LAPORAN MAGANG
OLEH :
Farhan Ferdiansyah
NIM : 107101000287
Abstraksi
PT. X merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri
otomotive yang terletak di wilayah Kabupaten Bogor. Setiap sistem kerja dalam sebuah
perusahaan selalu mempunyai bahaya keselamatan kerja, begitu juga sistem kerja pada
PT. X mempunyai bahaya keselamatan kerja yang dapat menimbulkan kecelakaan
kerja, bahaya ini meliputi kecelakaan pada jari tangan (terjepit), tertimpa part jatuh, dan
lainnya.. Dalam kegiatan magang kali ini dilakukan proses identifikasi bahaya yang
akan difokuskan pada Departemen Production Logistic (PLG).
Kegiatan magang dilakukan selama bulan Februari 2011 yang bertujuan untuk
mengidentifikasi risiko keselamatan kerja dengan metode Job Safety Analysis (JSA)
pada setiap tahapan proses di Departemen PLG. Dalam magang kali ini mahasiswa
mendapatkan data sekunder berupa profil perusahaan dan laporan kecelakaan kerja, dan
dokumen aspec impac yang dilakukan perusahaan. Selain itu mahasiswa juga
mendapatkan data primer berupa observasi dan diskusi dengan sekertaris P2K3 serta
pekerja.
Hasil identifikasi risiko K3 yang ada pada pekerjaan di Departemen PLG adalah
tergelincir, pekerja tertabrak, gangguan pernapasan, luka tangan terkena alat, kejatuhan
part atau alat, keseleo, dan iritasi akibat cairan kimia. Upaya pengendalian yang
dilakukan perusahaan yaitu, bekerja sesuai dengan work instruction, pelatihan saat
pertama masuk kerja, pengecekan alat, maintenance peralatan. Untuk pekerja sendiri
harus menggunakan APD sesuai jenis bahaya pada setiap pekerjaan.
Untuk meminimalisir risiko K3, upaya pengendalian dapat ditambahkan dengan
mengganti diesel forklift dengan electric rofklift pada unloading, pengecekan kendaraan
sebelum digunakan, penempatan safety sign di tempat yang terlihat, pengecekan
peralatan kerja sebelum digunakan, penempatan tong sampah untuk limbah, pemasangan
local exhouse di proses fill battry, serta selalu mengingatkan pekerja untuk hati-hati. dan
pemakaian APD tambahan seperti masker.
Daftar bacaan : 25 (1987-2008)
10
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Judul Magang
Telah disetujui, diperiksa dan layak mengikuti sidang magang dihadapan tim Penguji
Magang
Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Mengetahui,
Pembimbing Fakultas
Pembimbing Lapangan
11
Penguji I,
Penguji II,
12
: Farhan Ferdiansyah
TTL
: Belum Menikah
Agama
: Islam
No. Telp
: 089636939762
Alamat
: ferdiansyahfarhan@gmail.com
PENDIDIKAN FORMAL
1995 2001
SD Negeri Pamoyanan
2001 2004
SLTP N 1 Sukaraja
2004 2007
2007 sekarang
13
KATA PENGANTAR
Segala puji kehadirat Allah SWT, yang tidak pernah tidur dan selalu dekat
dengan hamba-Nya. Syukur senantiasa terucapkan atas segala nikmat dan rahmat-Nya
hingga laporan magang ini dapat selesai dengan baik. Salawat dan salam selalu tercurah
kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa umatnya menuju cahaya yang
terang benderang.
Laporan magang dengan judul Identifikasi Bahaya Keselamatan Kerja dan
Upaya Pengendalian yang Dilakukan dengan Metode Job Safety Analysis (JSA) pada
Gedung PLG PT. X tahun 2011 ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
magang.
Penyusunan laporan magang ini semata-mata bukanlah hasil usaha penulis,
melainkan banyak pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan, motivasi, dan
semangat. Untuk itu penulis merasa pantas berterima kasih yang tak terhingga kepada :
1. Keluarga Besar. Bapak, Mamah, terima kasih atas doa dan kesabaran yang tulus
mengiringi langkahku. Kakak-kakakku dan semua Saudara dan Adikku, terima
kasih telah memberikan semangat untuk terus kuliah, terima kasih untuk segala
motivasi dan semua kemudahan yang diberikan.
2. Bapak Prof. Dr. (hc). dr. M.K. Tadjudin, Sp.And, selaku dekan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Bapak dr. Yuli P. Satar, MARS, selaku ketua Program Studi Kesehatan
Masyarakat (PSKM) Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Seluruh dosen dan staf Program Studi Kesehatan Masyarakat (PSKM) Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
14
5. Ibu Ir. Iting Shofwati, MKKK, selaku pembimbing Fakultas dalam penyusunan
laporan magang ini.
6. Bapak Ir. Ari Arbiyarto, selaku pembimbing lapangan sekaligus sekertaris P2K3
dan staf-staf bagian QPP
Farhan Ferdiansyan
15
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................
PERNYATAAN PERSETUJUAN................................................................
ii
iii
iv
vii
xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1
1.2
1.2.1
1.2.2
1.3.1
1.3.2
1.3.3
1.3
1.4
2.2
2.2.1
2.2.2
10
16
2.2.3
12
Bahaya ..................................................................................................
16
2.3.1
16
2.3.2
18
21
2.4.1
22
2.4.2
23
23
2.5.1
23
2.5.2
Identifikasi Bahaya...................................................................
24
2.5.3
29
2.5.4
32
2.5.5
33
2.5.6
34
2.6
35
2.7
37
2.7.1
37
2.7.2
40
2.3
2.4
2.5
42
3.2
43
4.2
46
4.1.1
46
4.1.2
48
4.1.3
48
54
4.2.1
54
Tujuan ...............................................................................................
17
4.2.2
54
4.2.3
Audit..................................................................................................
55
4.2.4
Kewajiban .........................................................................................
55
4.2.5
56
4.2.6
56
4.2.7
58
Proses Produksi.................................................................................................
60
60
4.4
67
4.5
4.6
Identifikasi Bahaya dan Upaya Pengendalian pada Setiap Proses Pekerjaan pada
4.3
71
4.6.1
71
4.6.2
78
4.6.3
82
4.6.4
92
4.6.5
99
4.6.6
101
BAB V PENUTUP
5.1
Simpulan ..............................................................................................
105
5.2
Saran .....................................................................................................
110
18
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel
Halaman
2.1
30
2.2
31
2.3
36
3.1
43
4.1
69
4.2
4.3
4.4
97
4.7
89
4.6
81
4.5
76
100
104
19
DAFTAR GAMBAR
Nomor Gambar
Halaman
2.1
14
2.2
22
2.3
39
2.4
40
3.1
42
4.1
47
4.2
59
4.3
61
4.4
63
4.5
66
20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Penerapan teknologi maju di dalam proses produksi sampai saat ini telah
semakin intensif, sehingga efek samping yang berupa faktor fisik yang ditimbulkan juga
semakin beraneka ragam. Efek samping dari proses produksi, dapat berakibat buruk
kepada pekerjaan dan lingkungan kerja, sehingga pekerjaan dan lingkungan kerja tidak
memenuhi syarat-syarat kesehatan, yang terhadap tenaga kerja dapat mengakibatkan
gangguan kesehatan atau sakit. Efek samping yang dapat timbul diantaranya suhu
ekstrim, kebisingan, getaran, radiasi, penerangan di tempat kerja serta tekanan udara
ekstrim (soeripto, 2008). Untuk mengontrol bahaya-bahaya kesehatan dan bahayabahaya keselamatan maka harus ada manajemen kesehatan dan keselamatan kerja untuk
mengurangi potensi bahaya yang akan diterima oleh pekerja.
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk
upaya untuk tempat kerja yang aman dari bahaya kecelakaan, sehat, bebas dari
pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan
kerja penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan
produktifitas kerja (eva, 2008).
K3 bertujuan mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan resiko kecelakaan kerja
(zero accident). Penerapan konsep ini tidak boleh dianggap sebagai upaya pencegahan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang menghabiskan biaya (cost) perusahaan,
21
22
23
lalang untuk menyuplay komponen di area kerja PLG, bahaya tertimpa komponen saat
bekerja menggunakan hois crane, terluka tangan menggunakan cutter pisau, dan bahaya
ergonomi yang dapat kapan saja terjadi di area kerja tersebut.
Upaya perusahaan untuk mengatasi masalah tersebut telah dilakukan safety
inspection secara langsung ke lapangan oleh P2K3 perusahaan yang nantinya dilakukan
pencatatan potensi bahaya yang ada di lingkungan kerja yang harus dilakukan
improvement. Selain itu supervisor masing-masing area melakukan identifikasi potensi
bahaya dalam benruk aspec impac.
1.2
Tujuan
1.2.1
Tujuan umum
Mengetahui gambaran identifikasi risiko keselamatan kerja di PT X Tahun
2011.
1.2.2 Tujuan khusus
1. Diketahuinya gambaran umum di PT X tahun 2011.
2. Diketahuinya langkah-langkah proses produksi di PT X tahun 2011.
3. Diketahuinya gambaran pelaksanaan identifikasi risiko pada proses produksi
di PT X tahun 2011.
4. Diketahuinya bahaya keselamatan kerja yang terdapat pada setiap proses
pekerjaan Unloading, Storage, Unboxing,
robbing (nonconpormance,
24
1.3
Manfaat
1.3.1
1. Mengetahui karakteristik bahaya dan risiko pada proses produksi dan kondisi
lingkungan kerja.
2. Melatih kemampuan mahasiswa dalam hal identifikasi bahaya di tempat
kerja.
3. Menambah wawasan, pengetahuan, keterampilan dan pengalaman kerja yang
nyata di perusahaan terutama dalam hel identifikasi bahaya.
1.3.2
Manfaat bagi PT X
25
1.3.3
1. Sebagai
sarana
pemantapan
keilmuan
bagi
mahasiswa
dengan
Ruang lingkup
Kegiatan magang ini dilakukan pada bagian PLG (Production logistic)
PT. X, selama bulan Februari. Kegiatan magang ini dilakukan oleh mahasiswa
semester VIII, Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Objek dari kegiatan magang
ini adalah pekerja, termasuk supervisor dan operator yang ada di bagian PLG PT.
X. Dalam kegiatan magang ini mahasiswa mendapatkan data sekunder berupa
profil perusahaan, proses produksi, dan laporan kecelakaan pada saat jam kerja,
selain itu mahasiswa juga mendapatkan data primer berupa observasi langsung
dan wawancara tidak terstruktur dengan pekerja, termasuk supervisor dan
operator. Kegiatan magang ini dilakukan dengan cara melakukan identifikasi
26
dengan metode Job Safety Analysis (JSA) terhadap proses di bagian gedung PLG
PT. X untuk mengetahui bahaya keselamatan kerja dan upaya pengendalian
yang dilakukan pada proses kerja di gedung Departemen Production Logistic
(PLG).
27
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
28
membuat suasana kerja bebas dari segala macam bahaya sehingga akan tercapai
produktivitas kerja yang tinggi.
29
30
i.
Luka bakar.
31
j.
k. Akibat cuaca.
l.
Mati lemas.
32
berisikan
memahami
bagaimana
menemukan
faktor
penggunannya untuk
penting
dalam
rangka
33
34
Gambar 2.1
Loss Causation Model
Bird & Germain (1990)
Ferrel dalam Colling (1990), menyatakan bahwa kecelakaan
merupakan hasil dari penyebab berantai, satu atau lebih dari penyebab
tersebut merupakan kesalahan manusia. Kesalahan manusia ini disebabkan
salah satu dari 3 situasi di bawah ini, yaitu :
1. Overload (beban yang berlebihan), yang merupakan ketidaksesuaian dari
kapasitas manusia dan beban yang ditujukan padanya. Overload dapat
dipelajari dalam model ini dengan melihat sumber-sumber dari beban,
seperti beban tugas, beban situasi, beban dari lingkungan sekitar, dan
beban dari dalam diri sendiri. Sumber dari beban ini kemudian bisa
dibandingkan dengan sumber-sumber dari kapasitas yang merupakan
dukungan alami seseorang, seperti keadaan fisiknya, pikirannya, tingkat
35
pelatihan, dan kelelahan. Dan semua ini terjadi saat seseorang berada
dalam dukungan tertentu yang mendorong dan memotivasinya.
2. Tanggapan yang salah oleh seseorang dalam situasi yang dikarenakan
ketidakcocokan yang mendasar terhadap apa yang ia tujukan.
Ketidakcocokan dapat dipelajari dalam model ini dengan melihat pada
dasar-dasar ketidakcocokan yang bisa jadi muncul di antara pendorong
dan tanggapan yang diminta atau dengan melihat ketidakcocokan di
dalam situasi kerja.
3. Aktivitas yang tidak semestinya yang ia lakukan karena ia tidak tahu apa
yang lebih baik, maupun karena ia dengan sengaja mengambil risiko.
Aktivitas yang tidak semestinya dapat dipelajari di dalam bagian bagian
dari apakah seseorang mengetahui atau tidak aktivitas yang benar dan
sengaja atau tidak memanfaatkan kesempatan untuk mengambil
keputusan, bisa jadi karena ia merasa situasi tersebut memiliki
kemungkinan bahaya yang relatif rendah atau karena ia merasa potensi
untuk terjadi kecelakaan relatif rendah. Hal ini kemudian akan menjadi
masalah sifat situasi.
2.3 Bahaya
2.3.1 Definisi Bahaya
Menurut Ridley & Channing (1998), bahaya merupakan unsur
potensial yang dapat menyebabkan kerugian, bahaya biasanya digambarkan
36
37
38
39
e. Karsinogen.
f. Bersifat racun.
g. Radioaktif.
3. Proses Kerja
Bahaya dari proses sangat bervariasi tergantung dari teknologi
yang digunakan. Proses yang ada pada industri ada yang sederhana,
tetapi ada juga yang prosesnya rumit. Ada proses yang berbahaya dan
ada juga proses yang kurang berbahaya. Dalam proses biasanya juga
digunakan suhu dan tekanan tinggi yang memperbesar risiko bahayanya.
Dari proses ini terkadang timbul asap, debu, panas, bising, dan bahaya
mekanis seperti terjepit, terpotong, atau tertimpa bahan. Hal ini dapat
berakibat kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
4. Cara Kerja
Bahaya dari cara kerja yang dilakukan oleh pekerja yang dapat
membahayakan pekerja itu sendiri atau orang lain disekitarnya, yaitu :
a. Cara mengangkat dan mengangkut, apabila dilakukan dengan cara
yang salah maka dapat menyebabkan cidera dan yang paling sering
adalah cidera pada tulang punggung.
b. Cara kerja yang mengakibatkan hamburan debu dan serbuk logam,
percikan api, serta tumpahan bahan berbahaya.
40
keselamatan dan
kesehatan
kerja,
serta
penurunan
41
42
yang
berhubungan
dengan
identifikasi
bahaya,
penilaian
risiko,
upaya
ANALYSE RISKS
EVALUATE RISKS
TREAT RISKS
IDENTIFY RISKS
RISKS ASSESMENT
ESTABLISH CONTEXT
43
Gambar 2.2
Tahapan Manajemen Risiko Menurut AS / NZS 4360 : 1999
44
45
46
47
48
dan
mencegah
kemungkinan
terjadinya
kecelakaan.
49
50
51
Konsekuensi (Consequences) K
(Likelihood/Probability)
Tingkat 1(Insignificant)
Tidak ada cidera,
kerugian materi sangat
kecil
Tingkat 2 (Minor)
Memerlukan perawatan
P3K, on site-release
langsung dapat ditangani,
kerugian materi sedang
Tingkat 3 (Moderate)
Memerlukan perawatan
medis, on-site release
ditangani dengan pihak
bantuan luar, kerugian
materi cukup besar
Tingkat 4 (Major)
Cidera yang
mengakibatkan
cacat/hilang fungsi tubuh
secara total, off-site
relase
tanpa efek merusak
kerugian
materi besar
Tingkat 5 (Catastropic)
Menyebabkan kematian,
off-site
release bahan toksik dan
efeknya merusak,
kerugian
materi sangat besar
Tingkat C (Modetate)=>
Dapat terjadi
pada konsiai terntutu.
Tingkat A (Almost
Certain) =>
Kejadian yang dapat
terjadi kapan saja
pernah terjadi
Kategori Keterangan
Kategori Keterangan
30
3
antara
manfaat
potensial
dan
hasil
yang
tidak
46
47
yang bisa diterima, risiko mana yang harus dikurangi atau dikendalikan
dengan cara yang lain.
48
a. Eliminasi adalah langkah ideal yang dapat dilakukan dan harus menjadi
pilihan pertama dalam melakukan pengendalian risiko. Eliminasi berarti
menghilangkan peralatan yang dapat menimbulkan bahaya.
b. Substitusi, prinsip dari alat kendali ini adalah mengendalikan sumber
risiko dengan sarana atau peralatan lain yang tingkat risikonya lebih
rendah atau tidak ada.
c. Rekayasa Engineering dilakukan dengan mengubah desain tempat kerja,
peralatan, atau proses kerja untuk mengurangi tingkat risiko. Ciri khusus
dari tahap ini adalah melibatkan pemikiran yang lebih mendalam
bagaimana membuat lokasi kerja yang lebih aman dengan melakukan
pengaturan ulang lokasi kerja, memodifikasi peralatan, melakukan
kombinasi kegiatan, perubahan prosedur, dan mengurangi frekuensi
dalam melakukan kegiatan berbahaya.
d. Pengendalian Administrasi, dalam tahap ini menggunakan prosedur,
standar operasi kerja, atau panduan sebagai langkah untuk mengurangi
risiko. Akan tetapi banyak kasus yang ada, pengendalian administrasi
tetap membutuhkan sarana pengendalian risiko lainnya.
e. Alat Pelindung Diri (APD) adalah pilihan terakhir yang dapat dilakukan
untuk mencegah paparan bahaya pada pekerja. Penggunaan APD ini
disarankan hanya digunakan bersamaan dengan penggunaan alat
49
2.6
Safety Sign
Dalam memasang safety sign di area kerja, selain harus memperhatikan warna,
jenis pictogram, dan jenis huruf yang digunakan, ada hal lain yang tidak kalah penting
untuk diperhatikan, yaitu keterbacaan safety sign. Alangkah sia-sianya jika kita sudah
membuat safety sign sesuai dengan standar yang berlaku tapi tidak dapat terbaca
dengan baik. (Safetysign.co.id)
Keterbacaan safety sign berhubungan dengan dua hal, yaitu : jarak baca aman
minimum dan tinggi huruf yang digunakan. Jarak baca aman minimum adalah jarak
50
Tabel 2.3
Hubungan Antara Jarak Baca Aman Minimum Dengan Tinggi Dan Ukuran Huruf
Jarak baca aman minimum
(m)
< 1,2
0,4
16
1,8
0,6
23
2,4
0,8
31
3,0
1,0
39
4,6
1,5
58
51
6,1
2,0
78
9,1
3,0
117
12,2
4,1
160
18,3
6,1
238
24,4
8,1
316
30,5
10,2
398
38,1
12,7
495
45,7
15,2
593
61
20,3
792
2.7
Pesawat Angkut
Pesawat angkat dan angkut adalah suatu pesawat atau alat yang dgunakan
untuk memindahkan, mengangkat muatan baik bahan atau barang atau orang secara
vertikal dan atau horizontal dalam jarak yang ditentukan Pesawat angkat diantaranya
antara lain :
a) Peralatan angkat
b) Pita transport
c) Pesawat angkutan di atas landasan dan di atas permukaan
d) Alat angkutan jalan ril.
52
Peralatan angkat antara lain adalah lier, takel, peralatan angkat listrik, pesawat
pneumatic, gondola, keran angkat, keran magnit, keran lokomotif, keran dinding dan
keran sumbu putar.
Pesawat angkutan di atas landasan dan di atas permukaan antara lain adalah:
truk, truk derek, traktor, gerobak, forklift dan kereta gantung.
Peralatan berat yang digunakan di PT X yakni mesin froklift dan mesin crane
(keran angkat). Kedua mesin berat ini termasuk kedalam kategori peralatan berat untuk
crane dan pesawat angkutan untuk forklift.
2.7.1 Mesin Forklift
Forklift atau yang juga sering disebut sebagai lift truck adalah salah satu
material handling yang paling banyak digunakan di dunia logistic. Tujuan utama dari
penggunaan forklift adalah untuk transportasi dan mengangkat. Prinsip kerja
forklift merupakan proses pengangkatan dan penurunan beban, untuk itu diperlukan
stabilitas forklift dalam menerima beban. Menurut sumber energi yang digunakan, ada
2 macam jenis forklift yang saat ini populer digunakan yaitu bahan bakar diesel dan
electrik. Beberapa pertimbangan yang biasanya digunakan dalam memilih sebuah
forklift antara lain:
53
Sejarah forklift pertama kali diawali pada tahun 1906. Pennsylvania Railroad
memperkenalkan sebuah batery platform truck untuk memindahkan barang.
Perkembangan selanjutnya banyak terjadi pada saat perang dunia I. Konon menurut
sejarah, dunia logistik sangat dipengaruhi oleh adanya perang. (logisticology.com)
Forklift modern sekarang sudah berbeda jauh dengan sejarah awal forklift yang
ada. Forklift modern benar-benar difokuskan untuk kedua hal utama, yaitu transportasi
dan mengangkat. Bagian-bagian utama dari sebuah forklift adalah:
a) Fork
Bagian utama dari sebuah forklift yang berfungsi sebagai penopang untuk
membawa dan mengangkat barang. Fork berbentuk dua buah besi lurus dengan
panjang rata-rata 2.5 m. Posisi peletakan barang di atas pallet masuk ke dalam
fork juga menentukan beban maksimal yang dapat diangkat oleh sebuah forklift
b) Carriage
Carriage merupakan bagian dari forklift yang berfungsi sebagai penghubung
antara mast dan fork. Ditempat inilah fork melekat. Carriage juga berfungsi
sebagai sandaran dan pengaman bagi barang-barang dalam pallet untuk
transportasi atau pengangkatan.
c) Mast
Mast adalah bagian utama terkait dengan fungsi kerja sebuah fork dalam
forklift. Mast adalah satu bagian yang berupa dua buah besi tebal yang terkait
54
dengan hydrolic system dari sebuah forklift. Mast ini berfungsi untuk lifting dan
tilting.
d) Overhead Guard
Overhead guard merupakan pelindung bagi seorang forklift driver. Fungsi
pelindungan ini terkait dengan safety user dari kemungkinan terjadinya barang
yang jatuh saat diangkat atau diturunkan, juga sebagai pelindung dari panas dan
hujan.
e) Counterweight
Counterweight merupakan bagian penyeimbang beban dari sebuah forklift.
Letaknya berlawanan dengan posisi fork.
55
kendaraan depannya. Dilarang menggunakan forklift untuk tujuan lain selain untuk
mengangkat, mengangkut dan menumpuk barang. (PER.05/MEN/1985)
56
57
BAB III
ALUR DAN JADWAL
3.1
Alur Kegiatan
Pengajuan Magang
PT. X
Observasi
identifikasi risiko
Pengambilan data
sekunder aspec impac
Hasil Magang
Pembuatan Laporan
Gambar 3.1
Alur Kegiatan Magang
3.2
Jadwal Kegiatan
Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Magang
58
Hari
Selasa
Tanggal
1 Februari 2011
Kegiatan
- Perkenalan dengan pihak
Tempat
Ruangan QPP
perusahaan
- Ikut serta dalam safety plant
- Penjelasan area kerja di PT
X
Rabu
2 Februari 2011
Ruangan QPP
P2K3 di PT X
Kamis
3 Februari 2011
- LIBUR NASIONAL
Ruangan QPP
- Studi literatur
Jumat
4 Februari 2011
Departemen APC
5 Februari 2011
- Studi literatur
Ruangan QPP
Minggu
6 Februari 2011
- Studi literatur
Tempat istirahat
Senin
7 Februari 2011
Departemen APC
8 Februari 2011
Departemen APC
59
8-10
Hari
Rabu
Tanggal
9 Februari 2011
Kegiatan
- Kunjungan ke PT X yang
Tempat
- Ciputat
ada di Ciputat
Kamis
10 Februari 2011
- Kampus FKIK
Departemen APC
11 Februari 2011
- Identifikasi risiko di
Departemen APC
12 Februari 2011
- Studi literatur
Ruangan QPP
Minggu
13 Februari 2011
- Studi literatur
Tempat Istirahat
Senin
14 Februari 2011
- Bimbingan dengan
Perpustakaan FKIK
pembimbing akademik
- Studi literatur
Selasa
15 Februari 2011
- Libur nasional
Ruangan QPP
- Studi literatur
Rabu
16 Februari 2011
Departemen APC
Tanggal
17 Februari 2011
Kegiatan
- Briefing pagi & Identifikasi
Tempat
Departemen APC
60
18 Februari 2011
Departemen APC
19 Februari 2011
- Studi literatur
Ruangan QPP
Minggu
20 Februari 2011
- Studi literatur
Tempat Istirahat
Senin
21 Februari 2011
Departemen Cabin
Storeage
store)
Selasa
22 Februari 2011
Departemen PLG
23 Februari 2011
Departemen PLG
Tanggal
24 Februari 2011
Kegiatan
- Melihat data kecelakaan dan
Tempat
Klinik PT X
25 Februari 2011
- Studi literatur
QPP
Senin
28 Februari 2011
- Studi literatur
QPP
Selasa
1 Maret 2011
61
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
62
President Director
Executive Assistant
Corporate Secretary
Director
Sales & Marketing
Departement
Director
After-Sales Department
Director
Technical Department
Director
Finance Department
Director
Human Resources
Department
Deputy Director
Marketing
Deputy Director
After-Sales Technic &
Services
Deputy Director
Engineering &
Documentation
Deputy Director
Accounting
Deputy Director
Employee Relation
Deputy Director
Sales Operation
Commercial Vehicle
Deputy Director
After-Sales Marketing &
Logistic
Deputy Director
Production
Deputy Director
Corporate Planning &
Controlling
Department Manager
Compliance
Deputy Director
Sales Operation
Mercedes-Benz Cars
Deputy Director
Central Training
Deputy Director
Supply Chain Management
Deputy Director
Quality Management
Deputy Director
Global Procurement
SEA / Ina.
Deputy Director
Network Development
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Perusahaan PT. X
63
4.1.2.
Tata Tertib
A.
Perusahaan
a)
1)
Hari Kerja
Hari kerja/waktu kerja dan jam kerja disesuaikan
dengan izin penyimpangan waktu kerja dan waktu
istirahat yang dikeluarkan/disetujui oleh Disnaker
setiap tahunnya.
Satu copy izin tersebut akan diberikan kepada serikat
pekerja dan agar karyawan/wati mengetahui izin
tersebut akan ditempelkan di papan pengumuman
perusahaan.
2)
64
normal, akan diatur sendiri sesuai dengan undangundang/peraturan pemerintah yang berlaku.
b)
Jam kerja mulai dari 07.30 s/d 16.15 WIB (termasuk istirahat
45 menit).
Waktu istirahat Senin s/d Kamis: 11.45 s/d 12.30 WIB
Waktu istirahat hari Jumat: 11.45 s/d 13.00 WIB
2)
3)
c)
Aturan Disiplin
1)
Memperhatikan
kewajiban
dan
kepentingan
65
2.
3.
4.
2)
Memelihara
dan
mematuhi
tata
tertib
yang
2.
3.
4.
yang
telah
disediakan.
d)
66
1)
yang
melanggarnya
dikenakan
2)
1.
2.
Surat peringatan A
3.
Surat peringatan B
4.
Schorsing
5.
Schorsing 1 minggu
6.
Schorsing 2 minggu
7.
Diberhentikan
8.
Diberhentikan surat
9.
Peringatan A
10.
11.
Peringatan lisan
12.
67
masa
chorsing
ini,
3)
pengaduan perusahaan,
Prakerin/Magang
a)
68
b)
c)
d)
e)
f)
g)
kaki.
Tidak
diperbolehkan
memakai
sepatu
sandal/sandal
h)
i)
manajemen
lingkungan
(ISO
14001)
di
69
k)
perawatan
lebih
lanjut,
perusahaan
akan
m)
Setelah
4.2.
Tujuan
Menciptakan suatu sistem keselamatan dan kesehatan kerja di tempat
kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan
lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan mengurangi
kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang
aman, efisien dan produktif.
4.2.2.
Janji (komitmen)
Perusahaan harus menunjukkan komitmen terhadap keselamatan dan
kesehatan kerja yang diwujudkan dalam:
a)
70
b)
c)
d)
e)
4.2.3.
Audit
Audit sistem manajemen K3 meliputi unsur-unsur sebagai berikut:
4.2.4.
a)
b)
Strategi pendokumentasian
c)
d)
Pengendalian dokumen
e)
Pembelian
f)
g)
Standar pemantauan
h)
i)
j)
k)
l)
Kewajiban
71
a)
b)
c)
d)
e)
4.2.5.
4.2.6.
b)
c)
d)
e)
72
b)
serta
menerima/merangkum
laporan
team
d)
Tim
yang
membantu
mengadministrasikan
hasil
kordinator
pantauan
atau
dan
pimpinan
pengukuran
dept.
terhadap
Kordinator
pelatihan
dan
kampanye
tentang
OHS
bertugas
73
74
Gambar 4.2
4.3.
Proses Produksi
75
Unloading
Unloading adalah proses penurunan barang atau part-part untuk di
turunkan dari container ke gudang. Berdasarkan SOP penerimaan
(receiveing) barang ditangani berdasarkan jenis barang yang di supply
oleh supplier. Penanganan ini menggunakan alat berat, yaitu forklift
diesel yang dilakukan secara cepat karena menghindari pengantrian
container yang akan memakan biaya produksi. Barang-barang yang di
turunkan dari container ini merupakan barang yang akan di kerjakan dan
di supply ke departemen APC dan ACG.
Schedule Production
material
-------------------------PP-158-12.1
process
Assembly Commercial
vehicle
-------------------------PP-158-9.5
Sub Process/
link
Assembly Aggregate
-----------------------PP-158-9.8
Record/data
Procure Material
------------------------GP (SEA)
decision
Supplier
76
storage
unloading
Gambar 4.3
SOP Unloading
B.
Storage
Proses kerja yang dilakuakan setelah unloading dilakukan. Proses
ini berbarengan dengan unloading. Pada saat penurunan barang, alat
77
process
Sub Process/
link
Record/data
decision
Receive goods
-----------------------PP-158-12.3
CKD?
yes
no
SKD?
yes
yes
FB5-3 parts?
SKD body
handling
-----------------------PP-158-12.7
no
storage
supply
Need preventive
action?
yes
Continental
improvment
-----------------------PP-158-13.2
no
Proceed DOM
-----------------------PP-1258-12.4.1
no
Need correction
action?
no
Procced parts replacement
-------------------------PLG
yes
Schedule production
material
-----------------------PP 158-12.1
Deviation?
Conduct permitual
inventory
-------------------------PLG
no
no
Valid part?
Storage at lockable pack
-------------------------PLG
yes
Conection of part
ok?
yes
Continueal
improvement
-----------------------PP-15713.3
no
yes
Supply material
-----------------------PP-158-12.8
Conductmaterial,
cleaning, preservation/
derusting
-------------------------PLG
Page 1
Gambar 4.4
SOP Storage
63
C.
Unboxing
Merupakan proses pembukaan barang-barang yang akan di
supply ke berbagai area di departemen terkait. Barang diambil dari
storage area dengan menggunakan alat berat electric forklift yang di
distribusikan ke berbagai area unboxing. Ada beberapa area unboxing
yaitu :
a) Unboxing big part untuk part-part yang besar seperta :
kursi, bumper, pintu depan dan belakang.
b) Unboxing trimming untuk part-part yang di butuhkan di
station trimming line seperti fuel tank, breakset, cookpit,
dan part-part lainnya.
c) Unboxing power train untuk part-part mesin yang akaan
di rakit di area ACV. Proes ini menggunakan hoise crane
karena part-part yang dikerjakan sangat berat.
d) Unboxing small part dan ESD untuk part-part seperti
baut, plug dan part-part kecil lainnya yang di butuhkan
oleh semua proses produksi.
D.
Robbing Area
Robbing area merupakan area yang khusus mengerjakan partpart yang terkena gangguan atau adanya kerusakan sebelum di supply
departement yang terkait. Area ini terdapat beberapa bagian yaitu
noncomformance, yaitu penyerahan part yang mengalami gangguan,
pekerja memberikan part yang bermasalah di area noncomformance.
Inspeksi, yaitu pemeriksaan bagian yana mengalami kerusakan yang
nantinya akan di rework. Dan rework, yaitu pengerjaan pada part yang
mengalami gangguan sehingga dapat di terima oleh kuality kontrol untuk
di supply ke departement terkait.
E.
Supply
Supply yaitu proses pendistribusian part yang sudah di unboxing
untuk di buffer di setiap station di departement terkait. Proses ini
menggunakan towing, yaitu mobil kecil dengan pengait di belakangnya
untuk mengaitkan rangkaian trolli.
Sub Process/
link
process
Schedule production
material
-------------------------PP-158-12.1
Production
material?
yes
Record/data
no
Material
requestion form
no
CKD?
SKD?
no
yes
SKD body
handling
-------------PP-158-12.7
decision
Maintain equipment
------------------------PP-158-5.4
Realease based on
reservation /order/ yellow MR
-------------------------PLG
Prepare material
based on pro
-------------------------PLG
Procedure material
-------------------------GP (SEA)
Material
requestion form
Handover material to
requestor
-------------------------PLG
yes
Noncoformity
part
-------------PP-158-9.1.1
yes
yes
PKW?
Prepare material
based on PO
--------------PLG
descrepances?
no
Dispatch note
end
no
Proceed part
replacement based on
NCP/ COD/ second
inspection
----------------------------PLG
CKD claim
report, CKD EX33 oerder &
second
inspection
Receive, store
& delivery
vehicles
-------------PP-158-12.7
Receive replacement
part
----------------------------PLG
Report supply
part CKD
material packing
UST FBS-3
invoice
Deliver material
----------------------------PLG
Assembly cemercial
vehille
-------------PP-158-0.5
Assembly passernger
car
-------------PP-158-9.5
Assembly aggregate
-------------PP-158-19.5
unboxing
Maintain equipment
-------------PP-158-6.4
Page 1
supply
Gambar 4.5
SOP supply
F.
Fill battery
Fill battery yaitu proses pengisian accu baterai dengan larutan
H2SO4. Proses ini menggunakan hoise crane tuntuk menghindari
tumpahan cairan kimia yang akan emngenai pekerja.
G.
Tyres
Pada area ini khusus menangani part ban dan velg semua jenis
kendaraan yang akan di produksi.
4.4
bahaya secara khusus pada bagian-bagian proses produksi yang ada. Tindakan
identifikasi sumber kecelakaan pada PT X dilakukan setelah proses produksi
dilakukan, diperbaharui apabila ada alat kerja yang baru yang menimbulkan
bahaya yang berbeda atau adanya kecelakaan.
Hal ini dikarenakan tidak adanya ahli K3 yang khusus mengatasi masalah
safety. Organisasi P2K3 yang berjalan baru lebih dari 1 tahun pun saat ini
dijalankan dengan multi jabatan. Tindakan identifiksi
sumber kecelakan
memerlukan waktu dan pemikiran serius untuk mendpatkan hasil yng maksimal.
Untuk itu, sebaiknya program identifikasi di PT. X dilakukan secara serius oleh
tenaga yang terampil dan ahli yang bertujuan untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja dengan menggunakan metode identifikasi tertentu yang logis
dan terstruktur.
Tabel 4.1
Hasil Identifikasi Bahaya (Aspec Impac) oleh PT X *)
RUN NO.
PLG
001
AREA
Receiving - Bld.
7
ACTIVITY /
SERVICE
Diesel Forklift
Operation
OPERATIONAL
CONTROL
- Periodic maintenance
- safety sign
- Personel are train,
- related WI Available
- Personel are train,
- related WI Available
- Personel are train,
- related WI Available
Potential Problem
Potential Problem
Potential Problem
Potential Problem
- Wear helmet
Potential Problem
- Wear helmet
Potential Problem
Aspect
Health : Exhaust
Gas
Accident : Hit by
forklift
Potential Impact
ASSESSMENT
S/N
Permanent Sickness
No Problem, No
Impact
Potential Problem
Potential Problem
No Problem, No
Impact
Death
PLG
`PLG
002
003
Unboxing &
preparing
Hoist Operation
Health: Muscular
pain / dislocation
Accident: injured
by tools
Permanent Sickness
Light Injury (First aid
treatment)
No Problem, No
Impact
No Problem, No
Impact
Health: None
Accident :
- Electric Shock
- Injured by
chain/sling/hook
- Hit by Hook /
material
- Material fall down
69
87
4.5
identifikasi
bahaya
dilakukan,
maka
diperlukan
pelaksanaan
pengendalian untuk mencegah terjadinya bahaya, paling tidak untuk mengurangi tingkat
resiko terjadinya kecelakaan atau kesehatan tersebut. Pengendalian yang telah dilakukan
oleh perusahaan yaitu engineering control, administrative control, dan pengendalian
dengan APD.
a) Pengendalian engineering control
Termasuk pengendalian secara engineering control oleh perusahaan
antara lain :
1. Area safety pejalan kaki
2. Pemasangan fire protection
b) Pengendalian administrative control
Sedangkan pengendalian secara administrative control oleh perusahaan
antara lain :
1. Pelatihan pekerja saat penerimaan
2. Pemasangan safety sign
3. Pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan Work Instruction (lesson point)
4. Pemeriksaan kesehatan secara berkala
c) Pengendalian APD
Pengendalian terakhir yang dilakukan perusahaan untuk semua kegiatan
di PLG yakni dengan penggunaan APD, antara lain : safety shoessarung tangan,
sarung tangan karet, kaca mata, masker, catridge masker, helm safety, dan back
jack.
88
4.6
Identifikasi Bahaya dan Upaya Pengendalian pada Setiap Proses Pekerjaan pada
Departemen PLG PT X
4.6.1
Proses Unloading
89
Sehingga
adanya
kemungkinan
pekerja
yang
tidak
90
91
92
bahaya
gangguan
pernafasan,
penulis
menilai
Tabel 4.2
Hasil Identifikasi Bahaya Proses Unloading
Pada departemen PLG
PT. X Tahun 2011
Pekerjaan
unloading
Rincian
pekerjaan
Menaiki
diesel
forklift
Sumber daya
yang terlibat
Operator
forklift
Mesin forklift
Pekerja
Pengoprasia Operator
n diesel
diesel forklift
forklift
Mesin forklift
Bahaya
Tergelincir
Luka badan
Tertabrak /
menabrak
pekerja
penyebab
Mechanical :
lantai diesel
forklift licin, atau
tidak hati-hati
saat menaiki
tangga.
Penilaian resiko
P
K
E
1
Tingkat
resiko
L
Pengendalian
- Pelatihan
- Work
instruction
saran
- pekerja
memegang
handgrip saat
menaikin
forklift
- Safety shoes
Mechanical :
tekanan hicrolik
menurun
sehingga forklift
tidak bisa
melintas atau
terjatuh
Mechanical :
Tidak hati-hati
mengoprasikan
mesin dan
- Pelatihan
- Work
instruction
- Safety sign
terkait bahaya
- Pelatihan
- Work
instruction
- Safety sign
terkait bahaya
- mantanance
secara berkala
- pastikan
pekerja
mengunci
aliran udara
hidrolik
- pendataan
(barcode)
barang
sebaiknya
76
94
pekerja berjalan
didekat mesin
forklift
- Safety sign
terkait bahaya
- Safety shoes
Ganguan
pernafasan
Chemical: Gas
buangan diesel
forklift saat
masuk kedalam
container dan bau
kimia yang
menempel pada
kayu peti
- Pemeriksaan
kesehatan
berkala
diluar
container
- Penempatan
safety sign di
tempat yang
terlihat
- mengkomuni
kasikan bahaya
- Penggantian
diesel forklift
dengan
electric
- Mentanance
- safety sign
- Masker
- Pelatihan
penggunaan
APD pada
pekerja
77
95
96
work instruci, safety sign dan APD seperti safety shoes dan sarung
tangan. Tetapi kondisi penempatan safety sign yang kurang ditempatkan
di tempat yang terihat oleh pekerja lain sehingga mengurangi
kewaspadaan pekerja terkait bahaya tersebut.
Pada bahaya electrical atau tersengat listrik pada saat persiapan
electric forklift, penulis menilai kemungkinannya pada tingkat D,
memungkinkan kecelakaan tidak terjadi. Untuk konsekuensinya penulis
menilai pada tingkat 3 yang membutuhkan perawatan pihak luar dan
kerugian cukup besar. Sehingga pada bahaya ini tingkat resikonya pada
Medium Risk.
Upaya pengendalian yang dapat dilakukan dengan pengecekan
secara berkala, safety talk yang di lakukan setiap pagi dengan materi
safety, pekerja mengeringkan tangan sebelum bekerja, menggunakan
sepatu safety. Dengan dilakukannya pengendalian tersebut, diharapkan
resiko yang ada menjadi Low (rendah), kemungkinan bisa saja terjadi
tetapi konsekuensinya menjadi level 2 yaitu tidak ada luka dan kerugian
rendah.
Pada Tertabrak/menabrak/terserempet forklift , penulis menilai
kemungkinan pada tingkat E, kecelakaan dapat terjadi namun jarang.
Konsekuensinya penulis menilai pada tingkat 2, pekerja yang tertabrak
langsung di tangangi dengan perawatan P3K. Sehingga pada bahaya ini
97
misalnya
membunyikan
klakson.
Dengan
dilakukannya
Tabel 4.3
Hasil Identifikasi Bahaya proses Storage
Pada Departemen PLG
PT. X Tahun 2011
Pekerjaan
Storage
Rincian
pekerjaan
Mempersia
pkan diesel
forklift
Pemindaha
n box partpart hasil
unloading
ke storage
area
Sumber daya
Bahaya
yang terlibat
Pekerja
Tersengat
forklift
listrik
Operator
mesin
electric
forklift
Forklift
electric
Tertabrak/
menabrak/t
erserempet
forklift
Penyebab
Electrical :
Tangan operator
yang basah atau
kabel power
supply yang
terkelupas ketika
memeriksa
tegangan listrik.
Mechanical:
Tidak hati-hati
mengoprasikan
electric forklift
dan pakerja
berjalan di area
kerja
Penilaian resiko
K
P
D
3
Tingkat
resiko
M
Pengendalian
- Pelatihan
- Work
instruction
- Mantanance
- Safety sign
saran
- Pengecekan
Listrik Rutin
- Safety Talk
- Mengering
kan Tangan
sebelum
Melakukan
kegiatan
- Work
instruction
- sepatu safety
- Penempatan
safety sign di
tempat yang
terlihat
- Mantanance
- safety talk
- Safety sign
- mengkomuni
kasikan bahaya
- Pelatihan
81
tersebut, diharapkan
kecelakaan dapat
pengendalian
tersebut
dapat
menurunkan
1,
Tabel 4.4
Hasil Identifikasi Bahaya proses Unboxing
Pada Departemen PLG
PT. X Tahun 2011
Pekerjaan
Rincian
pekerjaan
Unboxing
Pemindaha
big part,
n box partUnboxing
part dari
trimming
storage ke
part, power setiap area
train small kerja
part dan
ESD
Sumber daya
Bahaya
yang terlibat
Operator
Menabrak/
mesin
menyeremp
electric
et pekerja
forklift
Forklift
electric
penyebab
Mechanical: Tidak
hati-hati
mengoprasikan
electric forklift dan
pakerja berjalan di
area kerja
Penilaian resiko
P
K
E
2
Tingkat
resiko
L
Pengendalian
- Pelatihan
- Work
instruction
- Mantanance
- Safety sign
terkait bahaya
saran
- Penempatan
safety sign di
tempat yang
terlihat
- penambahan
ukuran safety
sign
- Safety talk
Pembongka
ran peti
Pekerja
Pisau cutter
Linggis
palu
Luka
tangan,
tangan
tergores
peralatan
kerja dan
limbah Box
Mechanical :
penyimpanan
limbah dan
penggunaan alat
(cutter) tidak hatihati.
- Pelatihan
- Work
instruction
- Safety sign
- Sarung tangan
Luka kaki,
Mechanical:
- Pelatihan
- Penempatan
tong sampah
untuk limbah
- perawatan
peralatan kerja
- pelatihan
penggunaan
APD
- penyimpanan
89
108
kaki
tertimpa
peralatan
kerja
kejatuhan
peralatan. Tidak
hati-hati
membawa
peralatan.
- Work
instruction
- Safety sign
- Safety shoes
Unboxing
power train
part dan
tyres
Hoise crane
Tertimpa
part jatuh
Mechanical: rantai
crane putus atau
part tidak terkait
dengan benar
- Pelatihan
- Maintanance
- Work
instruction
- Safety sign
Pemindaha
n part dari
box ke troly
pekerja
keseleo
Ergonomic :
B
kelelahan pinggang
atau tangan karena
pekerja beban
yang diangkat
besar dan banyak
peralatan kerja
dengan benar
- menambah
kan jarak
aman untuk
kaki pekerja
- menambah
kan jarak
aman untuk
kaki pekerja
sekitar 3050cm
- Safety shoes
- pelatihan
penggunaan
APD
- Helm safety
- Safety talk
- Pelatihan
- menambah
kan meja
untuk box part
- Work
instruction
- Sarung tangan
- Pekerja
memanfaatkan
waktu istirahat
109
- Back jak
Terjatuh
Mechanical: tidak
hati-hati
melangkah
melewati box-box
pada saat
membawa part ke
troly
- Pelatihan
- work
instruction
- Sarung tangan
- Safety shoes
sebaik
mungkin
- Safety talk
- Pekerja
menempatkan
box tidak di
area berjalan
- pelatihan
penggunaan
APD
- Safety talk
110
111
b. Rework area
Setelah dari inspection area , part ditemukan kerusakannya maka
di perbaiki di rework area. Pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan
kerusakan yang ditemukan. sehingga peralatan dan bahan serta APD
yang digunakannya pun sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan.
112
pada tingkat C, dapat terjadi pada saat kondisi tertentu seperti pekerja
melakukan pekerjaan dengan alat yang tidak layak atau karena pekerja
tdak menggunakan APD. Konsekuensinya penulis menilai pada tingkat 1,
113
sesuai
dengan
jenis
pekerjaannnya,
seperti
bahaya
114
safety talk disisipkan pada briefing pagi. Dengan pengendalian ini tingkat
resiko menurun majadi Low (rendah) dengan tingkat kemungkinan D
(dapat terjadi tapi jarang) dan konsekuensi tingkat 1 (tidak ada cidera
dan kerugian materil sangat kecil).
Pada bahaya chemical, penulis menilai tingkat bahaya pada
tingkat M, persusahaan menentukan penanggung jawab manajemen
terkait. Dengan kemungkinan B dan konsekuensi 1. Upaya pengendalian
yang dapat dilakukan dengan administrative control, seperti melakukan
pekerjaan sesuai dengan prosedur, pemeriksanaan kelayakan peralatan
kerja dan pelatihan penggunaan APD pekerja serta safety talk setiap
pagi. Dengan upaya pengendalian ini dapat menurunkan tingkat
kemungkinan menjadi C (dapat terjadi pada kondisi tertentu) sehingga
tingkat resiko menurun menjadi Low risk.
Tabel 4.5
Hasil Identifikasi Bahaya Proses Robbing Area
Pada Departemen PLG
PT. X Tahun 2011
Pekerjaan
Robbing
area
Rincian
pekerjaan
inspeksi
rework
Sumber daya
Bahaya
penyebab
yang terlibat
Pekerja
Luka tangan Mechanical :tidak
Pisau cutter
hati-hati dalam
menggunakan
peralatan.
Sehingga tersayat
pisau pada saat
membuka part
atau karena
peralatan tidak
layak pakai
Penilaian resiko
P
K
C
1
pekerja
Amplas
Gurinda
Sikat
kompressor
Cairan WD45
cat
iner
Tingkat
Pengendalian
resiko
L
- Pelatihan
-Work
instruction
- Safety sign
saran
- perawatan
alat yang rusak
- pelatihan
pekerja dalam
penggunaan
APD
- Sarung tangan
- safety talk
- Pelatihan
- Work
instruction
- Safety sign
- Pelindung
muka dan
Sarang tangan
-Pemeriksaan
alat yang rusak
- pelatihan
pekerja dalam
penggunaan
APD
- Perawatan
peralatan dan
APD
Luka kaki
- Pelatihan
-Work
instruction
97
Mechanic: part
terjatuh pada saat
menggurinda part,
karena tidak
memakai penjepit
part
- Safety sign
- safety shoes
Iritasi kulit
Chemical : kulit
terkena cairan
kimia wd45 cat,
atau tiner
- safety talk
- Penggunaan
alat penjepit
part yang akan
di gurinda
Work
instruction
Safety sign
Masker
- pelatihan
pekerja dalam
penggunaan
APD
- safety talk
- Perawatan
peralatan dan
APD
- pelatihan
pekerja dalam
penggunaan
APD
- safety talk
98
117
dan
dengan menempatkan
safety sign untuk pejalan kaki dan jalur untuk kendaraan towwing.
Namun penempatan safety sign di beberapa tempat tidak terlihat atau
penempatannya tidak terlihat.
Bahaya ini memiliki tingkat resiko Low risk, pengendalian
dilakukan berdasarkan prosedur yang ada, kemungkinan terjadinya
tingkat memungkinkan E (tidak pernah terjadi) dan konsekuensinya 1
(tingkat cidera dan material rendah). Upaya pengendalian yang dapat
dilakukan adalah dengan menempatkan safety sign di tempat yang
terlihat. Selain itu dapat juga dilakukan dengan safety talk setiap pagi
sebelum melakukan proses produksi.
118
Tabel 4.6
Hasil Identifikasi Bahaya proses supply
Pada Departemen PLG
PT. X Tahun 2011
Pekerjaan
supply
Rincian
pekerjaan
Pendistribusi
an part-part
yang telah di
susun diatas
troli
Sumber daya
Bahaya
yang terlibat
Towing
Tertabrak/
menabrak
towing/
Terserempe
t towing
penyebab
Tidak hati-hati
mengoprasikan
towing yang
berjalan di area
kerja
Penilaian resiko
P
K
E
1
Tingkat
Pengendalian
resiko
L
- Pelatihan
saran
- Work
instruction
- penempatan
safety sign di
tempat yang
terlihat
- maintenence
Safety talk
- Safety sign
- Safety shoes
100
120
121
suatu
respirator/masker.
Ada
beberapa
yang
dapat
122
Tabel 4.7
Hasil Identifikasi Bahaya proses fill battrey
Pada Departemen PLG
PT. X Tahun 2011
Pekerjaan
Fill batre
Rincian
pekerjaan
Pengisian
cairan h2so4
Sumber daya
Bahaya
yang terlibat
Hois crane
Iritasi
H2so4
(mata, kulit,
pernafasan)
penyebab
Chemical: cairan
bahan kimia
menempel di kulit.
Atau uap bahan
kimia terhirup atau
kena mata
Penilaian resiko
P
K
B
3
Tingkat
Pengendalian
resiko
S
- Pelatihan
- Work
instruction
- Baju pelindung
(celemek)
- Masker catrige
Luka kaki
Mechanical : rantai
hoise crane putus,
atau pengaitan
jirigen tidak pas
- Sarung tangan
karet
- Pelatihan
- Work
instruction
saran
- Penggunaan
local exhouse
- Pergantian
filter catrigde
masker
- pelatihan
penggunaan
APD pada
pekerja
- Pekerja
memastikan
pengait terkait
dengan benar
- Sepatu karet
104
124
BAB V
PENUTUP
4.1 Simpulan
1. PT. X merupakan sebuah perusahaan yang terdiri dari beberapa Departement
yaitu APC, PLG, dan ACV. Dalam departemen PLG terdapat beberapa tahapan
kegiatan yaitu unloading, storage, unboxing, robbing, supply, dan fill battrey.
125
1) Tergelincir saat menaiki diesel forklift atau tidak hati-hati saat menaiki diesel
forklift.
2) Tertabrak / menabrak / terserempet forklift lain saat mengoprasikan diesel
forklift.
3) Ganguan pernafasan saat penurunan barang oleh diesel forklift yang masuk
ke dalam container.
b. Storage
1)
2) Tertabrak/menabrak/terserempet
forklift
karena
tidak
hati-hati
126
1) Luka tangan saat memeriksa part yang akan di lakukan rework di inspection
area dan saat melakukan rework di rework area.
2) Luka kaki saat melakukan rewoek karena terkena jatuhan part yang sedang
dilakukan rework.
3) Iritasi kulit saat melakukan rework dengan menggunakan cairan kimia.
e. Supply
1) Menabrak atau menyerempet pekerja lain pada saat pendistribusian partpart ke station.
f.
Fill battery
1) Iritasi mata, kulitm ataupun pernapasan saat menuangkan cairan H2SO4 ke
dalam accu.
2) Luka kaki karena terkena dirijen jatuh saat mengangkat dirijen cairan
H2SO4.
5.
127
128
129
4.2 Saran
1. Perlu dilakukan identifikasi bahaya keselamatan kerja oleh perusahaan pada
masing-masing tahapan kegiatan yang ada pada departement PLG dan
memberikan pelatihan pada pekerja mengenai penggunaan APD sehingga
pekerja dapat mengetahui risiko bahaya yang ada di tempat kerja yang pada
akhirnya pekerja dapat dengan sadar mengenakan APD yang disediakan oleh
perusahaan. Sementara untuk pekerja untuk menjalankan proses produksi
sesuai dengan work instruction, disiplin dalam mengenakan APD, menjalankan
130
131
132
c) Safety talk setiap pagi sebelum melakukan proses produksi pada saat
briefing pagi.
d) Peningkatan pengawasan penggunaan APD
e. Tahap supply
1) Administrative Control
a) Melakukan pekerjaan sesuai dengan prosedur
b) Safety talk setiap pagi sebelum melakukan proses produksi
c) Penempatan safety sign ditemapt yang terlihat
d) Peningkatan pengawasan penggunaan APD
f.
b) Administrative Control
a) Perawatan
APD
dengan
mengganti
filter
catridge
yang
telah
expired/jenuh.
b) Safety talk setiap pagi sebelum melakukan proses produksi pada saat
briefing pagi.
c) Memasang tanda peringatan tentang adanya tegangan tinggi
d) Mengeringkan tangan pada saat kondisi tangan basah
133
DAFTAR PUSTAKA
Australian Standard / New Zealand Standard 4360 : 1999. Risk Management Guidelines.
Sydney, 1999.
Australian Standard / New Zealand Standard 4360 : 2004. Risk Management Guidelines.
Sydney, 2004.
Bird, Frank E. and Germain, George L. Practical Loss Control Leadership. Atalanta USA,
1990.
Budiono, Sugeng A.M. Manajemen Risiko Dalam Hiperkes dan Keselamatan Kerja
Bunga Rampai Hiperkes & KK Edisi Kedua. Semarang : Universitas Diponegoro,
2003.
Colling, David A. Industrial Safety Management and Technology. Pentice Hall Inc, 1990.
Cross, Jean. Study Notes SESC9211 : Risk Management. Department of Safety Science
University of New South Wales, 1998.
Diberardinis, Louis J. Handbook of Occupational Safety and Health Second Edition. John
Wiley & Sons Inc, 1999.
Geotsch, David. Occupational Safety and Health : In Manager, Second Edition, 1996.
Hiklin Laundry. Jenis dan Manfaat Seterika Uap, serta Pengukuran Kadar pH Air. Rabu,
11 Maret 2009. hiklin.blogspot.com/2009/03/setrika-uap.html. (Diakses Tgl 2303-2009 Pkl. 17.30).
Ismantoalpha. Pesawat angkat crane hoist [ cited 2011 Mei 02 ]. Available :
http://ismantoalpha.blogspot.com
134
Mulya, Adi. Analisis dan Pengendalian Risiko Keselamatan Kerja dengan Metode Semi
Kuantitatif pada Pekerja Pengelasan di Bengkel Pabrik PT. ANTAM Tbk. UBP
Emas Pongkor Bogor Tahun 2008. Skripsi S1 Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan, UIN Jakarta, 2008.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 05 tahun 1996 tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 01 tahun 1988 tentang Klasifikasi dan Syarat
Syarat Operator Pesawat Uap.
Ridley and Channing, John. Risk Management Safety at Work. Butterworh-Heinemann :
Elsivier Science Ltd, 1998.
Sahab, Syukri. Teknik Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : PT. Bina
Sumber Daya Manusia, 1997.
Slote, Lawrence. Handbook of Occupational Safety and Health. New York : New York
University, 1987.
Suardi, Rudi. Sistem Manajemen K3. Jakarta : PPM, 2005.
Sumamur. Ergonomi Untuk Produktivitas Kerja. Jakarta : Haji Mas Agung, 1989.
Sumamur. Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : Gunung Agung, 1995.
Soeripto, IR. Job Spafety Analysis. Majalah Hiperkes dan Keselamatan Kerja. Volume
XXXI : No. 1 Oktober Desember 1997.
Undang Undang RI Nomor 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
Forklift. [ cited 2011 Mei 02 ]. Available : http://logisticology.com
Jarak baca aman minimum dan tinggi huruf safety sign [ cited 2011 Mei 02 ]. Available :
http://www.safetysign.co.id
Widi Atmaja, Bekti. Cara penggunaan dan perawatan respirator/masker, [ cited 2011
Mei 30 ]. Available : http://kerja-safety.blogspot.com
Kak emi
Kak eva
135
Kak ipung
Data kecelakaan PT X
PERMENAKER no 04 tahun 1993