Epidemiologi
Gagal jantung kronik diasosiasikan dengan kesakitan dan kematian yang tinggi, dan menjadi
penyebab utama kembalinya seseorang dirawat di rumah sakit. Meskipun usia disesuaikan
dengan insidens dari kebanyakan kelainan kardiovaskular telah menurun di negara Barat pada
10-20 tahun terakhir, prevalensi gagal jantung kronik bertambah dan mempengaruhi 1-2%
populasi. Insidens pertambah seriring dengan usia, dari 0,02 kasus per 1000 populasi per tahun
pada usia 25-34 hingga 11,6 pada usia diatas 85 tahun, dan usia pertengahan dengan persentase
pada usia 76 tahun sesuai dengan gambar 1. Ada kecenderungan laki-laki memiliki jumlah lebih
besar dan penyebab utama etiologinya adalah penyakit jantung iskemik, hipertensi, penyakit
katup jantung.
Gambar 1. Insidens gagal jantung berdasarkan usia dan jenis kelamin (laki-laki kotak ungu,
perempuan kotan biru).
Patologi
Gagal jantung terjadi ketika jantung tidak mampu memompa darah pada jumlah yang cukup
untuk memenuhi kebutuhan metabolik jaringan. Kasus paling banyak, terjadi karena
berkurangnya kapasitas jantung untuk memompa darah efektif karena kerusakan miokardium,
seperti infark miokardium. Gagal jantung juga dapat terjadi saat tidak ada kerusakan miokardium
tetapi pada adanya penambahan kebutuhan, seperti volume berlebihan yang dikaitkan dengan
regurgitasi berat dari katup aorta atau katup mitral.
Buruknya perfusi jaringan dan kolapsnya sirkulasi dapat terjadi pada banyak kondisi dan tidak
selalu mengindikasikan adanya gagal jantung (gambar 2). Perbedaan ini penting, meskipun
beberapa derajat overlap pasti ada: contohnya, syok septic dapat menyebabkan depresi
miokardium langsung.
Gambar 2. Hubungan antara gagal jantung dan pembuluh darah yang kolaps.
Gambar 4. Ketahanan pasien dalam gagal jantung kronik berdasarkan konsentrasi noradrenalin
plasma dan peptide natriuretik otak.
Patofisiologi Gagal Jantung
Terjadi ketika jantung tidak mampu memompa darah pada tingkat cukup untuk memenuhi
kebutuhan metabolik jaringan
Berkurangnya cardiac output dan cadangannya menyebabkan aktivasi neurohormonal, konstriksi
perifer dan retensi garan serta air, meningkatnya kerja jantung lebih lanjut dan mengantarkan
pada siklus buruk jantung
Dikaitkan dengan tingginya kesakitan dan kematian, dan menjadi penyebab terbanyak dari
perawatan berulang di rumah sakit
Status Fungsional
Beratnya gejala hasil dari gagal jantung dideskripsikan dalam klasifikasi New York Heart
Association. Hal ini mengadakan sebuah kategori deskriptif dari gejala berat dan disabilitas
dilaporkan oleh pasien. Meskipun hal ini tidak selalu mencerminkan beratnya kondisi dasar, ini
merupakan predictor kuat dari prognosis dengan 60% kematian per tahun pada pasien NYHA
grade IV gagal ginjal kronik.
Anatomikal
Sisi kiri dan kanan gagal jantung sering berdampingan dan ada dengan gagal biventrikuler
(gambar 1). Namun, banyak kondisi yang mulanya mempengaruhi antara ventrikel kanan atau
kiri dan menghasilkan gejala klinik yang jarang, seperti gagal ventrikel kiri yang digambarkan
dengan gejala edema pulmo, dan gagal jantung kanan ditandai dengan edema perifer. Gagal
jantung kanan terisolasi biasanya disebabkan oleh penyakit pulmo (cor pulmonale) dan ketika
perburukan sering dikaitkan dengan ketidakmampuan tricuspid berat dan akumulasi cairan
generalisata, termasuk edema, asites, hepatomegali kongestif, dan efusi pleura.
Retensi cairan dan edema perifer terlihat pada kedua sisi kiri dan kanan jantung dikarenakan
perfusi ginjal yang berkurang dan aktivasi dari renin-angiotensin-aldosteron dan sistem
vasopressin. Namun, dengan gagal jantung sisi kanan, hal ini lebih jauh bergabung dengan tidak
proporsionalnya tinggi tekanan pengisian atrium kanan. Kontras dengan gagal jantung ventrikel
kiri, peningkatan tekanan atrium kiri menyebabkan tekanan balik dan vasokonstriksi pulmo yang
meningkatkan afterload ventrikel kanan dan, dengan demikian, tekanan atrium kanan.
Tabel 1. Klasifikasi Gagal Jantung
Simptomatik
Etiologi: primer dan sekunder
Tempo: akut dan kronik
Anatomi: kiri, kanan, dan biventrikel
Karakteristik ventrikel: dilatasi, restriksi, dan hipertrofi
Siklus jantung: sistol dan diastol
Cardiac output: tinggi dan rendah
Overload: volume dan tekanan
Karakteristik Ventrikel
Pola gagal jantung dapat dideteksi dengan bagaimana proses penyakit ini mempengaruhi
ventrikel. Tiga pola secara garis besar dikenali: dilatasi, hipertrofi, dan restriksi. Hal ini biasanya
tidak eksklusif dan sering berdampingan. Contohnya, infark miokard selanjutnya, mungkin
dilatasi ventricular, kompensasi hipertrofi dari miokardium tersisa, dan restriksi pengisian karena
fibrosis daerah infark.
Gejala Klinik
Awal dari gagal ventrikel kiri akut biasanya tergambar dengan dispneu yang terjadi tiba-tiba
yang secara cepat menghasilkan distres pernapasan akut, ortopneu, dan kelemahan. Riwayat
penyakit mungmin menjadi petunjuk cepat, seperti infark miokard akut (tabel 1)
Pasien tampak teragitasi, pucat dan basah. Perifernya dingin saat disentuh dan nadinya cepat.
Bradikardi tidak teratur atau takikardi eksesif harus diidentifikasi secara tepat karena hal ini
cepat terjadi pada episode akut gagal ginjal. Tekanan darah biasanya tinggi, tetapi mungkin
normal atau rendah (syok kardiogenik). Hipertensi maligna adalah penyebab gagal jantung akut,
walaupun untuk bamyak pasken dengan tekanan darah tinggi hanya merefleksikan respon stres
akut.
Tekanan vena jugularis biasanya meningkat, terutama dengan volume yang berlebihan, gagal
jantung kanan, dan tamponade jantung. Pada gagal jantung akut fase awal, tidak ada waktu untuk
dilatasi ventrikel dan apeks tidak berubah tempat. Auskultasi kadang-kadang diidentifikasi
murmur menandakan katup katastropik atau ruptur septal, atau menunjukkan ritme triple gallop
(S3 atau suara jantunf ketiga). Krepitasi didengar pada dasar paru konsisten dengan edema
pulmoner.
Gagal jantung acute on chronic akan mempunyai gambaran tambahan gagal jantung yang sudah
berjalan lama. Tambahan potensialnya, seperti infeksi saluran pernapasan atas atau penghentian
pengobatan secara tiba-tiba, harus diidentifikasi (tabel 2).
Investigasi
Pemeriksaan klinis diambil untuk memastikan diagnosis, untuk mengidentifikasi penyebab
potensial yang mendasari, dan untuk menilai komplikasi yang potensial.
Tes Darah
Hal ini penting untuk mengeksklusi anemia sebagai faktor kontribusi, atau kadang-kadang
sebagai penyebab gagal jantung. Karena respons stres akut, peningkatan hitung leukosit biasanya
terlihat pada gagal jantung akut dan menjadi pembeda antara edema pulmonal dan infeksi paru-
paru.
Gangguan elektrolit sering pada pasien gagal jantung akut dan dapat menyebabkan artimia.
Hipokalemi dan hiperglikemia adalah penyebab tersering dari aktivasi sistem saraf simpatis dan
harus dikoreksi untuk menghindari aritmia dan memperbaiki gangguan elektrolit. Enzim jantung
dan marker harus dilakukan untuk memastikan apakah iskemia miokard berperan dalam
perkembangan gagal jantung akut. Elevasi sedang konsentrasi troponin plasma tidak sesuai
dengan iskemia akut pada pasien yang memiliki gagal jantung kronik sejak elevasi troponin
menandakan adanya apoptosis dan kehilangan miosit.
Penatalaksanaan gagal ginjal adalah keuntungan, ketika dicurigai ada cairan berlebihan. Analisa
gas darah dan analisa asam basa harus diperiksa pada kasus berat dan akan menuntun terapi.
Walaupun pasien dengan eutiroid, tes fungsi tiroid harus dilakukan baik hiper dan hipotiroid
dapat memicu gagal jantung.
Gambar 1. Pasien dengan paroksismal nocturnal dispneu dan ortopneu dari edema pulmonal.