Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan rahmat dan karuniaNyalah penulis dapat menyusun makalah ini
dengan baik dan benar, serta tepat pada waktunya.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini dapat selesai tidak lepas
dari bantuan, bimbingan, petunjuk serta motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu,
penulis dengan segala kerendahan hati ingin mengucapkan banyak terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, segala kritik dan saran yang membangun akan sangat berguna agar
pada penulisan selanjutnya dapat menghasilkan karya yang lebih baik. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A.
Latar Belakang..................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah................................................................................. 2
C.
Tujuan................................................................................................... 2
D.
Landasan Teori..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 8
A.
Manajemen Aset................................................................................... 8
B.
C.
D.
E.
F.
G.
Kesimpulan........................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 24
BAB II
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Rumusan Masalah
2.
3.
C.
Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
D.
Landasan Teoritis
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Manajemen Aset
Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai atau dimiliki oleh
pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat
ekonomi atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh
pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang,
termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa
bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan
sejarah dan budaya. Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aset
adalah potensi aset tersebut untuk memberikan sumbangan, baik langsung
maupun tidak langsung, bagi kegiatan operasional pemerintah, berupa aliran
pendapatan atau penghematan belanja bagi pemerintah.
Aset diklasifikasikan ke dalam aset lancar dan nonlancar. Suatu aset
diklasifikasikan sebagai aset lancar jika diharapkan segera untuk dapat
direalisasikan atau dimiliki untuk dipakai atau dijual dalam waktu 12 (dua belas)
bulan sejak tanggal pelaporan. Aset yang tidak dapat dimasukkan dalam kriteria
tersebut diklasifikasikan sebagai aset nonlancar. Aset lancar meliputi kas dan
setara kas, investasi jangka pendek, piutang, dan persediaan. Aset nonlancar
mencakup aset yang bersifat jangka panjang, dan aset tak berwujud yang
digunakan baik langsung maupun tidak langsung untuk kegiatan pemerintah
atau yang digunakan masyarakat umum.
Aset nonlancar diklasifikasikan menjadi investasi jangka panjang, aset tetap,
dana cadangan, dan aset lainnya. Aset tetap meliputi tanah, peralatan dan
mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi, dan jaringan, aset tetap lainnya, dan
konstruksi dalam pengerjaan. Aset nonlancar lainnya diklasifikasikan sebagai
aset lainnya. Termasuk dalam aset lainnya adalah aset tak berwujud dan aset
kerja sama (kemitraan).
Pengertian asset atau aset yang telah di-Indonesiakan secara umum adalah
barang (thing) atau sesuatu barang (anything) yang mempunyai;
1.
2.
3. Nilai tukar (exchange value); yang dimiliki oleh instansi, organisasi, badan
usaha ataupun individu (perorangan).
Berdasarkan UU No.1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara yang
dimaksud dengan Barang Milik Negara adalah semua barang yang dibeli atau
diperoleh atas beban APBN atau berasal dari perolehan lainnya yang sah.
Pengertian mengenai BMN berdasarkan Pasal 2 PP Nomor 6 Tahun 2006 tentang
Pengelolaan BMN/D, adalah sebagai berikut :
1.
a.
b.
1.
a.
b.
c.
d.
Barang yang diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap.
Manajemen Aset didefinisikan menjadi sebuah proses pengelolaan aset
(kekayaan) baik berwujud dan tidak berwujud yang memiliki nilai
ekonomis,nilai komersial, dan nilai tukar, mampu mendorong tercapainya tujuan
dari individu dan organisasi. Melalui proses manajemen planning, organizing,
leading dan controling. bertujuan mendapat keuntungan dan mengurangi biaya
(cost) secara effisien dan effektif.
Dalam pengelolaan suatu kekayaan diperlukan ilmu manajemen yang
khusus dan spesifik mengelola kekayaan (asset ) seperti yang kita ketahui
aset tersebut kepada fihak lain apabila telah tidak dibutuhkan lagi dan tidak
layak lagi untuk dipertahankan keberadaannya (disposal).
Untuk praktisnya, maka dalam manajemen aset dilengkapi dengan siklus
kehidupan manajemen aset, suatu alat yang praktis untuk melakukan
identifikasi, mengkwantifikasi dan memprioritaskan penundaan pemeliharaan
pada suatu fasilitas, dan mengembangkan rencana reduksi penundaan
pemeliharaan secara rinci untuk mengakomodasikan tersedianya pendanaan.
Rencana tersebut mengidentifikasi dan mengkwantifikasi kondisi suatu fasilitas
saat ini, kondisi yang diinginkan di masa mendatang, dan bagaimana kondsi
mendatang itu dicapai baik dalam kaitannya dengan tugas pemeliharaan dan
biaya yang tersedia.
Untuk pencapaian tujuan dalam manajemen aset diperlukan penggunaan
perencanaan manajemen strategis berupa rencana panjang bagi organisasi
dengan mengakomodasikan visi, misi dan penciptaan nilai organisasi, kebijakan
bisnis, persyaratan yang ditetapkan oleh para pemangku kepentingan, tujuan
organisasi serta manajemen risiko.
B.
3.
Fase pengoperasian dan pemeliharaan, yaitu ketika aset digunakan untuk
tujuan yang telah ditentukan. Fase ini mungkin diselingi dengan pembaruan atau
perbaikan besar-besaran secara periodik, penggantian atas aset yang rusak
dalam periode penggunaan, dan
4.
Fase penghapusan (disposal), yaitu ketika umur ekonomis suatu aset telah
habis atau ketika kebutuhan atas pelayanan yang disediakan aset tersebut telah
hilang
Masa waktu dari aset memiliki implikasi yang penting bagi manajer program
penyediaan pelayanan. Keputusan pengadaan yang didasarkan pada harga
pembelian yang paling rendah tetapi mengabaikan potensi biaya operasi, dapat
mengakibatkan total biaya yang lebih tinggi selama aset masih berlaku. Setiap
fase dapat mempengaruhi kinerja aset pada fase yang lain.
C.
4.
Keputusan penghapusan didasarkan pada analisis terhadap metodemetode yang menghasilkan tersedianya pengembalian bersih dalam kerangka
perdagangan yang wajar,
5.
Perencanaan terintegrasi
Keputusan atas pengadaan atau penggantian asset, penggunaan,
pemeliharaan, dan penghapusan haruslah terintegrasi dengan perencanaan
strategis. Hal ini dicapai dengan menghubungkan asset dengen perencanaan
strategis. Hal ini dicapai dengan menghubungkan asset dengan standard an
strategi penyediaan pelayanan.
Pengadaan
Kerangka perencanaan ast yang efektif menyertakan evaluasi atas berbagai
alternative untuk pengadaan asset baru dengan penggantian asset yang telah
ada. Efaluasi tersebut mencangkup perbandingan biaya siklus manajemen asset.
Akuntabilitas untuk asset
Kerangka akuntabilitas yang efektif mengidentifikasi tanggungjawab atas
asset. Tanggungjawab ini mencangkup semua fas dari siklus hidup. Mekanisne
tanggungjawab disusun terkait dengan kepemilikan, pengendalian (control) an
tanggungjawab untuk penggunaan, keamanan, kondisi dan kinerja asset.
Penghapusan asset
Kerangka penghapusan asset yang efektif menyertakan pertimbangan
terhadap alternative pengahpusan asset-aset yang berlebihan, using, berkinerja
jelek, atau tidak memberikan pelayanan. Alternative tadi harus dievaluasi
dengan analisi biaya manfaat.
Pengendalian manajemen
D.
3.
Penekanan biaya keseluruhan dari pemilikan asset melalui penggunaan
teknik biaya siklus hidup,
4.
Memastikan perhatian atau focus yang tajam atas hasil dengan penyusutan
pertanggujawaban dan akuntabilitas yang jelas untuk asset.
Manajemen asset merupakan suatu proses yang sistematik dan terstruktur
yang mencangkup seluruh asset. Asumsi yang mendasari adalah bahwa asset
ada untuk mendukung penyediaan pelayanan.
E.
Secara umum tujuan dari pengelolaan aset adalah membantu suatu entitas
dalam memenuhi tujuan penyediaan pelayanan secara optimal, efektif dan
efisien. Hal ini mencakup perencanaan, panduan pengadaan, penggunaan,
pemanfaatan, optimasi, penghapusan aset dan pengaturan risiko serta biaya
yang terkait selama siklus hidup aset. Pengelolaan aset juga bertujuan untuk
mengetahui kejelasan dari kepemilikan aset sehingga pemilik aset dapat dengan
aman dan tidak terbentur masalah legalitas dalam mendayagunakan aset yang
dimilikinya.
Tujuan utama dari manajemen asset adalah adalah pembantu suatu entitas
(organisasi) dalam memenuhi tujuan penyediaan pelayanan secara efektif dan
efesien. Hal ini mencangkup panduan pengadaan, penggunaan, dan
penghapusan asset, dan pengaturan resiko dan biaya yang terkait selama siklus
hidup asset.
Agar efektif, manajemen asset perlu dipertimbangkan sebagai aktivitas yang
koprehensif dan multi disiplin yang terkait dengan kebayakan factor antara lain:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Persaingan permintaan dari para stakeholder dan kebutuhan
merasionalkan operasi untuk memperbaiki pemberian pelayanan atau
meningkatkan kefektifan biaya.
Manajer yang bertanggung jawab aatas asset perlu mempelajari berbagai
teknik untuk membantu pelaksanaan tugasnya. Teknik-teknik itu berupa
manajemen nilai, manajemen permintaan, penilaian ekonomis, dan manajemen
resiko. Manajemen resiko sendiri sangat penting karena menyokong berbagai
keputusan penting tentang asset.
F.
1.
Asset harus dikontrol oleh entitas. Pada bagian ini, entitas didefenisikan sebagai
departemen atau bagian organisasi pemerintah yang didanai sebagai atau
seluruhny dari APBN/APBD. Menejer di entitas pelaporan diharapakan
menggunakan laporan keuangan dan asset untuk membantu mereka dalam
mengevaluasi dan membuat keputusan mengenai alokasi sumber daya.
2.
Kontrol
asset, dan dapat meniadakan atau mengatur akses entitas lain atas manfaat
tersebut. Bagaimanapun, suatu entitas yang bertanggung jawab atas
pengawasan terhadap asset-aset public itu sendiri namun juga termasuk dalam
konteks menguasai asset-aset tersebut.
3.
Akuntabilitas
G.
Evaluasi atas asset yang telah ada adala untuk menentukan apakah kinerja asset
tersebut memadai untuk mendukung strategi penyediaan pelayanan yang telah
ditentukan. Evaluasi atas asset dapat meliputi evaluasi kinerja asset dan
melanjutkan proyek yang sedang berjalan.
3.
Hal ini mendorong biaya penuh dari penyediaan pelayanan dapat dibandingkan
dengan asset yang pada saat ini sedang digunakan dalam penyediaan pelayanan
tersebut.
4.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Manajemen asset mencangkup proses perencanaan dan pengawasan assetaset fisik selama masa asset suatu instansi atau organisasi lainnya. Maksud
manajemen asset adalah untuk mencapai kesesuaian sebaik mungkin antara
asset dengan strategi penyediaan pelayanan. Hal ini di prediksikan pada saat
pengujian kritiss terhadap alternative penggunaan asset. Tujuan utama dari
manajemen asset adalah membantu suatu instansi dalam memenuhi tujuan
penyediaan pelayanan secara efektif dan efesien. Hal ini mencangkup
pengadaan, penggunaan, penilaian serta penghapusan asset dan pengaturan
resiko.
DAFTAR PUSTAKA
3.
Ruang lingkup pengelolaan Barang Milik Negara sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006
tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah, meliputi: