Anda di halaman 1dari 6

ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIK

Muhammad Amin
PENDAHULUAN
Diagnosis suatu penyakit dapat ditegakkan setelah mendapatkan informasi tentang :
1. Riwayat Penyakit
2. Tanda penyakit
3. Pemeriksaan tambahan
Riwayat penyakit digali melalui wawancara antara dokter dan penderita yang disebut
Anamnesis. Tanda penyakit diperoleh melalui pemeriksaan fisik oleh dokter kepada
penderita. Pemeriksaan tambahan adalah pemeriksaan yang dibutuhkan untuk melengkapi
anamnesis dan pemeriksaan fisik misal, x foto, faal paru dl, pada makalah ini tidak
dibicarakan.
ANAMNESIS
Berbicara dengan penderita dan mendapatkan riwayat kesehatan penderita
merupakan bagian yang pertama dan terpenting dalam proses penegakan diagnosis
penderita. Informasi yang diperoleh dari anamnesis ini dapat memberikan gambaran
kearah perkiraan diagnosis atau bahkan tindakan segera yang diperlukan untuk menolong
jiwa penderita.
Arti yang lebih luas anamnesis adalah adalah pengumpulan data, wawasan tentang
keluhan penderita, komunikasi antara dokter dan penderita, membangun saling pengertian
antara dokter dan penderita.
Struktur dan tujuan anamnesis
1. Pencatatan data penderita
Pencatatan data penderita merupakan data awal dari anamnesis yaitu :
Tanggal dilaksanakannya wawancara
Identitas penderita : umur, jenis kelamin, suku bangsa, tempat kelahiran,
pekerjaan,
Sumber wawancara :
- autoanamnesis, bila langsung dari penderita sendiri
- hetero anamnesis , bila dari sumber lain, misal, keluarga, teman, polisi,
surat rujukan, rekam medis dll
2. Keluhan Utama
Keluhan utama adalah satu atau lebih simtom atau sesuatu yang berhubungan
dengan penyebab penderita datang ke dokter. Kedaan sakit pada saat anamnesis
merupakan perwujudan keluhan utama dan memberikan gambaran secara jelas
bagaimana tiap simtom bisa terjadi.
3. Riwayat masa lalu
Diperoleh melalui eksplorasi kondisi sebelum sakit, kecelakaan yang pernah
dialami, tindakan medis yang pernah dialami
4. Status keadaan pada saat sakit
Ditanyakan mengenai kondisi lingkungan, kebiasaan, alergi, imunisasi,
pengobatan yang terakhir
5. Riwayat keluarga
Untuk menilai risiko penderita pada penyakit-penyakit tertentu
6. Riwayat psikososial
7. Riview system
Ditanyakan tentang simtom umum dari setiap organ tubuh dan coba
mengidentifikasi masalah yang oleh penderita tidak diutarakn secara spontan.

Teknik
Reseptif
Melihat
Mendengar
Mencatat reaksi emosional eenderita
Manipulatif
Memacu penderita berceritera
Membatasi penderita berceritera
Membuat ringkasan
Memformulasi pertanyaan
Keluhan Utama
Keluhan utama adalah keluhan yang menyebabkan penderita datang ke dokter.
Setelah dapat diidentifikasi keluhan utama penderita maka pertanyaan terfokus pada
keluhan tersebut antara lain ditanyakan :
Lokasi
Kualitas
Kuantitas
Waktu
Kondisi
Fator yang berpengaruh
Gejala pendamping
Pada penyakit paru atau respirasi keluhan utama yang sering adalah :
1. Batuk
Mendadak : faringitis, trakeitis, common cold
Kronik : PPOK, bronkitis kronik (BK)
Batuk kering : common cold, faringtis
Batuk berdahak : bronkhitis kronik, Tuberkulosis (TB), bronkiektasis
2. Dahak
Jumlah
Warna : purulen, hijau
Campur darah
Waktu : Pagi hari (BK, Bronkiektasis)
3. Batuk Darah
Dapat berasal dari saluran pernafasan bawah / atas
Bedakan dengan hematemesis
Dapat disebabkan oleh : TB, kanker, pnemonia, bronkiestasis.
4. Nyeri Dada
Pleropulmonal : pleritis
Trakeobronkial : trakeitis
Kardiovaskuler : infark Jantung
Esofageal/mediastinal : pnemomediastinum
Neroritis interkostal : herpes
Neromuskuloskeletal : mialgia
5. Sesak nafas
Akut : pnemotoraks, pnemonia, atelektasis, edema paru

Kronik : PPOK, gagal jantung, bronkitis kronik, TB


6. Sesak nafas berulang
Sesak hanya terjadi pada waktu serangan
Di luar serangan normal
Ada hubungan dengan paparan alergen
Terdapat pada asma bronkial
Pada asma istilah yang dikenal penderita adalah mengi/bengek
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan
penderita dengan atau tanpa memakai alat bantu.

pemeriksaan yang dilakukan pada

Pengetahuan Teori Dasar Paru


Penyakit pada jaringan paru, plera atau dinding toraks dapat mengakibatkan
perubahan :
Bentuk
Distensibilitas/pergerakan
Penghantaran Getaran
Bentuk
Bentuk dan ukuran torak dapt berubah akibat kelainan pada jaringan paru, plera
dan dinding toraks. Perhatikan :
Diameter dada (sagital , anteroposterior) : barrel chest pada PPOK
Simetris/asimetris : asimetris pada efusi plera, pneumotoraks, fibrosis
Ruang antar iga : melebar pada PPOK, efusi plera, pneumotoraks dan
menyempit pada schwarte, fibrosis paru, atelektasis
Benjolan : tumor dada
Tulang iga : fraktur
Tulang belakang : skoliosis, kifosis
Pergerakan dada
Penilaian pergerakan dada adalah gerakan hemitoraks kanan dan kiri simetris atau
tidak.
Pergerakan menurun terjadi pada :
1. Gangguan Otot
2. Tahanan dinding toraks meningkat
3. Distensi Paru menurun
4. Kompresi jaringan Paru
Penghantaran Getaran
Getaran dapat diketahui melalui alat peraba atau suara yang ditimbulkan. Getaran
yang dirasakan dapat normal, melemah atau meningkat. Sedangkan suara yang
ditimbulkan dibedakan atas:
Nada
Nada ditentukan oleh frekuensi. Frekuensi rendah memberikan nada rendah. Nada juga
dipengaruhi oleh panjang dan penambpang tabung yang menghantarkan getaran tersebut.
Makin pendek dan makin kecil diameter penampangnya makin tinggi nada yang
ditimbulkan. Percabangan saluran pernapasan makin ke perifer makin pendek dan
penampangnya makin kecil sehingga suara yang ditimbulkan semakin tinggi nadanya.

Intensitas suara
Besar energi yang diperlukan untuk menimbulkan suara menentukan intensitas suara.
Perubahan medium yang dilalui getaran mempengaruhi intensitas suara karena getaran
akan dipantulkan atau diserap.
Timbre
Timbre adalah sifat atau kualitas suara. Suara yang ditimbulkan oleh getaran dari paru
mempunyai timbre yang berbeda, misal : bernapas, berbisik, perkusi dll.
Kelainan dasar paru
Kelainan dasar penyakit paru dibedakan atas tiga komponen:
1.
Kelainan saluran pernapasan;
Penyempitan
Sekret dalam lumen saluran pernapasan
Saluran pernapasan tertutup total
2.
Kelainan parenkim paru

Konsolidasi : alveoli terisi cairan atau sel

Emfisema : pelebaran distal bronkioli, parenkim paru mengandung udara


yang lebih banyak daripada keadaan normal

Kavitas: kerusakan jaringan paru sehingga terbentuk rongga udara dengan


dinding yang tebal

Fibrosis : jaringan paru digantikan oleh jaringan parut


3. Kelainan Plera
Pneumotoraks : rongga plera terisi udara
Efusi plera : rongga plera terisi cairan
Fluidopneumotoraks : rongga plera terisi cairan dan udara
Fibrosis plera (schwarte) : jaringan plera menjadi jaringan parut.
PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi
Inspeksi adalah pemeriksaan tanpa memakai alat bantu, cukup dengan melihat.
Perhatikan :
Bentuk dan ukuran toraks
Permukaan dada
Otot pernafasan bantu
Iga dan antar iga
Fosa yugularis, intra & supra klavikularis
Tipe dan frekuensi pernafasan
Palpasi
Posisi mediastinum : trakea, iktus coodis
Denyutan, getaran, benjolan, edema, krepitasi
Nyeri tekan
Fremitus vokal
Gesekan plera
Fremitus vokal meningkat pada konsolidasi
Fremitus vokal menurun pada : atelektasis, efusi plera dan pneumotoraks

Perkusi
Batas Jantung
Batas paru hati
Lebar Mediastinum
Daerah supra klavikula (Kronig)
Batas bawah paru belakang
Suara perkusi
Sonor
Redup
Pekak
Hipersonor
Timpani

Nada
Normal
Tinggi
> Tinggi
Rendah
> Rendah

Waktu
Normal
Pendek
> Pendek
Panjang
> Panjang

Media
Normal (udara)
Udara < normal
Padat Atau Cair
Udara > Cair
Udara

Auskultasi
Suara Napas
Suara Napas Normal = Vesikuler
Inspirasi terdengar penuh
Ekspirasi lebih lemah dan pendek
Bronko-vesikuler
Inspirasi terdengar penuh
Ekspirasi Penuh
Tidak ada silent gab
Bronkial
Inspirasi & eksprasi penuh
Silent gap
Suara Tambahan
Suara tambahan ditimbulkan oleh :
Sekret
Penyempitan
Terbukanya asinus
Macam-macam suara tambahan :
Ronki
Ronki basah
Ronki Kering
Ronki Basah
Terputus-putus, dibedakan atas:
Kasar : di saluran pernapasan, karena gelembung udara besar yang pecah
(kesadaran menurun)
Sedang : di saluran pernapasan kecil/sedang , karena gelembung udara kecil
yang pecah ( bronkiektasis, bronkopnemoni)

Halus : acinus terbuka , terdengar seperti suara gesekan rambut dan jari
(sembab paru dini)

Ronki kering
Suara tidak terputus
Sonorous, nada rendah : obstruksi parsial saluran pernapasan besar, mengerang
Sibilan (wheez), nada tinggi : Obstruksi saluran nafas kecil, mencicit (squaeking),
pada asma
Suara Kavitas
Nada Rendah
Ekpirasi lebih rendah daripada inspirasi
Pada kavitas, pneumothoraks
Kelainan plera
Bising gesek plera (Pleural Friction Rub)
Jelas pada inspirasi
Gesekan kertas
Pleritis sika/fibrinosa
Crunchings sign
Pada pnemomediastinum
Terputus-putus
Seirama dengan detak Jantung
Stridor
Wheez terdengar tanpa stetoskop
Obstruksi laring, trakea
Diphteri
Suara bisik

Bronkial/Br.Whispered pectoriloque
Dengan berbisik (kata desis)
Normal : jelas pada laring
Jelas, nada tinggi : konsolidasi, atelektasis

Suara percakapan
Dengan suara:satu, dua, tiga
Jelas, bronkofofoni +, pada konsolidasi, atelektasis
Bronkofoni dengan kualitas nasal disebut egofoni, didapatkan pada tepi atas efusi
plera, kadang konsolidasi
KEPUSTAKAAN
1. Alsagaf H, Rai IB, Wijaya A. 1994 : Dasar-dasar Diagnostik Fisik paru. Lab
I.Penyakit paru. ISBN 979-8561-00-7
2. Bates B. 1987. A Guide to Physical Examination and History Talking. JB
Lippincott Company Phyladelphia.

Anda mungkin juga menyukai