Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
Pertamina Energy Trading Limited atau lebih dikenal sebagai Petral adalah anak perusahaan
dari Pertamina PT Pertamina (Persero) yang terdaftar di Singapura pada tahun 1992. Menurut
Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi, Faisal Basri, komposisi kepemilikan
saham awal Petral dimiliki oleh Pertamina 40 persen, Tommy Soeharto 20 persen, Bob Hasan 20
persen, dan Yayasan Karyawan Pertamina 20 persen. PT Petral Group berdiri pada tahun 1969
oleh dua pemegang saham dari Petra Oil Marketing Corporation Limited yang terdaftar di
Bahama dan kantor di Hong Kong, serta Petral Oil Marketing Corporation yang terdaftar di
Kalifornia, AS. Aktivitas utama Petral adalah melakukan jual-beli minyak, dengan fokus
pembelian minyak untuk dijual ke Pertamina.Semua aktivitas itu dilakukan di Singapura.Pada
1998, perusahaan tersebut diakusisi oleh PT Pertamina (Persero) dan pada 2001 mengubah
namanya menjadi PT Pertamina Energy Trading Ltd (Petral). Selain Pertamina, sahamnya juga
dimiliko Zambesi Invesments Limited dan Pertamina Energy Services Pte Limited.Tugas Petral
adalah melakukan jual-beli minyak. Lebih tepatnya membeli minyak dari mana saja untuk dijual
ke Pertamina. Semua aktivitas itu dilakukan di Singapura.Dalam 5 tahun terakhir, kinerja
keuangan Petral terus meningkat, terutama dari sisi omzet atau pendapatan. Berikut kinerja
keuangan Pertal sejak 2011 hingga 2013:
2011:

Pendapatan Usaha US$ 31,426 miliar.

Beban Pokok US$ 31,369 miliar.

Beban Usaha US$ 14 juta.

Laba Usaha US$ 43 juta.

Laba Bersih US$ 40 juta.

Total Aset US$ 2,745 miliar.

Total Kewajiban US$ 2,536 miliar.

Total Ekuitas US$ 209 juta.

2012:

Pendapatan Usaha US$ 33,292 miliar.

Beban Pokok US$ 33,229 miliar.

Beban Usaha US$ 17 juta.

Laba Usaha US$ 46 juta.

Laba Bersih US$ 46 juta.

Total Aset US$ 3,557 miliar.

Total Kewajiban US$ 3,313 miliar.

Total Ekuitas US$ 244 juta.

2013:

Pendapatan Usaha US$ 33,35 miliar.

Beban Pokok US$ 33,291 miliar.

Beban Usaha US$ 14 juta.

Laba Usaha US$ 45 juta.

Laba Bersih US$ 43 juta.

Total Aset US$ 3,418 miliar.

Total Kewajiban US$ 3,152 miliar.

Total Ekuitas US$ 266 juta.

1.2 Latar Belakang Penelitian


Petral adalah anak perushaan PT. Pertamina yang mempunyai tugas melakukan ekspor dan impor
minyak. Banyak analis menyebutkan Petral adalah perusahaan sarang korupsi. praktek rent-seeking
economy terjadi didalam anak perusahaan Pertamina ini. Berbagai kontroversi juga menyeruak terkait
kehadiran Petral khususnya ketika dihubungkan dengan praktek mafia minyak dan gas di Indonesia.
Perusahaan ini disinyalir menjadi perpanjangan tangan pihak ketiga untuk masuk proses
pengadaan minyak. Pihak ketiga inilah yang membocorkan informasi pengadaan minyak,
memunculkan perhitungan harga, dan mengatur tender. Sebelum disampaikan ke peserta tender, si
pembocor menyampaikannya dulu ke jaringan tersebut.
Hasil audit forensik KordaMentha, mengindikasikan secara faktual bahwa ada pertukaran
informasi via email dari para pegawai yang berkomunikasi dengan vendor, ketidakefisienan rantai
suplai berupa mahalnya harga crude dan produk yang dipengaruhi kebijakan Petral dalam proses
pengadaan, ada juga pengaturan tender MIGAS dan kelemahan pengendalian HPS, terjadi anomali
dalam pengadaan minyak pada 2012-2014. Berdasarkan temuan lembaga auditor KordaMentha,
jaringan mafia minyak dan gas (migas) menguasai kontrak suplai minyak senilai US$ 18 miliar atau
sekitar Rp 250 triliun selama tiga tahun.
Dari hasil audit itu pula ditemukan semua pemasok minyak mentah dan bahan bakar minyak ke
Pertamina melalui Petral pada periode tersebut ternyata berafiliasi dengan satu badan yang sama.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said mengungkapkan, badan itu kerap
menggunakan perusahaan perantara (fronting traders) dan perusahaan minyak milik negara (national
oil company/NOC) untuk mengeruk keuntungan. Akibat permainan ini, Pertamina tak memperoleh

harga terbaik dalam pengadaan minyak. Diskon bagi Pertamina yang seharusnya bisa mencapai US$
1,3 per barel menyusut menjadi cuma US$ 30 sen per barel.
1.3 Rumusan Masalah
Walaupun terkadang dalam praktiknya auditor telah melakukan tugasnya dengan baik, perusahaan
yang diaudit malah melakukan kecurangan secara sengaja dan menutupi kesalahannya demi
mendapatkanopini yang akan membuat para pemakai laporan tersebut beranggapanbahwa perusahaan
berada dalam kondisi yang baik. Dan pada beberapa kasus yang terjadi auditor justru bekerjasama
dalam melakukan kecurangan tersebut. Hal ini tentu bertentangan dengan International Standards on
Audit (ISA) dan dapat berdampak pada penurunan kualitas audit.Berdasarkan temuan yang dilakukan
oleh pihak KPK mengenai ada nya korupsi di Petral.
1.4 Pernyataan Penelitian
Berdasarkan temuan yang dilakukan oleh pihak KPK mengenai adanya korupsi di Petral maka
tujuan penelitian kali ini ialah :
1. Bagaimana KAP KordaMentha mengidentifikasi adanya kecurangan di perusahaan
Petral ?
2. Kecurangan apa saja yang terjadi di perusahaan Petral yang menyebab kan kerugian
negara yang cukup besar ?
3. Bagaimana cara manajemen untuk menghindari terjadi kecurangan di perusahaan
sehingga kasus seperti Petral tidak terulang kembali ?

1.5. Tujuan Penelitian


Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana peran akuntansi
forensik sebagai pencegah fraud di Indonesia.
1.6 Mamfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharap dapat menambah dan mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan
bagi penulis dan pembaca tentang peran akuntansi forensik sebagai pencegah fraud di
Indonesia.
2. Manfaat praktis
a. Bagi Penulis
Penelitian ini berguna bagi peneliti dalam menambah pengetahuan dan pengalaman
dalam menerapkan ilmu yang didapat dalam dunia nyata khususnya mengenai peran
akuntansi forensik sebagai pencegah fraud yang terjadi.
b. Bagi Mahasiswa
Penelitian ini diharap dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa
mengenai tindak kecurangan yang kini marak di Indonesia serta peranan akuntansi forensik
dalam mencegah fraud yang terjadi

Anda mungkin juga menyukai