kandungan 27 hingga 36 minggu, dan yang mengasuh bayi di bawah usia setahun .
Vaksin Tdap hanya diberikan sekali seumur hidup, namun disarankan untuk menyuntikkan
vaksin penguat tiap 10 tahun sekali untuk mencegah Anda terkena difteri dan tetanus.
Vaksinasi Anjuran
Selain lima vaksinasi wajib di atas, ada beberapa jenis suntik vaksin yang
sifatnya anjuran.

Influenza
Influenza atau flu merupakan jenis penyakit ringan dan sering terjadi. Meski ringan, flu
kadang bisa memicu komplikasi yang mungkin bisa menyebabkan kematian.
Sebaiknya vaksinasi jenis ini dilakukan tiap tahun sebanyak 1 dosis . Penderita kondisi
seperti asma, diabetes, epilepsi, penyakit jantung, hati dan ginjal dapat mengurangi risikonya
terkena flu serta komplikasinya dengan menerima vaksin ini tiap tahun.
Pneumokokus

Vaksin pneumokokus bisa mencegah Anda terkena penyakit keracunan darah, meningitis, dan
pneumonia atau radang paru. Ketiga penyakit tersebut bisa menyebabkan kematian. Vaksinasi
adalah cara terbaik untuk mencegah penyakit tersebut.
Ada dua jenis vaksin pneumokokus, yaitu PCV dan PPSV. Vaksin jenis PCV dianjurkan
untuk anak-anak di usia muda sedangkan PPSV untuk orang dewasa dan anak-anak lebih
besar.
Dosis yang disarankan adalah satu dosis saat berusia 19-64 tahun, lalu satu dosis pada usia 65
tahun . Selain PPSV, PCV juga direkomendasikan untuk mereka yang berusia 65 tahun ke
atas.
HPV
Vaksin HPV bisa mencegah Anda terserang virus human papillomavirus (HPV). Virus
tersebut bisa menyebabkan kanker serviks pada wanita dan kutil kelamin pada pria dan
wanita.
Sebenarnya vaksin ini paling efektif diberikan pada masa kanak-kanak atau remaja. Namun
bagi Anda yang hingga kini belum mendapatkannya, virus HPV masih bisa dicegah dengan
vaksin ini .
Salah satu jenis vaksin HPV diberikan dalam tiga dosis. Dosis kedua disuntikkan pada dua
bulan setelah dosis pertama. Dosis ketiga diberikan empat bulan setelah dosis kedua.
Varicella
Vaksin ini bisa mencegah penyakit cacar air yang disebabkan oleh virus varicella zoster.
Anda membutuhkan dua dosis vaksin ini jika Anda belum pernah mendapatkannya semasa
kanak-kanak. Jarak penyuntikan antara dosis pertama dan kedua adalah setidaknya sebulan.
Namun jika Anda sudah pernah mendapat vaksin cacar air sekali, Anda hanya perlu
menerima dosis kedua saja .
Hepatitis A
Vaksin hepatitis A direkomendasikan bagi pria yang pernah berhubungan seksual dengan pria.
Vaksin ini juga harus dipertimbangkan jika menggunakan narkoba, mengidap penyakit hati
kronis, bekerja dengan hewan primata yang terinfeksi hepatitis A, menjadi staf di
laboratorium, atau bekerja di tempat makanan.
Anda membutuhkan dua dosis vaksin hepatitis A dengan jarak penyuntikan setidaknya enam
bulan dari dosis pertama.

Vaksinasi Khusus Lanjut Usia


Ada satu jenis vaksinasi yang direkomendasikan untuk orang tua yang sudah
berusia 60 tahun atau lebih. Vaksin ini bernama vaksin shingles dan berguna
untuk mencegah cacar api.

Shingles atau cacar api adalah penyakit ruam kulit yang menyakitkan. Namun dengan vaksin
shingles, risiko Anda terkena penyakit ini bisa berkurang hingga 50 persen. Vaksin ini hanya
dirancang untuk melindungi Anda dari herpes zoster, bukan melindungi Anda dari bentuk
herpes lainnya, seperti herpes genital.
Anda disarankan untuk mendapatkan satu dosis vaksin shingles pada usia 60 tahun ke atas.
Tidak ada kata terlambat untuk vaksinasi. Kunjungi segera rumah sakit terdekat, terutama
jika Anda merasa belum pernah mendapatkan vaksinasi yang lengkap saat kanak-kanak.
Ceritakan pula riwayat kesehatan dan jenis pekerjaan Anda agar dokter bisa memberikan
suntik vaksin yang tepat

Mengenali Ciri-ciri Penyakit Campak Pada Ibu Hamil


By milionercantik Kategori: Campak Kata Kunci: Artikel Tentang Penyakit
Campak, Waspadai gejala penyakit campak

Waspadai campak pada ibu hamil sebab bisa memberikan pengaruh pada perkembangan janin
yang dikandungnya. Pengaruh campak diyakini tidak akan terlalu berbahaya pada bayi,
namun, tetap saja sedikit atau banyak pengaruh tetaplah menjadi salah satu kewajiban ibu
untuk menjaga tumbuh kembang bayi dengan baik.
Ibu hamil, harus mengenali ciri-ciri campak yang menghinggapinya agar bisa melakukan
perawatan sejak dini. Munculnya bercak-bercak merah pada kulit merupakan ciri-ciri campak
yang mudah dikenali. Akan tetapi sebelum muncul ruam-ruam merah, ada beberapa
karakteristik dari campak yang perlu dikenali dan ditangani, terlebih pada ibu hamil, agar ibu
dan janin dalam kandungannya tetap selamat. Mengenali ciri-ciri campak pada ibu hamil
sebaiknya tidak hanya dikuasai oleh ibu, tapi juga oleh ayah dan keluarga terdekat. Ibu hamil
kerapkali tidak care dengan kondisinya karena terlalu sibuk memikirkan keadaan di dalam
perut, nah, peran keluarga untuk menjaga kondisi sang ibu adalah salah satu bentuk perhatian
yang penting dilakukan.
Ada ciri-ciri campak pada ibu hamil yang bisa diwaspadai sejak dini. Campak biasanya
diawali dengan beberapa simtom. Simtom yang biasanya terjadi adalah demam yang disertai
batuk dan pilek, serta munculnya bintil-bintil putih dengan bagian tengah berwarna merah.
Pada beberapa pasien juga disertai diare, mata sensistif terhadap cahaya yang sangat terang,
mata merah dan berair, badan terasa nyeri, dan mudah lelah. Simtom-simtom ini nampak
seperti sakit panas biasa.

Akan tetapi, dalam hitungan hari, akan mulai muncul ruam atau bercak merah pada bagian
wajah. Ruam-ruam ini menjadi ciri campak yang jelas pada ibu hamil. Ruam-ruam ini akan
mulai menyebar ke bawah, mulai dari leher, tangan, perut, dan kaki. Bersamaan dengan
menyebarnya ruam-ruam tadi, simtom awal akan menjadi lebih parah. Suhu tubuh akan naik
lagi mencapai 400C. Kondisi ini harus diwaspadai. Suhu tubuh yang terlalu tinggi dapat
membahayakan janin.

Mengenali ciri-ciri campak pada ibu hamil sebenarnya lebih pada


melindungi janin yang masih sangat lemah dan mudah terpengaruh pada kondisi kesehatan
ibu. Mengenali ciri-ciri sejak dini dapat mencegah terjadinya kelahiran prematur, cacat pada
bayi, serta keguguran. Dengan mewaspai ciri-ciri tadi, ibu hamil, terutama ibu hamil yang
belum pernah campak, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter saat gejala awal mulai
muncul.Selain suhu tubuh yang meningkat, simtom awal pun akan menjadi lebih parah,
seperti pilek dan batuk, diare, dan pusing. Dalam waktu 3-4 hari, kondisi ibu akan membaik.
Suhu tubuh mulai menurun dan simtom awal pun mulai membaik. Dalam waktu 4-7 hari
ruam yang muncul akan mulai menghilang perlahan.
Apa, sih, pengaruh campak pada ibu hamil? Campak yang menyerang ibu hamil memiliki
pengaruh yang berbeda dengan orang pada umumnya, lho. Kenapa? Karena ibu hamil
memiliki janin yang masih sangat rentan dan berhubungan langsung dengan dirinya. Jadi,
campak tidak hanya berpengaruh pada ibu hamil saja, tapi juga pada si janin. Bila tidak
segera ditangani, campak bisa berpengaruh fatal pada si janin. Inilah yang menyebabkan
perawatan campak pada ibu hamil harus juga mempertimbangkan bayi yang dikandungnya,
bukan hanya si ibu itu sendiri.
Banyak pihak yang menyatakan bahwa campak pada ibu hamil tidak akan menyebabkan
kelainan pada bayi/ janin. Akan tetapi, apa yang menjadi pengaruh campak pada ibu hamil
tergantung pada kapan si ibu hamil ini terinfeksi virus campak. Bila ibu hamil terinfeksi virus
campak pada awal 3 bulan kehamilannya, campak ternyata memengaruhi pembentukan janin.
Bila campak menjangkiti ibu hamil setelah 3 bulan pertama, umumnya campak tidak akan
terlalu berpengaruh pada janin. Namun, bila campak menjangkiti ibu hamil mendekati waktu
kelahiran, campak bisa menular pada janin dalam kandungan. Di luar pengaruh campak tadi,
yang juga perlu diwaspadai adalah pengaruh dari simtom campak pada ibu hamil.
Campak pada ibu hamil akan menyebabkan ibu mengalami beberapa sindrom sebagai gejala
awal campak. Gejala awal campak inilah yang harus diwaspadai oleh ibu hamil. Demam atau
suhu tubuh yang naik hingga 380C-400C dapat berpengaruh secara langsung pada janin

dalam perut ibu. Janin yang masih lemah ini akan merasakan panas tubuh yang berlebih tadi.
Akibatnya, janin dapat terganggu, dan pada beberapa penelitian hal ini menyebabkan
kecacatan pada bayi, bayi lahir dengan berat badan kurang, kelahiran bayi prematur, bahkan
bisa menyebabkan keguguran.
Pengaruh campak pada ibu hamil bisa diminamilisir selama ibu waspada akan gejala campak,
terlebih bila ibu belum pernah campak dan belum pernah mendapat vaksin campak. Campak
merupakan pernyakit menular yang bisa menyerang siapa saja, tidak terkecuali anak-anak dan
ibu hamil. Maka dari itulah, peran dari ibu hamil untuk mencegah campak terjadi pada
dirinya adalah dengan cara selalu menjaga daya tahan tubuh ibu hamil agar memiliki imun

yang
cukup setiap saat dan jangan lupa untuk
meningkatkan konsumsi makanan bergizi sebagai bekal daya tahan tubuh yang bisa diperoleh
dari buah dan sayur.
Jangan lupa, ibu hamil harus selalu memeriksakan kehamilan ke dokter untuk melihat
perkembangan janin. Pemeriksaan yang rutin bisa mengidentifikasi kesehatan sejak dini
sehingga jika ada sesuatu yang tidak diinginkan akan segera ditangani dengan cepat dan
tepat. Yuk bu, cegah campak agar tidak berpengaruh pada janin Anda.

Anda mungkin juga menyukai