Anda di halaman 1dari 7

Macam-macam Software "OCR"

"Nama software" "License" "Operating systems "


1.ABBYY FineReader Commercial Windows, Mac OS X
2.Alt-N Technologies' Commercial Windows
RelayFax Network Fax Manager
3.AnyDoc Software OCR for Commercial Windows
AnyDoc
4.Brainware Commercial Windows
5.CuneiForm BSD variant Windows, Linux, BSD, MacOSX.
6.CVISION Technologies, Commercial Windows
Inc. PdfCompressor and
Maestro Recognition Server
7.ExperVision TypeReader & Commercial Windows,Mac OS X,Unix,Linux,OS/2
OpenRTK X,
8.GOCR GPL Many (open source)
9.HOCR GPL Linux
10.Microsoft Office Document Commercial Windows
Imaging
KETERANGAN
-Warna Hitam adalah Nama software
-Warna merah adalah License
-Warna Biru adalah Operating System
Itulah dia beberapa software yang mampu untuk melakukan "OCR", Mungkin masih banyak lagi
software-software yang mampu melakukan "OCR".

APLIKASIYANGBISAMELAKUKANOCR
UntukmelakukanOCRadabeberapasoftwareyangmendukungnyadiantaranyaadalah:
1.ABBYYFineReader
2.OmniPage
3.Readiris
4.ExperVisionTypeReader&OpenRTK
5.CuneiForm
6.AnyDocSoftwareOCRforAnyDoc
7.GOCR
8.Puma.NET
9.MicrosoftOfficeOneNote2007
10.MicrosoftOfficeDocumentImaging
canner atau pemindai digunakan untuk mentransformasikan image grafis atau text ke dalam data
komputer. Transformasi text dapat menghemat dari pekerjaan retyping sedangkan transformasi image
grafis dipakai untuk membaca logo atau simbol grafis untuk aplikasi desktop publishing.

A.

Pengambil Gambar Terformat


Terdapat beberapa jenis perangkat input yang dapat digunakan untuk mengambil citra terformat,
dalam arti bentuk atau format hurufnya sudah ditentukan. Hal ini membantu piranti tersebut dalam
menerima masukan, yang kemudian diubah menjadi sinyal digital. Termasuk dalam kategori piranti ini
adalah
barcode
reader,
MICR,
OMR,
dan
OCR.

1)

Bar code reader


Barcode
adalah pola garis-garis hitam-putih yang umum dijumpai pada barang-barang yang dijual di
swalayan untuk mempercepat proses pemasukan data transaksi penjualan. Bar code ini dibaca
dengan alat yang disebut bar code reader yang berfungsi seperti scanner foto elektris yang dapat
mengkonversi data bar code menjadi sinyal digital.
Fungsi
alat ini adalah untuk membaca suatu kode yang
berbentuk kotak-kotak atau garis-garis tebal
vertical yang kemudian diterjemahkan dalam
bentuk angka-angka. Kode-kode ini biasanya
menempel
pada
produk-produk
makanan,
minuman, alat elektronik dan buku. Sekarang ini,
setiap kasir di supermarket atau pasar swalayan di
Indonesia untuk mengidentifikasi produk yang
dijualnya dengan barcode.

2) Magnetic
Ink
Character Recognition
(MICR)

MICR digunakan untuk membaca karakter-karakter khusus MICR yang dicetak dengan tinta
khusus pula. Tinta ini nantinya akan dimagnetisasi (diberi unsur magnet) oleh piranti MICR,
sehingga informasi magnetisnya dapat dibaca dan diterjemahkan menjadi sinyal digital. Tinta
magnetis ini hanya dapat dicetak dengan menggunakan printer laser yang dapat menerima tintan
tersebut. MICR merupakan metode yang dapat menyediakan pemrosesan informasi secara
umum dan berkecepatan tinggi. Penggunaannya biasa pada cek bank, dengan bagian bawah
seringkali terdiri atas karakter dengan bentuk khusus yang berupa nomor cek, nomor pengurutan,
dan nomor account pemiliknya.
3)

Optical Mark Character (OMR)


OMR adalah piranti yang dapat membaca blok
tulisan pensil dan mengubahnya menjadi bentuk
yang dapat digunakan oleh komputer. Piranti ini
membaca masukan dengan bantuan optis, dengan
menggali ketebalan
tulisan.

Contoh:
pemanfaatan OMR
ini adalah pada tes-tes penerimaan mahasiswa baru dengan
menggunakan pensil 2B. keuntungan memanfaatkan OMR selain
dalam hal kecepatan memproses, juga dalam hal ketelitian karena
terhindar dari kesalahan menusia dalam mengoreksi.

Teknologi Alat Pemeriksa Ujian Termutakhir


Reynold B. Johnson, seorang guru SMA di Michigan, Amerika
Serikat di tahun 1932 membuat sebuah mesin pemeriksa ujian yang dapat membaca bulatan
hitam pensil pada form lembar jawab khusus. Tahun 1934, ia direkrut oleh IBM lalu menghasilkan Mesin Pemeriksa Ujian IBM 805 pada tahun 1938.
Tahun 1938: IBM 805
Kecepatan pemeriksaan ujian dengan IBM 805 bergantung pada kegesitan operator dalam
memasukkan lembar jawab dan mencatat nilai yang ditampilkan mesin, berkisar antara 800
-1.000 lembar per jam. Operator cukup menjatuhkan lembar jawab ke lubang pada mesin, lalu
menekan tombol dan tuas yang tersedia. Mesin yang tidak memerlukan komputer ini telah
berhenti
dipasarkan
sejak
1963.
Periode 1960-2000an: Scanner OMR
Ada dua merk scanner OMR yang terkenal di Indonesia,
yaitu OpScan & Scantron. Kecepatannya beragam, 3.000
10.000 lembar per jam. Beberapa kelemahan OMR adalah:

1. Kertas form di atas 80 gsm, perlu cetakan dua warna


berpresisi sangat tinggi pada perbanyakan form-nya.

2. Perlu campur tangan programmer untuk merancang


setiap 1 jenis form.

3. Alat tulis untuk pengisian form-nya harus pensil 2B.


Penggunaan pensil palsu dapat berakibat fatal.

4. Kecepatan tertinggi sulit dicapai karena scanning terhenti bila isian peserta tak valid.
5. Verifikasi data sulit dilakukan karena perlu pencarian kertas/form secara fisik.
6. Harga scannernya tidak terjangkau oleh lembaga yang kemampuan finansialnya kecil.

Bagi yang mengikuti perkembangan teknologi scanning terkini, terdapat sebuah fakta bahwa
OMR itu mahal dari segi investasi, mahal dari segi operasional, serta penggunaannya tidak lagi
relevan dengan zaman serba digital ini. Dapat disimpulkan, masa kejayaan OMR telah berakhir
seperti halnya mesin tik yang keberadaannya kini tergantikan oleh komputer dan laptop.

Periode 1997-2007: Scanner Dokumen dan Mesin OMR Pembaca Gambar


Di dunia internasional, pengolahan form OMR dengan scanner dokumen pertama kali
diperkenalkan tahun 1997. Pengguna-an scanner dokumen untuk mengolah form Lembar Jawab
Komputer (LJK) makin marak di Indonesia setelah Digital Mark Reader (DMR) diluncurkan ke
publik pada tahun 2004.
DMR
adalah hasil Riset Unggulan ITB 2002 2003 yang kemudian pengembangannya dilanjutkan
oleh Codena. Penggunaan DMR jauh lebih mudah daripada OMR, fitur yang disajikan juga
berlimpah, wajar saja bila DMR mendapatkan anugerah The Best of Education & Training pada
Indonesia Asia Pacific ICT Award (APICTA) 2004.
Cara penggunaan DMR mirip dengan OMR namun terdapat prinsip dasar yang berbeda.
DMR memanfaatkan kemampuan scanner dokumen untuk menghasilkan gambar. Selain
berfungsi sebagai arsip, gambar tersebutlah yang sebenarnya diinterpretasi atau datanya
diekstraksi oleh perangkat lunak. Scanning ulang akibat kesalahan pengisian dapat dihindari,
proses pengisian dan alat tulis yang digunakan lebih fleksibel, waktu pengisian lembar jawab
dapat lebih singkat. Intinya, semua kelemahan dan kesulitan yang ada pada teknologi OMR tidak
lagi ditemukan pada DMR yang didukung pula teknologi canggih scanner dokumen dari merkmerk ternama.
Periode 2008-dst: DMR versi 3
Selama lebih dari 70 tahun, lembar jawab yang pemeriksaannya
menggunakan mesin haruslah dicetak minimal dalam dua warna
agar mendapatkan akurasi yang baik. DMR versi 3 kemudian hadir dengan fitur Intelligent
Custom Color Dropout (i-CCD) yang memungkinkan ekstraksi tanda silang pada form LJK yang
cetakannya cukup dicetak satu warna.

Selain akurasi pembacaan form DMR, kemampuan DMR dalam proses ekstraksi data dari form
OMR pun semakin meningkat. Bukan hanya kata-kata semu, berbagai tantangan yang dihadapi
oleh tim pengembang DMR membuat DMR menjadi semakin dewasa. Parameter yang
digunakan untuk mengukur kemampuan DMR tidak terlepas dari kecepatan, akurasi, skalabilitas,
hingga konsistensi & tingkat kepercayaan hasil ekstraksi.
DMR versi 3 diluncurkan di Indonesia, Malaysia & Korea Selatan pada
kuartal pertama tahun 2008. DMR versi 3 diperkirakan akan mampu
mengubah paradigma mengenai begitu mudahnya pengolahan LJK dan
betapa rendahnya biaya penggandaan LJK. Bangsa Indonesia kini patut
berbangga sebagai pengembang perangkat lunak yang diyakini akan segera
mendunia, DMR versi 3.
3)

Optical Character Recognition


OCR merupakan piranti yang dapat membaca teks dan mengkonversikannya ke dalam bentuk
kode digital yang nantinya diproses oleh komputer. Sistem OCR terdiri atas perangkat keras dan
perangkat lunak pemanipulasi data. Pengembangan lebih lanjut dari OCR ini memungkinkan
adanya piranti yang dapat membantu menerjemahkan teks, membantu orang yang tak dapat
membaca dengan mengubah teks menjadi suara, membacakan cerita untuk anak-anak,
memasukkan data dari teks di majalah ke memori atau ke tempat kursor pada aplikasi pengolah
kata, merekam alamat, mencatat secara langsung hal-hal penting, dan merekam naskah untuk
keperluan perpustakaan.

B.

Pengambil Gambar Tidak Terformat


Pada perkembangan selanjutnya diperlukan pegambilan
citra atau gambar yang belum meiliki format baku, untuk
kemudian diambil data digitalnya. Pada umumnya hasil
masukkannya memiliki ukuran besar, karena berasal dari
data alamiah yang biasanya bersifat analog. Untuk
menghemat tempat, dilakukan pemangkasan dan
peringkasan
data,
dengan
mempertimbangkan
primbangan ukuran file serta derajat ketelitian yang
dinginkan. Untuk memenuhi keperluan pengambilan
gambar tidak terformat ini berbagai macam alat dapat
digunakan. Peralatan yang masuk dalam golongan ini
diantaranta image scanner, kamera digital, pembaca
retina mata, dan pembaca sidik jari.

1)

Image scanner
Image scanner atau lebih dikenal dengan sebutan scanner saja, merupakan piranti yang dapat
mengambil masukan data gambar, foto, bahkan juga tulisan tangan. Hasilnya kemudian diubah
menjadi sesuatu yang dikehendaki pemakai. Sebagai contoh, dengan perangkat lunak tertentu
seperti OmniPage Pro (Caere Corp), hasil scanner dapat diubah menjadi dokumen dengan
format pemroses kata tertentu.

Fungsi
: mengopy gambar atau teks yang kemudian
Hasilnya akan ditampilkan di computer.
Cara Kerja : Gambar yang akan dipindai diletakan di
atas permukaan kaca pemindai Sebelum gambar
dipindai, komputer akan menentukan seberapa jauh
motor stepper yang membawa lampu akan maju,
jaraknya ditentukan oleh panjang gambar dan posisi
gambar di kaca pemindai. Lampu mulai menyala dan
motor stepper akan mulai berputar untuk
menggerakkan lampu hingga posisi akhir gambar.
Cahaya yang dipancarkan lampu ke gambar akan
segera
dipantulkan,kemudian
pantulan
yang
dihasilkan akan dibaca oleh sejumlah cermin menuju
lensa scanner. Cahaya pantulan tersebut akhirnya akan sampai ke sensor CCD Sensor CCD
akan mengukur intensitas cahaya dan panjang gelombang yang dipantulkan dan merubahnya
menjadi tegangan listrik analog. Tegangan analog tersebut akan diubah menjadi nilai digital oleh
alat pengubah ADC (analog to Digital) Sinyal digital dari sensor CCD akan dikirim ke papan logik
dan dikirimkan kembali ke computer dalam bentuk data digital yang menunjukan warna pada titiktitik gambar yang dipantulkan.
Komponen :

2)

Motor Stepper

Lensa

CCD

ADC

Kaca pemindai

Kamera digital
Setiap kamera elektronis memiliki sebuah sensor yang dapat mengubah sebuah citra optis ke
isyarat elektronis. Penemuan CCD (Charged-Coupled Device) oleh Boyle dan Smith tahun 1970
telah memicu revolusi dalam dunia pencitraan. Kamera untuk siaran TV yang berbasis tabung
citra vidicom yang mahal, diganti dengan kamera CCD elektronis yang kompak. Pemanfaatan
camcoder sebagai kamera perekam gerak meningkat tajam dan kamera kantong maupun
kamera berbasis SLR (Single Lens Reflex) digantikan dengan
kamera-kamera digital.
Fungsi : menangkap object secara fisik, saya memberikan
contoh berupa kamera, karena kamera termasuk device yang
menggunakan sensor.
Cara Kerja : object yang ditangkap oleh kamera berupa
Gambar atau video yang berupa data analog Di ubah menjadi
data digital oleh ADC (analog To Digital) kemudian data
digital tersebut di Ditampilkan melalui layer.
Komponen :

ADC

- CCD
3)

Pembaca retina mata


Pembaca retina mata berfungsi untuk membaqca retina mata seseorang yang menghasilkan
suatu identitas retina mata. Identitas inilah yang kemudian diproses oleh komputer untuk
melakukan tindakan-tindakan tertentu; misalnya memperkenalkan pemakai untuk memasuki
ruang rahasia.

4)

Pembaca sidik jari


Fingerprint reader atau pembaca sidik jari merupakan
piranti yang digunakan untuk membaca sidik jari
seseorang. Hasil pembacaan berupa data gambar yang
menyatakan bentuk sidik jari seseorang. Teknologi yang
lebih canggih memungkinkan hasil pembacaan peralatan
ini berupa sidik jari seperti yang lazim digunakan di
kepolisian.
Alat ini biasa
juga digunakan sebagai alat absensi pegawai atau untuk
memasuki tempat-tempat tertentu dan bersifat rahasia.
Dalam hal ini sidik jari menjadi identitas setiap pegawai.

Anda mungkin juga menyukai