Anda di halaman 1dari 50

KONSEP DIRI

Ni Nyoman Ayuningsih, SKp, MM

Pengertian konsep diri


Konsep diri adalah semua ide, pikiran,
kepercayaan dan pendirian yang diketahui
individu tentang dirinya dan mempengaruhi
individu dalam berhubungan dengan orang lain
(Stuart dan Sundeen, 1991, hlm. 372).
Konsep diri adalah cara individu memandang
dirinya secara utuh : fisikal, emosional, intelektual,
sosial dan spiritual.

Lingkup konsep diri


Meliputi presepsi individu akan sifat dan
kemampuannya, interaksi dengan orang lain dan
lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan dengan
pengalaman objek, tujuan serta keinginannya.
( Beck, Willian dan Rawlin 1986, hlm. 293)

Secara umum disepakati bahwa konsep diri belum


ada sejak lahir. Konsep diri berkembang secara bertahap
saat bayi mulai mengenal membedakan dirinya dengan
orang lain. Perkembangan konsep diri terpacu cepat
dengan perkembangan bicara.
Nama dan panggilan anak merupakan aspek bahasa
yang utama dalam membantu perkembangan identitas.
Dengan memanggil nama, anak mengartikan dirinya
istimewa, unik dan mandiri.
Konsep diri dipelajari melalui kontak sosial
pengalaman berhubungan dengan orang lain. Pandangan
individu tentang dirinya dipengaruhi oleh bagaimana
individu mengartikan pandangan orang lain tentang
dirinya.

Peran keluarga dalam pembentukan


konsep diri
Keluarga dapat memberikan:
1.
2.
3.
4.

Perasaan mampu atau tidak mampu.


Perasaan diterima atau ditolak.
Kesempatan untuk identifikasi.
Penghargaan yang pantas tentang tujuan,
perilaku dan nilai.

Konsep diri
Dapat di rangkum konsep diri merupakan aspek
kritikal dan dasar dari perilaku individu. Individu
dengan konsep diri yang positif dapat berfungsi
lebih efektif yang terlihat dari kemampuan
interpersonal, kemampuan intelektual dan
penguasaan lingkungan. Konsep diri yang negatip
dapat dilihat dari hubungan individu sosial yang
maladaptif.

Rentang respon individu terhadap konsep


dirinya dapat dilihat.
Respon Adaptif

============

Respon Maladaptif

:-------------:--------------:----------------:---------------:
Aktualis
asi diri

Konsep
diri positif

Harga
diri
rendah

Kekacauan
identitas

Sumber : Stuart dan Sundeen (1991, hlm. 374)

Depersonali
sasi

5 komponen konsep diri

1.
2.
3.
4.
5.

Gambaran diri (body image)/ citra tubuh.


Ideal diri.
Harga diri.
Peran.
Identitas diri.

Gambaran Diri
Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap
tubuhnya secara sadar dan tidak sadar (Stuart dan
Sundeen, 1991, hlm. 374). Sikap ini mencakup persepsi
dan perasaan tentang ukuran dan bentuk, fungsi,
penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu.
Pada usia remaja, fokus individu terhadap fisik lebih
menonjol dari periode kehidupan yang lain. Bentuk
tubuh, tinggi, berat badan, dan tanda-tanda
pertumbuhan sekunder. Perkembangan mamae,
menstruasi, perubahan suara, pertumbuhan bulu, semua
akan menjadi bagian dari gambaran tubuh

Gambaran diri
Gambaran diri berhubungan erat dengan kepribadian.

Cara individu memandang diri mempunyai dampak yang


penting pada aspek psikologisnya.
Pandangan yang realistik terhadap diri, menerima dan
mnyukai bagian tubuh akan memberi rasa aman
sehingga terhindar dari rasa cemas dan meningkatkan
harga diri
Individu yang stabil, realistis dan konsisten terhadap
gambaran dirinya akan memperlihatkan kemampuan
mantap terhadap realisasi yang akan memacu sukses
didalam kehidupan.
Presepsi dan pengalaman individu dapat merubah
gambaran diri secara dinamis.

Ideal Diri
Ideal diri adalah persepsi individu tentang
bagaimana dia harus berperilaku sesuai dengan
standar pribadi (Stuart dan Sunden, 1991, hlm.
375).
Standar dapat berhubungan dengan tipe orang
yang diinginkannya atau sejumlah aspirasi, citacita, nilai yang ingin dicapai.
Ideal diri akan mewujudkan cita-cita dan
harapan pribadi berdasarkan norma sosial
(keluarga, budaya) dan kepada siapa dia ingin
lakukan.

Perkembangan idial diri


Ideal diri mulai berkembang pada masa
kanak-kanak yang dipengaruhi orang yang penting
pada dirinya yang memberikan tuntutan atau
harapan. Pada usia remaja, ideal diri akan
dibentuk melalui proses identifikasi pada orang
tua, guru dan teman.

Faktor yang mempengaruhi ideal diri :


1.
2.

3.

Kecenderungan individu menetapkan ideal diri


pada batas kemampuannya.
Faktor budaya akan mempengaruhi individu
menetapkan ideal diri. Kemudian standar ini
dibandingkan dengan standar kelompok
teman.
Ambisi dan keinginan untuk melebihi dan
behasil; kebutuhan yang realistis; keinginan
untuk menghindari kegagalan; perasaan cemas
dan rendah diri.

Harga Diri
Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap
hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa
jauh perilaku memenuhi ideal diri (Stuart dan
Sundeen, 1991, hlm. 376).

Coopersmith (dikutip oleh Stuart dan Sundeen, 1991, hlm.


376)menguraikan empat cara meningkatkan harga diri pada
anak:
1.

2.

3.

4.

Memberi kesempatan berhasil.


Beri tugas yang kemungkinan dapat diselesaikan, kemudian beri
pengakuan dan pujian akan keberhasilannya. Jangan memberi tugas
yang sudah diketahui tidak akan dapat diselesaikan.
Menanamkan gagasan.
Berikan gagasan yang dapat memotivasi kreatifitas anak untuk
berkembang.
Mendorong aspirasi.
Pertanyaan dan pendapat anak perlu ditanggapi dengan memberi
penjelasan yang sesuai. Berikan pengakuan dan sokongan untuk
aspirasi yang positif sehingga anak memandang dirinya diterima dan
bermakana.
Membantu membentuk koping.
Pada tiap tahap perkembangan, individu mempunyai tugas
perkembangan yang harus diselesaikan. Individu perlu
mengembangkan koping untuk menghadapi kemungkinan yang
terjadi dalam penyelesaian tugas

Anak akan merasa bermakna atau berhasil jika


diterima dan diakui orang lain; merasa mampu
menghadapi kehidupan, merasa dapat mengontrol
dirinya.
Harga diri yang rendah berhubungan dengan
hubungan interpersonal yang buruk dan terutama
menonjol pada klien skizofrenia dan depresi
(Stuart dan Sundeen, 1991, hlm. 377).

PERAN
Peran adalah pola sikap, perilaku, nilai dan
tujuan yang diharapkan dari seseorang
berdasarkan posisinya di masyarakat (Stuart dan
Sundeen, 1991, hlm. 302). Contoh, perawat adalah
posisi (status), asuhan yang diberikan adalah
peran

Peran
Konflik Peran, dialami jika peran yang diminta konflik
dengan sistem individu atau dua peran yang konflik satu
sama lain.
Peran yang tidak jelas, terjadi jika individu diberi
peran yang tidak jelas dalam hal perilaku dan
penampilan yang diharapkan.
Peran yang tidak sesuai, terjadi jika individu dalam
proses transisi merubah nilai dan sikap. Misalnya,
seseorang yang masuk dalam satu profesi, dimana
terdapat konflik antara nilai individu dan profesi.
Peran berlebih, terjadi jika seorang individu menerima
banyak peran . Individu dituntut melakukan banyak hal
tetapi tidak tersedia waktu untuk menyelesaikannya.

Faktor yang mempengaruhi dalam menyesuaikan diri


dengan peran yang harus dilakukan (Stuart dan
Sundeen, 1991, hlm. 377):
1.
2.
3.
4.
5.

Kejelasan perilaku dan pengetahuan yang sesuai


dengan peran.
Konsistensi respon orang yang berarti terhadap peran
yang dilakukan.
Kesesuaian dan keseimbangan antar peran yang
diemban.
Keselarasan budaya dan harapan individu terhadap
perilaku peran.
Pemisahan situasi yang akan menciptakan
ketidaksesuaian perilaku peran.

IDENTITAS
Identitas adalah kesadaran akan
diri sendiri yang bersumber dari
observasi dan penilaian, yang
merupakan sintesa dari semua aspek
konsep diri sebagai suatu kesatuan
yang utuh (Stuart dan Sundeen, 1991,
hlm. 378).

Meier (dikutip oleh Stuart dan Sundeen, 1991, hlm.


389) mengidentifikasi 6 ciri identitas ego:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Mengenal diri sendiri sebagai organisme yang utuh


dan terpisah dari orang lain.
Mengakui jenis kelamin sendiri.
Memandang berbagai aspek dalam dirinya sebagai
suatu keselarasan.
Menilai diri sendiri sesuai dengan penilaian
masyarakat.
Menyadari hubungan masa lalu, sekarang dan yang
akan datang
Mempunyai tujuan yang bernilai yang dapat
direalisasikan.

Kepribadian yang sehat


Gambaran diri positif dan akurat.
Kesadaran akan diri berdasar atas observasi mandiri dan perhatian yang sesuai akan
kesehatan diri. Termasuk persepsi saat ini dan yang lalu, akan diri sendiri, dan perasaan
tentang ukuran, fungsi, penampilan dan potensi tubuh.

Ideal diri realistis.


Individu yang mempunyai ideal diri yang realistis akan mempunyai tujuan hidup yang
dapat dicapai.

Konsep diri positif.


Konsep diri positif menunjukan bahwa individu akan sukses di dalam hidupnya.

Harga diri tinggi.


Seseorang yang mempunyai harga diri yang tinggi akan memandang dirinya sebagai
seorang yang berarti dan bermanfaat. Ia memandang dirinya sangat sama dengan apa yang
ia inginkan.

Kepuasan penampilan peran.


Individu yang mempunyai kepribadian yang sehat akan dapat berhubungan dengan orang
lain secara intim dan mendapat kepuasan. Ia dapat mempercayai dan terbuka pada orang
lain dan membina hubungan interdependen.

Identitas jelas.
Individu merasakan keunikan dirinya, yang memberi arah kehidupan dalam mencapai

tujuan.

Perilaku berhubungan dengan harga diri rendah *)


Kritik diri sendiri / orang lain.
Produktifitas menurun.
Destruktif pada orang lain.
Gangguan berhubungan.
Perasaan dirinya penting yang

berlebih-lebihan.
Rasa bersalah.
Iritabel atau mudah marah.
Sikap negatif terhadap diri
sendiri.
Ketegangan peran.
Pesimis terhadap kehidupan.

Keluhan fisik.
Pandangan hidup yang

terpolarisasi.
Menolak kemampuan diri
sendiri.
Memgejek diri.
Merusak diri.
Pengurangan diri.
Penyalahgunaan zat.
Menarik diri dari realitas.
Cemas dan takut.

Perilaku berhubungan dengan identitas kabur *)

Kode moral tidak dilakukan.


Kontradiksi dengan ciri kepribadiannya.
Eksploitasi hubungan interpersonal.
Perasaan kosong.
Perasaan tentang diri yang berfluktuasi.
Kacau identitas seksual.
Kecemasan yang tinggi.
Ideal diri tidak realistis.
Tidak mampu berempati dengan orang lain.
Tidak ada / kurang ciri keaslian diri.
Kecintaan pada diri yang patologis.
Masalah dalam hubungan intim.
Fragmentasi dan tidak ada kesinambungan yang sementara.

Perilaku berhubungan dengan depersionalisasi.


Jika individu mengalami tingkat panik dari
kecemasan maka respon maladaptif terhadap
masalah identitas akan bertambah yang
mengakibatkan klien menarik diri dari realitas.
Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak
realistis dimana klien tidak dapat membedakan
stimulus dari dalam atau luar dirinya (Stuart dan
Sundeen, 1991, hlm. 389).

Perilaku berhubungan dengan


depersonalisasi *)
Afektif
Mengalami

kehilangan
identitas.
Perasaan asing
terhadap diri
sendiri.
Perasaan tidak
aman, rendah diri,
takut, malu.
Tidak realistis.
Merasa terisolasi.
Tidak ada perasaan
berkesinambungan
Tidak ada rasa
puas

Presepsi
Halusinasi

pendengaran dan
penglihatan.
Ragu akan jenis
seksualnya.
Sukar
membedakan diri
dan orang lain.
Gangguan
gambaran diri
Merasakan dunia
sebagai mimpi.

Kognitif

Perilaku

Kacau.

Disorientasi waktu.

Distorsi pikiran.
Gangguan daya

ingat.
Gangguan
penilaian.

Afek tumpul.
Pasif dan tidak
berespon.
Komunikasi yang
tidak selaras.
Tidak spontan.
Tidak dapat
mengontrol impuls.
Tidak ada inisiatif
dan tidak mampu
mengambil
keputusan.
Menarik diri dari
hubungan sosial.

Mekanisme koping
Koping jangka pendek
Logan (dikutip oleh Stuart dan Sundeen) membagi empat
katagori koping jangka pendek, khususnya pada krisis identitas
yaitu:

Aktifitas yang memberi kesempatan lari sementara pada krisis.


Misalnya, pemakaian obat, ikut musik rock, balap motor atau
olah raga berat, atau obsesi nonton televisi.

Aktifitas yang memberi kesempatan mengganti identitas.


Misalnya, ikut kelempok tertentu untuk mendapatkan identitas yang
sudah dimiliki kelompok; memiliki kelompok tertentu; atau
pengikut kelompok tertentu.

Aktifitas yang memberi kekuatan atau dukungan sementara


terhadap konsep diri / identitas yang kabur
Misalnya, aktifitas yang kompetisi yaitu olah raga, prestasi
akademik,
kontes; kelompok anak muda (gang).

Aktifitas yang memberi arti dari kehidupan.


Misalnya, penjelasan tentang keisengan akan menurunkan
kegairahan dan tidak berarti pada diri sendiri dan orang lain.
1.

2.

Koping jangka panjang.


Semua koping jangka pendek dapat berkembang
menjadi jangka panjang. Penyelesaian positif
akan menghasilkan integritas ego-identitas dan
keunikan individu.

Kegagalan penyesuaian koping seperti berikut :


Psikosis.
Neurosis.
Obesitas.
Anoreksia Nervosa.
Bunuh diri.
Persetubuhan dengan siapa saja.
Kriminal.
Kenakalan.
Penyalahgunaan zat.
Perkosaan.
Penganiayaan.

PENGENALAN DIRI

PENGERTIAN
PEMAHAMAN TERHADAP DIRINYA SENDIRI YANG MELIPUTI SIAPA AKU,
APA KEMAMPUANNKU, APA KEKURANGANKU, APA KELEBIHANKU,
APA PERANANKU DAN APA KEINGINANKU (JOHN ROBERT POWERS
1977)
SEBAGAI DASAR PRILAKU HIDUP SEHARI-HARI YANG DISADARI
TUJUAN
1. TUMBUH KESADARAN SESEORANG TERHADAP DIRINYA
2. PERILAKU PERCAYA DIRI
KEHIDUPAN SEJAHTERA
TERBENTUKNYA SIKAP DAN PERILAKU DALAM MENENTUKAN ARAH
DAN PRINSIP HIDUP.

ASPEK pengenalan diri


Harapan diri

Pengetahuan diri

Gambaran diri

Idialisme diri

Saya adalah ?

Saya seharusnya
menjadi

Semakin besar perbedaan antara


Saya saat ini dengan saya seharusnya

Penghargaan diri rendah.

Penilaian diri

Pengukuran

Ternyata saya

MENGUBAH K.D

NEGATIVE

POSITIVE
1.
2.
3.
4.

Tetapkan perubahan yang ingin dicapai.


Dapatkan umpan baik dari orang lain.
Perbaiki cara pandang terhadap diri sendiri dan terhadap orang
lain.
Perbaiki cara berkomunikasi.
Efektif

KONSEP DIRI NEGATIVE


1.
2.

Kurang Paham terhadap kekuatan / kelemahan.


Pandangan terhadap dirinya terlalu:

3.

Kaku-sulit untuk berubah.


Harapan tidak realistis.

Banyak melihat kekurangannya.

Penghargaan diri---- rendah


Harapan rendah.

KONSEP DIRI POSITIVE


1.
2.

Paham secara menyeluruh.


Menerima keadaan diri apa adanya.

3.

Bila lebih tak sombong.


Bila kurang tidak kecewa
harapan realistik.

Kesadaran besar mengubah aspek-aspek


negatif yang merugikan menjadi penghargaan
diri sehat Harapan meningkat.

Konsep diri sesi ke 2

Asuhan keperawatan
pasien dengan
gangguan konsep diri

Diagnosa keperawatan pada pasien dgn gangguan


konsep diri

Gangguan gambaran diri bd takut menjadi gemuk,yang

dimanifestasikan dgn menolak mempertahankan berat badan dalam


batas normal
Gangguan gambaran diri bd kemoterapi, yang dimanifestasikan dgn
perasaan negatif terhadap diri
Gangguan harga diri bd kematian pasangan yg dimanifestasi dgn
menarik diri dan perasaan putus asa
Gangguan harga diri bd idial diri yg terlalu tinggi yg dimanifestasi dg
perasaan depresi dan menarik diri
Gangguan penampilan peran bd ketidak mampuan menerima peran
baru, yang dimanifestasi oleh mengkritik diri dan perasan tidak
mampu
Gangguan identitas bd tidak realistis harapan orangtua, yang
dimanifestasi dgn melarikan diri dari rumah
Gangguan identitas bd keracunan obat yang dimanifestasi dgn
prilaku kacau dan impuls yang tidak terkontrol

Prinsip Tindakan keperawatan pada gangguan konsep diri


1.
2.
3.
4.
5.

Memperluas kesadaran diri( expandded self


awareness)
menyelidiki/explorasi diri ( self- exploration)
Mengevaluasi diri( self evaluation)
Perencanaan realistis( realistic planning)
Tanggung jawab bertindak( commitment to
action)

Memperluas kesadaran diri , prinsip:


meningkatkan keterbukaan dan hubungan saling percaya
Tindakan penerimaan yang tidak kaku
Dengarkan klien
Dorong mendiskusikan pikiran dan perasaan klien
Beri respon yang tidak menghakimi
Tunjukkan bahwa klien adalah individu yang

berharga yang bertanggung jawab thd dirinya dan


dapat membantu dirinya sendiri

Memprluas kesadaran diri

, prinsip

bekerja dgn klien pada tingkat kemampuan yg dimiliki


Identifikasi kemampuan yang dimiliki klien
Petunjuk asuhan untuk klien dgn kemampuan minimal( penegasan

identitas,memberi dukungan, menurunkan kepanikan)


Pendekatan yang tak menuntut
Terima dan coba mengklarifikasi komunikasi verbal dan non verbal
Cegah isolasi diri
Ciptakan kebiasaan rutin yang sederhana
Beri batasan pd prilaku yang tidak sesuai
Orientasi ke realitas
Beri pujian pd prilaku yg tepat
Tingkatkan aktifitas dan tugas scr bertahap
Bantu melaksanakan kebersihan dan penampilan diri
Dorong untuk merawat diri sendiri

Memperluas kesadaran diri, .. prinsip


memaksimalkan peran serta klien dalam hubungan terapiutik

Tingkatkan peran serta klien dalam mengambil

keputusan tentang asuhannya


Tunjukkan bahwa klien orang yang
bertanggungjawab

Menyelidiki diri,.
Prinsip ;membantu klien menerima perasan dan pikirannya
Dorong klien mengekpresikan emosi,keyakinan, pikiran dan
prilaku scr verbal dan non verbal
Gunakan komunikasi terapiutik dan respon empati
Catat pikiran logis dan tak logis
Prinsip:menolong klien untuk menjelaskan konsep dirinya
Peroleh persepsi akan kekuatan dan kelemahan
Bantu klien untuk menguraikan ideal diri
Identifikasi kritik diri
Bantu untuk meguraikan hubungannya dng orang lain

Menyelidiki diri,
Prinsip : memberi respon empati bukan simpati
Pakai cara cara empati,evaluasi diri ttg simpati
Menguatkan klien bhw dia berguna dlm

memecahkan masalahnya
Tunjukan scr verbal dan prilaku bhw klien ber tj thd
prilakunya
Diskusikan cakupan pilihan, area kekuatan, dan
sumber sumber yg tersedia unt klien
Pakai sumber daya klg dan kelompok untk
memfasilitasi penyelidikan diri
Bantu untuk mengerti sifat konflik dan cara
maladaftif

Mengevaluasi diri
Prinsip :membantu klien untk menetapkan masalahnya scr
jelas
Identifikasi stresor
Jelaskan keyakinan klien mempengaruhi perasaan dan

prilaku
Identifikasi keyakinan yang salah, ilusi,tujuan yang tak
realistis
Identifikasi kekuatan klien
Tunjukkan konsep sukses dan gagal dgn persepsi yang
cocok
Teliti sumber koping yang dimiliki klien

Mengevaluasi diri
Prinsip: teliti koping klien yang adaptif

1.
2.
3.
4.
5.

Uraikan ttg koping positif dan negatif


Bandingkan respon adaptif dan maladaptif
Identifikasi kerugian dari respon maladaptif
Diskusikan akibat respon yang maladaptif
Pakai teknik komunikasi yang bervariasi
Fasilitasi
Konfrontasi suportif
Klarifikasi
Psikodrama
Analisis proses interaksi

Perencanaan realistis
Prinsip : bantu klien mengidentifikasi alternatif pemecahan
masalah
Bantu klien bahwa hanya dia yg dpt merubah, bukan
orang lain
Jika klien mempunyai persepsi yang tidak konsisten,
bantu dia dpt merubah melalui
1.
Keyakinan dan ide dpt membawa dia pd kenyataan
2.
Lingkungan dpt membuat konsisten hanya karena
keyakinan klien
Jika konsep diri tidak konsisten dng prilaku
1.
Prilaku disesuaikan dgn konsep dirinya
2.
Keyakinan yg melatar belakangi konsep diri disertakan
pd prilaku
3.
Ideal diri realistis
Bersama memandang bagaimana sumber koping dapat
lebih baik dipergunakan

Perencanaa realistis
Prinsip :bantu klien untuk mengkonseptualisasi
tujuan yang realitis
Dorong klien untuk merumuskan tujuannya
sendiri
Diskusikan konsekwen emosi, prakteknya,dasar
realitas dari tiap tujuan
Bantu menetapkan perubahan yang diharapkan
Dorong klien untuk memulai pengalaman baru
untuk berkembang secara potensial
Pakai bermain peran, role model dan visualisasi
bila perlu

Tanggungjawab bertindak
Prinsip :bantu merubah respon maladaftif mempertahankan
adaptif
Sediakan kesempatan untuk sukses
Kuatkan dan akui kekuatan, ketrampilan dan aspek sehat
dari kepribadian
Bantu untuk mendapatkan bantuan yg diperlukan
Pakai klp yang dpt memberi harga diri
Tingkatkan pemahaman pembedaan diri dan rasakan sbg
individu unik
Beri waktu yang cukup untuk berubah
Sediakan dukungan yang cukup dan beri reinforcement
positif untuk mempertahankan kemajuan

KESIMPULAN
Konsep diri merupakan konsep dasar yang harus
dipahami dan diterapkan oleh perawat di setiap
tatanan pelayanan. Dengan memperhatikan aspek
konsep diri diharapkan asuhan yang diberikan telah
mencakup aspek psikososial sehingga asuhan yang
menyeluruh dapat diwujudkan. Asuhan yang
menyeluruh merupakan cara utama dalam
meningkatkan kualitas asuhan keperawatan.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai