PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang sangat erat dengan alam. Sekarang ini alam kita sedang dilanda dengan
Istilah tersebut sering dianggap sama, namun memiliki arti yang berbeda.
Karena parameter iklim tidak panas saja, melainkan ada parameter lain seperti
curah hujan, kondisi awan, angin, dan radiasi sinar matahari (Kemenkes RI,
2011). Terjadinya perubahan iklim tersebut tidak terlepas dari faktor alam dan
akibat dari aktivitas manusia. Perubahan iklim terjadi akibat peningkatan gas
1
2
peningkatan emisi gas rumah kaca (GRK) khususnya karbon dioksida (CO 2),
methane (CH4), dan nitrous oksida (N2O). Perubahan komposisi beberapa gas
suhu paling tinggi yaitu pada bulan Mei (28,10oC) dan Oktober (28,39oC).
Sedangkan suhu paling rendah terjadi pada bulan Januari, Februari, Juli,
suhu/temperatur dan curah hujan akan merubah sistem hidrologi yang secara
2015).
3
sumber daya air Indonesia menjadi semakin parah. Proyeksi perubahan yang
keamanan sumber daya air (DAI, 2012). Iklim dan variasi musim dapat
jalur yang bervariasi dan komplek, dalam skala dan rentang waktu yang
perubahan iklim antara lain penyakit yang disebarkan oleh nyamuk yang
penyakit pernapasan asma, alergi, serta penyakit paru kronik lain. Kemudian
kejadian penyakit diare mengikuti pola musim. Dalam tipe diare tropik
kualitas air yang digunakan dan air pun dapat berfungsi sebagai penyalur
virus, dimana virus melekat pada permukaan sel mukosa usus dan
menurun dan pengeluaran air dan elektrolit meningkat. Diare juga disebabkan
oleh elektroksin atau racun yang dihasilkan oleh bakteri Clostridium dan
bahwa laju pertumbuhan isolat bakteri mempunyai variasi yang nyata. Ada
pengaruh interaksi antara isolat bakteri dan suhu terhadap laju pertumbuhan.
Laju pertumbuhan isolat bakteri dipengaruhi oleh suhu dan isolat yang
berbeda. Suhu memberikan pengaruh yang sangat nyata pada isolat ini.
terjadi setelah hujan turun yang terus menerus. Curah hujan yang terjadi
parasit. Hal ini terjadi akibat dampak dari perubahan iklim (Achmadi, 2007).
Berdasarkan pengamatan BMKG pada bulan januari 2017, terjadi
peluang hujan lebat disertai petir yang terjadi di sejumlah wilayah Sulsel dari
pagi hari pukul 06.25 wita hingga malam hari. Hujan lebat yang disertai petir
ektrim ini berpotensi terhadap terjadinya genangan, banjir, dan angin kencang.
Cuaca ektrim dapat mempengaruhi kesehatan. Laporan WHO
yang diprediksikan pada tahun 2030 lebih dari 10% diderita oleh anak-anak
masih tinggi. Pada tahun 2015 terjadi 18 kali KLB Diare yang tersebar di 11
2015, melalui pencatatan dan pelaporan terhadap angka kesakitan dari tahun
Kota Makassar pada tahun 2011 sebanyak 37.940 kasus, di tahun 2012
menurun menjadi 29.265 kasus, di tahun 2013 sebanyak 28.908 kasus, tahun
2014 tercatat sebanyak 26,485 kasus dan meningkat kembali di tahun 2015
B. Rumusan Masalah
2011 - 2015?
3. Apakah ada hubungan antara suhu udara dengan angka kejadian diare di
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
hujan) dengan angka kejadian diare di Kota Makassar tahun 2011 - 2015.
2. Tujuan Khusus
2011 - 2015.
3. Mengetahui hubungan antara suhu udara dengan angka kejadian diare
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pemerintah
Penelitian ini diperoleh dari penelitian ini menjadi bahan tambahan ilmu
kesehatan lingkungan.
8
3. Bagi Penulis
Makassar tahun 2011 - 2015. Selain itu juga dapat menyajikan suatu studi
kaidah ilmiah sebagai latihan untuk menerapkan disiplin ilmu yang sudah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Defenisi Diare
cair tiga kali atau lebih dalam sehari atau lebih dari normal yang biasanya
ketika terjadi perubahan konsistensi feses dari frekuensi buang air besar.
Seseorang dikatakan menderita diare bila feses lebih berair dari biasanya,
10
atau bila buang air besar tiga kali atau lebih, atau buang air besar yang
2. Klasifikasi Diare
(Widoyono, 2008):
a. Diare akut (< 2 minggu)
b. Diare kronik (> 2 minggu)
Penyakit diare dapat diklasifikasikan atas beberapa jenis
(Suharyono, 2008) :
lainnya).
c. Ellis dan Mitchell tahun 1973 dalam Suharyono tahun 2008 juga
partisipatif.
dijumpai pada susu kaleng atau dapat juga karena alergi terhadap
susu sapi.
e. Immune defisiensi dan faktor-faktor lain seperti kurangnya persediaan
4. Epidemiologi
2014).
Masalah kesehatan yang dapat timbul antara lain diare, hal ini dapat
lain melalui makanan dan minuman yang tercemar tinja atau kontak
melalui perantara yaitu vektor binatang seperti lalat, tikus, kecoa dan
(Depkes, 2010).
b. Faktor penjamu
13
2014).
c. Faktor lingkungan (Maryani & Muliani, 2010).
1) Lingkungan biologis seperti vektor penyakit tertentu terutama
penyakit menular.
2) Keadaan iklim yang dapat mempengaruhi diare seperti curah
a. Gejala umum
1) Berak cair atau lembek dan sering adalah gejala khas diare.
2) Muntah, biasanya menyertai diare pada gastroentritis akut.
3) Demam, dapat mendahului atau tidak mendahului gejala diare.
4) Gejala dehidrasi, yaitu mata cekung, ketegangan kulit menurun,
berbau amis.
2) Disenteriform: tinja berlendir dan berdarah.
menyebabkan:
singkat. Bila kehilangan cairn lebih dari 10% berat badan, pasien
volume darah.
c. Gangguan asam-basa (asisdosis)
Hal ini terjadi akibat kehilangan elektrolit (bikarbonat) dari dalam
kekurangan gizi.
yang spesifik sesuai dengan tipe penyakit diare yang diderita. Namun,
diare membutuhkan interevensi untuk membuat anak tetap dan lebih sehat
pada penyakit diare pada tipe apapun, pada usia berapapun, kecuali diare
yang parah, bisa diselamatkan secara efektif lebih dari 90% kasus.
pencampuran gula dan garam atau yang dikenal dengan nama Oral
penggunaan air minum yang tidak aman, kurangnya sanitasi, dan masih
Iklim adalah nama yang kita berikan untuk menyebut pola-pola cuaca
dalam satu periode waktu (Kodoatie & Sjarief, 2010). Sedangkan cuaca
adalah keadaan atmosfer pada suatu saat. Iklim tidak sama dengan cuaca,
tapi lebih merupakan pola rata-rata dari keadaan cuaca untuk suatu daerah
Menurut Miller dan Spoolman tahun 2010, poin penting yang sering
diteliti sekarang terkait masalah perubahan ilkim baik itu secara global,
regional maupun lokal adalah mengenai curah hujan dan suhu rata-rata.
2001).
17
pemanasan bumi. Pemanasan akan terjadi paling kuat pada daerah bagian
(Ernyasih, 2012).
nilai yang menyatakan nilai rata-rata suhu atmosfir. Dua skala yang
yang dipakai di Negara Inggris dan skala Celcius yang dipakai oleh
sesudah tengah hari, biasanya antara jam 12.00 sampai jam 14.00 dan
suhu minimum terjadi pada jam 06.00 waktu lokal dan sekitar
matahari terbit.
pengamatan selama 4 jam (satu hari) yang dilakukan tiap jam. Secara
suhu maksimum dan suhu minimum lalu dibagi dua. Suhu bulanan
rata-rata adalah jumlah dari suhu harian dalam satu bulan dibagi
b. Kelembaban
19
permukaan bumi ini adalah air atau lautan, dan dapat ditarik sebuah
lautan.
dalam massa udara pada saat dan tempat tertentu. Menurut Lakitan
antara tekanan uap air actual (yang terukur) dengan tekanan uap
c. Curah hujan
Hujan merupakan salah satu fenomena alam yang terdapat
volume air hujan per satuan luas. Hasil dari pengukuran tersebut
(0,25 1,00 mm/menit) dan sangat deras (lebih dari 1,00 mm/menit).
daya. Kedua samudra ini merupakan sumber udara lembab yang akan
adalah gas rumah kaca. Gas rumah kaca (GRK) merupakan gas di
lainnya dari bahan baku berupa bahan bakar fosil, serta proses produksi
2013).
22
Ada beberapa gas rumah kaca yang lain. Salah satunya adalah metan
yang dapat dihasilkan dari lahan rawa dan sawah serta dari tumpukkan
sampah dan kotoran ternak. Gas-gas rumah kaca lainnya, meski jumlahnya
lebih sedikit antara lain nitrogen oksida dan sulfur heksaflorida yang
dunia tanpa henti membuang gas-gas ini dalam jumlah besar ke atmosfer.
a. Efek langsung
efek ekstrim dingin dan ekstrim panas. Suhu tinggi yang disertai
seperti diare yang disebabkan karena transmisi makanan dan air yang
2010):
langsung berupa paparan langsung dari perubahan pola cuaca yang dapat
dengan perubahan iklim yaitu malaria, demam berdarah dengue dan diare
Suhu yang tinggi, kelangkaan air bersih, dan curah hujan yang
fenomena ekstrim yang terjadi sebagai akibat dari perubahan iklim telah
pada orang yang rentan dengan kondisi tertentu. Pada kasus-kasus yang
(Kurniawan, 2012).
kontaminasi air, tapi juga dapat meningkat karena suhu tinggi melalui efek
lingkungan lebih kecil dari suhu minimum atau lebih besar dari suhu
pada suhu yang terlalu tinggi akan terjadi denaturasi enzim (Sari, 2012
yang independen yang dapat menyebabkan rate atau angka kejadian diare
termasuk salmonela dan kolera. Kasus kejadian luar biasa penyakit kolera
permukaan air laut dan banyaknya plankton yang diduga menjadi reservoir
selama musim hujan kaitannya dengan suhu dan curah hujan (p=0,001).
kelembaban (>85%) dan suhu 29oC dengan penyakit kolera. Pada tahun
1997 ketika suhu lebih tinggi dari suhu normal selama kejadian El Nino,
banyak pasien datang ke Rumah Sakit dengan keluhan diare dan dehidrasi
di Peru. Analisis time series data harian Rumah Sakit menguatkan efek
Penelitian ini juga dilakukan Kolstad & Johansoon tahun 2011 dalam
Mediterania, dan Asia Tenggara dan sekitar 17% dari kematian tersebut
Unsur iklim yang lain yang juga menjadi faktor penentu sebuah iklim
baik dan membuat perkembangan lebih cepat untuk vektor seperti tikus,
Kondisi tidak stabil terjadi jika udara yang naik lembab dan lapse rate
udara lingkungannya berada antara lapse rate adiabatik kering dan lapse
dalam Utina dkk tahun 2014, secara garis besar kelembaban relatif tidak
bersih dan sanitasi yang adekuat, serta juga tersedianya makanan yang
Kelangkaan air bersih dan curah hujan yang ekstrim yang dapat
yang dapat menyebarkan penyakit, hujan dapat mencemari air dengan cara
2015).
D. Studi Ekologis
Studi ekologis atau studi korelasi merupakan rancangan studi yang
Unit analisis studi korelasi adalah kelompok individu. Tujuan dari strudi
popualasi beda atau populasi sama, periode waktu beda (Lapau, 2012).
Ada dua jenis desain studi ekologi atau korelasi yaitu (Lapau, 2012):
1. Desain korelasi ekologi
Korelasi ekologi menggunakan periode waktu yang sama tetapi dengan
konsumsi daging (tinggi, sedang, rendah) dari periode waktu yang sama
dengan populasi yang sama. Misalnya, pada tahun- tahun 1995, 1996,
kontrol. Penting untuk diketahui adalah faktor resiko atau karakteristik yang
Ada tiga jenis hasil dalam rancangan korelasi yaitu (Djiwandono, 2015):
variabel tidak diikuti secara sistematik oleh naik turunnya variabel yang
lain.
2. Pada korelasi poostif, naiknya suatu variabel diikuti pula dengan kenaikan
variabel lainnya.
3. Pada korelasi negatif, naiknya suatu variabel akan diikuti oleh turunnya
variabel satunya.
E. Kerangka Teori
Dampak
kesehatan:
diare
BAB III
KERANGKA KONSEP
menjadi sakit. Hubungan antara penjamu, agen dan lingkungan ini merupakan
tingkat tertentu, agen penyakit dapat dengan mudah masuk kedalam tubuh
parasit dan faktor penjamu antara lain imunitas yang rendah, kebiasaan hidup
tidak sehat, gizi yang kurang, dan faktor lingkungan antara lain lingkungan
biologis seperti lalat ataupun vektor lain dan perubahan iklim (suhu udara,
diare melalui berbagai macam cara, yang pertama dapat melalui kontak
langsung dengan faeces penderita dan yang kedua melalui perantara yaitu
makanan atau sumber air yang tercemar. Faktor penjamu antara lain jika
hidup tidak sehat seperti tidak mencuci tangan sebelum makan dapat juga
menimbulkan diare karena kuman yang ikut masuk pada saat makan.
C. Kerangka Konsep
bawah ini :
Suhu Udara
Keterangan :
: Variabel Independen
: Variabel Dependen
35
D. Defenisi Operasional
2. Suhu Udara
Suhu udara yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kondisi temperatur
udara rata-rata Kota Makassar setiap bulannya pada tahun 2011 - 2015.
3. Kelembaban
Kelembaban udara yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu banyaknya
uap air yang terkandung dalam udara di Kota Makassar setiap bulannya
E. Hipotesis
1. Hipotesis Nol
a. Tidak Ada hubungan antara suhu udara dengan angka kejadian diare di
b. Tidak Ada hubungan antara curah hujan dengan angka kejadian diare
2. Hipotesis Alternatif
a. Ada hubungan antara suhu udara dengan angka kejadian diare di Kota
b. Ada hubungan antara curah hujan dengan angka kejadian diare di Kota
BAB VI
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
studi yang digunakan untuk melihat hubungan frekuensi angka kesakitan atau
38
waktu. Kelebihan studi ini yaitu hanya memerlukan waktu yang pendek,
Januari-Februari 2017.
Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah bulan dalam kurun waktu
2011 - 2015 dari data yang akan digunakan yaitu data suhu udara, curah
hujan, kelemaban udara, dan angka kejadian diare. Sampel dalam penelitian
ini adalah jumlah bulan dalam kurun waktu lima tahun yaitu tahun 2011 -
D. Pengumpulan Data
kecamatan yang ada di Kota Makassar. Sedangkan data faktor iklim (suhu
udara, kelembaban, dan curah hujan,) di peroleh dari Balai Besar Badan
Data iklim berbentuk data bulanan dan data kasus diare didapatkan dalam
bentuk data bulanan yang diolah. Selanjutnya data dianalisis dengan metode
1. Analisis univariat
Analisis univariat secara statistik digunakan untuk mengetahui distribusi
faktor iklim (suhu udara, kelembaban, dan curah hujan) dan kejadian
2. Analisis bivariat
Analisis bivariat secara statistik dengan menggunakan korelasi untuk
meliputi suhu udara, kelembaban, dan curah hujan denga kasus diare di
Kota Makassar serta mengetahui bentuk hubungan antara dua variabel. Uji
XY
Y
X
n X2
Y 2
Y 2
n
n
r=
Keterangan :
r = koefisien korelasi
n = jumlah sampel
X = variabel independen
Y = variabel dependen
Nilai korelasi (r) berkisar 0 s.d 1 atau bila dengan disertai arahnya
yang lain.
41
F. Penyajian Data
Data yang telah diolah dan dianalisis akan disajikan dalam bentuk grafik
dan tabel.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................1
42
B. Rumusan Masalah..............................................................................................6
C. Tujuan Penelitian...............................................................................................7
D. Manfaat Penelitian.............................................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................7
A. Tinjauan Umum tentang Diare...........................................................................7
B. Tinjauan Umum tentang Faktor iklim................................................................7
C. Tinjauan Umum tentang Perubahan Iklim dan Diare........................................7
D. Kerangka Teori...................................................................................................7
BAB III KERANGKA KONSEP..................................................................................7
A. Dasar Pemikiran Variabel Penelitian.................................................................7
B. Kerangka Konsep...............................................................................................7
C. Defenisi Operasional.........................................................................................7
D. Hipotesis............................................................................................................7
BAB VI METODE PENELITIAN................................................................................7
A. Jenis Penelitian..................................................................................................7
B. Waktu dan Lokasi Penelitian.............................................................................7
C. Populasi dan Sampel..........................................................................................7
D. Pengumpulan Data.............................................................................................7
E. Pengolahan dan Analisis Data............................................................................7
F. Penyajian Data...................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA