TINJAUAN PUSTAKA
1. Defenisi Diare
cair tiga kali atau lebih dalam sehari atau lebih dari normal yang biasanya
Kemenkes tahun 2011, diare sebagai penyakit yang terjadi ketika terjadi
dikatakan menderita diare bila feses lebih berair dari biasanya, atau bila
buang air besar tiga kali atau lebih, atau buang air besar yang berair tapi
(Widoyono, 2008):
a. Diare akut (< 2 minggu)
b. Diare kronik (> 2 minggu)
Penyakit diare dapat diklasifikasikan atas beberapa jenis
(Suharyono, 2008) :
lainnya)
c. Ellis dan Mitchell tahun 1973 dalam Suharyono tahun 2008 juga
partisipatif.
dijumpai pada susu kaleng atau dapat juga karena alergi terhadap
susu sapi.
e. Immune defisiesi dan faktor-faktor lain seperti kurangnya persediaan
4. Epedemiologi
Manusia dalam kehidupannya secara alamiah berinteraksi dengan
2010). Masalah kesehatan yang dapat timbul antara lain diare, hal ini dapat
antara lain melalui makanan dan minuman yang tercemar tinja atau
b. Faktor penjamu
Faktor manusia sangat kopleks dalam proses terjadinya
(Chandra, 2014).
c. Faktor lingkungan (Maryani & Muliani, 2010).
1) Lingkungan biologis seperti vektor penyakit tertentu terutama
penyakit menular
2) Keadaan iklim yang dapat mempengaruhi diare seperti curah
berbau amis.
2) Disenteriform: tinja berlendir dan berdarah.
menyebabkan:
singkat. Bila kehilangan caira lebih dari 10% berat badan, pasien
volume darah.
c. Gangguan asam-basa (asisdosis)
Hal ini terjadi akibat kehilangan elektrolit (bikarbonat) dari dalam
kekurangan gizi.
yang spesifik sesuai dengan tipe penyakit diare yang diderita. Namun,
diare membutuhkan interevensi untuk membuat anak tetap dan lebih sehat
pada penyakit diare pada tipe apapun, pada usia berapapun, kecuali diare
yang parah, bisa diselamatkan secara efektif lebih dari 90% kasus.
penggunaan air minum yang tidak aman, kurangnya sanitasi, dan masih
Iklim adalah nama yang kita berikan untuk menyebut pola-pola cuaca
dalam satu periode waktu (kodoatie & sjarief, 2010). Sedangkan cuaca
adalah keadaan atmosfer pada suatu saat. Iklim tidak sama dengan cuaca,
tapi lebih merupakan pola rata-rata dari keadaan cuaca untuk suatu daerah
tertentu. Cuaca menggambarkan keadaan atmosfer dalam jangka waktu
Menurut Miller dan Spoolman (2010) poin penting yang sering diteliti
sekarang terkait masalah perubahan ilkim baik itu secara global, regional
maupun lokal adalah mengenai curah hujan dan suhu rata-rata. Terdapat
2001).
pemanasan bumi. Pemanasan akan terjadi paling kuat pada daerah bagian
2010).
(Ernyasih, 2012).
nilai yang menyatakan nilai rata-rata suhu atmosfir. Dua skala yang
yang dipakai di Negara Inggris dan skala Celcius yang dipakai oleh
sesudah tengah hari, biasanya antara jam 12.00 sampai jam 14.00 dan
suhu minimum terjadi pada jam 06.00 waktu lokal dan sekitar
matahari terbit.
pengamatan selama 4 jam (satu hari) yang dilakukan tiap jam. Secara
suhu maksimum dan suhu minimum lalu dibagi dua. Suhu bulanan
rata-rata adalah jumlah dari suhu harian dalam satu bulan dibagi
b. Kelembaban
permukaan bumi ini adalah air atau lautan, dan dapat ditarik sebuah
lautan.
dalam massa udara pada saat dan tempat tertentu. Menurut Lakitan
antara tekanan uap air actual (yang terukur) dengan tekanan uap
gas rumah kaca. Gas rumah kaca (GRK) merupakan gas di atmosfer yang
diatmosfer.
Emisi gas rumah kaca dihasilkan dari berbagai aktivitas industri.
lainnya dari bahan baku berupa bahan bakar fosil,serta proses produksi
Ada beberapa gas rumah kaca yang lain. salah satunya adalah metan
yang dapat dihasilkan dari lahan rawa dan sawah serta dari tumpukkan
sampah dan kotoran ternak. Gas-gas rumah kaca lainnya, meski jumlahnya
lebih sedikit antara lain nitrogen oksida dan sulfur heksaflorida yang
dunia tanpa henti membuang gas-gas ini dalam jumlah besar ke atmosfer.
2010):
cara, yaitu secara langsung maupun tidak langsung. Perubahan iklim yang
manusia seperti kolera dan juga kerusakan ekologi dan ekonomi (WHO,
2003).
Pada tahun 1997 ketika suhu lebih tinggi dari suhu normal selama
diare dan dehidrasi di Lima, Peru. Analisis time series data harian Rumah
Sakit menguatkan efek suhu pada kunjungan Rumah Sakit karena diare
Penelitian ini juga dilakukan Kolstad & Johansoon tahun 2011 dalam
Kurniawan 2012, peningkatan suhu 1C akan menyebabkan peningkatan
Mediterania, dan Asia Tenggara dan sekitar 17% dari kematian tersebut
kontaminasi air, tapi juga dapat meningkat karena suhu tinggi melalui efek
Oktavia dkk, 2015). Peningkatan suhu yang tinggi merupakan salah satu
faktor risiko yang independen yang dapat menyebabkan rate atau angka
kejadian diare termasuk salmonela dan kolera. Kasus kejadian luar biasa
keterkaitan dengan suhu permukaan air laut dan banyaknya plankton yang
Unsur iklim yang lain yang juga menjadi faktor penentu sebuah iklim
baik dan membuat perkembangan lebih cepat untuk vektor seperti tikus,
Kondisi tidak stabil terjadi jika udara yang naik lembab dan lapse rate
udara lingkungannya berada antara lapse rate adiabatik kering dan lapse
dalam Utina dkk tahun 2014, secara garis besar kelembaban relatif tidak
tahun 2012, pada tipe penyakit diare tropik, kejadian puncak terjadi pada
risiko kejadian diare. Hal tersebut dapat terjadi karena curah hujan yang
Kelangkaan air bersih dan curah hujan yang ekstrim yang dapat
(Nerlander, 2009 dalam Kurniawan, 2012). Curah hujan yang tinggi dapat
yang dapat menyebarkan penyakit, hujan dapat mencemari air dengan cara