LANDASAN TEORI
1. Hijab
a. Pengertian HIjab
Hijab adalah penghalang atau kerudung yang digunakan oleh wanita
muslim Yang Biasa disebut juga dengan Jilbab Namun dalam keilmuan Islam, hijab
lebih tepat merujuk kepada tatacara berpakaian yang pantas sesuai dengan tuntunan
agama. Jadi kaum wanita yang tak memakainya, mereka telah mengingkari hukum
syariat Islam.
Secara etimologis jilbab berasal dari bahasa arab jalaba yang berarti
menghimpun
digunakan
pada negeri-negeri
luar, yang menutupi kepala, punggung dan dada yang biasanya dipakai ketika
seorang wanita ke luar rumah (Sufyan bin Fuad Basloedan, 2009:32).
Jilbab dan Al-khimar erat kaitannya dengan hijab, karena jilbab
menunjukkan fungsi hijab, yaitu fungsi mempertegas dan memperjelas. Artinya,
eksistensi jilbab terhadap hijab menjadi penguat bagi eksistensi hijab. Jika kita
menyebut jilbab, otomatis kita menyebut bagian dari hijab (Muhammad Muhyidin,
2007:232).Hijab dan jilbab mempunyai maksud yang sama sebagai penutup
aurat. Sebagaimana disebutkan dalam Qs.Al-Ahzab ayat 59
yaitu:
Artinya: Hai nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu
dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke
seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk
dikenal,
Karena
itu
mereka
tidak
di
ganggu.
Maha
maupun
perhiasan
Di Indonesia, penggunaan kata jilbab digunakan secara luas sebagai busana
kerudung yang menutupi sebagaian kepala perempuan (rambut dan leher) yang
dirangkai dengan baju yang menutupi tubuh kecuali telapak tangan dan kaki. Kata ini
masuk dalam lema Kamus Besar Bahasa Indonesia pada tahun 1990 bersamaan
dengan mulai populernya penggunaan jilbab di kalangan muslimah perkotaan.Dalam
kosakata bahasa Indonesia menurut KBBI daring, jilbab adalah kerudung lebar yang
dipakai perempuan muslim untuk menutupi kepala dan leher sampai ke dada. Secara
umum mereka yang menutupi bagian itu disebut orang yang berjilbab.
b. Hukum berhujab dalam Al-quran
Sejak Islam mengenal jilbab, sejak itu pula Islam mewajibkan jilbab
bagi para perempuan. Menurut Al-Hafidz Ibn Katsir, perintah tentang kewajiban
berjilbab dalam Qs.Al-Ahzab:59 bukan hanya untuk istri-istri nabi, anak-anak
gadis nabi, tetapi juga wanita-wanita yang beriman. Demi kemuliaan mereka sendiri.
Dengan mengulurkan jilbabnya, mereka berbeda dengan wanita-wanita jahiliyah dan
budakbudak
perempuan
pada
zaman
nabi
(Ibrahim
bin
Fathi
bin Abd
AlMuqtadir, 2007:5).
Dalam Qs.An-Nur ayat 31 disebutkan:
dan
kemaluannya,
dan janganlah
mereka
menampakkan
perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka
menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya
kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau
putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau Saudara-saudara
laki-laki
mereka,
atau
saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budakbudak yang mereka
miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap
wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah
mereka
memukulkan
kakinya
agar
diketahui perhiasan
yang
mereka
mengasihi
kaum
wanita
Muhajirin
generasi
pertama. Tatkala Alla menurunkan ayat (Dan hendaklah mereka menutupkan kain
bulunya, lalu
Berfirman
.. Barang siapa yang mengingkari hukum-hukum syariat Islam sesudah beriman,
maka hapuslah pahala amalnya bahkan di akhirat dia termasuk orang-orang yang
merugi.
Rasulullah bersabda,
"Tidak diterima sholat wanita dewasa kecuali yang memakai khimar (jilbab)." (HR.
Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, bn Majah).
Sesungguhnya banyak kaum wanita yang hapus pahala shalatnya yang hidup
di zaman ini dan di zaman yang akan datang, semata-mata karena mereka tidak
memakai jilbab didalam hidup mereka, telah diisyaratkan Nabi Muhammad SAW
dikala hidup beliau sebagaimana bunyi hadits dibawah ini yang artinya sbb:
Ada satu masa yang paling aku takuti, dimana ummatku banyak yang mendirikan
shalat, tetapi sebenarnya mereka bukan mendirikan shalat, dan neraka jahanamlah
bagi mereka.
buku
Arief
Ali
Baraja
halaman
37-46
menyebutkan
dan
manusia
dengannya.
Dan
sapi,
mereka
telanjang, sesat dan menyesatkan, yang di kepala mereka ada sesuatu mirip
punuk unta. Mereka wanita-wanita seperti ini) tidak akan masuk surga dan tidak
akan mencium baunnya. Sedangkan bau surga itu tercium dari jarak yang jauh.
Dalam hadist riwayat Muslin no. 2128 di atas Imam Nawawi menjelaskan
bahwa yang dimaksud dengan wanita-wanita yang berpakaian namun telanjang
ialah mereka yang menutup sebagaian tubuhnya dan menampakkan sebagian
lainnya dengan maksud menunjukkan kecantikan. Atau mereka menggunakan
pakaian tipis yang menampakkan warna kulitnya. Berdasarkan Hadist di atas
maka sudah jelas dengan menutup aurot, muslimah dapat terhindar dari api neraka
dan dekat dengan surga.
2) Mengundang turunnya pertolongan Allah
Dengan berjilbab, kita telah ambil bagian dalam menolong agama Allah. Karena
yang dimaksud menolong agama Allah adalah memperjuangkan syariat-Nya.
Allah berfirman dalam QS. Muhammad: 7
Artinya: Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya
dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. (Al-Quran dan Terjemah,
2000:319). Dari ayat di atas dapat dipahami, bahwa pertolongan Allah tak akan
turun sebelum kita memperjuangkan agama -Nya yang salah satunya adalah
mengenakan jilbab.
3) Tanda wanita terhormat
Ketika seseorang melihat wanita yang berjilbab maka yang pertama terlintas dalam
pikirannya adalah wanita itu pasti menjaga kehormatannya. Namun jika yang
dilihat penampilannya mirip wanita tuna susila maka orang yang melihat akan
berpikir jelek terhadap wanita itu. Allah berfirman QS. Al-Ahzab: 59
Artinya: "Hai nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu
dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke
seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk
dikenal,
Karena
itu
mereka
tidak
di
ganggu.
dan
Allah adalah
Maha
pandanganya
sehingga
terhindar dari pelecehan karena ia telah menutup bagian tubuh yang mengundang
terjadinnya pelecehan.
5) Menjauhkan diri dari perbuatan nista
Berjilbab dapat membuat kita menjauhi tempat-tempat maksiat, karena kita akan
malu jika terlihat di tempat seperti itu.
6) Mengundang jodoh yang salih
Wanita shalih adalah dambaan laki-laki mulia, dengan mengenakan jilbab maka
kita akan dinilai sebagai wanita shalihah sehingga dengan otomatis jodoh yang
shalihpun akan segera menghampiri kita. Sesuai dengan hadist nabi yang
diriwayatkan oleh Muslim no. 1467 Dunia adalah kenikmatan, dan sebaik-baik
kenikmatan dunia adalah wanita.
7) Terhindar dari tindakan kriminal
Dengan mengenakan jilbab secara sempurna insyaAllah akan terhindar dari
perampokan dan penodongan karena perhiasan yang kita kenakan tertutupi dan tidak
akan terlihat dari luar.
8) Membuat geram musuh-musuh Allah
Ketika para wanita memegang teguh jilbab mereka, Allah akan senantiasa
mencatatnya sebagai amal shalih, karena perbuatan mereka membangkitkan amarah
orang-orang kafir. Firman Allah QS. At- Taubah: 120
Artinya : Tidaklah sepatutnya bagi penduduk Madinah dan orangorang Arab
Badwi yang berdiam di sekitar mereka, tidak turut menyertai Rasulullah
dan
tidak patut bagi mereka lebih mencintai diri mereka daripada mencintai diri Rasul.
Yang demikian itu ialah karena mereka tidak ditimpa kehausan, kepayahan dan
kelaparan pada jalan Allah, dan tidak
menginjak
suatu
tempat
yang
D. Karakteristik Hijab
Banyak remaja Islam di Indonesia yang mengenakan jilbab tapi pada
kenyataanya jilbab yang mereka kenakan belum sesuai dengan Jilbab Syar i
yang dianjurkan oleh agama. Hal ini pastilah disebabkan adanya beberapa faktor
yang diantarannya:
1) Adanya trend jilbab gaul
2) Tuntutan pekerjaan yang mengharuskan Muslimah untuk tidak berjilbab.
3)
Keadaan
suatu
negara
yang
mengartikan
Jilbab
itu
sesuai dengan
sendiri,
ibumu,
saudaramu
atau
mengulurkan
jilbab
keseluruh tubuh termasuk wajah dan kedua telapak tangan adalah wajib. Dan
sebagian ulama lain, berpendapat mewajibkan menutup wajah dan telapak tangan.
Akan tetapi mereka tetap sepakat bahwa menutup wajah hukumnya lebih utama. Dan
diperbolehkan
membuka
wajahya
selama
ia
2) Tidak terbuat dari bahan yang tipis menerawang, sehingga tidak terlihat
bentuk tubuh pemakainya. Karena tujuan utama hijab adalah menutupi.
3) Tidak menjadi hiasan by design atau overdecorated dengan beragam warna
yang menyolok.
4)
Longgar,
tidak
ketat,
tidak
memperlihatkan
lekuk-lekuk
badan, tidak
hadis
yang
disetujui
oleh
Adz-Dzahabi yang
artinya:
Perilaku yang alami (innate behavior) : yaitu perilaku yang dibawa sejak
Pada manusia, perilaku operan atau psikologis inilah yang dominan. Sebagian
terbesar perilaku ini merupakan perilaku yang dibentuk, perilaku yang diperoleh
perilaku yang dikendalikan oleh pusat kesadaran atau otak (kognitif). Timbulnya
prilaku (yang dapat diamati) merupakan resultan dari tiga daya pada diri seseorang,
yakni :
hakekatnya reaksi digolongkan menjadi dua, yaitu bentuk pasif (tanpa tindakan nyata
atau konkret) dan dalam bentuk aktif dengan tindakan nyata atau (konkreat)
Perilaku adalah keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi),
dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan
sekitarnya.
Para psikolog mengemukakan bahwa perilaku terbentuk dari adanya interaksi
anttara domain trikomponen sikap yakni interaktif antara komponen kognitif, afektif,
dan domain konatif.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manusia
1. Genetika : keturuan
2. Sikap : suatu ukuran tingkat kesukaan seseorang terhadap perilaku tertentu
3. Norma social : pengaruh tekanan social
4. Control perilaku pribadi : kepercayaan seseorang mengenai sulit tidaknya
melakukan suatu prilaku.
c. Ruang lingkup
Benjamin Bloom, seorang psikolog pendidikan membedakan adanya tiga bidang
prilaku, yakni kognitif, afekyif, dan psiko,otor. Kemudian dalam perkembangannya,
domain perilaku yang diklasifikasikan oleh bloom dibagi menjadi tiga tingkat;
1. Pengetahuan (knowlage)
Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang
terhadap objek melalui indra yang dimilikinya.
2. Sikap (attitude)
Sikap merupakan respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek
tertentu yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan.
3. Tindakan atau praktik (practice)
Tindakan ini merujuk pada perilaku yang diekspresikan dalam bentuk
tindakan, yang meruakan bentuk nyata dari pengetahuan dan sikap yang telah
dimiliki.
d. Perilaku-perilaku yang sesuai dengan ajaran islam
Islam adalah sumber dar segala sumber dalam pendidikan akhak termasuk
didalamnya perilaku, dalam al ini perilaku yang islami. Diantara perilaku-perilaku
yang sesui dengan ajaran islam, antara lain sebagai berikut.
1. Perilaku islami setia kawan, tidak saling mendeki atau membenci
Rosulullah saw. Bersabda yang artinya janganlah kamu saling menghasut, janganlah
saling menjadi najasy, janganlah saling membenci, janganlah saling membelakangi,
janganlah kamu menjual-jual orang lain, dan jadilah kamu hamba allah yang
bersaudara. Seorang muslim adalah saudara muslim yang lain, tidak boleh
menzaliminya, jangan menghinanya dan jangan merendahkannya setiap muslim atas
muslim yang lain haram darahnya, haram hartanya, dan haram kehormatannya.
(H.R. Muslim)
2. Perilaku islam setia kawan untuk mewujudkan hidup gotong royong
Mengenai perilaku setia kawan, berdasarkan firman allah dalam al-Quran al-karim
surah al-maidah ayat 2 yang berbunyi
Artinya : dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa,
dan janganlah tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan (Q.S. Almaidah: 2)
3. Perilaku islami menjauhkan diri dari sifat iri terhadap siapapun
Orang yang baik akna merasa bahagia dan senang apabila saudaranya,sahabatbya
memperoleh kesenangan dan kebahagiaan atau terhindar dari suatu bencana atau
musibah yang merupakan takdir dari allah.
4. Perilaku islami saling memaafkan atas segala kesalahan
Setiap orang muslim harus sadar dan menyadari bahwa dalam kehidupan duinia ini
tidak ada manusia yang sempurna, bebas dari kesalahan, dan juga dosa karena
msnusia adalah tempat salah dan dosa.
Firman allah dalam Al-quran al-karim dalam surat An-nur ayat 22 yang berbunyi :
Artinya : dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu
tidak suka bahwa allah mengampunimu?... (Q.S. An-Nur : 22)