koefisien
teknis
budidaya
seperti
pertumbuhan
(SGR),
kelangsungan hidup (survival rate atau SR), konversi pakan (feed conversion
ratio atau FCR), biomass dan waktu budidaya, pakan juga merupakan beban
dalam lingkungan budidaya akibat limbah yang dihasilkan ikan, baik berasal
dari pakan yang tidak termakan, tidak dicerna maupun limbah metabolisme.
Salah satu kunci utama dalam pembuatan pakan yang tepat adalah formulasi
pakan yang dapat memenuhi persyaratan kebutuhan nitrisi bagi ikan untuk
pertumbuhan tetapi juga dapat mengurangi pencemaran yang diakibatkan
tidak efisiennya penggunaan protein dalam pakan ikan.
Persyaratan teknis yang harus diperhatikan dalam memilih bahan baku
untuk pembuatan pakan buatan adalah : mempunyai nilai gizi tinggi, tidak
mengandung racun, sesuai dengan kebiasaan makan ikan, bahan baku yang
digunakan sebaiknya disesuaikan dengan kebiasaan makan ikan di alam, hal
ini dapat meningkatkan selera makan dan daya cerna ikan. Sedangkan
persyaratan sosial ekonomis yang perlu diperhatikan dalam memilih bahan
baku untuk pembuatan pakan buatan adalah :mudah diperoleh mudah diolah
1
BPPBAT
mempunyai
tugas
melaksanakan
penelitian
melaksanakan
dan
tugas
Balai
Penyelidikan
Perikanan
di
Jakarta
Peraturan
Perikanan Nomor
Menteri
ini,
Keputusan
Menteri
Kelautan
dan
Riset Perikanan Budidaya Air Tawar dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Dimana
hal ini menunjukkan perubahan Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar
(BRPBAT) menjadi Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar, yang
selanjutnya disingkat BPPBAT.
2.3 Visi dan Misi BPPBAT
Visi BPPAT Bogor adalah Institusi penelitian dan pengembangan yang handal
penyediaan ilmu pengetahuan dan teknologi perikanan budidaya air tawar tahun
2015. Misinya Memanfaatkan dan mengoptimalkan sumberdaya perikanan budidaya
air tawar; Menghasilkan IPTEK dan produk-produk biologi unggulan untuk
pengembangan perikanan budidaya air tawar yang memiliki daya saing dan
berkelanjutan.
2.4 Susunan organisasi
Adapun Susunan organisasi BPPBAT terdiri atas: Subbagian Tata Usaha;
Seksi Tata Operasional; Seksi Pelayanan Teknis dan Sarana; dan Kelompok
Jabatan Fungsional.
2.4.1 Subbagian Tata Usaha
Subbagian Tata Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1)
huruf a mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha dan rumah tangga. Pasal 6
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, Subbagian Tata
Usaha menyelenggarakan fungsi:
a. Pelaksanaan urusan kepegawaian, administrasi jabatan fungsional, dan
tata laksana; dan
b. Pelaksanaan urusan keuangan, persuratan, kearsipan, serta rumah tangga
dan perlengkapan.
Adapun menurut Pasal
Kepegawaian
mempunyai
tugas
melakukan
urusan
Subseksi Program;
Program
mempunyai
tugas
melakukan
penyiapan
tugas
bahan
melakukan
melaksanakan
tugas
sebagaimana
dimaksud
dalam
Pasal
13,
Seksi
nutrisi
dan teknologi
pakan,
perbenihan dan
kesehatan
ikan,
jabatan
fungsional
terdiri
atas Peneliti,
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban
kerja. Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
BAB 3 METODOLOGI
3.1 Waktu dan Lokasi
Adapun waktu di laksanakannya magang ini adalah pada pukul 07.00 WIB
sampai dengan selesai, pada hari Senin sejak tanggal 13 Januari 29 Januari 2016 di
Laboratorium Basah, Laboratorium Nutrisi Ikan di Balai Penelitian Pengembangan
Budidaya Air Tawar di Sempur, Bogor Jawa Barat.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada uji proksimat kadar air yaitu
cawan petri, desikator, open, timbangan analytic, penjepit, alat tulis, sampel 10 gram,
sedangkan alat dan bahan pada uji protein yaitu timbangan analytic, kertas saring,
tabung reaksi, gelas ukur, open, rak tabung reaksi, pipet, buret, lemari asam, sampel,
reagent H2SO4, GCG.Selenium reagent.
3.3 Prosedur Kerja
Adapun tahapan untuk pengujian kadar air adalah sebagai berikut;
Siapkan alat dan bahan, strerilisasikan cawan selama satu jam dalam open,
masukkan kedalam desikator selama 30 menit, timbang cawan, hitung berat cawan
(menggunakan timbangan analytic), masukan sampel kedalam cawan sebanyak 10
gram, kemudian masukan sempel kedalam open dengan suhu 1050 c selama 4 jam.
Adapun diagram alir pada prosedur kerja diatas adalah sebagai berikut :
Persiapan alat dan bahan
Strerilisasikan cawan selama satu jam dalam open
Masukkan kedalam desikator selama 30 menit
Penimbang cawan dan perhitung berat cawan
Masukan sampel kedalam cawan sebanyak 10 gram
Kemudian masukan sempel kedalam open dengan suhu 1050 c selama 4 jam
Gambar 1. Diagram alir pengujian kadar air
Adapun prosedur kerja pengujian kadar protein yaitu, sampel diambil dari open,
kemudian masukkan cawan kedalam timbangan analityc, siapkan kertas untuk 2
sampel, masukkan kertas dan timbang sampel satu sebanyak 0,2/2 gram, lakukan hal
yang sama pada sampel 2. Kemudian masukkan sampel kedalam tabung reaksi,
masukkan selenium reagent sebanyak 2 gram, masukkan H2SO4 10 ml,lalu
homogenkan dengan menggunakan lemari asam pada suhu 420 0 celsius selama 60
menit, kemudian masukan GCG 3 tetes, angkat dan tunggu selama 10 menit.
Adapun diagram alir pada prosedur kerja diatas adalah sebagai berikut :
Persiapan alat dan bahan
Kemudian masukkan cawan kedalam timbangan analityc
Siapkan kertas untuk 2 sampel
Masukkan kertas dan timbang sampel satu sebanyak 0,2/2 gram
Lakukan hal yang sama pada sampel 2
Kemudian masukkan sampel kedalam tabung reaksi, masukkan selenium
reagent sebanyak 2 gram,
Masukkan H2SO4 10 ml,lalu homogenkan dengan menggunakan lemari asam
pada suhu 4200 celsius selama 60 menit
Kemudian masukan GCG 3 tetes, angkat dan tunggu selama 10 menit.
9
BAB 5 KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh selama magang mengenai nutrisi pakan ikan
terutama pengujian kadar air dan kadar protein yaitu saya mampu mengetahui
10
cara pengujian kadar air dan kadar protein pada pakan ikan yang baik untuk
digunakan dan memenuhi kebutuan nutrisi pada ikan.
DAFTAR PUSTAKA
Handajani, dan Widodo, 2010. Nutrisi Ikan. Universitas Muhamadiyah
Malang Press. Malang.
Syamsunarno, Mas Bayu dan Sunarno, Mas, Tri Djoko. 2014. Kajian Biji
Karet (Hevea Brasiliensis) Sebagai Kandidat Bahan Baku Pakan Ikan.
Jurnal Ilmu Pertanian dan Perikanan. Vol. 3 No.2 Hal : 135-142
Sunarso, 2008. Manajemen Pakan. http:// pdf Engineer.com/manajemen
pakan.pdf. (Kamis, 28 Januari 2016).
Suprayudi MA. 2010. Pengembangan Penggunaan Bahan Baku Lokal untuk
Pakan Ikan/Udang: Status Terkini dan Prospeknya. Makalah disajikan
pada Semi-Loka Nutrisi dan Teknologi Pakan Ikan/Udang, Bogor 26
Oktober 2010. Badan Litbang Kelautan dan Perikanan, KKP bekerjasama
dengan ISPIKANI, Jakarta.
11
12