Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN ARTERIOSKLEROSIS

DAN ARTEROSKLEROSIS

A. Konsep Dasar Penyakit


1. Definisi
Arteriosklerosis merupakan keadaan pada pembuluh arteri yang
mengakibatkan penebalan arteriol dan pengerasan pada pembuluh darah
arteri diakibatkan oleh penumpukan lemak. Aterosklerosis merupakan
jenis yang penting dari arteriosklerosis.
Aterosklerosis merupakan penyakit yang melibatkan cabang-cabang
aorta yang besar dan arteri berukuran sedang, seperti arteri yang
menyuplai darah ke bagian-bagian ekstremitas, otak, jantung dan organ
dalam utama namun tidak mencakup arteriol.
Beda antara arteriosklerosis dan aterosklerosis, arteriosklerosis
bersifat degeneratif biasanya pada usia lanjut, sedangkan aterosklerosis
bisa pada semua usia.
2. Epidemiologi /insiden kasus
- merupakan penyebab utama kematian dan kecacatan di Negara maju,
dimana pria memiliki resiko lebih tinggi daripada wanita. Pada tahun
1997, penyakit jantung aterosklerotis merupakan factor utama kematian di
Amerika Serikat.
3. Penyebab / faktor predisposisi.
- Faktor genetik

Penyakit keturunan homosistinuria, memiliki ateroma yang


meluas, terutama pada usia muda. Penyakit ini mengenai banyak
arteri , tetapi tidak selalu mengenai arteri koroner

Penyakit keturunan hiperkolesterolemia familial, kadar kolesterol


yang sangat tinggi menyebabkan terbentuknya ateroma yang lebih
banyak dalam arteri koroner.

- Faktor kebiasaan merokok

- Hipertensi
- Diabetes melitus
- Faktor usia lanjut
- Obesitas
- Gaya hidup kurang sehat
- Kadar kolesterol tinggi
- Kurang olah raga

4. Patofisiologi terjadinya penyakit

Aterosklerosis bermula ketika sel darah putih yang disebut monosit,


pindah dari aliran darah ke dalam dinding arteri dan diubah menjadi sel-sel
yang mengumpulkan bahan-bahan lemak. Pada saatnya, monosit yang terisi
lemak ini akan terkumpul, menyebabkan bercak penebalan di lapisan dalam
arteri.
Setiap daerah penebalan (yang disebut plak aterosklerotik atau
ateroma) yang terisi dengan bahan lembut seperti keju, mengandung
sejumlah bahan lemak, terutama kolesterol, sel-sel otot polos dan sel-sel
jaringan ikat. Ateroma bisa tersebar di dalam arteri sedang dan arteri besar,
tetapi biasanya mereka terbentuk di daerah percabangan, mungkin karena
turbulensi di daerah ini menyebabkan cedera pada dinding arteri, sehingga
disini lebih mudah terbentuk ateroma.

Arteri yang terkena aterosklerosis akan kehilangan kelenturannya dan


karena ateroma terus tumbuh, maka arteri akan menyempit. Lama-lama
ateroma mengumpulkan endapan kalsium, sehingga menjadi rapuh dan bisa
pecah. Darah bisa masuk ke dalam ateroma yang pecah, sehingga ateroma
menjadi lebih besar dan lebih mempersempit arteri. Ateroma yang pecah
juga bisa menumpahkan kandungan lemaknya dan memicu pembentukan
bekuan darah (trombus). Selanjutnya bekuan ini akan mempersempit bahkan
menyumbat arteri, atau bekuan akan terlepas dan mengalir bersama aliran
darah dan menyebabkan sumbatan di tempat lain (emboli).
Jika aterosklerosis menyebabkan penyempitan arteri yang sangat berat,
maka bagian tubuh yang diperdarahinya tidak akan mendapatkan darah
dalam jumlah yang memadai, yang mengangkut oksigen ke jaringan.
Gejala awal dari penyempitan arteri bisa berupa nyeri atau kram yang terjadi
pada saat aliran darah tidak dapat mencukupi kebutuhan akan oksigen.

Makanan berlemak
Lemak
Lipoprotein
Melalui lap. Dalam arteri

Merokok

Kolesterol dan trigeliserid yg tidak larut,


mengendap di lap. Elastik arteri

Nikotin

Lemak terperangkap dlm dinding


arteri

Agregasi trombosit

Ateroma
Dinding arteri tdk licin
lagi

Pembentukan bekuan
darah

Kalsium, komponen darah,


karbohidrat dan jar. fibrosa

Plak lebih keras dan


mudah pecah
Ulser
Sel-sel trombosit berkumpul menutupi
kerusakan tsb
Penyumbatan arteri
Aterosklerosis
Darah mengalir perlahan

Ektremitas bawah
Suplai O2 ke
Ekstremitas bawah

Jantung
Suplai O2 ke jantung
Hipoksia

Hipoksia
metaoblisme anaerob
P K Ganggren

Otak
Suplai O2
ke otak
Hipoksia
P K Stroke

Asam laktat
Nyeri

Intoleransi
aktivitas

Gangguan pola
tidur

Intoleransi
aktivitas

5. Gejala klinis
- Sebelum terjadinya penyempitan arteri atau penyumbatan mendadak,
aterosklerosis biasanya tidak menimbulkan gejala.
- Gejalanya tergantung dari lokasi terbentuknya, sehingga bisa berupa
gejala jantung, otak, tungkai atau tempat lainnya.
- Jika aterosklerosis menyebabkan penyempitan arteri yang sangat berat,
maka bagian tubuh yang diperdarahinya tidak akan mendapatkan darah
dalam jumlah yang memadai, yang mengangkut oksigen ke jaringan.
- Gejala awal dari penyempitan arteri bisa berupa nyeri atau kram yang
terjadi pada saat aliran darah tidak dapat mencukupi kebutuhan akan
oksigen.
- Gejala-gejala timbul secara perlahan, sejalan dengan terjadinya
penyempitan arteri oleh ateroma yang juga berlangsung secara perlahan.
- Gejala timbul secara mendadak apabila penyumbatan terjadi secara tibatiba.
- Aterosklerosis gejalanya tersembunyi, Namun dapat ditandai dengan
adanya ada iskemia pada jantung, tungkai, dan kelemahan dinding arteri
terutama pada aorta.
- Penyempitan lumen pembuluh secara bertahap terutama pada tungkai
bawah yang akan menyebabkan gangren.
6.

Penatalaksanaan
- Angioplasti balon :
Dilakukan untuk meratakan plak dan meningkatkan aliran darah yang
melalui endapan lemak.
- Enarterektomi :
Merupakan suatu pembedahan untuk mengangkat endapan. Pembedahan
bypass merupakan prosedur yang sangat invasif, dimana arteri atau vena
yang normal dari penderita digunakan untuk membuat jembatan guna
menghindari arteri yang tersumbat.

FIG 1 - Balon angioplasty. Dengan memandu pipa ke dalam saluran


tubuh di dalam ostium arteri koroner, katater digerakkan ke seberang
stenosis (kanal yang abnormal) (1); balon yang dikosongkan diletakan
diatas kateter (2) dan memompa sekali ketika menuju stenosis (3);
stenosis dikurangi (4) dengan merobek/ robek dan compre.

FIG

Angiogram(radiografi

pembuluh darah yang di ambil selama angiografi) dari stenosis di dalam


anterior kiri arteri koroner melandas dengan sukses dibebaskan oleh
balon angioplasty. Balon diisi dengan kontras dan dapat dilihat secara
penuh dipompa sepanjang angioplasty.
- kateterisasi

7. Pemeriksaan fisik
1).

Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan

didasarkan pada pengukuran tanda tanda tubuh

antara lain :
a.

Inspeksi

pola,frekuensi, kedalaman,jenis nafas


Biasanya terjadi dispnea pada pasien arteriosklerosis akibat
dari kompensasi oksigen yang tidak dapat disuplai dengan
baik lewat pembuluh darah.

Tanda tanda kelelahan

Akibat nyeri yang dirasakan pasien, pola istirahatnya dapat


terganggu sehingga akan tampak tanda kelelahan seperti
bayangan gelap di bawah mata, menguap, lemas.

sianosis,
terjadi sianosis di beberapa tempat terutama di ektremitas
bagian bawah akibat dari suplai oksigen yang terhambat
melalui pembuluh darah

bentuk kuku
berbentuk tabuh akibat hipoksia,

perubahan warna kulit


karena berkurangnya aliran darah ke suatu daerah akan
menyebabkan kulit terlihat pucat yang akan diikuti dengan
respon otoregulasi lokal sehingga timbul hiperemia
(peningkatan aliran darah) ke daerah tersebut sehingga
membuat kulit merona merah.

b.

Palpasi

Nyeri pada dada

Denyut nadi,frekuensi,irama dan kekuatan


Biasanya pada pasien dengan arteriosklerosis denyut
nadinya melemah

Capillary refill
Capillary refill menurun

c.

Auskultasi

Pemeriksaan suara bruit (meniup)


Ada suara bruit pada pemeriksaan menggunakan stetoskop

Tekanan darah

Denyut jantung

8. Pemeriksaan diagnostik / penunjang


ABI (ankle-brachial index), dilakukan pengukuran tekanan darah di
pergelangan kaki dan lengan

Pemeriksaan Doppler di daerah yang terkena


Skening ultrasonik Duplex (scanning berwarna)
Suatu metode untuk menilai aliran darah / tekanan darah dengan
menggunakan peralatan yang mengemisikan gelombang suara
ultrasonik.
Computer Themografy (CT) scan di daerah yang terkena
Arteriografi resonansi magnetik
Arteriografi di daerah yang terkena
Teknik pemeriksaan radiologi untuk memperlihatkan arteri setelah
dilakukan penyuntikan media kontras radiopaque.
IVUS (intravascular ultrasound).
9. Diagnosis / Kriteria diagnosis
Sebelum terjadinya komplikasi, aterosklerosis mungkin tidak akan
terdiagnosis. Sebelum terjadinya komplikasi, terdengarnya bruit (suara
meniup) pada pemeriksaan dengan stetoskop bisa merupakan petunjuk
aterosklerosis. Denyut nadi berkurang pada daerah yang terserang
arteriosklerosis
10. Theraphy / tindakan penanganan
- Diberikan obat-obatan untuk menurunkan kadar lemak dan kolesterol
dalam darah (contohnya colestyramine, kolestipol, asam nikotinat,
gemfibrozil, probukol, lovastatin).
- Aspirin, ticlopidine dan clopidogrel atau anti koagulan bisa diberikan
untuk mengurangi resiko terjadinya bekuan darah.
- Pemberian obat antihipertensi akan mengurangi gaya regang terhadap
dinding endotel
- Penghambat saluran kalsium (calcium channel blocker) digunakan untuk
mengobati pasien yang mengalami komplikasi vasopastik misalnya
stroke.

11. Pencegahan
Untuk membantu mencegah aterosklerosis yang harus dihilangkan adalah
faktor-faktor resikonya.
Menurunkan kadar kolesterol darah
Konsumsi makanan sehat dan buah - buahan
Menurunkan tekanan darah
Berhenti merokok
Menurunkan berat badan
Berolah raga secara teratur.
12. Komplikasi
- Komplikasi lain aterosklerosis adalah pendarahan di pusat plak yang
lunak.
- Komplikasi lain yang dapat mengakibatkan penyumbatan arteri akut
adalah rupture bercak (sejenis thrombus) disertai pembengkakan
kandungan lipid yang lunak ke dalam lumen dan penyumbatan pada
bagian bawah pembuluh yang lebih sempit.
- Thrombus dapat terlepas dari plak aterosklerotik. Hal ini dapat
menimbulkan obstruksi aliran darah hilir yang dapat menimbulkan
stroke jika menyumbat pembuluh darah otak dan infark miocard jika
menyumbat pembuluh darah jantung.
- Terjadi iskemia
- Pembentukan suatu aneurisma, pelemahan arteri. Aneurisma dapat pecah
dan mnimbulkan stroke jika terletak di pembuluh serebrum.
- Dapat timbul vasopasme di pembuluh darah yang tersumbat.
13. Prognosis
Bisa baik dan buruk.

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


1.

Pengkajian
Data yang perlu dikumpulkan dari klien meliputi :
2).

Identitas klien
Merupakan biodata klien yang meliputi : nama, umur, jenis
kelamin, agama, suku bangsa / ras, pendidikan, bahasa yang
dipakai, pekerjaan, penghasilan dan alamat. Jenis kelamin
dalam hal ini klien adalah laki - laki berusia lebih dari 50
tahun.

3).

Riwayat penyakit sekarang


Keluhan utama
Keluhan yang biasa muncul pada klien dengan arteriosclerosis
adalah seringnya mengalami nyeri dada bagian kiri, perasaan nyeri
dan kram di ekstremitas bawah terutama setelah olahraga akibat
buruknya aliran darah yang melewati pembuluh darah yang
memperdarahi tungkai, peka terhadap dingin karena aliran darah ke
ekstremits

tidak

adekuat,seiring

dengan

memburuknya

aterosklerosis dapat menyebabkan nyeri saat istirahat karena aliran


darah yang terbatas akibat sumbatan tersebut tidak dapat menyuplai
oksigen yang dibutuhkan sehingga terjadi iskemia otot..
4).

Riwayat kesehatan terdahulu


Kemungkinan yang muncul pada riwayat kesehatan terdahulu pada
pasien dengan arteriosclerosis yakni mempunyai riwayat penyakit
hipertensi, diabetes melitus, maupun kebiasaan merokok.selain itu,
kebiasaan jarang olahraga juga sangat berpengaruh.

5).

Riwayat penyakit keluarga


Di keluarga pasien ada yang pernah mengidap penyakit
arteriosclerosis.

6).

Riwayat psikososial
Kaji adanya emosi kecemasan, pandangan klien terhadap dirinya
akibat penyakitnya.

7).

Pola pola fungsi kesehatan


Pola fungsi kesehatan menurut Gordon :
a).

Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat


Kaji persepsi pasien terhadap penyakit yang diderita serta
personal higiene yang diterapkan.

b). Pola nutrisi dan metabolisme


Pasien biasanya tidak mengalami gangguan dalam
pemenuhan nutrisi dan metabolisme.
c).

Pola eliminasi
Pada pasien dengan Ca Paru biasanya pola eliminasi urine
meningkat akibat perubahan hormonal.

d).

Pola aktivitas dan latihan


Adanya keterbatasan aktivitas karena kondisi klien
yang

lemah

akibat rasa nyeri yang dirasakan setelah

beraktivitas akibat iskemia otot


e).

Pola tidur dan istirahat


Kualitas

dan

kuantitas

istirahat

pasien

dengan

arteriosklerotik parah akan berkurang akibat rasa nyeri di


bagian ekstremitas bawah dan perubahan situasi karena
hospitalisasi dapat juga mempengaruhi pola tidur dan
istirahat.
f).

Pola kognitif perseptual


Sistem

Penglihatan,

Penghidu tidak

Pendengaran,

mengalami

Pengecap, dan

gangguan. Namun untuk

indra peraba pada bagian ekstremitas bawah dapat


terganggu jika aliran darah tidak adekuat untuk kebutuhan
metabolic yang dapat menyebabkan nekrosis sel dan
gangren.
g).

Pola persepsi dan konsep diri


Klien dapat mengalami cemas karena ketidaktahuan
serta kurang informasi tentang penyakitnya.

h).

Pola hubungan dan peran

Karena klien harus menjalani perawatan di rumah


sakit maka dapat mempengaruhi hubungan dan peran
klien

baik

dalam

keluarga,

tempat

kerja

dan

arteriosclerosis

akan

masyarakat.
i).

Pola reproduksi seksual


biasanya

pada

pasien

dengan

mengalami gangguan pada pola reproduksi seksualnya


akibat dari perasaan nyeri yang sering dirasakan setelah
selesai beraktivitas.
j). Pola penanggulangan stress
Stress dapat dialami klien karena kurang pengetahuan
dan informasi tentang penyakitnya. Kaji juga mekanisme
koping klien terhadap stres tersebut.
k).

Pola tata nilai dan kepercayaan


Pada pasien arteriosklerosis biasanya tidak mengalami
gangguan dalam menjalankan ibadahnya.

8).

Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan

didasarkan pada pengukuran tanda tanda tubuh

antara lain :
d. Inspeksi
Kaji pola,frekuensi, kedalaman,jenis nafas,
Tanda tanda kelelahan,
postur tubuh,
sianosis,
bentuk kuku (tabuh),
perubahan warna kulit (kulit merona merah)
e. Palpasi
Nyeri pada dada
Denyut nadi,frekuensi,irama dan kekuatan
Capillary refill
f. Auskultasi

Pemeriksaan suara bruit (meniup)


Tekanan darah
Denyut jantung
9). Pemeriksaan diagnostik / penunjang

ABI (ankle-brachial index), dilakukan pengukuran tekanan


darah di pergelangan kaki dan lengan

Pemeriksaan Doppler di daerah yang terkena


Skening ultrasonik Duplex (scanning berwarna)
Suatu metode untuk menilai aliran darah / tekanan darah
dengan

menggunakan

peralatan

yang

mengemisikan

gelombang suara ultrasonik.


Computer Themografy (CT) scan di daerah yang terkena
Arteriografi resonansi magnetik
Arteriografi di daerah yang terkena
Teknik pemeriksaan radiologi untuk memperlihatkan arteri
setelah dilakukan penyuntikan media kontras radiopaque.
IVUS (intravascular ultrasound).

2. Diagnosa Keperawatan
Sesuai dengan pohon masalah :

Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan suplai oksigen yang tidak
adekuat ke paru - paru

Nyeri berhubungan dengan peningkatan asam laktat

Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan suplai


oksigen yang tidak adekuat ke otak

Intoleransi aktifitas fisik berhubungan dengan suplai O 2


ke jantung berkurang
Prioritas Masalah :
1. Nyeri berhubungan dengan peningkatan asam laktat ditandai dengan
pasien meringis, pucat dan gelisah.

2. Intoleransi aktifitas fisik berhubungan dengan suplai O 2 ke jantung


berkurang ditandai dengan kelemahan
3.

Gangguan pola tidur berhubungan dengan peningkatan asam laktat


ditandai dengan pasien gelisah, lingkaran gelap di bawah mata,
keletihan.

3. Rencana Tindakan

Diagnosa 1: Nyeri berhubungan dengan peningkatan asam laktat


ditandai dengan pasien meringis, pucat dan gelisah.
Tujuan

: Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1 x 24

jam, nyeri pasien dapat berkurang secara bertahap dengan kriteria


hasil :
-

pasien mengatakan nyeri berkurang (penurunan


skala nyeri)

pasien tidak gelisah lagi

Intervensi
Tindakan mandiri:

Rasionalisasi

- Anjurkan klien untuk memberitahu perawat - Nyeri berkurang, curah jantung dapat
dengan cepat apabila terjadi nyeri dada

merangsang system saraf simpatis


untuk mengeluarkan sejumlah besar
norephinephrin yang meningkatkan
agregasi trombosit

dan mengeluarkan

tromboksinin A2
- Letakkan klien pada istirahat total selama
nyeri

- menurunkan kebutuhan
meminimalkan risiko
jaringan

O2 untuk
cedera

atau nekrosis

- Pantau tanda vital tiap 5 menit


- TD dapat meningkat secara dini
sehubungan dengan rangsangan
simpatis, kemudian menurun bila curah
jantung dipengaruhi takikardi yang

terjadi pada respon terhadap


rangsangan simpatis dan dapat
berlanjut sebagai komponen bila curah
jantung menurun
Tindakan kolaboratif
Mengkolaborasikan dalam pemberian

- Masalah pasien adiksi atau keraguan

analgetik Novalgin 3 x mg

tentang derajat nyeri yang dialami


tidak absah selama fase akut.

Diagnosa 2 : Intoleransi aktifitas fisik berhubungan dengan suplai


O2 ke jantung berkurang ditandai dengan kelemahan.
Tujuan

: Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 2 x 24

jam, aktivitas pasien dapat meningkat secara optimum/fungsi


tercapai kembali dengan kriteria hasil :
-

pasien mampu melakukan aktivitas biasa dengan


normal tanpa bantuan perawat

Intervensi
Tindakan mandiri:

Pasien mengatakan lebih bertenaga


Rasional

- Periksa tanda vital sebelum dan segera - Hipotensi ortostatik dapat terjadi
setelah aktifitas, khususnya bila pasien dengan aktifitas karena efek obat
menggunakan vasodilator

(vasodilasi),

perpindahan

cairan

(diuretik) atau pengaruh fungsi jantung.


- Catat respon kardiopulmonal terhadap - Penurunan atau ketidakmampuan
aktifitas, catat takikardi, disritmia, dispnea, miokardium
berkeringat, pucat

untuk

meningkatkan

volume sekuncup selama aktifitas,


dapat

menyebabkan

peningkatan

segera pada frekwensi jantung dan


kebutuhan

O2,

juga

kelelahan dan kelemahan.

peningkatan

- Kaji presipitator atau penyebab kelemahan, - Kelemahan adalah efek samping


contoh: pengobatan, nyeri, obat

beberapa obat. Nyeri dan program


penuh stres juga memerlukan energi
dan menyebabkan kelemahan

- Evaluasi peningkatan intoleran aktifitas

- Dapat menunjukkan peningkatan


dekompensasi jantung daripada
kelebihan aktifitas

- Berikan bantuan dalam aktifitas perawatan - Pemenuhan kebutuhan perawatan diri


diri sesuai indikasi. Selingi periode aktifitas pasien tanpa mempengaruhi stress
dengan periode istirahat.

miokard atau kebutuhan O2 berlebihan

Tindakan Kolaborasi :
-

Implementasikan

program

rehabilitasi - Peningkatan bertahap pada aktifitas

jantung atau atifitas

menghindari

kerja

jantung

atau

konsumsi O2 berlebihan.

Diagnosa 3 : Gangguan pola tidur berhubungan dengan


peningkatan asam laktat ditandai dengan pasien gelisah, lingkaran
gelap di bawah mata, keletihan.
Tujuan

: setelah diberikan asuhan keperawatan selama

1x24 jam, pola istirahat pasien kembali normal dengan kriteria


hasil :

Intervensi
Tindakan Mandiri

pasien mengatakan beristirahat dengan cukup

pasien tidak nampak gelisah lagi

pasien nampak lebih bersemangat


Rasional

- berikan kesempatan untuk beristirahat / - karena aktifitas fisik dan mental yang
tidur sejenak, anjurkan latihan saat siang lama mengakibatkan kelelahan yang
hari, turunkan aktifitas mental/fisik pada dapat
sore hari

aktifitas

meningkatkan
yang

kebingungan,

terprogram

tanpa

stimulasi

berlebihan

yang

meningkatkan waktu tidur.


- evaluasi tingkat stres / orientasi sesuai perkembangan hari demi hari.

peningkatan

kebingungan,

disorientasi dan tingkah laku yang


tidak kooperatif dapat melanggar pola
tidur ang mencapai tidur pulas.

- lengkapi jadwal tidur dan ritual secara

- penguatan bahwa saatnya tidur dan

teratur. Katakan pada klien bahwa saat itu mempertahankan


adalah waktu untuk tidur.

kestabilan

lingkungan.

- berikan makanan kecil sore hari, susu - meningkatkan relaksasi dan perasaan
hangat, mandi dan masase punggung.

mengantuk.

- turunkan jumlah minum pada sore hari. - menurunkan kebutuhan akan bangun
Lakukan berkemih sebelum tidur.

untuk pergi ke kamar mandi/ berkemih


selama malam hari.

- putarkan musik yang lembut atau suara - menurunkan stimulasi sensori dengan
yang jernih

menghambat

suara-suara

lingkungan

sekitar

lain

yang

dari
akan

menghambat tidur nyenyak


- berikan obat sesuai indikasi:

- mungkin efektif dalam mengangani

Antidepresi, seperti amitriptilin (Elavil); pseudomensia


doksepin (Senequan) dan trasolon (Dysirel)

atau

depresi,

meningkatkan kemempuan untuk tidur,


tetapi

anti-kolinergik

mencetuskan
memperburuk

dapat

bingung
kognitif

dan

dan
efek

samping tertentu (seperti hipotensi


ortostatik) yang membatasi manfaat

yang maksimal.

4.

Evaluasi

Dx 1 : Nyeri berhubungan dengan peningkatan asam laktat


ditandai dengan pasien meringis, pucat dan gelisah.
S : pasien mengatakan nyeri berkurang (penurunan skala nyeri)
O : pasien nampak tenang dan tidak gelisah lagi
A : tujuan tercapai (masalah teratasi)
P : hentikan tindakan, pertahankan kondisi

Dx 2 : Intoleransi aktifitas fisik berhubungan dengan suplai O2 ke


jantung berkurang ditandai dengan kelemahan.
S : pasien mengatakan lebih bertenaga
O : pasien mampu melakukan aktivitas biasa dengan normal tanpa bantuan
perawat
A : tujuan cercapai (masalah teratasi)
P : hentikan tindakan, pertahankan kondisi

Dx 3 : Gangguan pola tidur berhubungan dengan peningkatan


asam laktat ditandai dengan pasien gelisah, lingkaran gelap di bawah mata,
keletihan.
S : pasien mengatakan dapat beristirahat dengan cukup
O : pasien tidak nampak gelisah lagi dan lebih bersemangat
A : tujuan tercapai (masalah teratasi)
P : Hentikan tindakan, pertahankan kondisi.

Anda mungkin juga menyukai