Anda di halaman 1dari 12

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Magang merupakan kegiatan tambahan dari aplikasi teori belajar di
kampus. Dimana dari kegiatan magang seseorang dapat melakukan kegiatan
yang berkaitan langsung dengan materi belajar dari kampus di dunia
pekerjaan. Di sini sesorang dapat melakukan kegiatan seperti pegawai atau
karyawan di tempat pekerjaan sambil mendalami ilmu atau pengetahuan yang
akan atau telah dipelajari di sekolah atau kampusnya, sehingga seseorang
yang magang tidak hanya bekerja tetapi juga mendapatkan pengetahuan baru
yang ingin ia dalami. Salah satu tempat magang untuk mahasiswa perikanan
adalah Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar (BPPBAT)
yang berada di Sempur Bogor.
Pada budidaya ikan intensif pakan buatan berkontribusi sangat besar
dalam struktur biaya produksi sekitar 40-89% (Suprayudi, 2010). Pakan
merupakan salah satu komponen input yang penting karena disamping dapat
menentukan

koefisien

teknis

budidaya

seperti

pertumbuhan

(SGR),

kelangsungan hidup (survival rate atau SR), konversi pakan (feed conversion
ratio atau FCR), biomass dan waktu budidaya, pakan juga merupakan beban
dalam lingkungan budidaya akibat limbah yang dihasilkan ikan, baik berasal
dari pakan yang tidak termakan, tidak dicerna maupun limbah metabolisme.
Salah satu kunci utama dalam pembuatan pakan yang tepat adalah formulasi
pakan yang dapat memenuhi persyaratan kebutuhan nitrisi bagi ikan untuk
pertumbuhan tetapi juga dapat mengurangi pencemaran yang diakibatkan
tidak efisiennya penggunaan protein dalam pakan ikan.
Persyaratan teknis yang harus diperhatikan dalam memilih bahan baku
untuk pembuatan pakan buatan adalah : mempunyai nilai gizi tinggi, tidak
mengandung racun, sesuai dengan kebiasaan makan ikan, bahan baku yang
digunakan sebaiknya disesuaikan dengan kebiasaan makan ikan di alam, hal
ini dapat meningkatkan selera makan dan daya cerna ikan. Sedangkan
persyaratan sosial ekonomis yang perlu diperhatikan dalam memilih bahan
baku untuk pembuatan pakan buatan adalah :mudah diperoleh mudah diolah
1

harganya relatif murah bukan merupakan makanan pokok manusia, sehingga


tidak merupakan saingan.sedapat mungkin memanfaatkan limbah industri
pertanian.
Setelah ditentukan komposisi bahan baku yang akan dibuat pakan buatan
dengan menggunakan salah satu metode, langkah selanjutnya adalah
melakukan pembuatan pakan ikan. Prosedur dalam pembutan pakan ikan
dapat dikelompokkan berdasarkan skala usahanya yaitu: skala besar yaitu
pembuatan pakan ikan secara besar/pabrikasi, skala sedang yaitu pembuatan
pakan untuk memenuhi kegiatan produksi dengan peralatan sedang skala
kecil yaitu pembuatan pakan secara sederhana dengan menggunaka peralatan
rumah tangga.
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktek magang di Balai Penelitian dan Pengembangan
Budidaya Air Tawar (BPPBAT) Sempur, Kota Bogor ini adalah untuk
memperoleh pengetahuan dam keterampilan dalam nutrisi pakan ikan,
terutama mengenai pengujian kadar air dan kadar protein pada pakan ikan.
1.3 Manfaat Magang
Adapun manfaat dari Pemanfaatan Bahan Baku Lokal Nabati Untuk
Pembuatan Pakan Ikan di Balai Penelitian dan pengembangan Budidaya Air
Tawar, Bogor ini adalah sebagai berikut:
1. Menambah wawasan, keterampilan dan pengalaman kerja mahasiswa dalam
dunia kerja khususnya di bidang perikanan, sehingga ilmu yang diperoleh
dapat dijadikan bekal ke masyarakat dan menyongsong dunia kerja.
2. Terciptanya tali silaturahim antara mahasiswa Universitas Sultan Ageng
Tirtayas dengan Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar,
Bogor.
3. Dapat menerima sertifikat hasil kegiatan magang di Balai Penelitian dan
Pengembangan Budidaya Air Tawar, Bogor.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 BPPBAT
BPPBAT atau Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar
merupakan institusi penelitian nasional yang diharapkan dapat mendukung
penyediaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Balai Penelitian dan Pengembangan
Budidaya Air Tawar, yang selanjutnya disingkat BPPBAT, merupakan Unit
Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Kelautan dan Perikanan di bidang penelitian
dan pengembangan perikanan budidaya air tawar, yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan
Budidaya.

BPPBAT

mempunyai

tugas

melaksanakan

pengembangan perikanan budidaya air tawar. Dalam

penelitian

melaksanakan

dan
tugas

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, BPPBAT menyelenggarakan fungsi:


a. Penyusunan rencana program dan anggaran, pemantauan dan evaluasi,
serta laporan;

b. Pelaksanaan penelitian perikanan budidaya air tawar di bidang perbenihan


dan genetika populasi, nutrisi dan teknologi pakan, kesehatan ikan,
lingkungan, toksikologi, teknologi budidaya, dan identifikasi kelayakan
lahan budidaya air tawar;
c. Pengembangan teknologi perikanan budidaya air tawar;
d. Pelayanan teknis, jasa, informasi, komunikasi, dan kerja sama penelitian
dan pengembangan perikanan budidaya air tawar;
e. Pengelolaan prasarana dan sarana penelitian dan pengembangan; dan f.
pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
Salah satu BPPAT yaitu berlokasi di Jalan Sempur Nomor 1 Bogor Jawa Barat.
Balai ini telah menghasilkan banyak produk dan teknologi baru, diantaranya adalah
ikan mas strain sinyonya dan majalaya, patin jambal, udang galah strain G. Marco,
lobster air tawar (Cherax sp.), ikan nila best, ikan batak (tor soro), vaksin
Sterptococus agalactiae, teknologi pemijahan buatan, budidaya kolam air deras,
budidaya keramba jarring apung, teknologi resirkulasi air, teknologi akuaponik
teknologi IMTA (budidaya ikan terpadu).
2.2 Sejarah BPPBAT
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar mulai didirikan pada tanggal 26
Juni 1927 dengan nama Laboratorium Voor de Binnenvisserij yang berkedudukan di
Bogor. Pada tahun 1946 setelah proklamasi kemerdekaan RI, di Magelang didirikan
Laboratorium Perikanan Darat. Sedangkan yang berlokasi di Bogor berada dalam
pendudukan Belanda. Setelah penyerahan kedaulatan Indonesia berdasarkan SK
Menteri Pertanian pada tanggal 8 September 1951 No.81/UM/51,
didirikan

Balai

Penyelidikan

Perikanan

di

Jakarta

Darat. Kemudian pada tahun 1953

Laboratorium Perikanan Darat di Bogor berada di bawah Balai Penyelidikan


Perikanan Darat

Jakarta. Pada tahun 1961 mengalami perubahan nama dari

Laboratorium Perikanan Darat menjadi Lembaga Penelitian Perikanan Darat yang


pada waktu itu berada di bawah jawatan Penelitian Departemen Pertanian. Setelah
berjalan kurang lebih 36 tahun (1927-1963) maka berdasarkan SK Menteri Pertanian
bulan Agustus 1964 No. 23 Men/Lk/1964 Lembaga Penelitian Perikanan Darat
berada di bawah Departemen Perikanan Darat Laut da dua tahun kemudian (1966)
4

berdasarkan SK. Menteri Perikanan tanggal 10 Desember 1966 No.Kep.30/12/1966


berada di bawah Direktorat Jenderal Perikanan Departemen Pertanian. Balai
Penelitian Perikanan Darat di bawah Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan
pada tahun 1980 dengan surat keputusan menteri No.861/KPTS/Org/12/1980.
Pada tanggal 16 Agustus 1984, secara resmi berubah nama menjadi Balai Penelitian
Perikanan Air Tawar (Balitkanwar), dan pada tahun 1991 Balitkanwar pindah lokasi
kedudukannya di Sukamandi, Subang, Jawa Barat. Selanjutnya sejak tahun 2002,
berubah nama menjadi Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar (BRPBAT) yang
bertempat di Bogor, Jawa Barat. Selanjutnya menurut Peraturan Mentri Kelautan
Dan Perikanan Republik Indonesia nomor PER.31/MEN/2011 pasal 30. Dengan
berlakunya

Peraturan

Perikanan Nomor

Menteri

ini,

Keputusan

Menteri

Kelautan

dan

KEP.52/MEN/2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai

Riset Perikanan Budidaya Air Tawar dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Dimana
hal ini menunjukkan perubahan Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar
(BRPBAT) menjadi Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar, yang
selanjutnya disingkat BPPBAT.
2.3 Visi dan Misi BPPBAT
Visi BPPAT Bogor adalah Institusi penelitian dan pengembangan yang handal
penyediaan ilmu pengetahuan dan teknologi perikanan budidaya air tawar tahun
2015. Misinya Memanfaatkan dan mengoptimalkan sumberdaya perikanan budidaya
air tawar; Menghasilkan IPTEK dan produk-produk biologi unggulan untuk
pengembangan perikanan budidaya air tawar yang memiliki daya saing dan
berkelanjutan.
2.4 Susunan organisasi
Adapun Susunan organisasi BPPBAT terdiri atas: Subbagian Tata Usaha;
Seksi Tata Operasional; Seksi Pelayanan Teknis dan Sarana; dan Kelompok
Jabatan Fungsional.
2.4.1 Subbagian Tata Usaha
Subbagian Tata Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1)

huruf a mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha dan rumah tangga. Pasal 6
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, Subbagian Tata
Usaha menyelenggarakan fungsi:
a. Pelaksanaan urusan kepegawaian, administrasi jabatan fungsional, dan
tata laksana; dan
b. Pelaksanaan urusan keuangan, persuratan, kearsipan, serta rumah tangga
dan perlengkapan.
Adapun menurut Pasal

7 Subbagian Tata Usaha terdiri atas a. Urusan

Kepegawaian; dan b. Urusan Keuangan dan Umum. Menurut Pasal 8:


1) Urusan

Kepegawaian

mempunyai

tugas

melakukan

urusan

kepegawaian, administrasi jabatan fungsional, dan tata laksana.


2) Urusan Keuangan dan Umum mempunyai tugas melakukan urusan
keuangan, persuratan, kearsipan, serta rumah tangga dan perlengkapan.
2.4.2 Seksi Tata Operasional
Seksi Tata Operasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf b
mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana program dan anggaran,
pemantauan dan evaluasi, serta laporan. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9, Seksi Tata Operasional menyelenggarakan fungsi:
a. Penyusunan rencana program dan anggaran; dan
b. Pemantauan dan evaluasi, serta penyusunan laporan.
Menurut pasal 11 Seksi Tata Operasional terdiri atas: a.

Subseksi Program;

dan b. Subseksi Monitoring dan Evaluasi. Menurut Pasal 12:


1) Subseksi

Program

mempunyai

tugas

melakukan

penyusunan rencana program dan anggaran.


2) Subseksi Monitoring dan Evaluasi mempunyai

penyiapan
tugas

bahan

melakukan

penyiapan bahan pemantauan dan evaluasi, serta penyusunan laporan.


2.4.3 Seksi Pelayanan Teknis dan Sarana
Seksi Pelayanan Teknis dan Sarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
ayat (1) huruf c mempunyai tugas melakukan pelayanan teknis, jasa, informasi,
komunikasi, kerja sama penelitian dan pengembangan perikanan budidaya air
tawar, serta pengelolaan prasarana dan sarana penelitian dan pengembangan. Dalam
6

melaksanakan

tugas

sebagaimana

dimaksud

dalam

Pasal

13,

Seksi

Pelayanan Teknis dan Sarana menyelenggarakan fungsi:


a. penyiapan bahan pelayanan teknis, jasa, informasi, komunikasi, diseminasi,
publikasi, dan kerjasama penelitian dan pengembangan perikanan budidaya
air tawar, serta pengelolaan perpustakaan; dan
b. pengelolaan prasarana dan sarana penelitian dan pengembangan perikanan
budidaya air tawar.
Menurut Pasal 15 Seksi Pelayanan Teknis dan Sarana terdiri atas: Subseksi
Pelayanan Teknis; dan Subseksi Prasarana dan Sarana. Pada Pasal 16
1) Subseksi Pelayanan Teknis mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
pelayanan teknis, jasa, informasi, komunikasi, diseminasi, publikasi, kerja
sama penelitian dan pengembangan perikanan budidaya air tawar, serta
pengelolaan perpustakaan.
2) Subseksi Prasana dan Sarana mempunyai tugas melakukan pengelolaan
prasarana dan sarana penelitian dan pengembangan perikanan budidaya
air tawar.
2.4.4 Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1)
huruf d di lingkungan BPPBAT mempunyai tugas melaksanakan:
a. Penelitian perikanan budidaya air tawar di bidang
genetika populasi,
lingkungan,

nutrisi

dan teknologi

pakan,

perbenihan dan
kesehatan

ikan,

toksikologi, teknologi budidaya, dan identifikasi kelayakan

lahan budidaya air tawar;


b. Pengembangan teknologi perikanan budidaya air tawar; dan
c. Kegiatan lainnya yang sesuai dengan keahlian dan kebutuhan serta
tugas masing-masing jabatan fungsional berdasarkan peraturan perundangundangan.
Menurut Pasal 19: Kelompok

jabatan

fungsional

terdiri

atas Peneliti,

Perekayasa, Teknisi Litkayasa, Arsiparis, Pranata Komputer, Statistisi, Pustakawan,


dan jabatan fungsional lainnya yang diatur berdasarkan peraturan perundangundangan. Masing-masing kelompok jabatan fungsional dikoordinasikan oleh
seorang pejabat fungsional yang ditetapkan oleh Kepala. Jumlah pejabat fungsional
7

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban
kerja. Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BAB 3 METODOLOGI
3.1 Waktu dan Lokasi
Adapun waktu di laksanakannya magang ini adalah pada pukul 07.00 WIB
sampai dengan selesai, pada hari Senin sejak tanggal 13 Januari 29 Januari 2016 di
Laboratorium Basah, Laboratorium Nutrisi Ikan di Balai Penelitian Pengembangan
Budidaya Air Tawar di Sempur, Bogor Jawa Barat.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada uji proksimat kadar air yaitu
cawan petri, desikator, open, timbangan analytic, penjepit, alat tulis, sampel 10 gram,
sedangkan alat dan bahan pada uji protein yaitu timbangan analytic, kertas saring,
tabung reaksi, gelas ukur, open, rak tabung reaksi, pipet, buret, lemari asam, sampel,
reagent H2SO4, GCG.Selenium reagent.
3.3 Prosedur Kerja
Adapun tahapan untuk pengujian kadar air adalah sebagai berikut;
Siapkan alat dan bahan, strerilisasikan cawan selama satu jam dalam open,
masukkan kedalam desikator selama 30 menit, timbang cawan, hitung berat cawan
(menggunakan timbangan analytic), masukan sampel kedalam cawan sebanyak 10

gram, kemudian masukan sempel kedalam open dengan suhu 1050 c selama 4 jam.
Adapun diagram alir pada prosedur kerja diatas adalah sebagai berikut :
Persiapan alat dan bahan
Strerilisasikan cawan selama satu jam dalam open
Masukkan kedalam desikator selama 30 menit
Penimbang cawan dan perhitung berat cawan
Masukan sampel kedalam cawan sebanyak 10 gram
Kemudian masukan sempel kedalam open dengan suhu 1050 c selama 4 jam
Gambar 1. Diagram alir pengujian kadar air
Adapun prosedur kerja pengujian kadar protein yaitu, sampel diambil dari open,
kemudian masukkan cawan kedalam timbangan analityc, siapkan kertas untuk 2
sampel, masukkan kertas dan timbang sampel satu sebanyak 0,2/2 gram, lakukan hal
yang sama pada sampel 2. Kemudian masukkan sampel kedalam tabung reaksi,
masukkan selenium reagent sebanyak 2 gram, masukkan H2SO4 10 ml,lalu
homogenkan dengan menggunakan lemari asam pada suhu 420 0 celsius selama 60
menit, kemudian masukan GCG 3 tetes, angkat dan tunggu selama 10 menit.
Adapun diagram alir pada prosedur kerja diatas adalah sebagai berikut :
Persiapan alat dan bahan
Kemudian masukkan cawan kedalam timbangan analityc
Siapkan kertas untuk 2 sampel
Masukkan kertas dan timbang sampel satu sebanyak 0,2/2 gram
Lakukan hal yang sama pada sampel 2
Kemudian masukkan sampel kedalam tabung reaksi, masukkan selenium
reagent sebanyak 2 gram,
Masukkan H2SO4 10 ml,lalu homogenkan dengan menggunakan lemari asam
pada suhu 4200 celsius selama 60 menit
Kemudian masukan GCG 3 tetes, angkat dan tunggu selama 10 menit.
9

Gambar 1. Diagram alir pengujian kadar protein


BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil yang diperoleh dari pengujian kadar air pada pakan ikan tersebut
memenuhi standar kadar air untuk bahan pakan, dimana uji coba pakan secara
fisik bertujuan untuk mengetahui stabilitas pellet di dalam air (Water Stability
Feed) yaitu daya tahan pakan buatan di dalam air. Selain itu uji fisik dapat
dilakukan dengan melihat kehalusan dan kekerasan bahan baku pakan yang
akan sangat berpengaruh terhadap kekompakan pakan di dalam air. Uji coba
ini sangat berguna bagi konsumen dan juga sebagai pengawasan mutu pakan
yang diproduksi. sedangkan hasil dari pengujian kadar protein telah
memenuhi kebutuhan ikan dimana Fungsi utama protein dalam metabolisme
ikan adalah berperan sebagai pembangun jaringan tubuh, mengganti jaringan
tubuh yang rusak, berperan dalam reproduksi, komponen utama penyusun
enzim dan hormon, dan berperan dalam proses metabolisme dalam tubuh
ikan. Ikan golongan karnivora membutuhkan protein lebih besar dibanding
ikan herbivora dan omnivora. Kandungan protein optimum pakan ikan adalah
25-35 %.

BAB 5 KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh selama magang mengenai nutrisi pakan ikan
terutama pengujian kadar air dan kadar protein yaitu saya mampu mengetahui

10

cara pengujian kadar air dan kadar protein pada pakan ikan yang baik untuk
digunakan dan memenuhi kebutuan nutrisi pada ikan.

DAFTAR PUSTAKA
Handajani, dan Widodo, 2010. Nutrisi Ikan. Universitas Muhamadiyah
Malang Press. Malang.
Syamsunarno, Mas Bayu dan Sunarno, Mas, Tri Djoko. 2014. Kajian Biji
Karet (Hevea Brasiliensis) Sebagai Kandidat Bahan Baku Pakan Ikan.
Jurnal Ilmu Pertanian dan Perikanan. Vol. 3 No.2 Hal : 135-142
Sunarso, 2008. Manajemen Pakan. http:// pdf Engineer.com/manajemen
pakan.pdf. (Kamis, 28 Januari 2016).
Suprayudi MA. 2010. Pengembangan Penggunaan Bahan Baku Lokal untuk
Pakan Ikan/Udang: Status Terkini dan Prospeknya. Makalah disajikan
pada Semi-Loka Nutrisi dan Teknologi Pakan Ikan/Udang, Bogor 26
Oktober 2010. Badan Litbang Kelautan dan Perikanan, KKP bekerjasama
dengan ISPIKANI, Jakarta.

11

12

Anda mungkin juga menyukai