7. Lain-lain : Pemeriksaan fisik dilakukan di IGD Puskesmas Serang Kota pada tanggal 16 Juni 2016.
PEMERIKSAAN UMUM
Keadaan umum
Kesadaran
: Compos mentis
Nadi
: 84 x/menit
Respirasi
: 20x/menit
Suhu
: 360C
STATUS GENERALIS
Kepala
Wajah
Mata
: Konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-, RCL +/+, RCTL +/+, diameter
pupil 3mm/3mm.
Telinga : Nyeri tekan tragus -/-, nyeri tekan mastoid -/-, serumen +/+, sekret -/-, Membran
timpani intak/intak.
Hidung : Sekret -/-, deviasi septum (-), mukosa hiperemis -.
Mulut
: Higiene buruk, karies dentis +, tonsil Tl/Tl, mukosa hiperemis (-), uvula di
tengah, arkus faring simetris.
Leher
KGB : Tidak teraba
Tiroid : Tidak terdapat pembesaran.
Dada
-
Paru :
I: Pergerakan dinding dada simetris kanan=kiri, retraksi (-), tertinggal (-), spider nevi (-),
sikatriks (-).
P: Krepitasi (-), massa (-), Vokal fremitus lapang paru kiri=kanan.
P: Sonor pada seluruh lapang paru.
A: Sp vesikular -/-, Rh-/-, Wh-/-
Jantung:
c. Ethylchlorid Spray
PROGNOSIS
1. Ad vitam
2. Ad fungsionam
3. Ad sanationam
: Ad bonam
: Ad bonam
: Ad bonam
Daftar Pustaka:
1. Buku ajar parasitologi kedokteran. Edisi ke-4. Jakarta: Fakultas Kedokteran
UI;2008.hal.25-8.
2. "B80: Enterobiasis". International Statistical Classification of Diseases and Related
Health Problems (ICD) 10th Revision. World Health Organization. 2007. Retrieved
2009-12-05.
3. Garcia, Lynne Shore (2009). Practical guide to diagnostic parasitology. American
Society for Microbiology. pp. 246247.
Hasil Pembelajaran
1. Diagnosis CLM
2. Pemeriksaan Fisik dan Penunjang pada CLM
3. Tatalaksana dan Pencegahab CLMbiop
ASSESMENT:
Creeping Eruption
Pendahuluan
Creeping eruption atau yang disebut juga cutaneus larva migrans, dermatosis linearis
migrans, sandoworms disease adalah kelainan kulit yang berupa peradangan yang disebabkan
oleh invasi larva cacing tambang (Nematode) yang berasal dari anjing dan kucing. Kasus
terbanyak yang terjadi disebabkan oleh Ancylostoma braziliense dan Ancylostoma caninum
1,4
Penyakit ini banyak terdapat di daerah tropis atau subtropis yang hangat dan lembab,
misalnya di Afrika, Amerika Selatan dan Barat, Asia Tenggara, di Indonesia pun banyak
dijumpai. Aktivitas yang menjadi faktor penyebab adalah kontak dengan pasir atau tanah
terkontaminasi langsung dengan kotoran binatang, bermain di tanah, dan berjalan tanpa alas
kaki di pantai. Larva masuk dan bersembunyi pada kulit kaki. Predileksi paling sering terjadi
pada kaki, bokong, genital, dan tangan.1,2,3,4
Larva tersebut secara normal merupakan parasit pada usus binatang. Nematoda tidak
dapat hidup secara sempurna pada manusia. Cacing dewasa berkembangbiak di usus kucing
atau anjing, Dimana telur cacing disimpan, dan terbawa dalam kotoran. Telur tersebut
menetas menjadi larva dan menghilang dalam tanah dan kembali berkembang pada usus
anjing atau kucing. Untuk melengkapi siklus hidupnya, larva tersebut masuk ke dalam kulit
manusia saat kulit tersebut menyentuh tanah.3,5
Epidemologi
Creeping eruption adalah penyakit infeksi parasit yang jarang terjadi, dan ditemukan
pada daerah tropis atau subtropis yang hangat dan lembab. Penyakit ini dapat mengenai
semua jenis kelamin dan umur. Dinilai kedua antara infeksi cacing kremi dinegara maju.
misalnya di Afrika, Amerika Selatan dan Barat, terutama Amerika Serikat bagian tenggara,
Karibia, Afrika, Amerika Selatan, Amerika Pusat, India, dan Asia Tenggara, di Indonesia pun banyak
dijumpai. Infestasi lebih sering ditemukan saat ini karena tingginya mobilitas dan tamasya. 3,6
Etiologi
Kebanyakan kasus disebabkan oleh Uncinaria, larva yang berasal dari cacing
tambang kotoran binatang anjing dan kucing, yaitu Ancylostoma brazilienze dan Ancylostoma
caninum. Pada beberapa kasus ditemukan Echinococcus, Strongyloides sterconalis,
Dermatobia maxiales dan Lucilia caesar, oleh karena itu, penyakit ini sering terjadi pada
orang yang sering berhubungan dengan tanah atau pasir. Pada beberapa kasus bisa juga
disebabkan oleh A. ceylanicum, A. stenocephala, Bunostomum sp. dan Necator suillu.1,5,7
Selain itu dapat pula disebabkan oleh larva dari beberapa jenis lalat, misalnya
Castrophilus (the horse bot fly) dan cattle fly. Siklus hidup ancylostoma braziliense terjadi
pada binatang dan serupa dengan Ancylostoma duodenale pada manusia.1,5
Patogenesis
Creeping eruption disebabkan oleh berbagai spesies Uncinaria (cacing tambang)
binatang yang didapat dari kontak kulit langsung dengan tanah yang terkontaminasi feses
anjing atau kucing. Hospes normal cacing tambang ini adalah kucing dan anjing. Telur cacing
diekskresikan kedalam feses, kemudian menetas pada tanah berpasir yang hangat dan lembab.
Kemudian terjadi pergantian bulu dua kali sehingga menjadi bentuk infektif (larva stadium
tiga) (Gambar 1). 3,5
mempunyai enzim kolagenase yang cukup untuk penetrasi membran basalis sampai ke
dermis. Sehingga penyakit ini menetap di kulit saja. Enzim proteolitik yang disekresi larva
menyababkan inflamasi sehingga terjadi rasa gatal dan progresi lesi. Meskipun larva tidak
bisa mencapai intestinum untuk melengkapi siklus hidup, larva sering kali migrasi ke paruparu sehingga terjadi infiltrate pada paru. Pada pasien dengan keterlibatan paru-paru didapatkan larva
dan eosinofil pada sputumnya. Kebanyakan larva tidak mampu menembus lebih dalam dan mati
setelah beberapa hari sampai beberapa bulan.3,5
Gejala Klinik
Pada creeping eruption yang disebabkan oleh Uncinaria (cacing tambang), awal
masuknya larva tidak menimbukan gejala. Infeksi biasanya menyerang kaki, tungkai, bokong
atau punggung. Terowongan cacing tambang tampak sebagai ruam yang menyerupai benang
kusut (Gambar 2). Timbul rasa gatal yang hebat. Gatal dapat menjadi sangat menyakitkan dan
jika tergores memungkinkan terjadi infeksi bakteri sekunder, gatal akan berhenti setelah
parasit mati. 1,7,8
Bentuk peradangan atau migrasi panniculitis dengan intensitas yang bervariasi. Hal ini
ditandai dengan eritematosa, edematous, circular atau irregular, plak meninggi perlahanlahan. Permukaan yang hangat, nyeri atau rasa terbakar dengan kulit kemerahan, dan mereka
dapat berpindah 1-5 cm per hari (Gambar 3). Lesi menghilang secara spontan (minggu, bulan
atau tahun) atau dengan pengobatan, dan mereka secara berkala muncul kembali di daerah
sekitarnya atau jauh dari tempat sebelumnya. Yang paling sering terpajan yaitu perut tungkai
2)
invasi besar viseral. Larva migrans disebabkan oleh larva lalat juga dikenal sebagai
migratory myasis. Jenis Gasterophylus adalah agen penyebab utama, dan G. spesies
intestinalis, G. haemorrhoidalis dan G. precorum antara lain paling sering terlibat. Ini adalah
parasit normal lambung dan rektum kuda. Pada manusia larva membuat terowongan didalam
epidermis dan berbentuk linear sampai 1-2 cm per hari. Vesikel dan lecet dapat ditemukan.
Pruritus dan aktivitas larva lebih sering terjadi pada malam hari.4
Pemeriksaan Penunjang
Biopsi sedikit membantu bila ada sisa reaksi inflamasi pada lokasi gigitan parasit.
Walaupun demikian, hal tersebut dapat dicoba setelah pemberian pengobatan yang
melumpuhkan organisme. Biopsi kulit menunjukkan lubang yang disebabkan oleh parasit
pada epidermis, dilihat pada hasil biopsi pasien. Vesikel intraepidermal mengandung
beberapa eosinofil dan spongiosis yang menyebar dapat juga dilihat. Di dermis, infiltrate
inflamasi yang terlihat tersusun atas limfosit, sel plasma, histiosit dan banyak eosinofil.5,8
Pada Gnathostomiasis terdapat moderate leukocytosis dengan eosinofil diatas 20%,
terutama dengan keterlibatan visceral. Biopsy bisa dilakukan setelah pengobatan dengan
Albendazole yang dapat menstimulasi perpindahan Gnathostoma ke permukaan kulit.5
Diagnosis
Anamnesis
Masuknya larva ke kulit biasanya disertai dengan rasa gatal dan panas pada kulit yang
terkena. Rasa gatal biasanya lebih hebat pada malam hari. Predileksi tersering berada di
daerah siku,tangan, bokong dan kaki, lokasi tubuh yang paling sering kontak dengan tanah.
Jarang ditemukan pada wajah. Biasanya ada riwayat kontak dengan tanah secara langsung.1,5
Pemeriksaan Fisis
Pada pemeriksaan fisik ditemukan kelainan kulit berupa papul pada awalnya,
kemudian di ikuti bentuk yang khas yaitu berbentuk linier atau berkelok-kelok, menimbul
degan diameter 2-3 mm, dan berwarnakemerahan, selanjunya membentuk terowongan
(burrow) mencapai panjang beberapa cm. Tempat predileksi di tungkai, telapak kaki, tangan
anus, bokong dan paha atau bagian tubuh yang kontak dengan tempat larva berada.5
Diagnosis Banding
Scabies
Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitasi terhadap
sarcoptes scabiei var. hominis dan produknya. Cara penularan bisa melalui kontak langsung
(kontak dengan kulit), misalnya berjabat tangan, tidur bersama dan hubungan seksual. Dan
melalui kontak tidak langsung (melalui benda), misalnya pakaian, handuk, sprei, bantal dan
lain-lain.9-11
Gambar 5. Scabies
Scabies memiliki gejala klinis seperti pruritus nocturnal, adanya terowongan
(kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk
garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1 cm, pada ujung terowongan ditemukan papul
atau vesikel (Gambar 5). Menemukan tungau, merupakan hal yang paling diagnostik. Dapat
ditemukan satu atau lebih stadium hidup tungau ini. Penyakit ini menyerang manusia secara
berkelompok, misalnya dalam sebuah keluarga biasanya seluruh anggota keluarga terkena
infeksi. Dengan melihat adanya terowongan harus dibedakan dengan scabies. Pada scabies
terowongan yang terbentuk tidak akan sepanjang seperti pada creeping eruption.5,9,11
Herpes Zoster
turut. Ivermectin merupakan antiparasit semi sintetik makrosiklik yang berspektrum luas
terhadap nematoda. Cara kerjanya dengan menghasilkan paralisis flaksid melalui pengikatan
kanal
klorida
yang
diperantarai
glutamat.
Merupakan
drug
of
choice
karena
Peserta,
Pendamping