Anda di halaman 1dari 40

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Meningitis adalah inflamasi pada membran yang menutupi organ sistem saraf
pusat, yang biasanya dikenal dengan meningens (radang pada arachnoid dan piamater).
Meningitis biasanya disebabkan oleh infeksi tetapi bahan kimiawi yang mengiritasi
apabila disuntik atau dimauskan ke dalam ruang subaraknoid juga bisa menimbulkan
peradangan pada lapisan pembungkus otak meninges. Meningitis yang disebabkan oleh
infeksi ini diklasifikasikan kepada akut piogenik (biasanya disebabkan oleh bakteri),
aseptik meningitis (biasanya karena viral) dan meningitis kronik (tuberculous,
spirochetal, atau cryptococcal). Klasifikasi ini dibuat berdasarkan karakteristik dari
eksudat pada pemeriksaan LCS dan evolusi klinis daripada penyakit tersebut.
Meningitis dapat berkembang sebagai respon dari berbagai kasus, seperti agen
infeksi, trauma, kanker, atau penyalahgunaan obat. Agen infeksi dapat berupa bakteri,
virus, ricketsia, protozoa, dan jamur.
Meningitis adalah penyakit serius karena letaknya dekat otak dan tulang belakang,
sehingga dapat menyebabkan kerusakan kendali gerak, pikiran bahkan kematian.
Perjalanan penyakit meningitis dapat terjadi secara akut dan kronis.
B. Antomi Meningen
Meningen adalah selaput yang membungkus otak dan sumsum tulang belakang,
melindungi struktur halus yang membawa pembuluh darah dan cairan sekresi (cairan
serebro spinal), memperkecil benturan atau getaran.
Meningen terdiri dari jaringan ikat berupa membran yang menyelubungi seluruh
permukaan otak, batang otak dan medula spinalis. Meningen terdiri dari 3 lapisan, yaitu
Piamater, arakhnoid dan duramater.
Durameter
Lapisan paling luar menutup otak dan medula spinalis. Sifat durameter liat, tebal,
tidak elastis, berupa serabut dan berwarna abu-abu. Bagian pemisah dura: falx serebri
yang memisahkan kedua hemisfer di bagian longitudinal dan tentorium yang
1

merupakan lipatan dari dura yang membentuk jaring-jaring membran yang kuat. Jaring
ini mndukung hemisfer dan memisahkan hemisfer dengan bagian bawah otak (fossa
posterior).
Arachnoid
Merupakan membran bagian tengah, memran yang bersifat tipis dan lembut ini
menyerupai sarang laba-laba, oleh lkarena itu disebut arakhnoid. Membran ini
berwarna putih karena tidak dialiri darah. Pada dinding arachnoid terdapat flexus
khoroid yang bertanggung jawab memproduksi cairan serebro spinal (CSS). Membran
ini mempunyai bentuk seperti jari tangan yang disebut arakhnoid villi, yang
mengabsorpsi CSS. Pada usia dewasa normal CSS diproduksi 500 cc dan diabsorpsi
oleh villi 150 cc.
Piameter
Membran yang paling dalam, berupa dinding yang tipis,transparan,yang menutupi
otak dan meluas ke setiap lapisan daerah otak. Piameter berhubungan dengan
arakhnoid melalui struktur jaringan ikat yang disebut trabekel.
Piameter merupakan selaput tipis yang melekat pada permukaan otak yang mengikuti
setiap lekukan-lekukan pada sulkus-sulkus dan fisura-fisura, juga

melekat pada

permukaan batang otak dan medula spinalis, terus ke kaudal sampai ke ujung medula
spinalis setinggi korpus vertebra.

C. Etiologi dan Patogenesis


Kebanyakan kasus meningitis disebabkan oleh mikroorganisme, seperti virus,
bakteri, jamur, atau parasit yang menyebar dalam darah ke cairan otak. Penyebab infeksi
ini dapat diklasifikasikan atas :
1. Meningitis bakteri:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
2. Virus :
a.
b.
c.
d.
e.

Pneumococcus
Meningococcus
Haemophilus influenza
Staphylococcus
Escherichia coli
Salmonella
Mycobacterium tuberculosis
Enterovirus
Mumps
Herpes virus
Arbovirus
Kasus yang sangat jarang: LMCV (lymphocytic choriomeningitis

virus)
3. Jamur :
a. Cryptococcus neoformans
b. Coccidioides immitris
c. Candida (jarang)
d. Histoplasma (terutama pada kasus immunocompromise)
Age Group
neonatus

Causes
Group B Streptococci, Escherichia coli, Listeria

Bayi

monocytogenes
Neisseria meningitidis, Haemophilus influenzae, Streptococcus

pneumoniae
Anak anak
N. meningitidis, S. pneumoniae
Dewasa
S. pneumoniae, N. meningitidis, Mycobacteria
Meningitis juga bisa berlaku pada kasus non infeksi terutama pada kasus seperti
AIDS, kanker, diabetes, trauma fisik atau oleh karena obat-obatan yang bisa menurunkan
sistem imunitas tubuh.
1. Meningitis Serosa

Meningitis serosa terjadi sebagai akibat komplikasi penyebaran tuberkulosis


primer, biasanya dari paru. Terjadinya meningitis bukanlah karena terinfeksinya selaput
otak langsung oleh penyebaran hematogen, melainkan biasanya sekunder melalui
pembentukan tuberkel pada permukaan otak, sumsum tulang belakang atau vertebra yang
kemudian pecah ke dalam rongga arachnoid. Kadang-kadang dapat juga terjadi
perkontinuitatum dari mastoiditis atau spondilitis.
Pada

pemeriksaan

histologis,

meningitis

serosa

ternyata

merupakan

meningoensefalitis. Peradangan ditemukan sebagian besar pada dasar otak, terutama pada
batang otak (brain stem) tempat terdapat eksudat dan tuberkel. Eksudat yang
serofibrinosa dan gelatinosa dapat menimbulkan obstruksi pada sisterna basalis dan
mengakibatkan hidrosefalus serta kelainan pada saraf otak. Tampak juga kelainan pada
pembuluh darah seperti arteritis dan flebitis yang menimbulkan penyumbatan. Akibat
penyumbatan ini dapat terjadi infark otak yang kemudian akan mengakibatkan
perlunakan otak.
2. Meningitis Purulenta
Kuman-kuman dapat masuk ke dalam susunan saraf pusat secara hematogen atau
langsung menyebar dari kelainan di nasofaring, paru-paru, dan jantung. Selain itu
perkontinuitatum dari peradangan organ atau jaringan di dekat selaput otak seperti abses
otak, otitis media, mastoiditis dan trombosis sinus kavernosus.
D. Gambaran Klinis
Keluhan pertama biasanya nyeri kepala. Rasa ini dapat menjalar ke tengkuk dan
punggung. Tengkuk menjadi kaku. Kaku kuduk disebabkan oleh mengejangnya otot-otot
ekstensor tengkuk. Bila hebat, terjadi opistotonus, yaitu tengkuk kaku dalam sikap kepala
tertengadah dan punggung dalam sikap hiperekstensi. Kesadaran menurun, tanda
Kernigs dan Brudzinsky positif.
Gejala meningitis tidak selalu sama, tergantung dari usia si penderita serta virus
apa yang menyebabkannya. Gejala yang paling umum adalah demam yang tinggi, sakit
kepala, pilek, mual, muntah, kejang. Setelah itu biasanya penderita merasa sangat lelah,
leher terasa pegal dan kaku, gangguan kesadaran serta penglihatan menjadi kurang jelas.

Gejala pada bayi yang terkena meningitis, biasanya menjadi sangat rewel, muncul
bercak pada kulit, tangisan lebih keras dan nadanya tinggi, demam ringan, badan terasa
kaku, dan terjadi gangguan kesadaran seperti tangannya membuat gerakan tidak
beraturan.
Gejala meningitis meliputi :

Gejala infeksi akut


Panas
Nafsu makan tidak ada
Anak lesu
Gejala kenaikan tekanan intracranial
Kesadaran menurun
Kejang-kejang
Ubun-ubun besar menonjol
Gejala rangsangan meningeal
kaku kuduk
Kernig
Brudzinky I dan II positif

Pembagian berdasarkan jenis cairan hasil lumbal punksi :


1. Meningitis Serosa
Penyakit ini dimulai akut, subakut, atau kronis dengan gejala demam, mudah kesal,
marah-marah, obstipasi, muntah-muntah, kejang umum dan disertai penurunan
kesadaran. Dapat ditemukan tanda-tanda peransangan meningen seperti kaku kuduk,
tanda Laseque, Kernig, Brudzinski I dan Brudzinski II. Suhu badan naik turun, kadangkadang suhu malah merendah. Nadi sangat labil, sering dijumpai nadi yang lambat.
Selain itu terdapat hiperestesi umum. Abdomen tampak mencekung. Gangguan saraf otak
yang terjadi disebabkan tekanan eksudat pada saraf-saraf ini. Yang sering terkena adalah
Nervus III dan VII. Terjadi afasia motoris dan sensoris, kejang fokal, monoparesis,
hemiparesi, gangguan sensibilitas. Tanda khas penyakit ini adalah apatis, reflek pupil
yang lambat dan reflek-reflek tendo yang lemah. Terjadinya atrofi otak dapat
menimbulkan gejala sisa berupa demensia dan perubahan watak. Secara khusus dibagi
menjadi 3 stadium :
1. Stadium 1 atau Stadium Prodormal (selama 2-3 minggu)
Gejala ringan dan nampak seperti gejala infeksi biasa. Pada anak-anak,
permulaan penyakit bersifat subakut, sering tanpa demam, muntah-muntah,
5

nafsu makan berkurang, murung, berat badan turun, mudah tersinggung,


cengeng, opstipasi, pola tidur terganggu dan gangguan kesadaran berupa apatis.
Pada orang dewasa terdapat panas yang hilang timbul, nyeri kepala, konstipasi,
kurang nafsu makan, fotofobia, nyeri punggung, halusinasi, dan sangat gelisah.
2. Stadium 2 atau Stadium Transisi (selama 13 minggu)
Tanda-tanda pada stadium 1 disertai dengan adanya tanda ransangan meningen
dan kelainan neurologi seperti gangguan saraf otak, hemiplegi, kejang, disertai
dengan penurunan kesadaran
3. Stadium 3 atau Stadium Terminal
Ditandai dengan kelumpuhan dan gangguan kesadaran sampai koma. Pada
stadium ini penderita dapat meninggal dunia dalam waktu tiga minggu bila tidak
mendapat pengobatan sebagaimana mestinya
2. Meningitis Purulenta
Pada neonatus gambaran klinik berbeda dengan anak yang lebih besar dan dewasa.
Umumnya meningitis purulenta terjadi secara akut dengan panas tinggi, mual, muntah,
gangguan pernafasan, kejang, nafsu makan berkurang, konstipasi, diare. Biasanya disertai
septikemia dan pneumonits. Tanda-tanda iritasi meningeal seperti kaku kuduk, tanda
Kernig, Laseque, Brudzinski dan Fontanella menonjol untuk sementara waktu belum
timbul.
Pada anak yang lebih besar dan orang dewasa, permulaan penyakit juga terjadi secara
akut dengan panas, nyeri kepal yang hebat sekali, malaise umum, kelemahan, nyeri otot
dan nyeri punggung. Biasanya dimulai dengan gangguan saluran nafas atas. Selanjutnya
terjadi kaku kuduk, opistotonus, dapat terjadi renjatan, hipotensi dan takikardi karena
septikemia. Gangguan kesadaran berupa letargi sampai koma yang dalam.
E. Diagnosa
Diagnosis kerja ke arah meningitis dapat dipikirkan apabila menemukan gejala dan
tanda-tanda klinis meningitis. Gejala dan tanda dari infeksi akut, peningkatan tekanan
intrakranial dan rangsang meningeal perlu diperhatikan. Untuk mengkonfirmasi diagnosis
meningitis dilakukan tes laboratorium berupa tes darah dan cairan sumsum tulang
belakang.
6

F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan darah
Dilakukan pemeriksaan kadar haemoglobin, jumlah dan hitung jenis leukosit, laju
endap darah (LED), kadar glukosa puasa, kadar ureum, elektrolit.
a) Pada Meningitis Serosa tidak hanya didapatkan peningkatan leukosit saja.
Disamping itu, pada Meningitis Tuberkulosa didapatkan juga peningkatan LED.
b) Pada Meningitis Purulenta didapatkan peningkatan leukosit.
2. Lumbal pungsi / pemeriksaan cairan otak
Hasil pemeriksaan lumbal pungsi digunakan membedakan antara meningitis serosa
dengan meningitis purulenta.
LP
Warna
Sel
Protein
Glukosa
Klorida
Mikroorganisme

PURULENTA
Keruh
PMN 1000-10000
100-500 mg%
0-40 mg%
650-680
Kultur

PURULENTA

TUBERKULOSA

Tekanan

>180

mm H20

Bila

Keruh

Sel

purulen
Leukosit

terbentuk pelikula
Mikroskopis

sampai Jernih atau xantokrom

meningkat

VIRUS

didiamkan

kuman TBC

Warna

SEROSA
Jernih
MMN 300-500
100-500 mg%
Rendah
510
Khusus/Ziehl-Nielsen

JAMUR

Pemeriksaan

mikroskopik
Biakan
cairan

Kultur
bakteri
negatif

otak
Pemeriksaan
serologik serum dan
cairan otak
Jernih

Jernih

Meningkat, <500/mm3, Meningkat antara 10- 10


MN dominan

-500
3

1000/mm3

sel/mm

95 % PMN

dengan
dominasi

Protein

Meningkat,

Klorida

mg%
Menurun,

>75 meningkat
<700 menurun

Normal

limfosit
sedikit Meningkat

meningkat
Normal
7

Glukosa

mg%
Menurun, <40 mg menurun

Normal

Menurun,

%, atau < 40 %

sekitar

gula darah

mg

15-35

3. Kultur darah
Pemeriksaan ini diperlukan untuk menentukan jenis bakteri yang menginfeksi
meningen sehingga dapat diberikan terapi dengan obat yang sesuai oleh penyebabnya.
4. Pemeriksaan Radiologis
a) Pada Meningitis Serosa dilakukan foto dada, foto kepala, bila mungkin dilakukan
CT Scan.
b) Pada Meningitis Purulenta dilakukan foto kepala (periksa mastoid, sinus
paranasal, gigi geligi) dan foto dada
G. Penatalaksanaan
Terapi untuk meningitis ini terbagi menjadi terapi umum dan terapi khusus, yaitu :
1. Terapi Umum
- Istirahat mutlak, bila perlu diberikan perawatan intensif
- Pemberian gizi tinggi kalori tinggi protein
- Posisi penderita dijaga agar tidak terjadi dekubitus
- Keseimbangan cairan tubuh
- Perawatan kandung kemih dan defekasi
- Mengatasi gejala demam, kejang
2. Terapi Khusus
a. Penatalaksanaan meningitis serosa meliputi :
1) Rejimen terapi : 2RHZE 7RH
2 bulan pertama
- INH

: 1020 mg/kgBB/hari, oral

- Rifampisisn : 10-15 mg/kbBB/hari, oral


- Pirazinamid : 15-30 mg/kgBB/hari, oral
- Etambutol

: 15-20 mg/kgBB/hari, oral

7-12 bulan berikutnya


8

- INH
- Rifampisisn

: 1020 mg/kgBB/hari, oral


: 10-15 mg/kbBB/hari, oral

2) Steroid
Diberikan untuk :
- Menghambat reaksi inflamasi
- Mencegah komplikasi infeksi
- Menurunkan edem cerebri
- Mencegah perlengketan arachnoid dan otak
- Mencegah arteritis / infark otak
Indikasi :
- Kesadaran menurun
- Defisit neurologi fokal
Dosis : Dexametason 10 mg bolus intravena, kemudian 4 x 5 mg intravena
selama 2-3 minggu, selanjutnya turunkan perlahan selama 1 bulan.
b. Penatalaksanaan meningitis purulenta meliputi :
Pemberian antibiotika harus tepat dan cepat, sesuai dengan bakteri penyebabnya
dan dalam dosis yang cukup tinggi. Sambil menunggu hasil biakan sebaiknya
diberikan antibiotika dengan spektrum luas. Antibiotika diberikan selama 10-14
hari atau sekurang-kurangnya 7 hari setelah bebas demam.
Penisilin G dosis 1-2 juta unit setiap 2 jam untuk infeksi Pneumococcus,
Streptococcus, Meningococcus.
Kloramfenikol dosis 4 x 1 gr/hari atau ampisilin 4 x 3 gr/hari untuk infeksi
Haemophilus.
Gentamisin untuk infeksi E.coli, Klebsiella, Proteus dan kuman-kuman
gram negatif.

BAB II
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN

Nama

: Tn. K

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Umur

: 40 tahun

Kebangsaan

: Indonesia

Agama

: Islam

Pekerjaan

: Wiraswasta
10

Status perkawinan

Alamat

: Menikah
: Saok Laweh

B. ANAMNESIS
Seorang pasien laki-laki umur 40 tahun datang ke IGD RSUD Solok pada tanggal 31
Januari 2015 dengan :
KELUHAN UTAMA :
Demam sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :

Demam sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit, tidak tinggi, hilang timbul, dan
tidak menggigil

Sakit kepala sejak 1 minggu yang lalu, sakit kepala semakin hari semakin hebat, sakit
dirasakan hampir di seluruh kepala, sakit kepala tidak hilang dengan istirahat.

Kuduk terasa kaku sejak 4 hari yang lalu, kuduk menjadi terasa kaku perlahan-lahan

Mual dan muntah sejak 4 hari yang lalu, frekuensi 2x/hari, banyaknya

1/4

gelas/kali muntah, isi apa yang di makan dan diminum, muntah tidak menyemprot

Nafsu makan berkurang sejak sakit dan badah terasa lemah lesu.

Kelemahan anggota gerak tidak ada

Kejang tidak ada

Riwayat batuk-batuk lama hilang timbul ada sejak 1 bulan yang lalu

Riwayat minum OAT disangkal pasien

Riwayat kontak dengan penderita batuk-batuk lama disangkal pasien

Riwayat kontak dengan orang yang minum OAT di sangkal pasien

BAB dan BAK biasa

Pasien sebelumnya pernah dirawat 2 minggu yang lalu di RST selama 7 hari dengan
keluhan demam dan badan terasa lemah dan lesu. Setelah itu pasien pulang dan
pasien kembali demam, merasa lemah lesu dan sakit kepala di sertai kuduk terasa
kaku.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU :


11

Riwayat hipertensi, DM, Stroke, penyakit jantung dan paru-paru sebelumnya tidak
ada

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA :

Tidak ada anggota keluarga yang mengalami batuk lama dan sedang mengkonsumsi
OAT

Tidak ada anggota keluarga yang menderita hipertensi, DM dan penyakit jantung,
dan Stroke

RIWAYAT KEBIASAAN :

Pasien tidak minum alkohol maupun narkoba

Tetangga pasien tidak ada yang mengalami batuk lama.

Tempat tinggal pasien di daerah yang padat penduduk, rumah memiliki ventilasi
yang cukup baik

C. PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALIS
Keadaan Umum

: Sakit sedang

Kesadaran

: CMC, GCS 15 (E4M6V5)

Tekanan Darah

: 130/80 mmHg

Nadi

: 80x/ menit

Pernapasan

: 22x/ menit

Suhu

: 38.7 C

Mata

: Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor


(3mm/3mm)

Leher

: tidak ada pembesaran kelenjar getah bening

Dada

: simetris, vulnus (-), hematom (-)

Paru

I : normochest, simetris kiri kanan, retraksi dinding dada


tidak ada
Pa : fremitus kiri = kanan
Pk : sonor
12

A : napas vesikuler, Rh +/+ di apeks paru, Wh -/Jantung I : Iktus tidak terlihat


Pa

: Iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V

Pe

: batas jantung dalam batas normal

: Bunyi jantung murni, irama teratur, bising tidak ada

Abdomen : Supel, nyeri tekan (-), Hepar dan Lien tidak teraba,
Bising Usus (+) Normal
Ekstremitas : akral hangat, refilling kapiler baik, udem -/I.

STATUS NEUROLOGIS :
1) KESADARAN

CMC, GCS 15 (E4M6V5)

2) FUNGSI LUHUR

Dalam batas normal

3) TANDA RANGSANG MENINGEAL :


a.

Kaku kuduk

(+)

b.

Brudzinskiy I

(+)

c.

Brudzinskiy II

(+)

d.

Laseque

(+)

e.

Kernig

(+)

4) SARAF KRANIAL
1. N. I (Olfactorius )
Daya pembau

Kanan
Baik

Kiri
Baik

Keterangan
Baik

2. N.II (Opticus)
Daya penglihatan
Lapang pandang
Pengenalan warna

Kanan
Baik
Baik
Baik

Kiri
Baik
Baik
Baik

Keterangan
Baik
Baik
Baik

3. N.III (Oculomotorius)
Ptosis
Pupil
Bentuk
Ukuran

Kanan
(-)

Kiri
(-)

Keterangan
(-)

Bulat
3 mm

Bulat
3 mm

Normal
Normal
13

Gerak bola mata (atas,


medial, bawah)
Refleks pupil
Langsung
Tidak langsung
Refleks akomodatif
Strabismus divergen
Diplopia

Normal

Normal

Normal

(+)
(+)
(+)
(-)
(-)

(+)
(+)
(+)
(-)
(-)

Normal
Normal
Normal
Normal
Normal

4. N. IV (Trokhlearis)
Gerak bola mata lateral
bawah
Strabismus Konvergen
Diplopia

Kanan
Normal

Kiri
Normal

Keterangan
Normal

(-)
(-)

(-)
(-)

Normal
Normal

5. N. VI (Abduscens)
Gerak bola mata
lateral
Strabismus
Deviasi

Kanan
Normal

Kiri
Normal

Keterangan
Normal

(-)
(-)

(-)
(-)

Normal
Normal

Kanan
(+)
(+)
(+/+/+)
(+)
(-)
(-)

Kiri
(+)
(+) (+/
+/+)
(+)
(-)
(-)

Keterangan
Normal
Normal
Normal
Normal

6. N. V (Trigeminus)
Menggigit
Membuka mata
Sensibilitas muka
Refleks kornea
Relfleks maseter
Trismus
7. N. VII (Facialis)
Tic
Motorik:
- sudut mulut
- mengerutkan
dahi
- mengangkat alis

Kanan
(-)

Kiri
(-)

Dalam Batas
Normal
(+)

Dalam Batas
Normal
(+)

Keterangan
Normal

Normal
(+)

(+)
14

- lipatan
nasolabial
- meringis
-kembungkan pipi
Daya kecap 2/3 depan
Tanda chvostek

Normal

Normal

(+)
(+)

(+)
(+)

(-)

(-)

(+)

8. N. VIII (Akustikus)
Pendengaran

Kanan
Baik

9. N. IX (Glossofaringeus)
Kanan
Arkus farings
Daya kecap 1/3
belakang
Refleks muntah

Kiri
Baik

Keterangan
Baik

Kiri

Keterangan
Uvula di tengah
Normal
Tidak Dilakukan

10. N. X (Vagus)
Kanan

Kiri

Keterangan
Uvula di tengah
(-)

Arkus farings
Dysfonia
11. N. XI (Assesorius)
Memalingkan kepala
Sikap bahu
Mengangkat bahu
Trofi otot bhu

Kanan
(+)
Simetris
(+)
Eutrofi

12. N. XII (Hipoglossus)


Kanan
Sikap lidah
Artikulasi
Menjulurkan lidah
Trofi otot lidah
Tremor lidah
Disartria

Kiri
(+)
Simetris
(+)
Eutrofi

Kiri

Keterangan
Normal
Simetris
Normal
Eutrofi

Keterangan
Ditengah
Jelas
(+)
(-)
(-)
(-)

IV. SISTEM MOTORIK


Kanan

Kiri

Keterangan
15

Ekstremitas atas
Kekuatan
Tonus
Trofi
Ger.involunter
Ekstremitas bawah
Kekuatan
Tonus
Trofi
Ger.involunter
Badan
Trofi
Ger. Involunter

5/5/5

5/5/5

Normal
Eutrofi
(-)

Normal
Eutrofi
(-)

5/5/5

5/5/5

Normal
Eutrofi
(-)

Normal
Eutrofi
(-)

Normal
Eutrofi

(-)
(-)

(-)
(-)

Normal
Normal

Normal
Eutrofi

V. SISTEM SENSORIK
Raba
Nyeri
Suhu
Propioseptif

Kanan
Baik
Baik
Baik
Baik

Kiri
Baik
Baik
Baik
Baik

Keterangan

Kanan

Kiri

Keterangan

(++)
(++)
(++)
(++)

(++)
(++)
(++)
(++)

(-)
(-)
(-)

(-)
(-)
(-)

(-)
(-)

(-)
(-)

Normal

VI. REFLEKS
Fisiologis
Biseps
Triseps
KPR
APR
Patologis
Babinski
Chaddock
Hoffman Tromer
Reflek primitif :
Palmomental
Snout

16

VII. FUNGSI KORDINASI


Kanan

Kiri

Test telunjuk hidung


Test tumit lutut
Gait
Tandem
Romberg

Keterangan

Tidak dilakukan

VIII. SISTEM OTONOM


Miksi

: Neurogenik Blader (-)

Defekasi

: (-), sejak dirawat di RS

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium :
(Tanggal 31/1/2015)
Hb

: 15,5 g/dL

Leukosit

: 9.110 /mm3

Ht

: 42 %

Trombosit : 366.000 /mm3


GDS

: 131 mg/dL

Ureum

: 18,9 mg/dL

Kreatinin : 0,70 mg/dL


Tes Widal : Tipe H (-),Tipe O (-)
E. DIAGNOSIS :
Diagnosis Kerja

: Meningitis Subakut Std. II ec suspek TB

Diagnosis Topik

: Leptomeningen

Diagnosis Etiologi

: Micobacterium Tuberculosis

Diagnosis Sekunder

:-

F. PENATALAKSANAAN
1)

Umum

Elevasi kepala 300


17

O2 4L/menit

IVFD RL 8 jam/kolf

Diet MBTKTP 2100kkal

2)

Khusus

Injeksi Cefotaxim 2x1gram (iv), skin test

Injeksi Ranitidin 2x1ampul (iv)

Paracetamol tab 3x500mg (po)

FOLLOW UP
(1 Februari 2015, 21.45WIB)
S : - Penurunan Kesadaran (+)
- Demam (+)
- Kuduk kaku (+)
- Muntah (-)
O :
Keadaan Umum : Lemah

Nadi

: 80x/menit

Kesadaran

Nafas

: 22x/menit

: Somnolen

Tekanan Darah : 130/80 mmHg


Suhu
: 37,5 C
Status Internus : Cor : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : vesikuler, ronkhi +/+, wheezing -/Status Neurologikus:

GCS 12 (E3M5V4)

Tanda rangsangan meningeal : (+)

Tanda peningkatan intrakranial : (-)

Nervi cranialis : pupil isokor , 3mm/3mm, reflek cahaya (+/+)

Motorik : Lateralisasi (-)

Sensorik : Berespon terhadap nyeri

Otonom

: Miksi
Defekasi

Reflek fisiologis : ++ ++

: Neurogenik bladder (-)


: (-), sejak dirawat di RS
Reflek patologis :

- -

18

++ ++

- -

A : - Penurunan Kesadaran (Somnolen) + Meningitis Subakut Std. II ec suspek TB


P:
1) Umum

Awasi KU dan Vital Sign

Elevasi kepala 300

O2 4L/menit

IVFD RL 8 jam/kolf

Diet MBTKTP 2100kkal

2)

Khusus

Injeksi Cefotaxim 2x1gram (iv), skin test

Injeksi Ranitidin 2x1ampul (iv)

Paracetamol tab 3x500mg (po)

(2 Februari 2015)
S : - Penurunan Kesadaran (+)
- Demam (+)
- Kuduk kaku (+)
- Muntah (-)
O :
Keadaan Umum : Lemah

Nadi

: 80x/menit

Kesadaran

Nafas

: 22x/menit

: Somnolen

Tekanan Darah : 130/80 mmHg


Suhu
: 37,5 C
Status Internus : Cor : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : vesikuler, ronkhi +/+, wheezing -/Status Neurologikus:

GCS 12 (E3M5V4)

Tanda rangsangan meningeal : (+)

Tanda peningkatan intrakranial : (-)

Nervi cranialis : pupil isokor , 3mm/3mm, reflek cahaya (+/+)


19

Motorik : Lateralisasi (-)

Sensorik : Berespon terhadap nyeri

Otonom

: Miksi
Defekasi

: Menggunakan kateter
: (-), sejak dirawat di RS

Reflek fisiologis : ++ ++

Reflek patologis :

++ ++

A : - Penurunan Kesadaran (Somnolen) + Meningitis Subakut Std. II ec suspek TB


P:
1) Umum

Awasi KU dan Vital Sign

Elevasi kepala 300

O2 4L/menit

IVFD RL 8 jam/kolf

Diet MBTKTP 2100kkal

2)

Khusus

Injeksi Cefotaxim 2x1gram (iv), skin test

Injeksi Ranitidin 2x1ampul (iv)

Paracetamol tab 3x500mg (po)

RENCANA TINDAKAN
1) Konsul bagian Neurologi Pasien pindah rawat ke bangsal Neurologi
2) Rontgen thorax PA
3) Pemeriksaan darah rutin (Hb, Leukosit, HT, LED, trombosit) dan hitung jenis
leukosit
4) Pemeriksaan elektolit (Na, K, Cl)
5) Pemeriksaan Albumin/Globulin
(3 Februari 2015)
S : - Penurunan Kesadaran (+)

20

- Demam (+)
- Kuduk kaku (+)
- Muntah (-)
- Gelisah (+)
O :
Keadaan Umum : Lemah

Nadi

: 80x/menit

Kesadaran

Nafas

: 22x/menit

Suhu

: 37,8 C

: Somnolen

Tekanan Darah

: 130/80 mmHg

Status Internus : Cor : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)


Pulmo : vesikuler, ronkhi +/+, wheezing -/Status Neurologikus:

GCS 12 (E3M5V4)

Tanda rangsangan meningeal : (+)

Tanda peningkatan intrakranial : (-)

Nervi cranialis : pupil isokor , 3mm/3mm, reflek cahaya (+/+)

Motorik : Lateralisasi (-)

Sensorik : Berespon terhadap nyeri

Otonom

: Miksi
Defekasi

: Menggunakan kateter
: (-), sejak dirawat di RS

Reflek fisiologis : ++ ++

Reflek patologis :

++ ++

Pemeriksaan Penunjang :
1) Labor

Hb

Leukosit : 3.810 /mm3

HT

LED

Trombosit : 512.000 /mm3

Hitung jenis leukosit : 0/0/1/90/7/2 %

: 15,5 g/dL

: 42 %
: 72 mm/jam

21

Total Protein : 9,60 g/dl

Albumin : 3,33 g/dl

Globulin : 6,27 g/dl

Na/K/Cl : 118,5/5,58/92,4 mEq/L

2) Rontgen thorax PA
Hasil Expertise :
- Jantung kesan tidak membesar
- Aorta dan mediastinum superior tidak
melebar
- Trakea ditengah
- Tampak infiltrate di apeks dan lapangan
atas kedua paru dengan curiga
gambaran kavitas
- Diafragma dan sudut kostofrenikus
kanan kiri kesan baik
Kesan : TB Paru

A : - Penurunan Kesadaran (Somnolen) + Meningitis TB Subakut Std. II


- TB Paru
- Hipoalbuminemia
- Hiponatremia
P:
1) Umum

Bedrest dengan posisi yang diubah-ubah

Elevasi kepala 300


22

O2 4L/menit

IVFD NaCl 3% : NaCl 0,9% (1:1)

Pasang NGT, Diet MCTKTP 2100kkal (6x350kkall)

Pasang kateter urin

2) Khusus

Injeksi Cefotaxim 2x2gram (iv)

Injeksi Cloramfenikol 4x1g (iv)

Injeksi Dexametason 4x5mg (iv)

Injeksi Ranitidin 2x1ampul (iv)

Paracetamol tab 3x500mg (po)

Clorpromazin tab 3x25mg (po)

(4 Februari 2015)
S : - Penurunan Kesadaran (+)
- Demam (+)
- Kuduk kaku (+)
- Muntah (-)
- Gelisah (+)
- BAB (-)
O :
Keadaan Umum : Lemah

Nadi

: 78x/menit

Kesadaran

Nafas

: 21x/menit

: Somnolen

Tekanan Darah : 130/80 mmHg


Suhu
: 37,6 C
Status Internus : Cor : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : vesikuler, ronkhi +/+, wheezing -/Status Neurologikus:

GCS 12 (E3M5V4)

Tanda rangsangan meningeal : (+)

Tanda peningkatan intrakranial : (-)

Nervi cranialis : pupil isokor , 3mm/3mm, reflek cahaya (+/+)

Motorik : Lateralisasi (-)


23

Sensorik : Berespon terhadap nyeri

Otonom

: Miksi
Defekasi

Reflek fisiologis : ++ ++

: Menggunakan kateter
: (-), sejak dirawat di RS
Reflek patologis :

++ ++

A : - Penurunan Kesadaran (Somnolen) + Meningitis TB Subakut Std. II


- TB Paru
- Hipoalbuminemia
- Hiponatremia
P:
1) Umum

Bedrest dengan posisi yang diubah-ubah

Elevasi kepala 300

O2 4L/menit

IVFD NaCl 3% : NaCl 0,9% (1:1)

Pasang NGT, Diet MCTKTP 2100kkal (6x350kkall)

Pasang kateter urin

2) Khusus

Injeksi Cefotaxim 2x2gram (iv)

Injeksi Cloramfenikol 4x1g (iv)

Injeksi Dexametason 4x5mg (iv)

Clorpromazin tab 3x25mg (po)

Injeksi Ranitidin 2x1ampul (iv)

Haloperidol tab 3x0,5mg (po)

Dulcolac Supp II (perektal)

Paracetamol tab 3x500mg (po)


k/p

(4 Februari 2015, 22.20 WIB)


S :

Kejang (+)

Muntah (-)

Penurunan Kesadaran (+)

Gelisah (+)

Demam (+)

BAB (-)

Kuduk kaku (+)

O :

24

Keadaan Umum : Lemah

Nadi

: 74x/menit

Kesadaran

Nafas

: 20x/menit

: Somnolen

Tekanan Darah : 130/80 mmHg


Suhu
: 37,8 C
Status Internus : Cor : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : vesikuler, ronkhi +/+, wheezing -/Status Neurologikus:

GCS 12 (E3M5V4)

Tanda rangsangan meningeal : (+)

Tanda peningkatan intrakranial : (-)

Nervi cranialis : pupil isokor , 3mm/3mm, reflek cahaya (+/+)

Motorik : Lateralisasi (-)

Sensorik : Berespon terhadap nyeri

Otonom

: Miksi
Defekasi

Reflek fisiologis : ++ ++

: Menggunakan kateter
: (-), sejak dirawat di RS
Reflek patologis :

++ ++

- -

A : - Penurunan Kesadaran (Somnolen) + Meningitis TB Subakut Std. II


- TB Paru
- Hipoalbuminemia
- Hiponatremia
P:
1) Umum

Awasi Keadaan umum dan vital sign

Bedrest dengan posisi yang diubah-ubah

Elevasi kepala 300

O2 4L/menit

IVFD NaCl 3% : NaCl 0,9% (1:1)

Pasang NGT, Diet MCTKTP 2100kkal (6x350kkall)

Pasang kateter urin

2) Khusus

25

Injeksi Cefotaxim 2x2gram (iv)

Injeksi Cloramfenikol 4x1g (iv)

Injeksi Dexametason 4x5mg (iv)

Clorpromazin tab 3x25mg (po)

Injeksi Ranitidin 2x1ampul (iv)

Haloperidol tab 3x0,5mg (po)

Injeksi Diazepam 1 Ampul (iv)

Dulcolac Supp II (perektal)

Paracetamol tab 3x500mg (po)


k/p

pelan jika kejang


(5 Februari 2015)
S :

Kejang (-)

Muntah (-)

Penurunan Kesadaran (+)

Gelisah (+)

Demam (-)

BAB (+)

Kuduk kaku (+)

O :
Keadaan Umum : Lemah

Nadi

: 75x/menit

Kesadaran

Nafas

: 20x/menit

: Somnolen

Tekanan Darah : 130/80 mmHg


Suhu
: 36,8 C
Status Internus : Cor : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : vesikuler, ronkhi +/+, wheezing -/Status Neurologikus:

GCS 12 (E3M5V4)

Tanda rangsangan meningeal : (+)

Tanda peningkatan intrakranial : (-)

Nervi cranialis : pupil isokor , 3mm/3mm, reflek cahaya (+/+)

Motorik : Lateralisasi (-)

Sensorik : Berespon terhadap nyeri

Otonom

: Miksi
Defekasi

Reflek fisiologis : ++ ++
++ ++

: Menggunakan kateter
: (+)
Reflek patologis :

- -

A : - Penurunan Kesadaran (Somnolen) + Meningitis TB Subakut Std. II


26

- TB Paru
- Hipoalbuminemia
- Hiponatremia
P:
1) Umum

Awasi Keadaan umum dan vital sign

Bedrest dengan posisi yang diubah-ubah

Elevasi kepala 300

O2 4L/menit

IVFD NaCl 3% : NaCl 0,9% (1:1)

Pasang NGT, Diet MCTKTP 2100kkal (6x350kkall)

Pasang kateter urin

2) Khusus

Injeksi Cefotaxim 2x2gram (iv)

Injeksi Cloramfenikol 4x1g (iv)

Injeksi Dexametason 4x5mg (iv)

Clorpromazin tab 3x25mg (po)

Injeksi Ranitidin 2x1ampul (iv)

Haloperidol tab 3x0,5mg (po)

Fenitoin tab 3x100mg (po)

Paracetamol tab 3x500mg (po)


k/p

3) Rencana Tindakan

Konsul Paru : TB Paru

(6 Februari 2015)
S :

27

Kejang (-)

Muntah (-)

Penurunan Kesadaran (+)

Gelisah (+)

Demam (-)

BAB (+)

Kuduk kaku (+)

O :
Keadaan Umum : Lemah

Nadi

: 75x/menit

Kesadaran

Nafas

: 20x/menit

: Somnolen

Tekanan Darah : 130/80 mmHg


Suhu
: 36,8 C
Status Internus : Cor : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : vesikuler, ronkhi +/+, wheezing -/Status Neurologikus:

GCS 12 (E3M5V4)

Tanda rangsangan meningeal : (+)

Tanda peningkatan intrakranial : (-)

Nervi cranialis : pupil isokor , 3mm/3mm, reflek cahaya (+/+)

Motorik : Lateralisasi (-)

Sensorik : Berespon terhadap nyeri

Otonom

: Miksi
Defekasi

Reflek fisiologis : ++ ++

: Menggunakan kateter
: (+)
Reflek patologis :

++ ++

- -

A : - Penurunan Kesadaran (Somnolen) + Meningitis TB Subakut Std. II


- TB Paru
- Hipoalbuminemia
- Hiponatremia
P:
1) Umum

Awasi Keadaan umum dan vital sign

Bedrest dengan posisi yang diubah-ubah

Elevasi kepala 300


28

O2 4L/menit

IVFD NaCl 0,9% 12 jam/kolf

Pasang NGT, Diet MCTKTP 2100kkal (6x350kkall) + Diet ekstra putih telur

Pasang kateter urin

2) Khusus

Injeksi Cefotaxim 2x2gram (iv)

Haloperidol tab 3x0,5mg (po)

Injeksi Cloramfenikol 4x1g (iv)

Fenitoin tab 3x100mg (po)

Injeksi Dexametason 4x5mg (iv)

Rifampisin tab 1x450mg (po)

Injeksi Ranitidin 2x1ampul (iv)

Isoniazid tab 1x300mg (po)

Paracetamol tab 3x500mg (po) k/p

Pirazinamid tab 1x1000mg (po)

Clorpromazin tab 3x25mg (po)

Ethambutol tab 1x750mg (po)

Vitamin B6 3x1 tab (po)

(7 Februari 2015)
S :

Kejang (-)

Muntah (-)

Penurunan Kesadaran (+)

Gelisah (+)

Demam (-)

BAB (+)

Kuduk kaku (+)

O :
Keadaan Umum : Lemah

Nadi

: 75x/menit

Kesadaran

Nafas

: 20x/menit

: Somnolen

Tekanan Darah : 130/80 mmHg


Suhu
: 36,8 C
Status Internus : Cor : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : vesikuler, ronkhi +/+, wheezing -/Status Neurologikus:

GCS 12 (E3M5V4)

Tanda rangsangan meningeal : (+)

Tanda peningkatan intrakranial : (-)

Nervi cranialis : pupil isokor , 3mm/3mm, reflek cahaya (+/+)

Motorik : Lateralisasi (-)

29

Sensorik : Berespon terhadap nyeri

Otonom

: Miksi
Defekasi

: Menggunakan kateter
: (+)

Reflek fisiologis : ++ ++

Reflek patologis :

++ ++

- -

A : - Penurunan Kesadaran (Somnolen) + Meningitis TB Subakut Std. II


- TB Paru
- Hipoalbuminemia
- Hiponatremia
P:
1) Umum

Awasi Keadaan umum dan vital sign

Bedrest dengan posisi yang diubah-ubah

Elevasi kepala 300

O2 4L/menit

IVFD NaCl 0,9% 12 jam/kolf

Pasang NGT, Diet MCTKTP 2100kkal (6x350kkall) + Diet ekstra putih telur

Pasang kateter urin

2) Khusus

Injeksi Cefotaxim 2x2gram (iv)

Haloperidol tab 3x0,5mg (po)

Injeksi Cloramfenikol 4x1g (iv)

Fenitoin tab 3x100mg (po)

Injeksi Dexametason 4x5mg (iv)

Rifampisin tab 1x450mg (po)

Injeksi Ranitidin 2x1ampul (iv)

Isoniazid tab 1x300mg (po)

Paracetamol tab 3x500mg (po) k/p

Pirazinamid tab 1x1000mg (po)

Clorpromazin tab 3x25mg (po)

Ethambutol tab 1x750mg (po)

Vitamin B6 3x1 tab (po)

(8 Februari 2015)
S :
30

Kejang (-)

Muntah (-)

Penurunan Kesadaran (+)

Gelisah (+)

Demam (-)

BAB (+)

Kuduk kaku (+)

O :
Keadaan Umum : Lemah

Nadi

: 75x/menit

Kesadaran

Nafas

: 20x/menit

: Somnolen

Tekanan Darah : 130/80 mmHg


Suhu
: 36,8 C
Status Internus : Cor : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : vesikuler, ronkhi +/+, wheezing -/Status Neurologikus:

GCS 12 (E3M5V4)

Tanda rangsangan meningeal : (+)

Tanda peningkatan intrakranial : (-)

Nervi cranialis : pupil isokor , 3mm/3mm, reflek cahaya (+/+)

Motorik : Lateralisasi (-)

Sensorik : Berespon terhadap nyeri

Otonom

: Miksi
Defekasi

: Menggunakan kateter
: (+)

Reflek fisiologis : ++ ++

Reflek patologis :

++ ++

- -

A : - Penurunan Kesadaran (Somnolen) + Meningitis TB Subakut Std. II


- TB Paru
- Hipoalbuminemia
- Hiponatremia
P:
1) Umum

Awasi Keadaan umum dan vital sign

Bedrest dengan posisi yang diubah-ubah

Elevasi kepala 300

IVFD NaCl 0,9% 12 jam/kolf


31

Pasang NGT, Diet MCTKTP 2100kkal (6x350kkall) + Diet ekstra putih telur

Pasang kateter urin

2) Khusus

Injeksi Cefotaxim 2x2gram (iv)

Haloperidol tab 3x0,5mg (po)

Injeksi Cloramfenikol 4x1g (iv)

Fenitoin tab 3x100mg (po)

Injeksi Dexametason 4x5mg (iv)

Rifampisin tab 1x450mg (po)

Injeksi Ranitidin 2x1ampul (iv)

Isoniazid tab 1x300mg (po)

Paracetamol tab 3x500mg (po) k/p

Pirazinamid tab 1x1000mg (po)

Clorpromazin tab 3x25mg (po)

Ethambutol tab 1x750mg (po)

Vitamin B6 3x1 tab (po)

3) Rencana Tindakan

Cek Elektrolit (Na, K, Cl)


Na/K/Cl : 127,0/4,53/102,2 mEq/L
Hiponatremia IVFD NaCl 3% : NaCl 0,9% (1:1)

(9 Februari 2015)
S :

Kejang (-)

Muntah (-)

Penurunan Kesadaran (-)

Gelisah (+)

Demam (-)

BAB (+)

Kuduk kaku (+)

Nyeri ulu hati (+)

O :
Keadaan Umum : Lemah

Nadi

: 75x/menit

Kesadaran

Nafas

: 20x/menit

: CMC

Tekanan Darah : 130/80 mmHg


Suhu
: 36,8 C
Status Internus : Cor : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : vesikuler, ronkhi +/+, wheezing -/Status Neurologikus:

GCS 15 (E4M6V5)

Tanda rangsangan meningeal : (+)

Tanda peningkatan intrakranial : (-)

32

Nervi cranialis : pupil isokor , 3mm/3mm, reflek cahaya (+/+)

Motorik : 555 555


555 555

Sensorik : Eksteroroseptif dan proprioseptif baik

Otonom

: Miksi
Defekasi

: Menggunakan kateter
: (+)

Reflek fisiologis : ++ ++

Reflek patologis :

++ ++

- -

A : - Meningitis TB Subakut Std. II


- TB Paru
- Hipoalbuminemia
- Hiponatremia
P:
1) Umum

Awasi Keadaan umum dan vital sign

Bedrest dengan posisi yang diubah-ubah

Elevasi kepala 300

IVFD NaCl 0,9% 12 jam/kolf

Pasang NGT, Diet MCTKTP 2100kkal (6x350kkall) + Diet ekstra putih telur

Pasang kateter urin + Bladder Training

2) Khusus

Injeksi Cefotaxim 2x2gram (iv)

Fenitoin tab 3x100mg (po)

Injeksi Cloramfenikol 4x1g (iv)

Rifampisin tab 1x450mg (po)

Injeksi Dexametason 4x5mg (iv)

Isoniazid tab 1x300mg (po)

Injeksi Ranitidin 2x1ampul (iv)

Pirazinamid tab 1x1000mg (po)

Paracetamol tab 3x500mg (po) k/p

Ethambutol tab 1x750mg (po)

Clorpromazin tab 3x25mg (po)

Vitamin B6 3x1 tab (po)

Haloperidol tab 3x0,5mg (po)

Sucralfat syr 3xCI (po)

(10 Februari 2015)


33

S :

Kejang (-)

Muntah (-)

Penurunan Kesadaran (-)

Gelisah (-)

Demam (-)

BAB (+)

Kuduk kaku (+)

Nyeri ulu hati (-)

O :
Keadaan Umum : Lemah

Nadi

: 75x/menit

Kesadaran

Nafas

: 20x/menit

: CMC

Tekanan Darah : 130/80 mmHg


Suhu
: 36,8 C
Status Internus : Cor : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : vesikuler, ronkhi +/+, wheezing -/Status Neurologikus:

GCS 15 (E4M6V5)

Tanda rangsangan meningeal : (+)

Tanda peningkatan intrakranial : (-)

Nervi cranialis : pupil isokor , 3mm/3mm, reflek cahaya (+/+)

Motorik : 555 555


555 555

Sensorik : Eksteroroseptif dan proprioseptif baik

Otonom

: Miksi
Defekasi

: Menggunakan kateter
: (+)

Reflek fisiologis : ++ ++

Reflek patologis :

++ ++

- -

A : - Meningitis TB Subakut Std. II


- TB Paru
- Hipoalbuminemia
- Hiponatremia
P:
1) Umum

Awasi Keadaan umum dan vital sign


34

Bedrest dengan posisi yang diubah-ubah

Elevasi kepala 300

IVFD NaCl 0,9% 12 jam/kolf

Diet MLTKTP 2100kkal + Diet ekstra putih telur

Pasang kateter urin + Bladder Training

2) Khusus

Injeksi Dexametason 4x5mg (iv)

Rifampisin tab 1x450mg (po)

Injeksi Ranitidin 2x1ampul (iv)

Isoniazid tab 1x300mg (po)

Paracetamol tab 3x500mg (po) k/p

Pirazinamid tab 1x1000mg (po)

Clorpromazin tab 3x25mg (po)

Ethambutol tab 1x750mg (po)

Haloperidol tab 3x0,5mg (po)

Vitamin B6 3x1 tab (po)

Fenitoin tab 3x100mg (po)

Sucralfat syr 3xCI (po)

(11 Februari 2015)


S :

Kejang (-)

Muntah (-)

Penurunan Kesadaran (-)

Gelisah (-)

Demam (-)

BAB (+)

Kuduk kaku (+)

Nyeri ulu hati (-)

O :
Keadaan Umum : Sedang

Nadi

: 75x/menit

Kesadaran

Nafas

: 20x/menit

: CMC

Tekanan Darah : 130/80 mmHg


Suhu
: 36,8 C
Status Internus : Cor : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : vesikuler, ronkhi +/+, wheezing -/Status Neurologikus:

GCS 15 (E4M6V5)

Tanda rangsangan meningeal : (+)

Tanda peningkatan intrakranial : (-)

Nervi cranialis : pupil isokor , 3mm/3mm, reflek cahaya (+/+)

35

Motorik : 555 555


555 555

Sensorik : Eksteroroseptif dan proprioseptif baik

Otonom

: Miksi
Defekasi

: Menggunakan kateter
: (+)

Reflek fisiologis : ++ ++

Reflek patologis :

++ ++

- -

A : - Meningitis TB Subakut Std. II


- TB Paru
P:
1) Umum

Awasi Keadaan umum dan vital sign

Bedrest dengan posisi yang diubah-ubah

Elevasi kepala 300

IVFD NaCl 0,9% 12 jam/kolf

Diet MLTKTP 2100kkal + Diet ekstra putih telur

Pasang kateter urin + Bladder Training

2) Khusus

Injeksi Dexametason 4x5mg (iv)

Rifampisin tab 1x450mg (po)

Injeksi Ranitidin 2x1ampul (iv)

Isoniazid tab 1x300mg (po)

Paracetamol tab 3x500mg (po) k/p

Pirazinamid tab 1x1000mg (po)

Clorpromazin tab 3x25mg (po)

Ethambutol tab 1x750mg (po)

Haloperidol tab 3x0,5mg (po)

Vitamin B6 3x1 tab (po)

Fenitoin tab 3x100mg (po)

Sucralfat syr 3xCI (po)

(12 Februari 2015)


S :

36

Kejang (-)

Muntah (-)

Penurunan Kesadaran (-)

Gelisah (-)

Demam (-)

BAB (+)

Kuduk kaku (-)

Nyeri ulu hati (-)

O :
Keadaan Umum : Sedang

Nadi

: 75x/menit

Kesadaran

Nafas

: 20x/menit

: CMC

Tekanan Darah : 130/80 mmHg


Suhu
: 36,8 C
Status Internus : Cor : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : vesikuler, ronkhi +/+, wheezing -/Status Neurologikus:

GCS 15 (E4M6V5)

Tanda rangsangan meningeal : (-)

Tanda peningkatan intrakranial : (-)

Nervi cranialis : pupil isokor , 3mm/3mm, reflek cahaya (+/+)

Motorik : 555 555


555 555

Sensorik : Eksteroroseptif dan proprioseptif baik

Otonom

: Miksi
Defekasi

: Menggunakan kateter + Bladder Training


: (+)

Reflek fisiologis : ++ ++

Reflek patologis :

++ ++

- -

A : - Meningitis TB Subakut Std. II


- TB Paru
P:
1) Umum

Awasi Keadaan umum dan vital sign

Bedrest dengan posisi yang diubah-ubah

Elevasi kepala 300

IVFD NaCl 0,9% 12 jam/kolf

Diet MLTKTP 2100kkal + Diet ekstra putih telur


37

Pasang kateter urin + Bladder Training

2) Khusus

Injeksi Dexametason 4x5mg (iv)

Rifampisin tab 1x450mg (po)

Injeksi Ranitidin 2x1ampul (iv)

Isoniazid tab 1x300mg (po)

Paracetamol tab 3x500mg (po) k/p

Pirazinamid tab 1x1000mg (po)

Clorpromazin tab 3x25mg (po)

Ethambutol tab 1x750mg (po)

Haloperidol tab 3x0,5mg (po)

Vitamin B6 3x1 tab (po)

Fenitoin tab 3x100mg (po)

Sucralfat syr 3xCI (po)

(13 Februari 2015)


S :

Kejang (-)

Muntah (-)

Penurunan Kesadaran (-)

Gelisah (-)

Demam (-)

BAB (+)

Kuduk kaku (-)

Nyeri ulu hati (-)

O :
Keadaan Umum : Sedang

Nadi

: 75x/menit

Kesadaran

Nafas

: 20x/menit

: CMC

Tekanan Darah : 130/80 mmHg


Suhu
: 36,8 C
Status Internus : Cor : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : vesikuler, ronkhi +/+, wheezing -/Status Neurologikus:

GCS 15 (E4M6V5)

Tanda rangsangan meningeal : (-)

Tanda peningkatan intrakranial : (-)

Nervi cranialis : pupil isokor , 3mm/3mm, reflek cahaya (+/+)

Motorik : 555 555


555 555

Sensorik : Eksteroroseptif dan proprioseptif baik

Otonom

: Miksi

: Baik
38

Defekasi

: (+)

Reflek fisiologis : ++ ++

Reflek patologis :

++ ++

- -

A : - Meningitis TB Subakut Std. II


- TB Paru
P:

Pasien dipulangkan

Kontrol ke poli Neurologi


Thy/

Prednison tab 4x50mg (po)

Ranitidin tab 2x150mg (po)

Rifampisin tab 1x450mg (po)

Isoniazid tab 1x300mg (po)

Pirazinamid tab 1x1000mg (po)

Ethambutol tab 1x750mg (po)

Vitamin B6 3x1 tab (po)

Oralit 1x200cc/sach

DAFTAR PUSTAKA

39

1. Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. Infeksi. Dalam : Buku Ajar Neurologi
Klinis, edisi pertama. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta 1996 : 161-68, 18187
2. Mardjono M, Sidharta P. Mekanisme Infeksi Susunan Saraf. Dalam : Neurologi Klinis
Dasar. Dian Rakyat. Jakarta 2003 : 303-20
3. Price S.A & Willson L.M. Alih bahasa Anugerah P. Infeksi Pada Sistem Saraf.
Dalam : Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, edisi 4. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta 1995 :1004-7
4. Duus P. Alih bahasa Ronardy D.H. Meningen, Ventrikel dan Cairan Serebrospinalis.
Dalam : Diahnostik Topik Neurologi Anatomi, Fisiologi, Tanda, Gejala. Edisi 11.
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta 1996 : 246-62
5. Groot J & Chusid J. G. Alih bahasa Munandar A. Diskusi Kasus. Dalam :
Neuroanatomi Korelatif , edisi 21. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta 1997 :
266

40

Anda mungkin juga menyukai