PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sumber Daya Alam merupakan unsur yang sangat penting dalam
kehidupan ini,karena tanpa ada sumber daya alam kita mustahil untuk dapat
hidup di dunia ini,misalnya untuk makan maka kita mengambil makanan
tersebut dari alam,untuk membangun rumah kita menggunakan kayu, kayu
tersebut juga berasal dari sumber daya alam dan masih banyak yang lainnya
pokoknya semua kegiatan di bumi ini pasti tidak terlepas dari sumber daya
alam. Di Indonesia ini terdapat berbagai macam sumber daya alam yang
melimpah,namun kitasepertinya tidak memanfaatkan sumber daya alam
tersebut dengan baik dan juga tidak bijaksana dalam menggunakannya.
Mengingat begitu pentingnya manfaat sumber daya alam ter sebut maka kita
seharusnya melakukan konservasi atau melestarikan sumber daya alam
tersebut untuk kelangsungan hidup kita.
Undang Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 1990 tentang
Konservasi Sumber daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, menjelaskan
bahwa yang dimaksud dengan konservasi sumber daya alam hayati adalah
pengelolaan sumber daya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan
secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan
tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya.
Konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya dilakukan melalui
kegiatan :
Perlindungan sistem penyangga kehidupan
Pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta
ekosistemnya
Pemanfaatan
ekosistemnya.
secara
lestari
sumberdaya
alam
hayati
beserta
BAB II
ISI/PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Konservasi Sumber Daya Alam
Ditinjau dari bahasa, konservasi berasal dari kata conservation,
dengan pokok kata to conserve (Bhs inggris) yang artinya menjaga agar
bermanfaat, tidak punah/lenyap atau merugikan. Sedangkan sumber dalam
alam sendiri merupakan salah satu unsur dari liungkungan hidup yang
terdiri dari sumber daya alam hayati dan sumber daya alam non hayati, serta
seluruh gejala keunikan alam, semua ini merupakan unsur pembentuk
lingkungan hidup yang kehadirannya tidak dapat dipisahkan satu dengan
yang lainnya.
Dari sedikit uraian tersebut diatas, maka konservasi sumber daya
alam dapat diartikan sebagai pengelolaan sumber daya alam yang dapat
menjamin pemanfaatannya secara bijaksana dan menjamin kesinambungan
persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas
keanekaragamannya.
Pengertian konservasi sumber daya alam dapat mengandung tiga
aspek, yaitu :
1. Perlindungan sistem penyangga kehidupan
Sistem penyangga kehidupan merupakan satu proses alami dari
berbagai unsur hayati dan non hayati yang menjamin kelangsungan
kehidupan makhluk. Perlindungan sistem penyangga kehidupan ditujukan
bagi terpeliharanya proses ekologis yang menunjang kelangsungan
kehidupan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mutu
kehidupan manusia.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut Pemerintah menetapkan:
a. Wilayah tertentu sebagai wilayah perlindungan sistem penyangga
kehidupan;
secara lestari
sumber
daya
alam hayati
dan
1) Mengambil,
menebang,
memiliki,
merusak,
memusnahkan,
memelihara,
melukai,
mengangkut,
membunuh,
dan
menyimpan,
memperniagakan
memiliki,
satwa
yang
memiliki,
memelihara,
mengangkut,
dan
konservasi, taman hutan raya, dan taman wisata alam; mengingat kawasan
konservasi itu adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem
asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan
penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata,
dan rekreasi (Dephut, 1990 dalam Sudarmaji, 2002).
Dari ketiga strategi tersebut satu dengan lainnya sangat berkait,
sehingga untuk mewujudkan kelestarian sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya harus dilakukan bersama-sama. Artinya kalau yang dilakukan
hanya satu aspek, misalnya perlindungan saja tanpa dibarengi dengan
pengawetan dan pemanfaatan, maka akan menimbulkan resiko biaya
pengelolaan yang sangat tinggi, dengan tanpa memperoleh hasil.
Sebaliknya, jika kegiatan tersebut hanya memfokuskan pada aspek
pemanfaatan dengan tanpa memperhatikan pada perlindungan dan
pengawetan, maka yang akan terjadi tentu saja pemusnahan sumber daya
alam hayati tersebut (Nurhadi, 2001 dalam Sudarmaji, 2002).
Kegiatan konservasi sumber daya alam dan ekosistemnya ini meliputi
tiga kegiatan sebagaimana yang telah diutarakan di atas, yaitu perlindungan
sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis, dan
pemanfaatan sumber daya alam secara lestari (Dephut, 1990 dalam
Sudarmaji, 2002).
1. Perlindungan Sistem Penyangga
Perlindungan sistem penyangga ini dimaksudkan untuk memelihara
proses ekologi yang dapat menunjang kelangsungan dan mutu kehidupan,
serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Cara pemanfaatan wilayah
perlindungan dan sistem penyangga hendaknya senantiasa memperhatikan
kelangsungan dan fungsi perlindungan di wilayah tersebut.
Usaha-usaha
dalam
tindakan
perlindungan
sistem
penyangga
daerah
aliran
sungai
sesuai
dengan
rencana
taman wisata alam, taman hutan raya, cagar alam, suaka margasatwa, dan
taman buru (Nurhadi, 2001).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1999 tentang
Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar, maka pengelolaan di dalam
habitatnya dapat dilakukan dalam bentuk identifikasi, inventarisasi,
pemantauan habitat dan populasinya, penyelamatan jenis, pengkajian,
penelitian dan pengembangan (Dephutbun(1999a) dalam Sudarmaji (2001) .
Upaya konservasi in-situ ini dikatakan paling efektif, karena
perlindungan dilakukan di dalam habitat aslinya, sehingga tidak diperlukan
lagi proses adaptasi bagi kehidupan dari jenis tumbuhan dan satwa liar
tersebut ke tempat yang baru (Nurhadi, 2001; Sudarmadji, 2002). Namun
demikian, suatu kelemahan akan terjadi jika suatu jenis yang dikonservasi
secara in-situ tersebut memiliki penyebaran yang sempit; kemudian tanpa
diketahui terjadi perubahan habitat, maka akan sangat berpengaruh terhadap
kelangsungan hidup jenis tersebut; begitu pula jika di daerah tersebut terjadi
bencana atau kebakaran, niscaya seluruh jenis yang terdapat di dalamnya
akan terancam musnah dan tidak ada yang dapat dicadangkan lagi. Oleh
karena itu, selain upaya konservasi in-situ perlu dilengkapi dengan upaya
konservasi ex-situ (Nurhadi, 2001). Konservasi in situ mencakup kawasan
suaka alam (Cagar alam dan Suaka Margasatwa) dan kawasan pelestarian
alam (taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata alam).
1. Taman Nasional
Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai
ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk
tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya,
pariwisata dan rekreasi alam. Taman Nasional menurut pasal 1 UndangUndang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati
dan Ekosistemnya, pada ayat 14, diartikan sebagai kawasan pelestarian alam
yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang
dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan,
menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi.
Kegiatan
konservasi
ex-situ
ini
dilakukan
adalah
untuk
dilakukan
dalam
bentuk
pemeliharaan,
pengembangbiakan,
margasatwa adalah
dari kebon
binatang)
dalam
rekreasi,
kebun
binatang
berfungsi
sebagai
tempat
tetap
menjaga
kelestarian
fungsi
kawasan,
sedangkan
2.
3.
Recruitment
dan
peningkatan
ketrampilan
personel
melalui
5.
6.
7.
8.
Tekanan penduduk
Jumlah penduduk Indonesia yang padat sehingga kebutuhan akan sumber
daya alam meningkat.
2.
Tingkat kesadaran
Tingkat kesadaran ekologis dari masyarakat masih rendah, hal ini
dikarenakan tingkat pendidikan yang rendah dan pendapatan yang belum
memadai. Sebagai contoh beberapa kawasan konservasi yang telah
ditetapkan banyak mengalami kerusakan akibat perladangan liar /
berpindah-pindah.
3.
Kemajuan teknologi
Kemajuan teknologi yang cukup pesat akan menyerap kekayaan
(eksploitasi sumber daya alam) dan kurangnya aparat pengawasan serta
terbatasnya sarana prasarana.
4.
Kawasan suaka alam, adalah kawasan dengan ciri khas tertentu baik
didarat dan diperairan yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan
pengawetan keanekaragaman tumbuhan, satwa, dan ekosistemnya yang
juga berfungsi sebagai wilayah penyangga kehidupan.
2.
3.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah
sebagai berikut:
6. Konservasi adalah menjaga agar bermanfaat, tidak punah/lenyap atau
merugikan.
7. Menurut kemungkinan pemulihannya, kita mengenal 2 (dua) macam
sumber daya alam, yaitu :
1) Renevable, sumber daya alam yang dapat dipulihkan/ diperbaharui.
2) Anrenevable, yaitu sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui/
dipulihkan apabila dipakai terus menerus akan habis dan tidaka dapat
diperbarui.
Recruitment
dan
peningkatan
ketrampilan
personel
melalui
10.
Tekanan penduduk
Tingkat kesadaran.
Kemajuan teknologi
didapat hanya dari sejarah evolusi mereka serta peran ekologinya yang
unik, namun juga dari keberadaannya.
11.
DAFTAR PUSTAKA
Sudarmono. 2005. Konservasi Tumbuhan dengan Pendekatan Genetik
Populasi. Jurnal Inovasi Vol. 4. XVII
Sudarmadji. 2002. Pentingnya Pemberdayaan Masyarakat Dalam Upaya
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati Di Era Pelaksanaan Otonomi
Daerah. Jurnal ILMU DASAR, Vol. 3 No. 1