Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Adneksa mata merupakan jaringan pendukung mata yang terdiri dari kelopak mata,
konjungtiva, sistem saluran air mata (lakrimal), rongga orbita dan otot - otot bola mata. Kelopak
mata berfungsi melindungi mata dan berkedip serta untuk melicinkan dan membasahi mata.
Konjungtiva adalah membran tipis yang melapisi dan melindungi bola mata bagian luar. Sistem
saluran air mata (lakrimal) menghasilkan cairan air mata, dimana terletak pada pinggir luar dari
alis mata. Rongga orbita merupakan rongga tempat bola mata yang dilindungi oleh tulang tulang yang kukuh. Otot - otot bola mata adalah dimana masing - masing bola mata mempunyai
6 (enam) buah otot yang berfungsi untuk menggerakkan kedua bola mata secara terkoordinasi
pada saat melirik.
Tumor dapat menginvasi bagian dari adneksa mata seperti pada palpebra. Tumor pada
palpebra dapat bersifat jinak maupun ganas. Tumor ganas palpebra, karsinoma sel basal dan sel
skuamosa palpebra adalah tumor mata ganas paling umum. Tumor - tumor ini paling sering
terdapat pada orang bercorak kulit terang atau kuning langsat yang terpajan menahun terhadap
sinar matahari. Sembilan puluh lima persen karsinoma palpebra adalah dari jenis sel basal. Sisa
5% terdiri atas karsinoma sel skuamosa dan karsinoma kelenjar meibom.

TUMOR ADNEKSA

Page 1

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Adneksa Mata
Palpebra dan Apparatus Lacrimalis
Palpebra melindungi kedua mata terhadap cedera dan cahaya yang berlebih dan menjaga
supaya kornea tetap lembab. Lipatan-lipatan ini yang dapat bergerak, disebelah luar dilapisi oleh
kulit yang tipis dan disebelah dalam oleh conjungtiva palpebralis. Conjungtiva palpebralis
Gambar 1. Anatomi Bola Mata

terlipat balik kepada bulbus oculi dan menjadi sinambung dengan conjungtiva bulbi. Garis-garis
pelipatan balik conjungtiva palpebralis kepada bulbus oculi membentuk relung-relung yang
dalam, fornix conjungtivalis superior dan fornix cinjungtivalis inferior. Pelpebra diperkuat oleh
berkas jaringan ikat padat yakni tarsus superior dan tarsus inferior. Serabut musculus orbicularis
oculi berada dalam jaringan ikat antara tarsus ini dan kulit. Didalam tarsus tertanam glandulae
tarsales yang menghasilkan secret untuk melumas tepi-tepi palpebra dan mencegah palpebra
melengket satu sama lain waktu dipejamkan. Bulu-bulu mata (cilia) terdapat pada tepi-tepi
palpebra. Glandula sebecea yang besar yang berhubungan dengan cilia adalah glandulae ciliares.
TUMOR ADNEKSA

Page 2

Antara hidung dan commisura palpebralis medialis terdapat ligamentum palpebralis


medialis yang menghubungkan palpebra termasuk otot-ototnya kepada tepi medial orbita.
Ligamentum yang sesuai disebelah laterale yakni ligamentum palpebralis lateral yakni
ligamentum palpebrale laterale melekatkan palpebra kelateral orbita. Ligamentum palpebrale
laterale dan ligamentum palpebrale mediale dihubungkan melalui tarsus. Septum orbitale adalah
sebuah selaput yang lemah dan menghubungkan tarsus pada tepi orbita.
Tempat bertemunya palpebra superior dan palpebra inferior disebut commisura
papebralis. Masing-masing mata mempunyai sebuah commisura palpebralis medialis dan sebuah
commisura palpebralis laterale. Pada commisura palpebralis medialis terdapat daerah yang
kemerah-merahan yakni lacus lacrimalis dengan didalamnya sebuah caruncula lacrimalis sebuah
benjol kecil yang lembab berasal dari kulit yang telah berubah. Lateral terhadap caruncula
lacrimalis terdapat sebuah lipatan conjungtiva yang berbentuk bulan sabit dan sedikit menutupi
bulbus oculi. Sewaktu limbus palpebralis posterior dibalik keluar, pada ujung medialnya tampak
sebuah lubang kecil yakni punctum lacrimale yang berada pada puncak benjol kecil yang dikenal
sebagai papilla lacrimalis.
Glandula lacrimalis yang berada dibagian superolateral orbita membentuk air mata.

Gambar 2. Struktur pada Sistem Lakrimasi

TUMOR ADNEKSA

Page 3

Ductus lacrimalis bermuara ke dalam fornix superior conjungtiva. Sewaktu kornea menjadi
kering, palpebra mengedip dan membasuhi kornea dengan selapis tipis air mata. Masing-masing
punctum lacrimal adalah permulaan sebuah terusan yang halus yakni canaliculus lacrimale yang
membawa air mata ke saccus lacrimalis dari sini air mata disalurkan melalui ductus
nasolacrimalis untuk dicurahkan kedalam meatus nasi inferior.
Otot otot Orbita
Otot-otot orbita ialah musculus levator palpebra superior, keempat musculus rectus
(musculus rektus superior, musculus rektus mediale, musculus rektus laterale dan musculus
rektus inferior), dan dua otot oblik (musculus obliquus superior dan musculus obliquus inferior).
Keempat otot rectus berasal dari sebuah jaringan ikat, yakni annulus tendineus communis yang
melingkari canalis opticus dan bagian fissura orbitalis superior. Bangunan yang memasuki orbita
melalui canalis opticus dan bagian fissura orbitalis superior yang berdekatan, mula-mula terletak
didalam kerucut keempat otot rektus. Musculus rectus medialis dan musculus rectus laterale
terletak dalam bidang horizontal yang sama demikian pula pada musculus rectus superior dan

Gambar 3. Otot otot Bola Mata

TUMOR ADNEKSA

Page 4

musculus rectus inferior terletak dalam bidang vertical yang sama. Keempat muculus rectus
melekat pada sclera dianterior bulbus oculi. Fungsi otot ini antara lain, musculus rectus medialis
dan musculus rectus lateralis masing-masing menarik bulbus oculi kemedial dan kelateral.
Musculus rectus superior menarik bulbus oculi keatas dan musculus rectus inferior kebawah.
Namun tidak satu pun antara kedua otot terakhir menarik bulbus oculi sejajar dengan sumbu
panjang bulbus oculi. Hasilnya adalah bahwa kedua otot rektus ini cenderung menarik bulbus
oculi kemedial. Biasanya tarikan kemedial oleh musculus rectus superior dan musculus rectus
inferior diimbangi oleh tarikan otot oblik. Musculus obliquus inferior mengarahkan bulbus oculi
kelateral dan superior. Maka jika otot ini bekerjasama dengan musculus rectus superior terjadi
gerak bola mata keatas. Demikian pula musculus obliquus superior mengarahkan bulbus oculi ke
inferior dan lateral dan sewaktu bekerja sama dengan musculus rectus inferior terjadi gerak
bulbus oculi ke arah inferior. Semua otot bulbus oculi bekerja sama untuk menggerakkan bulbus
oculi.
Vagina bulbi atau capsula tenon membungkus bulbus oculi mulai dari nervus optikus
sampai peralihan sklerocorneal junction. Vagina bulbi dtembus oleh tendo otot-otot ekstra ocular
dan melipat balik pada masing-masing tendo sebagai selaput tubular. Dari selubung tendo
musculus rectus medialis dan musculus rectus lateralis dlepaskan perluasan yang berbentuk
segitiga, yakni check ligament medial dan lateral yang masing-masing melekat pada os lacrimale
dan os zygomaticum. Pambauran ligamentum pengendali dengan fascia musculus rectus inferior
dan musculus obliquus inferior membentuk jerat serupa buaian yang dikenal sebagai ligamentum
suspensorium bulbi oculi.
2.2 Fisiologi Adneksa Mata
Refleks Mengedip Palpebra
Banyak sekali ilmuan mengemukakan teori mengenai mekanisme refleks kedip seperti
adanya pacemaker atau pusat kedip yang diregulasi globus palidus atau adanya hubungan dengan
sirkuit dopamin di hipotalamus. Pada penelitian telah dibuktikan adanya hubungan langsung
antara jumlah dopamin di korteks dengan mengedip spontan dimana pemberian agonis dopamine
menunjukkan peningkatan aktivitas mengedip sedangkan penghambatannya menyebabkan
penurunan refleks kedip mata. Refleks kedip mata dapat disebabkan oleh hampir semua stimulus
perifer, namun dua refleks fungsional yang signifikan :
TUMOR ADNEKSA

Page 5

1. Stimulasi terhadap nervus trigeminus di kornea, palpebra dan konjungtiva yang disebut refleks
kedip sensoris atau refleks kornea. Refleks ini berlangsung cepat yaitu 0,1 detik.
2. Stimulus yang berupa cahaya yang menyilaukan yang disebut refleks kedip optikus. Refleks
ini lebih lambat dibandingkan refleks kornea.
Pada keadaan terbangun, mata mengedip secara regular dengan interval dua sampai
sepuluh detik dengan lama kedip selama 0,3 - 0,4 detik. Hal ini merupakan suatu mekanisme
untuk mempertahankan kontinuitas film prekorneal dengan cara menyebabkan sekresi air mata
ke kornea. Selain itu, mengedip dapat membersihkan debris dari permukaan okuler. Sebagai
tambahan, mengedip dapat mendistribusikan musin yang dihasilkan sel goblet dan meningkatkan
ketebalan lapisan lipid. Muskulus Riolan dan muskulus intertarsal dipercaya berhubungan
dengan sekresi kelenjar meibom. Berbicara, menghapal, dan perhitungan mental (mental
arithmatic) dihubungkan dengan peningkatan frekuensi mengedip. Sedangkan melamun,
mengarahkan perhatian dan mencari sumber stimulus diasosiasikan dengan penurunan frekuensi
mengedip mata. Namun, kedipan mata dapat bervariasi pada setiap aktivitas seperti membaca,
menggunakan komputer, menonton televisi, mengendarai alat transportasi, dan memandang.
Frekuensi mengedip juga dipengaruhi oleh factor - faktor internal seperti keletihan, pengaruh
medikasi, stres dan keadaan afektif
2.3 Tumor Adneksa Mata
2.3.1 Definisi
Tumor adalah pertumbuhan atau tonjolan abnormal di tubuh. Tumor sendiri dibagi
menjadi jinak dan ganas. Tumor ganas disebut sebagai kanker. Tumor pada mata disebut juga
tumor orbita. Tumor adneksa adalah tumor yang menyerang jaringan-jaringan sehingga merusak
jaringan lunak mata, seperti otot mata, palpebra dan kelenjar air mata. Rongga orbital dibatasi
sebelah medial oleh tulang yang membentuk dinding luar sinus ethmoid dan sfenoid. Sebelah
superior oleh basis fossa anterior, dan sebelah lateral oleh zigomatikus, os frontal dan sphenoid.
Sebelah inferior oleh atap sinus maksilaris.

TUMOR ADNEKSA

Page 6

2.3.2 Epidemiologi
Karsinoma menunjukkan insiden yang tinggi (42%), sering terdapat pada laki laki umur
lebih dari 50 tahun. 95 % karsinoma palpebra adalah tipe basal, sisanya 5 % terdiri atas
karsinoma sel skuamosa dan karsinoma kelenjar meibom. Karsinoma sel basal lebih banyak
terdapat pada palpebra bawah dan kantus medial, sedangkan karsinoma sel skuamosa lebih
banyak dipalpebra atas. Tumor ganas palpebra, karsinoma sel basal dan sel skuamosa palpebra
adalah tumor mata ganas paling umum. Tumor - tumor ini paling sering terdapat pada orang
bercorak kulit terang atau kuning langsat yang terpajan menahun terhadap sinar matahari.
Sembilan puluh lima persen karsinoma palpebra adalah dari jenis sel basal. Sisa 5% terdiri atas
karsinoma sel skuamosa dan karsinoma kelenjar meibom.
2.3.3 Klasifikasi
Berdasarkan posisinya tumor mata/orbita dikelompokkan sebagai berikut:
a) Tumor eksternal yaitu tumor yang tumbuh di bagian luar mata seperti:
Tumor palpebra yaitu tumor yang tumbuh pada kelopak mata, Misalnya : Tumor
Adeneksa, tumor menyerang kelopak mata (bagian kulit yang dapat membuka dan
menutup.
Tumor konjungtiva yaitu tumor yang tumbuh pada lapisan konjungtiva yang melapisi
mata bagian depan.
b) Tumor intraokuler yaitu tumor yang tumbuh di dalam bola mata, Contoh : Retinoblastoma.
Jenis ini adalah tumor ganas retina dan merupakan tumor primer bola mata terbanyak pada anak.
c) Tumor retrobulber yaitu tumor yang tumbuh di belakang bola mata.
Menurut Sidarta, ilyas (2002), Tumor mata dapat dibedakan menjadi 3
menurut sifatnya yaitu :
a) Tumor primer, biasanya tumor jinak pada orbita dengan gejala - gejala seperti gangguan
pergerakkan bola mata, gangguan penglihatan, gangguan lapang pandangan, pembendungan
darah dalam orbita, adanya perubahan fundus mata. Contoh: Hemangioma, Meningioma, Kista
dermoid, Neurofibroma, Sarkoma, Glioma saraf optik.

TUMOR ADNEKSA

Page 7

b) Tumor sekunder, adalah tumor yang berasal dari tempat-tempat yang berhubungan dengan
rongga orbita dan terjadi perluasan tumor ke dalam rongga orbita misalnya dari sinus, rongga
otak atau kelopak mata. Contoh: Basalioma Carsinoma.
c) Tumor metastasis, biasanya tumor ini dapat menjadikan metastasis ke hati, paru-paru dan
tulang.
Tumor Jinak Palpebra
Veruka

Gambar 4. Veruka
Umumnya muncul sepanjang pinggir palpebra. Dianggap disebabkan oleh virus. Veruka
pada palpebra pada umumnya diterapi dengan eksisi dan kauterisasi.
Xantelasma

Gambar 5. Xanthelasma
TUMOR ADNEKSA

Page 8

Local biasanya pada permukaan kulit palpebra, berbentuk bercak yang sedikit keriput,
irregular dan warna agak kekuningan. Pada dasarnya xantelasma diterapi dengan pengobatan
eksisi dengan tujuan kosmetik.
Hemangioma
Hemangioma (tumor vascular), pada palpebra dibedakan atas dua tipe :
Hemangioma Kavernosa
Hemangioma kavernosa adalah tumor yang terjadi pada masa dewasa, dan penampakan
klinis jarang pada masa kanak kanak. Terdiri atas cabang cabang vena yang besar, terletak
pada jaringan subkutan. Warnanya kebiru-biruan dan akan berubah menurut pelebaran pembuluh
darah. Umpama waktu menangis tumor dapat terlihat tambah besar.. Tumor terdiri dari rongga
rongga dengan ukuran yang sangat bervariasi. Rongga tersebut dibatasi oleh septa, berukuran

Gambar 6. Hemangioma Kavernosa


cukup tebal dengan dinding dilapisi sel endotel. Pertumbuhan slowly prograsif. Tumor
berkapsul tidak mempunyai sifat regresi. Lokasi tumor sering terdapat didaerah intrakonal
retrobulbar. Diagnosa dapat dibuat dengan diagnostik penunjang ultrasonografi dan CT scan.
Arteriografy dan venograpi tidak menunjang, karena lesi terisolasi dari jaringan vaskular.
Pengobatan dengan pembedahan. Biasanya tumor sangat mudah ditaksir karena tumor berkapsul.
Perubahan sel menjadi tumor ganas sangat jarang terjadi.
Hemangioma Kapilaris
TUMOR ADNEKSA

Page 9

Hemangioma kapiler merupakan tumor jinak. Penampakannya berupa nodul merah, di


palbebra disebut strawberry birthmark. Tumor cenderung membesar pada bulan bulan pertama
setelah kelahiran, dengan cara infiltratif ke jaringan sekitarnya. Tumor dapat meluas, multiple
sampai mengenai daerah kepala dan leher. Perjalanan penyakit hemangioma kapiler tumbuh
dengan pesat menjelang enam bulan kehidupan dan mengecil setelah anak berumur 1 tahun.
Pertumbuhan hemangioma lebih sesuai dikatakan sebagai pertumbuhan hemartroma dari pada
pertumbuhan neoplasma. Involusi sempurna, 30% akan terjadi pada umur 3 tahun, 60% pada
umur 4 tahun, 76% pada umur 7 tahun. Bila tumor hanya mengenai daerah orbita tanpa lesi di

Gambar 7. Hemangioma Kapilar


palpebra, maka persangkaan terhadap hemangioma didapat dari warna kebiru biruan yang terjadi
di palpebra atau konjungtiva.
Pada perabaan tumor akan terasa lunak seperti busa. Daerah predileksi sering terjadi di
daerah superonasal. Gambaran mikroskopis tumor terbentuk nodul padat berisi sel proliferasi sel
endotel jinak dan berlumen. Dengan meningkatnya umur rongga vaskuler ini menjadi ektatik dan
skarifikasi terjadi spontan atau akiabt pengobat. Pengobatan hanya dilakukan atas indikasi
disfungsi okular atau deformitas kosmetik yang terlalu luar. Pengobatan steroid dapat dilakukan
untuk mengurangi besarnya tumor. Radiasi dengan dosis rendah dikatakan cukup berhasil
mengobati hemangioma. Tindakan pembedahan, injeksi zat sklerosing, krioterapi hendaknya
dibatasi sedapat mungkin.

TUMOR ADNEKSA

Page 10

Tumor Ganas Palpebra


Basalioma
Basalioma adalah kanker yang paling sering terjadi pada kelopak mata (hamper 90%).
Kejadian basalioma paling sering adalah pada kelopak mata bawah (hampir 70%)., tetapi masih
dapat muncul pada bagian tepi kelopak, sudut mata, alis, atau bagian lain yang berdekatan
dengan mata. Kanker jenis ini hampir tidak pernah menyebar ke organ lain namun dapat
menyebabkan kerusakan jaringan sampai kecacatan akibat pertumbuhan tumor kejaringan
sekitar. Karsinoma menunjukkan insiden yang tinggi (42%), sering terdapat pada laki laki
umur lebih dari 50 tahun. 95 % karsinoma palpebra adalah tipe basal, sisanya 5 % terdiri atas
karsinoma sel skuamosa dan karsinoma kelenjar meibom. Karsinoma sel basal lebih banyak
terdapat pada palpebra bawah dan kantus medial, sedangkan karsinoma sel skuamosa lebih

Gambar 8. Basalioma pada palpebra inferior


banyak di palpebra atas. Basalioma merupakan tumor ganas yang paling sering dari tumor ganas
palpebra. Kebanyakan tumor ini adalah noduler, terlokalisir dengan batas yang tegas. Pada
permukaan terdapat vaskularisasi yang berbentuk teleangiektasi. Tetapi beberapa diantara tumor
ini flat (datar) yang dikenal sebagai sclerosing basal cell Ca, tumbuhnya tumor pelan pelan.
Etiologi basalioma antara lain paparan radiasi ultraviolet dari sinar matahari, paparan
arsen melalui saluran pencernaan terutama pada pengobatan pasien asma dan psoriasis, pasien
immunosupresi. Metastase klinis pada tumor ini tumbuh lambat jarang mengenai jaringan yang
TUMOR ADNEKSA

Page 11

lebih dalam karena terdapat fascia yang lebih dalam sebagai barrier, tumor biasanya tidak nyeri,
epifora bila tumor mengenai kantus internus dimana tumor menginvasi punctum dan ductus
nasolakrimalis, penurunan visus sampai terjadi kebutaan dalam pertumbuhan yang lanjut tumor
akan merusak kelopak mata bawah dan atas serta masuk kerongga orbita. Diagnosa basalioma
dapat ditegakkan dengan

inspeksi dimana umumnya tampak sebagai pembesaran palpebra

mendatar dengan tepi yang agak meninggi serta berlilin, ditengahnya sering terbentuk ulkus yang
disebut ulkus roden. Selain itu dengan cara histology pada jaringan palpebra merupakan penentu
pasti.
Karsinoma Sel Skuamosa
Karsinoma sel skumosa adalah suatu tumor ganas kulit non melanotic yang berasal dari
petumbuhan palpebrasel skuamosa epidermis. Karsinoma sel skuamosa dibedakan dari neoplasia
in situ, dimana pada karsinoma sudah terjadi invasi melewati lapisan palpebra basalis. Jarang
terdapat, biasanya mengenai orang tua. Lokasi terbanyak pada palpebra superior dengan gejala
palpebra superior membengkak, berbenjol benjol. Terjadi metastase atau

Gambar 9. Karsinoma sel skuamosa


penyebaran ke kelenjar limfe, melalui system limfatik, pada kelopak atas melalui kelenjar getah
bening preaurikuler dan pada kelopak mata bawah melalui kelenjar getah bening submaksilar.
Diagnose ditentukan dengan inspeksi adanya massa dimatayang bertambah ukurannya dengan
cepat sering ditemukan keluhan kemerahan atau iritasi. Tumor ini sering terdapat
padaintrapalpebra dekat nasal atau temporal limbus, namun juga dapat mengenai konjungtiva
atau kornea. Selain itu dapat dilakukan pemeriksaan pewarnaan rose Bengal dapat membantu
menentukan perluasan lesi yang tepat. Pemeriksaan dengan slitlamp, goniokopi dilakukan jika
curiga adanya keterlibatan intraokuler. Palpasi pembesaran kelenjar getah bening dapat
TUMOR ADNEKSA

Page 12

dilakukan untuk mencari metastase regional. CT scan atau MRI dapat membantu jika terdapat
keterlibatan intraorbita.
Melanoma Maligna
Nevus jarang mengalami perubahan menjadi maligna. Apabila lesinya itu membesar
dani warnanya lebih gelap, maka suspek maligna. Biasanya tumbuh dari melanoma konjungtiva
yang bermetastase. Melanoma maligna biasanya diterapi dengan cara eksisi lebar, tidak jarang
dianjurkan operasi radikal seperti eksenterasi.
Karsinoma Sel Sebasea
Sering timbul dari kelenjar meibom didalam tarsus. Tumor ini mungkin juga berkembang
dari kelenjar sebacea dari bulu mata, karunkula dan alis mata. Tumbuh mirip seperti kalazion.
Kalau terjadi berulang ulang maka dianjurkan pemeriksaan histologis dari kalazion tersebut.
Tumor ini multifocal dan bias menyebar. Metastase sering terjadi.
Sarkoma
Sarkoma jaringan lunak pada orbita jarang dan biasanya berupa perluasan ke anterior
tumor-tumor orbita. Rhabdomiosarkoma palpebra dan orbita adalah tumor ganas primer paling
umum di temukan dijaringan ini dalam dekade pertama kehidupan. Tumor palpebra adalah tanda
pertama. Kombinasi radioterapi biasanya efektif untuk mempertahankan fungsi mata dan
menghindari kematian.
Melanoma
Melanoma ganas palpebra serupa dengan melanoma kulit dibagian lain dan terdiri atas
tiga golongan berbeda: melanoma yang menyebar superfisial, melanoma ganas lentigo, dan
melanoma nodular. Tidak semua melanoma ganas berpigmen. Kebanyakan lesi yang berpigmen
pada kulit palpebra bukan melanoma. Karenanya harus di biopsi untuk menegakkan diagnosis.
Prognosis melanoma kulit tergantung kedalaman invasi atau kedalaman lesi. Tumor dengan
kedalaman kurang dari 0,76 mm jarang bermetastase.

TUMOR ADNEKSA

Page 13

2.3.4 Etiologi
Seperti pada umumnya kanker yang lain, penyebab kanker pada palpebra ini juga belum
diketahui secara pasti. Terdapat banyak faktor yang dapat menyebabkan pertumbuhan karsinoma
pada palpebra terutama seperti karsinoma sel skuamosa, basalioma pada, yaitu faktor paparan
sinar matahari, arsen, hidrokarbon, suhu, radiasi kronis, parut, dan virus. Selain factor tersebut
diduga bahwa terjadi maturasi abnormal epitel konjungtiva akibat kombinasi dari beberapa factor
risiko seperti :
- Paparan sinar ultra violet dari matahari.
- HPV tipe 16 dan 18 diketahui dapat menyebabkan dysplasia pada lapisan skuamosa sel.
- Faktor risiko lainnya diduga karena inflamasi yang lama, asap rokok dan pemakaian lensa
kotak yang lama.
2.3.5 Gejala dan Tanda
a. Nyeri orbita, sering terjadi pada tumor mata yang ganas yang dapat berkembang sangat cepat.
b. Pembengkakan kelopak mata (edema palpebra).
c. Jika letak tumor pada pinggir palpebra dapat terjadi bulu mata rontok akibat dari pertumbuhan
tumor tersebut.
d. Proptosis pergeseran bola mata ke depan adalah gambaran yang sering dijumpai yang terjadi
secara bertahap dan tidak nyeri dapat terjadi pada tumor yang bersifat jinak maupun ganas.
e. Pada palpasi sering teraba adanya benjolan atau massa yang menyebabkan distorsi kelopak
atau bola mata, terutama tumor kelenjar lakrimal.
f. Gerak mata, sering terbatas akibat desakan tumor pada orbita.
g. Ketajaman penglihatan, mungkin dapat terganggu akibat terkenanya nervus optikus atau retina
atau secara tidak langsung akibat kerusakan vascular.
2.3.6 Diagnosis
Inspeksi
a. Terlihat adanya benjolan pada palpebra yang dapat mengganggu fungsi kelopak mata dalam
melindungi kornea.
b. Pada tumor ganas palpebra seperti karsinoma sel basal tidak terdapat gambaran yang khas
pada karsinoma ini, tetapi pada umumnya tampak seperti tumor dengan pembesaran palpebra
TUMOR ADNEKSA

Page 14

mendatar dengan tepi yang agak meninggi serta berlilin. Ditengahnya sering berbentuk ulkus
dengan tepi bernodul yang disebut ulkus roden.
c. Perkembangan yang cepat pada tumor ganas dapat menyebabkan kemerahan atau iritasi pada
mata.
d. Pada hemangioma tampak strawberry nevus yang terlihat sebagai bercak merah yang makin
lama makin membesar, berbatas tegas, dan keras pada perabaan.
Pemeriksaan Mata
a. Visus dengan koreksi
b. Inspeksi
- Kedudukan bola mata
- Pergerakan bola mata
c. Pemeriksaan dengan atau tanpa Loupe
- Ukuran tumor
- Lokalisasi
- Bentuk tumor
- Permukaan tumor
- Warna tumor
- Mobilitas
d. Pemeriksaan lampu celah
e. Funduskopi
Pemeriksaan Kelenjar Getah Bening
Tujuan pemeriksaan kelenjar getah bening adalah untuk mencari tahu apakah terdapat
metastase tumor yang bias dipastikan apakah tumor tersebut merupakan primer atau sekunder.
Tindakan Biopsi
1. Untuk tumor luas dilakukan biopsy insisi
2. Untuk tumor kecil (tidak memerlukan tindakan rekonstruksi) dilakukan biopsy eksisi.
Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
TUMOR ADNEKSA

Page 15

Dapat dipertimbangkan terutama pada tumor yang dicurigai sebagai xanthelasma karena
pada 50 % kasus pasien dengan xanthelasma mempunyai gangguan lipid maka disarankan untuk
melakukan pemeriksaan lipid profile juga HDL dan LDL.
b. Pemeriksaan patologi anatomi melalui biopsy maupun pembedahan.
c. pemeriksaan tumor marker terutama bila dicurigai adanya metastase.
2.3.7 Penatalaksanaan
Xanthelasma
a. Terapi farmakologi dengan obat obatan penurun lipid serum.
b. Terapi operatif
- Eksisi bedah
Pada lesi linier yang kecil eksisi lebih disarankan, karena scar lebih berbaur
dengan jaringan sekitarnya. Pada eksisi lebih tebal, kelopak mata bawah cenderung mudah
terjadi scar karena jaringan yang diambil juga lebih tebal. Eksisi sederhana pada lesi yang lebih
luas berisiko menyebabkan retraksi kelopak mata, ektropio sehingga membutuhkan cara
rekonstruksi lain.
-

Pengangkatan dengan karbondioksida dan argon


Menambah hemostasis dan memberiksan visualisasi yang baik tanpa penjahitan

dan lebih cepat namun scar dan perubahan pigmen dapat terjadi.
-

Kauterisasi kimia
Penggunaan Chloracetic acid efektif untuk menghilangkan xanthelasma. Zat ini

mengendapkan dan mengkoagulasikan protein dan lipid.


-

Elektrodesikasi dan Cryoterapi


Dapat menghancurkan xanthelasma superficial tetapi membutuhkan terapi

berulang. Cryoterapi dapat menyebabkan scar dan hipopigmentasi.


Hemangioma
a. Terapi konservatif
pada perjalanan alamiahnya lesi hemangioma akan mengalami pembesaran dalam bulan
bulan pertama kemudian mencapa besar maksimum dan sesudah itu terjadi regresi spontan
sekitar umur 12 bulan, lesi terus mengadakan regresi sampai umur 5 tahun. Jika hemangioma ini
dibiarkan sembuh sendiri, kulit dapat menjadi normal.
TUMOR ADNEKSA

Page 16

b. Terapi aktif
Hemangioma yang memerlukan terapi aktif adalah hemngioma yang tumbuh pada organ
vital seperti mata, telinga, dan tenggorokan, mengalami ulserasi, perdarahan, infeksi,
pertumbuhan cepat, dan deformitas jaringan.
-

Terapi kompresi
Terdapat dua macam terapi kompresi antara lain continous compression dengan

menggunakan bebat elastic dan intermittent pneumatic compression dengan menggunakan


pompa wright linear. Tujuan penekanan adalah untuk membuat aliran pembuluh darah terhenti
sehingga menyebabkan jaringan mengalami iskemik dan jadi nekrotik.
-

Terapi kortikosteroid
Steroid digunakan selama fase proliferatif tumor untuk menghentikan pertumbuhan

dan mempercepat involusi lesi. Steroid dapat digunakan secara topical, intralesi atau sistemik.
Jika hemangioma difus atau meluas ke posterior orbita digunakan steroid sistemik dengan dosis
anjuran prednisone atau prednisolon 2-5 mg/kg BB/hari.
c. Terapi Pembedahan
Indikasi dilakukannya terapi pembedahan pada hemangioma adalah :
-

Pertumbuhan terlalu cepat, misalnya dalam beberapa minggu lesi menjadi 3-4 kali
lebih besar.

Basalioma
Terapi pembedahan merupakan terapi pilihan. Tumor yang terbatas dikelopak mata
dlakukan eksisi luar diikuti dengan tindakan rekonstruksi. Eksisi dibuat 3-5 mm dari tepi tumor
secara makroskopik. Tumor yang sudah mengadakan invasi ke jaringan orbita dilakukan
eksenterasi orbita.
Terapi radiasi diberikan pada tumor yang luas. Karena luasnya ini maka tindakan
rekonstruksi setelah eksisi sukar dikerjakan dan akan menyebabkan gangguan dari fungsi
kelopak mata. Kegunaan radiasi dalam hal ini ialah untuk mengecilkan tumor sehingga
memudahkan tindakan rekonstruksi dan tidak menyebabkan gangguan fungsi kelopak mata.
Karsinoma Sel Skuamosa

TUMOR ADNEKSA

Page 17

Terapi pilihan dari karsinoma sel skuamosa adalah eksisi luas. Dianjurkan dengan batas
eksisi 6-7 mm dari batas makroskopik tumor. Frozen section dapat menilai batas lateral eksisi
namun tidak dapat membantu menentukan batas dalam. Setelah eksisi dapat dlakukan krioterapi
untuk menurunkan angka rekurensi. Krioterapi dapat menghancurkan sel tumor melalui
penghancuran oleh dingin sama seperti yang diakibatkan oleh iskemik local. Bila tumor sudah
menginvasi orbita tanpa atau diserta dengan pembesaran kelenjar getah bening dapat dilakukan
eksenterasi.
3.8 Prognosa
Tumor adneksa pada umumnya memiliki prognosa yang baik, namun tergantung pada
ukuran lesi, lokasi, selain itu pada hasil histopatologi serta terapi yang dilakukan. Semakin cepat
tumor terdeteksi maka pengobatan yang diberikan dapat berlangsung lebih cepat. Namun pada
beberapa tumor seperti xanthelasma yang memiliki tingkat kekambuhan yang cukup tinggi
akibat dari tindakan eksisi yang dilakukan.

TUMOR ADNEKSA

Page 18

BAB III
KESIMPULAN
Tumor adneksa merupakan tumor yang berasal dari adneksa mata seperti palpebra,
konjungtiva, glandula lakrimalis serta otot otot orbita mata. Tumor adneksa sering pada
palpebra yang dibedakan menjadi tumor jinak dan tumor ganas. Tumor jinak palpebra antara lain
veruka, hemangioma, xanthelasma sedangkan tumor ganas palpebra antara lain basalioma,
karsinoma sel skuamosa. Persentase tumor ganas paling sering terdapat pada orang bercorak
kulit terang atau kuning langsat yang terpajan menahun terhadap sinar matahari. Sembilan puluh
lima persen karsinoma palpebra adalah dari jenis sel basal. Sisa 5% terdiri atas karsinoma sel
skuamosa dan karsinoma kelenjar meibom.
Tumor adneksa mata dapat didiagnosa dengan anamnesa sesuai keluhan, lokasi tumor,
ukuran, bentuk, permukaan tumor, warna tumor, dan immobile. Dilanjutkan dengan pemeriksaan
mata, pemeriksaan kelenjar getah bening, pemeriksaan biopsy dan pemeriksaan penunjang.
Penatalaksaan tumor adneksa tergantung pada jenis tumor dan ukuran serta hasil biopsy, semakin
cepat terdiagnosa maka tumor semakin cepat dideteksi dan mendapat terapi.

TUMOR ADNEKSA

Page 19

DAFTAR PUSTAKA
1. Williams, Lippincott et all. Atlas Anatomi Edisi Berbahasa Latin. Jakarta : Erlangga.
2009.
2. Moore, Keith L et all. Anatomi Klinis Dasar. Jakarta : Hipokrates. 2002.
3. Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta : EGC. 2011.
4. Ilyas, Sidarta et all. Ilmu Penyakit Mata Edisi kedua. Jakarta : FK-UI. 2002.
5. Vaughan et all. Oftalmologi Umum Edisi 17. Jakarta : EGC. 2009.
6. Ilyas, Sidarta. Kedaruratan Dalam Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : FK-UI. 2005.
7. Moeloek, Nila L et all. Prosedur Diagnostik dan Pengobatan Tumor Orbita Adneksa.
Jakarta : PERDAMI. 2003.
8.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21533/4/Chapter%20II.pdf
paragraph 1
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41541/4/Chapter%20II.pdf
paragraph 2

TUMOR ADNEKSA

Page 20

Anda mungkin juga menyukai

  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen2 halaman
    Daftar Isi
    Sucie Novera Yasena Putri
    Belum ada peringkat
  • PP Lapkas
    PP Lapkas
    Dokumen35 halaman
    PP Lapkas
    Sucie Novera Yasena Putri
    Belum ada peringkat
  • 5 Kesimpulan
    5 Kesimpulan
    Dokumen3 halaman
    5 Kesimpulan
    Sucie Novera Yasena Putri
    Belum ada peringkat
  • Pneumonia
    Pneumonia
    Dokumen22 halaman
    Pneumonia
    Bianda
    Belum ada peringkat
  • Identifikasi Paper Fix
    Identifikasi Paper Fix
    Dokumen17 halaman
    Identifikasi Paper Fix
    Sucie Novera Yasena Putri
    Belum ada peringkat
  • Lapkas
    Lapkas
    Dokumen1 halaman
    Lapkas
    Sucie Novera Yasena Putri
    Belum ada peringkat
  • Menghambat Produksi Prostaglandin
    Menghambat Produksi Prostaglandin
    Dokumen2 halaman
    Menghambat Produksi Prostaglandin
    Sucie Novera Yasena Putri
    Belum ada peringkat
  • KOLELITIASIS
    KOLELITIASIS
    Dokumen11 halaman
    KOLELITIASIS
    Sucie Novera Yasena Putri
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    Sucie Novera Yasena Putri
    Belum ada peringkat
  • Lapkas Peb Opi
    Lapkas Peb Opi
    Dokumen46 halaman
    Lapkas Peb Opi
    Sucie Novera Yasena Putri
    Belum ada peringkat
  • Faktor Menstruasi Dan Resiko Kanker Payudara
    Faktor Menstruasi Dan Resiko Kanker Payudara
    Dokumen1 halaman
    Faktor Menstruasi Dan Resiko Kanker Payudara
    Sucie Novera Yasena Putri
    Belum ada peringkat
  • Obesitas Pada Anak
    Obesitas Pada Anak
    Dokumen12 halaman
    Obesitas Pada Anak
    Fathur Rohman
    Belum ada peringkat
  • Patofisiologi Bentukan Batu Empedu
    Patofisiologi Bentukan Batu Empedu
    Dokumen4 halaman
    Patofisiologi Bentukan Batu Empedu
    Sucie Novera Yasena Putri
    Belum ada peringkat
  • TEORI
    TEORI
    Dokumen34 halaman
    TEORI
    Sucie Novera Yasena Putri
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Sucie Novera Yasena Putri
    Belum ada peringkat
  • Pneumothorax
    Pneumothorax
    Dokumen22 halaman
    Pneumothorax
    Sucie Novera Yasena Putri
    Belum ada peringkat
  • BAB ISI Hipertensi Dalam Kehamilan
    BAB ISI Hipertensi Dalam Kehamilan
    Dokumen48 halaman
    BAB ISI Hipertensi Dalam Kehamilan
    Sucie Novera Yasena Putri
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Sucie Novera Yasena Putri
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen3 halaman
    Kata Pengantar
    Sucie Novera Yasena Putri
    Belum ada peringkat
  • Pneumothorax
    Pneumothorax
    Dokumen22 halaman
    Pneumothorax
    Sucie Novera Yasena Putri
    Belum ada peringkat
  • Append Xin Do
    Append Xin Do
    Dokumen14 halaman
    Append Xin Do
    Sucie Novera Yasena Putri
    Belum ada peringkat
  • Tinjauan Pustaka
    Tinjauan Pustaka
    Dokumen11 halaman
    Tinjauan Pustaka
    Sucie Novera Yasena Putri
    Belum ada peringkat
  • RJPO AII Takikardi
    RJPO AII Takikardi
    Dokumen11 halaman
    RJPO AII Takikardi
    Sucie Novera Yasena Putri
    Belum ada peringkat
  • MDR TB
    MDR TB
    Dokumen16 halaman
    MDR TB
    Sucie Novera Yasena Putri
    Belum ada peringkat
  • Bab Jiwa Perbaikan
    Bab Jiwa Perbaikan
    Dokumen69 halaman
    Bab Jiwa Perbaikan
    Sucie Novera Yasena Putri
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantr Bedah
    Kata Pengantr Bedah
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantr Bedah
    Fitriyani Siregar
    Belum ada peringkat
  • Lapkas Vini
    Lapkas Vini
    Dokumen14 halaman
    Lapkas Vini
    Sucie Novera Yasena Putri
    Belum ada peringkat
  • PIG Terbaru
    PIG Terbaru
    Dokumen5 halaman
    PIG Terbaru
    Ratri Nirmala
    Belum ada peringkat
  • Pneumothorax
    Pneumothorax
    Dokumen22 halaman
    Pneumothorax
    Sucie Novera Yasena Putri
    Belum ada peringkat