Anda di halaman 1dari 7

Jl.

Raya Utara No 03 Sutojayan Blitar


Telp. (0342)444168 Fax. (0342)444289
Email : rsuaulia@yahoo.com

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RSU AULIA BLITAR


NOMOR :
TENTANG KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN
ANESTESIOLOGI DAN SEDASI RSU AULIA BLITAR
Menimbang :
a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan RSU Aulia Blitar, maka diperlukan pengelolaan
Penyelenggaraan Pelayanan Anestesiologi Dan Sedasi rumah sakit yang bermutu tinggi;
b. Bahwa agar pengelolaan Penyelenggaraan Pelayanan Anestesiologi Dan Sedasi di RSU Aulia Blitar
dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya panduan Direktur RSU Aulia Blitar sebagai landasan bagi
penyelenggaraan Penyelenggaraan Pelayanan Anestesiologi Dan Sedasi di RSU Aulia Blitar;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b, perlu ditetapkan dengan
Keputusan Direktur RSU Aulia Blitar.
Mengingat :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 012/Menkes/Per/III/2012 tentang Akreditasi Rumah Sakit
3. Keputusan Direktur RSU Aulia Blitar Nomor . tentang Struktur Organisasi RSU Aulia Blitar.
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Kesatu

: PERATURAN DIREKTUR RSU AULIA BLITAR TENTANG


PEMBERLAKUAN KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN
ANESTESIOLOGI DAN SEDASI RSU AULIA BLITAR
Kedua
: Memberlakukan Kebijakan Penyelenggaraan Pelayanan Anestesiologi Dan Sedasi RSU
Aulia Blitar sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
Ketiga
: Dengan dikeluarkannya Peraturan Direktur ini, maka apabila terdapat peraturan yang
bertentangan dengan Peraturan Direktur ini maka peraturan-peraturan yang terdahulu
dinyatakan tidak berlaku.
Keempat : Apabila dikemudian hari terdapat kekurangan dan/atau kekeliruan dalam Peraturan
Direktur ini maka akan diadakan perubahan dan perbaikan sebagaimana
mestinya. Ditetapkan : Di

Ditetapkan di Blitar
Pada tanggal
Direktur,

dr. Maria Yohana

KEBIJAKAN PELAYANAN ANESTESI


1.

PENDAHULUAN
RSU Aulia Blitar menyediakan kebijakan untuk mengatur tentang pelayanan
anestesi sebagai bagian dari tindakan diagnostik anterapeutik. Kebijakan
pelayanan anestesi ini mengatur pelayanan anestesi yang dilakukan oleh
dokter spesialis anestesi.

2.

TUJUAN
Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk menetapkan kebutuhan dan standar
minimal pada pelayanan anestesi yang dilakukan di RSU Aulia Blitar

3.

RUANG LINGKUP
3.1. Pelayanan anestesi yang diberikan adalah seragam di seluruh unit
dimana pelayanan anestesi dilakukan.
3.2. Pelayanan anestesi meliputi: penilaian pre-anestesi, tindakan anestesi
yaitu sedasi, anestesi umum dan anestesi regional (spinal, epidural dan
blok saraf perifer), pemantauan selama anestesi, pelayanan pasca
anestesi, tatalaksana nyeri, management ICU, Resusitasi Jantung Paru
dan transportasi medis pasien. (sesuai lampiran 1 Ruang lingkup
pelayanan departemen anestesi)
3.3. Dokter spesialis anestesi melakukan tindakan anestesi yang meliputi:
sedasi sedang dan dalam, anestesi umum dan anestesi regional (spinal,
epidural dan blok saraf perifer) dengan perawat anestesi bertugas
sebagai asisten saat dokter spesialis anestesi melakukan tindakan
anestesi
3.4. Pelayanan anestesi dapat diberikan untuk kebutuhan tindakan diagnostik
dan terapeutik.
3.5. Penjelasan dan inform consent diberikan kepada pasien, keluarga atau
penanggung jawab pasien atas risiko, manfaat dan alternatif dari
tindakan anestesi yang akan dilakukan Dokter spesialis anestesi

4.

TANGGUNG JAWAB ORGANISASI


4.1. Direktur Utama (CEO) bertanggung jawab untuk memastikan bahwa
mekanisme
implementasi,
pemantauan
dan
perbaikan
secara
keseluruhan dari kebijakan ini telah berjalan dan dijalankan dengan
menghormati hak pasien, serta dapat diakses dan dimengerti oleh
seluruh staf terkait
4.2. Direktur Operasional (COO) bertanggungjawab untuk memastikan
bahwa Manajer Pelayanan Medis, Perawatan dan Penunjang Klinis
4.2.1. Menyebarkan kebijakan ini di bagian yang menjadi tanggung jawab
mereka
4.2.2. Melakukan implementasi dari kebijakan ini di dalam bagian yang
menjadi tanggung jawab mereka
4.2.3. Mengidentifikasi dan mengalokasikan sumber daya yang sesuai
agar terpenuhinya kebijakan ini
4.2.4. Memastikan kebijakan ini diinformasikan kepada semua staf
4.3. Semua DokterSpesialisAnestesiyang terlibat dalam ruang lingkup
kebijakan ini bertanggung jawab untuk memahami, mematuhi dan
mengimplementasikan kebijakan ini

5.

DEFINISI
5.1. Sedasi minimal (anxiolisis) yaitu :
5.1.1. Respons terhadap stimulasi verbal normal
5.1.2. Fungsi kognitif dan koordinasi mungkin terganggu
5.1.3. Fungsi kardiovaskular dan pernafasan tidak terganggu

Hal. 2 dari 7

5.2. Sedasi sedang/analgesia


sedation), yaitu :

(sebelumnya

disebut

sebagai

conscious

5.2.1. Kesadaran menurunkarena pengaruh obat


5.2.2. Responspasienterhadap perintah verbal normal
5.2.3. Jalan nafas paten (tidak ada hambatan), pernafasan spontan
adekuat
5.2.4. Fungsi kardiovaskular tidak terganggu
5.3. Sedasi dalam/analgesia, yaitu
5.3.1. Kesadaran menurun karenapengaruh obat
5.3.2. Pasien sulit dibangunkan. Respons terhadap stimulus nyeri atau
stimulus berulang masih ada.
5.3.3. Tidak dapat mengingat proses yang telah terjadi (amnesia)
5.3.4. Fungsi
pernafasan
mungkin
terganggu,
pasien
mungkin
membutuhkan bantuan untuk menjaga patensi jalan nafas.
Pernafasan spontan mungkin tidak adekuat
5.3.5. Fungsi kardiovaskular biasanya terjaga baik
5.4. Anestesia umum, yaitu :
5.4.1. Hilangnya kesadaran karena pengaruh obat, pasien tidak dapat
dibangunkan bahkan oleh stimulus nyeri
5.4.2. Fungsi pernafasan
pelumpuh otot

terganggu,

terutama

bila

menggunakan

5.4.3. Fungsi kardiovaskular mungkin terganggu karena efek depresi


kardiovaskular dari obat-obat anestesi
5.4.4. Tidak dapat mengingat proses yang telah terjadi (amnesia)
5.5. Pelayanan anestesi yang dimaksud dalam kebijakan ini adalah pelayanan
anestesi yang dilakukan oleh dokter spesialis anestesi, yang mencakup :
5.5.1. Sedasi sedang dan dalam
5.5.2. Anestesi umum
5.5.3. Anestesi regional (anestesi spinal, epidural dan blok saraf perifer)
5.6. Perawat anestesi adalah perawat yang telah terlatih dan bekerja di kamar
operasi di bidang anestesi selama paling tidak1 tahun, dengan memiliki
sertifikasi BTCLS (Basic trauma cardiac life support)dan ACLS (Advance
Cardiac Life Support)
6.

LOKASI PELAYANAN ANESTESI


Pelayanan anestesi diberikan untuk kebutuhan diagnostikdan terapeutik
6.1. Di poliklinik, emergency, ruang rawat inap ataupun kamar operasi
dilakukan pemeriksaan pre-anestesi
6.2. Di kamar operasi dilakukan tindakan anestesi umum dan anestesi
regional
6.3. Tindakan sedasi sedang dan dalam dilakukan di kamar operasi, ruang
perawatan intensif, ruang tindakan endoskopi dan unit radiologi. Pada
kondisi emergency tindakan sedasi dapat dilakukan ditempat dimana
sedasi dibutuhkan.

7.

PELAYANAN ANESTESI
7.1. Tindakananestesi meliputi
7.1.1. Sedasi sedang dan dalam
7.1.2. Anestesi umum

Hal. 3 dari 7

7.1.3. Anestesi regional, yang terdiri dari anestesi spinal, regional dan
blok saraf perifer
7.2. Tindakan anestesi dilakukan hanya oleh dokter spesialis anestesi dengan
asisten perawat anestesi
7.3. Tindakan anestesi pada setiap pasien direncanakan dan perencanaan
didokumentasikan dalam case note pasien.
7.4. Pelayanan anestesi di RSU Aulia Blitar diperlakukan seragam di semua
unit dimana anestesi dilakukan, memadai, teratur
dan disesuaikan
dengan kebutuhan pasien
7.5. Pelayanan anestesi disediakan secara teratur dan rutin yaitu :
7.5.1. Dua puluh empat jam sehari, tujuh hari seminggu, termasuk hari
libur.
7.5.2. Untuk kasus elektif maupun darurat
(Sesuai Lampiran - 1 Cakupan Pelayanan Departemen Anestesi
RSU Aulia Blitar)
8.

PENILAIAN PRE-ANESTESI DAN PENILAIAN PRE-INDUKSI


8.1. Penilaian pre-anestesi dilakukan sebelum tindakan anestesi.
8.1.1. Penilaian pre-anestesi yang dilakukan oleh dokter spesialis anestesi
berguna untuk menilai kondisi fisiologis pasien sebelum dilakukan
tindakan anestesi
8.1.2. Berdasarkan penilaian pre-anestesi maka dilakukan perencanaan
anestesi, diantaranya teknik dan obat-obat anestesi yang akan
digunakan, persiapan yang dibutuhkan sebelum tindakan anestesi,
serta perawatan pasien pasca operasi.
8.1.3. Penilaian pre-anestesi dan perencanaan anestesi yang akan
dilakukan didokumentasikan dalam rekam medis pasien.
8.2. Pemeriksaan pre-induksi dilakukan sebelum induksi anestesi,
8.2.1. Pemeriksaan pre-induksi bertujuan untuk menilai kondisi fisiologis
pasien sesaat sebelum induksi anestesi dilakukan.
8.2.2. Penilaian pre-induksi didokumentasikan dalam rekam medis
8.3. Penilaian pre-anestesi dan pre-induksi dilaksanakan sesuai dengan
prosedur pre-anestesi dan pre-induksi

9.

PEMANTAUAN
9.1. Pemantauan dan evaluasi kondisi fisiologis pasien dilakukan sebelum,
selama dan sesudah anestesi
9.2. Pemantauan berguna untuk
9.2.1. Menjaga kondisi hemodinamik pasien berada dalam kondisi yang
optimal
9.2.2. Melakukan deteksi dini terhadap perubahan hemodinamik guna
mencegah morbiditas dan mortalitas pasien selama anestesi dan
operasi
9.3. Pemantauan minimal yang dilakukan adalah sama disemua unit dimana
anestesi dilakukan, yaitu pemantauan :
9.3.1. Tekanan darah
9.3.2. Rekam jantung
9.3.3. Laju nadi
9.3.4. Pernafasan
9.3.5. Saturasioksigenperifer

Hal. 4 dari 7

9.3.6. Suhutubuh
9.4. Hasil pemantauan pasien direkam dalam rekam medis
9.5. Pemantauan yang dilakukan sesuai dengan SOP
anestesi

pemantauan dalam

9.6. Untuk mengantisipasi resiko pasien jatuh dalam pemantaun selama


proses anesetesi, merujuk pada kebijakan dan protokol pencegahan
pasien jatuh

10. INFORMED CONCENT


10.1. Dokter spesialis anestesi memberikan penjelasan kepada pasien,
keluarga atau penanggung jawab pasien tentang manfaat, resiko dan
alternatif serta tata cara menghadapi resiko yang mungkin terjadi dari
tindakan anestesi yang akan diberikan.
10.2. Pasien, keluarga atau penanggung jawab pasien memberikan persetujuan
atas tindakan anestesi dan alternatifnya yang akan dilakukan.
10.3. Inform consent terdokumentasi dalam rekam medis
11. DOKUMENTASI
Dokumentasi pada rekam medis pasien antara lain adalah
11.1. Pemeriksaan pre-anestesi
11.2. Dokumen persetujuan tindakan anestesi
11.3. Lembar catatan anestesi, yaitu: catatan selama pasien dalam anestesi,
berisikan antara lain:
11.3.1.

Penilaian pre-induksi

11.3.2.

Teknik anestesi yang digunakan

11.3.3.

Obat-obat anestesi yang diberikan

11.3.4.

Pemantauan selama anestesi

11.3.5.

Pemantauan pasca anestesi

11.3.6.

Namapasien, dokters pesialis anestesi dan perawat anestesi

12. MONITORING DAN KEPATUHAN


Monitor terhadap kebijakan ini dilakukan melalui medical record review
13. DOKUMEN TERKAIT
Standar Prosedur Operasi:
13.1. Pemantauan dalam anestesi
13.2. Penilaian pre-anestesi dan pre-induksi
13.3. Puasasebelumanestesi
13.4. Anestesiumum
13.5. Sedasi sedang dan dalam yang dilakukan oleh dokter spesialis anestei
13.6. Pengelolaan pasien pasca anestesi
13.7. Medical Record Review
14. REFERENSI
14.1. IDSAI (2008) Standard dan Pedomen Pelayanan Anestesiologi Indonesia
14.2. The Joint Commission (2010) Accreditaion Program: Anesthesia and
Surgical Care (ASC). URL: http://www.jointcommission.org

Hal. 5 dari 7

14.3. Emedicine. Pediatric Sedation. URL:


http://emedicine.medscape.com/article/804045. diunduh tanggal 11
Desember 2011
14.4. Emedicine. Procedural Sedation. URL:
http://emedicine.medscape.com/article/109695-overview. diunduh
tanggal 19 Desember 2011

Lampiran 1 Ruang Lingkup Pelayanan Departemen Anestesi RSU Aulia


Blitar
RUANG LINGKUP PELAYANAN DEPARTEMEN ANESTESI
Kepala
Dr.
Departement
Kepala Unit Kamar KUP:
Operasi
Tujuan

Memberikan Pelayanan anestesi yang aman, berkualitas, dan


efisien yang sesuai dengan statuts, peraturan/undang-undang
yang berlaku oleh dokter yang sudah teregistrasi

Standar

Standar Pelayanan Anastesiologi dan Reanimasi di


RSNo.779/Menkes/SK/VII/2008

Ruang Lingkup

Waktu Pelayanan

1. Penilaian pre-anestesi
2. Pelayanan Anestesi termasuk sedasi, anestesi umum
dan anestesi regional
3. Pengawasan selama anestesi
4. Pelayanan pasca anestesi
5. Tatalaksana nyeri
6. Management ICU
7. Resusitasi Jantung Paru
8. Transportasi
Senin Sabtu
1. Pagi (07.00 -17.00); 2 dokter spesialis anestesi dengan
ruang lingkup pelayanan meliputi: poliklinik, kamar
operasi, kamar bersalin, unit radiologi, emergency dan
ICU.
2. Malam (17.00 07.00); 1 dokter spesialis anestesi
dengan ruang lingkup pelayanan meliputi kamar operasi,
kamar bersalin, unit radiologi, emergency dan ICU.
3. On Call 1 dokter anestesi

Pasien

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Neonatus geriatris
Pasien Operasi
Pasien endoscopy GI
Pasien Melahirkan
Pasien Lain: Radiologi intervensi
Pasien Rawat Inap
ICU
Pasien Rawat Jalan

Staf

1. 2 dokter anestesi purna waktu


2. 2 dokter anestesi paruh waktu
3. 6 perawat anestesi

Hal. 6 dari 7

Hal. 7 dari 7

Anda mungkin juga menyukai