PENDAHULUAN
Mata merupakan salah satu organ manusia yang terekspos dengan dunia
luar yang mau tidak mau akan rentan untuk mendapatkan trauma dari luar.
Berbagai trauma pada mata tentu saja akan mengakibatkan penyulit hingga dapat
mengganggu fungsi penglihatan. Trauma dapat berupa trauma tumpul, tembus,
kimia maupun radiasi dimana hal ini dapat mengenai semua jaringan mata
tergantung berat ringannya trauma yang terjadi. Trauma yang terjadi selain bisa
merusak jaringan mata juga bisa menyebabkan komplikasi-komplikasi lain yang
mungkin terjadi akibat benda asing (corpus alienum) yang tertinggal di dalam
mata.1
Corpus alienum adalah benda asing, merupakan salah satu penyebab
terjadinya cedera mata, sering mengenai sclera, kornea, dan konjungtiva.
Meskipun kebanyakan bersifat ringan, beberapa cedera bisa berakibat serius.
Apabila suatu corpus alienum masuk ke dalam bola mata maka akan terjadi reaksi
infeksi yang hebat serta timbul kerusakan dari isi bola mata. Oleh karena itu, perlu
cepat mengenali benda tersebut dan menentukan lokasinya di dalam bola mata
untuk kemudian mengeluarkannya.2,3
Kejadian corpus alienum adalah penyebab paling sering dari kunjungan
pada kasus mata. Corpus alienum superfisial lebih sering ditemui dibandingkan
corpus alienum intraocular. Kejadian corpus alienum lebih sering dijumpai pada
laki-laki dan biasanya terjadi pada usia kurang dari 40 tahun.4
Gejala yang ditimbulkan oleh adanya corpus alienum dapat berupa nyeri,
sensasi benda asing, fotofobia, mata merah dan mata berair. Penatalaksanaannya
adalah
dengan
mengeluarkan
benda
asing
tersebut
dapat dilakukan dengan cara ekstraksi benda asing dengan cotton bud/needle
disposable spuit.3,6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Kornea
bentuk kornea. Bila terjadi kerusakan pada membrane bowman maka akan
berakhir dengan terbentuknya jaringan parut.
3. Stroma
Merupakan lapisan yang paling tebal dari kornea dan terdiri atas jaringan kolagen
yang tersusun dalam lamel-lamel dan berjalan sejajar dengan permukaan kornea.
Di antara serat-serat kolagen ini terdapat matriks. Stroma bersifat higroskopis
yang menarik air dari bilik mata depan. Kadar air di dalam stroma kurang lebih
70%. Kadar air dalam stroma relative tetap yang diatur oleh fungsi pompa sel
endotel dan penguapan oleh epitel. Apabila fungsi sel endotel kurang baik maka
akan terjadi kelebihan kadar air, sehingga timbul sembab kornea (edema kornea).
Serat di dalam stroma demikian teratur sehingga
kornea
yang
transparan
atau
jernih.
Bila
memberikan
gambaran
serat di dalam stroma seperti edema kornea dan sikatriks kornea akan
mengakibatkan sinar yang melalui kornea terpecah dan kornea terlihat keruh
4. Membran Descement
Merupakan suatu lapisan tipis yang bersifat kenyal, kuat, tidak berstruktur dan
bening, terletak di bawah stroma. Lapisan ini merupakan
pelindung atau
yang
menuju
retina.
harus
dilalui
Kornea
cahaya,
merupakan
bagian
dalam perjalanan
anterior
dari
pembentukan
2.4 Epidemiologi
Kejadian corpus alienum adalah penyebab paling sering dari kunjungan pada
kasus mata. Corpus alienum superfisial lebih sering ditemui dibandingkan corpus
alienum intraocular. Kejadian corpus alienum lebih sering dijumpai pada laki-laki
dan biasanya terjadi pada usia kurang dari 40 tahun. Faktor risiko dari corpus
alienum yaitu sering pada pekerja mekanik mobil atau pekerja kayu.4
2.5 Etiologi
Benda yang masuk ke dalam bola mata dibagi dalam beberapa kelompok,
yaitu benda logam, seperti emas, perak, platina, timah, besi tembaga; benda bukan
logam, seperti batu, kaca, bahan pakaian, binatang, ranting pohon; benda
inert,
adalah benda yang terbuat dari bahan-bahan yang tidak menimbulkan reaksi
jaringan mata, jika terjadi reaksinya hanya ringan dan tidak mengganggu fungsi
mata, misalnya emas, platina, batu, kaca, dan porselin; benda reaktif, terdiri dari
benda-benda yang dapat menimbulkan reaksi jaringan mata sehingga mengganggu
fungsi mata, misalnya timah hitam, seng, nikel, alumunium, tembaga. 3,4
Beratnya kerusakan pada organ-organ di dalam bola mata tergantung dari
besarnya corpus alienum, ada atau tidaknya proses infeksi, jenis bendanya.
2.6 Patofisiologi
Trauma benda asing pada kornea dapat terjadi dimana saja, dan biasanya
terjadi tanpa disengaja. Beberapa benda yang dapat mengenai mata yaitu serpihan
kayu, logam, plastic, serpihan daun, atau pasir. Trauma biasanya terjadi pada
cuaca berangin atau bekerja dengan benda yang dapat menimbulkan angin.
Untuk benda asing yang berasal dari serangga atau tumbuh-tumbuhan,
memerlukan perhatian khusus karena dapat meningkatkan resiko infeksi serta
bersifat antigenic yang dapat menimbulkan reaksi inflamasi kornea sehingga perlu
dilakukan follow up untuk komplikasi infeksi.
Benda asing di kornea secara umum masuk ke kategori trauma mata
ringan. Benda asing dapat bersarang (menetap) di epitel kornea atau stroma bila
benda asing tersebut diproyeksikan ke arah mata dengan kekuatan yang besar.
5
2.9 Komplikasi
Komplikasi terjadi tergantung dari jumlah, ukuran, posisi, kedalaman, dan efek
dari corpus alienum tersebut. Jika ukurannya besar, terletak di bagian sentral
dimana focus cahaya pada kornea dijatuhkan, maka akan dapat mempengaruhi
visus. Reaksi inflamasi juga bisa terjadi jika corpus alienum yang mengenai
kornea merupakan benda inert dan reaktif. Sikatrik maupun perdarahan juga bisa
timbul jika menembus bagian mata yang cukup dalam.3
Komplikasi lain dari corpus alienum, yaitu dapat terjadi rust ring apabila benda
asing tersebut adalah besi dan dapat dihilangkan dengan bantuan slit lamp dan
menggunakan jarum; infeksi kornea, terjadi jika dibiarkan lebih dari 2-4 hari,
menyebabkan terbentuknya ulkus dan jaringan parut, sehingga memerlukan terapi
antibiotic topical dan penanganan lebih lanjut oleh dokter mata; perforasi bola
mata pada trauma yang disebabkan oleh logam atau kecepatan tinggi, atau ulkus
yang tidak ditangani sehingga memerlukan terapi pembedahan.
2.10 Penatalaksanaan
Penatalaksanaannya adalah
dengan
mengeluarkan
benda
asing
tersebut
dari bola mata yang dapat dilakukan dengan cara ekstraksi benda asing dengan
cotton bud/needle disposable spuit. Selain itu dapat diberikan pula antibiotik tetes
mata untuk mencegah infeksi dari bakteri karena defek pada epitel kornea
merupakan faktor risiko mudah masuknya mikroorganisme ke dalam lapisan
stroma kornea. Pada kasus corpus alienum biasanya diberikan pula artificial tears
tetes mata untuk mecegah kekeringan mata, analgetik bila nyeri, vitamin C 10002000 mg/hari. Pasien juga diberikan konseling dan edukasi agar tidak menggosok
matanya agar tidak memperberat keluhan, menggunakan alat/kacamat pelindung
pada saat bekerja atau berkendara, serta apabila keluhan bertambah berat setelah
dilakukan tindakan, seperti mata bertambah merah, bengkak, atau disertai dengan
penurunan visus maka segera kontrol kembali.6
2.11 Prognosis
7
BAB III
LAPORAN KASUS
8
3.1
Identitas Pasien
Nama
: IMP
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Tanggal Lahir
: 10 Februari 2000
Umur
: 16 tahun
Agama
: Hindu
Suku
: Bali
Kewarganegaraan
: Indonesia
Pekerjaan
: Pelajar
Status
: Belum Menikah
Anamnesis
Keluhan utama
Merah pada mata kanan
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke poliklinik Mata RSUP Sanglah dengan keluhan mata kanannya
kemasukan serangga sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit saat bepergian
mengendarai motor. Awalnya pasien mengeluh mata merah disertai rasa
mengganjal seperti kelilipan, dan berair pada mata kanan. Pasien tidak
mengeluhkan nyeri dan penglihatan tidak terganggu. Pasien juga mengatakan
sering menggosok-gosokkan matanya karena rasa mengganjal tersebut, sehingga
mata pasien menjadi lebih merah akibat digosok-gosokkan dengan tangan. Pasien
mengatakan mata kanan berair. Pasien belum sempat menggunakan obat tetes dan
obat-obatan lain untuk mengurangi keluhan pada kedua matanya.
Riwayat Penyakit Terdahulu
Pasien mengatakan belum pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya.
Riwayat Sosial
Pada riwayat sosial pasien, pasien merupakan seorang pelajar sekolah menengah
atas. Dua hari sebelum pemeriksaan pasien mengatakan kemasukan serangga saat
bepergian mengendarai motor. Keluhan ini dikatakan cukup mengganggu aktivitas
sehari-hari pasien.
3.3
Pemeriksaan Fisik
Status Present
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Kesan umum
Kesadaran
GCS
Tekanan darah
Nadi
Laju respirasi
Suhu aksila
: Baik
: Compos mentis
: E4V5M6
: 120/80 mmHg
: 80 x/menit, regular, isi cukup
: 16 x/menit, regular
: 36,5o C
Status Generalis
a. Mata
b. THT
- Telinga
- Hidung
- Tenggorok
c. Mulut
d. Leher
e. Thoraks
Cor
Pulmo
f. Abdomen
g. Ekstremitas
Status Ophthalmology
OD
6/6
Normal
CVI (+),
PCVI (+)
Corpus alienum (+)
Visus
Palpebra
OS
6/6
Normal
Konjungtiva
Tenang
Kornea
Jernih
10
Normal
Bulat, regular
Refleks Pupil (+)
Jernih
Normal
Refleks fundus (+)
n/palpasi
Normal
Bulat, regular
Refleks Pupil (+)
Jernih
Normal
Refleks fundus (+)
n/palpasi
3.4
D
i
a
g
n
o
s
i
Penatalaksanaan
a) Non farmakologi
Ekstraksi Corpus Alienum dengan spuite 1 cc
b) Farmakologi
Floxa eye drop 6x1 OD
Eyefresh eye drop 6x1 OD
Becom C tab 1x1
Natrium Diclofenac 2x50 mg
c) Monitoring
Kontrol ke poliklinik mata RSUP Sanglah 3 hari lagi
d) KIE
11
BAB IV
PEMBAHASAN
Corpus alienum cornea adalah adanya benda asing pada kornea. Benda
yang masuk ke dalam bola mata dibagi dalam beberapa kelompok, yaitu benda
logam, seperti emas, perak, platina, timah, besi tembaga; benda bukan logam,
seperti batu, kaca, bahan pakaian, binatang, ranting pohon; benda inert, adalah
benda
yang
terbuat dari
jaringan mata, jika terjadi reaksinya hanya ringan dan tidak mengganggu fungsi
mata, misalnya emas, platina, batu, kaca, dan porselin; benda reaktif, terdiri dari
benda-benda yang dapat menimbulkan reaksi jaringan mata sehingga mengganggu
fungsi mata, misalnya timah hitam, seng, nikel, alumunium, tembaga. Beratnya
kerusakan pada organ-organ di dalam bola mata tergantung dari besarnya corpus
alienum, ada atau tidaknya proses infeksi, jenis bendanya.
12
Jenis corpus alienum pada pasien ini adalah benda bukan logam, yaitu
serangga. Untuk benda asing yang berasal dari serangga atau tumbuh-tumbuhan,
memerlukan perhatian khusus karena dapat meningkatkan resiko infeksi serta
bersifat antigenic yang dapat menimbulkan reaksi inflamasi kornea sehingga perlu
dilakukan follow up untuk komplikasi infeksi.
Corpus alienum yang masuk ke mata dapat menyebabkan lesi pada mata.
Lesi yang murni pada epitel sering sembuh dengan cepat dan tanpa jaringan parut,
sementara lesi yang menembus hingga lapisan Bowman lebih cenderung
meninggalkan bekas luka permanen.
Gejala yang biasa dijumpai pada corpus alienum kornea adalah mata
merah, nyeri saat terkena sinar, silau (fotofobia), mata berair, dan adanya sensasi
benda asing. Dari hasil anamnesis didapatkan bahwa pasien memiliki keluhan
berupa mata kanannya kemasukan serangga sejak 2 hari sebelum masuk rumah
sakit saat bepergian mengendarai motor. Pasien juga mengeluh mata merah
disertai rasa mengganjal seperti kelilipan, dan berair pada mata kanan.
Setelah anamnesis dilakukan, maka dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik.
Pada pasien dengan corpus alienum biasanya didapatkan CVI (+), PCVI (+), dan
adanya benda asing pada kornea. Berdasarkan pemeriksaan fisik pada pasien ini
didapatkan radang konjungtiva bulbi hiperemi berupa pelebaran pembuluh darah
atau CVI (conjunctival vascular injection) dan peri corneal vascular injection
(PCVI) ditandai dengan warna kemerahan pada bola mata kanan. Adanya benda
asing pada konjungtiva menyebabkan hipersekresi pada kelenjar lakrimal. Mata
tampak merah dapat terjadi akibat dari dilatasi pembuluh darah. Pada pemeriksaan
juga didapatkan adanya corpus alienum pada kornea. Dari anamnesis dan
pemeriksaan fisik pasien ini memenuhi kriteria diagnosis OD corpus alienum
kornea.
Penatalaksanaan pada pasien ini yaitu dilakukan ekstraksi corpus alienum
dengan spuite 1 cc dan diberikan pula terapi medikamentosa berupa Floxa eye
drop 6x1 OD, Eyefresh eye drop 6x1 OD, Becom C tab 1x1, dan natrium
diclofenac 2x50 mg. Hal ini sesuai dengan pedoman penatalaksanaan corpus
alienum kornea yaitu menghilangkan benda asing asing penyebab dengan
13
BAB V
KESIMPULAN
Corpus alienum adalah benda asing, merupakan salah satu penyebab terjadinya
cedera mata, sering mengenai sclera, kornea, dan konjungtiva. Meskipun
kebanyakan bersifat ringan, beberapa cedera bisa berakibat serius. Apabila suatu
corpus alienum masuk ke dalam bola mata maka akan terjadi reaksi infeksi yang
hebat serta timbul kerusakan dari isi bola mata. Gejala yang ditimbulkan oleh
adanya corpus alienum dapat berupa nyeri, sensasi benda asing, fotofobia, mata
merah dan mata berair. Penatalaksanaannya adalah
benda
asing
tersebut
dengan
mengeluarkan
ekstraksi benda asing dengan cotton bud/needle disposable spuit. Selain itu dapat
diberikan pula antibiotik tetes mata untuk mencegah infeksi dari bakteri karena
defek
pada
epitel
kornea
merupakan
faktor
risiko
mudah
masuknya
14
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Sasono
Wimbo,
Laksono
Bagus
Sasmito,
Miftakhur
Rochmah.
Corneal
Foreign
Body.
2016.
Available
http://emedicine.medscape.com/article/1195581-overview#a5.
at
Akses
16