OLEH KELOMPOK 8 :
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lanjut usia adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-perlahan kemampuan
jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan
yang diderita (Darmojo, 2009, hlm 3).
Lanjut usia merupakan usia yang beresiko tinggi terhadap penyakit-penyakit degeneratif,
seperti penyakit jantung koroner (PJK), hipertensi, diabetes militus, gout (rematik) dan
kanker. Salah satu penyakit yang sering dialami oleh lanjut usia adalah hipertensi.
Hipertensi sendiri sering disebut sebagai pembunuh diam-diam, karena dari satu setengah
penderita dengan tekanan darah tinggi tidak menyadari kondisi kesehatanya. Hipertensi
pada lansia didefinisikan dengan tekanan sistolik diatas 160 mmHg atau tekanan diastolik
diatas 90 mmHg (Fatimah, 2010, hlm.38).
Riset Kesehatan Dasar ( Riskesdas ) tahun 2007 menunjukkan bahwa prevalensi
hipertensi pada lansia di Indonesia berdasarkan pengukuran tekanan darah sangat tinggi,
yaitu 31,7 persen dari total penduduk dewasa atau satu di antara 3 penduduk memiliki
hipertensi. Berdasarkan data Riskesdas maka hipertensi (12,3 %) adalah penyebab
kematian penyakit tidak menular kedua terbanyak setelah stroke ( 26,9% ).
Peran perawat yang bisa dilakukan untuk merawat lansia dengan masalah hipertensi yaitu
dengan memberikan pengobatan farmakologi dan pengobatan non farmakologi. .
Pengobatan non farmakologi meliputi rajin berolahraga secara teratur dan menjaga pola
makan, dengan cara pengurangan asupan kalori (bila kegemukan), membatasi asupan
garam, serta bisa juga dengan pembuatan jus dari buah segar (Adzakia, 2012).
Belimbing merupakan salah satu tumbuhan yang biasa digunakan salah satu tumbuhan
yang biasa digunakan oleh masyarakat sebagai obat tradisianal. Belimbing dapat
membantu memperlancar pencernaan makanan, selain itu belimbing juga dapat
membantu menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh, dan yang terpenting belimbing
dapat digunakan untuk membantu menurunkan tekanan darah seseorang. Kombinasi
antara zat fitokimia dan mineral yang terkandung dalam belimbing seperti kalium serta
kalsium memungkinkan buah belimbing dijadikan obat untuk menurunkan hipertensi.
Menurut Wardani ( 2010 ), buah belimbing manis mempunyai kandungan gizi cukup
tinggi yang bermanfaat bagi tubuh antara lain ; energi, protein, lemak, karbohidrat, kalsi
um, serat, vitamin A, vitamin C, Niacin. Kegunaannya menghilangkan sakit ( analgesik ),
memperbanyak pengeluaran empedu, anti radang, peluruh kencing, astringent.
Kandungan Kimia pada Batang (Saponin, tanin, glucoside, calsium oksalat, sulfur, asam
format, peroksidase) dan Daun (Tanin, suifur, asam format, peroksidase, calsium oksalat,
kalium sitrat). Perasan buah blimbing manis atau jus buah belimbing manis yang
mengandung flavonoid bisa digunakan untuk terapi tekanan darah tinggi, karena
flavonoid dapat menghambat enzim angiotensin serta mengandung kadar kalium yang
tinggi, natrium yang rendah sebagai obat hipertensi sedangkan salah satu metabolik
sekunder yang diduga mempunyai khasiat sebagai obat darah tinggi adalah flavonoid
(Wardani, 2008).
Buah belimbing manis dapat diketahui fungsinya dalam menurunkan tekanan darah,
seperti:
a. Diuretik, mengurangi jumlah air dalam plasma darah dengan cara dibuang sebagai
urin.
b. Anti-adrenergenik, menurunkan produksi, sekresi, dan efektivitas hormon adrenalin.
c. Vasodilator, melancarkan peredaran darah dengan cara meningkatkan volume
pembuluh darah dan organ-organ yang diisi darah ( Iskandar, 2007).
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
1. Bagi institusi
Berdasarkan hasil penelitian pemberian terapi jus belimbing selama satu minggu setiap
hari satu kali, sebanyak 200 cc, dapat menurunkan tekanan darah, sehingga dapat
dijadikan sebagai bahan masukan untuk penambahan pembelajaran baru tentang
efektifitas jus belimbing terhadap penurunan tekanan darah pada pendidikan
keperawatan, khususnya keperawatan gerontik.
3. Bagi Responden
Untuk meningkatkan pengetahuan klien tentang cara pengobatan pertama pada sakit
hipertensi khususnya pada lansia.
4. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan atau dasar untuk melakukan
penelitian selanjutnya terutama mengenai efektifitas pemberian jus belimbing terhadap
penurunan tekanan darah. Selain itu dapat menambah dan memeberikan pengalaman
nyata bagi peneliti dalam penelitian dan dapat memeberikan gambaran pengetahuan
pengobatan non farmakologi pada klien lansia pada saat sakit hipertesi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Wardani (2010), Buah belimbing mempunyai kandungan gizi cukup tinggi yang
bermanfaat bagi tubuh.
Tabel 2.1 Kandungan gizi dalam buah belimbing manis tiap 100 grm.
1. Energi 35 Kal
2. Protein 50 gram
3. Lemak 70 gram
4. Karbohidrat 7,70gram
5. Kalsium 8 mg
6. Serat 0,90gram
7. Vitamin A 18 RE
8. Vitamin C 33 Mg
9. Niacin 0,40gram
Kegunaannya menghilangkan sakit ( analgesik ), memperbanyak pengeluaran empedu,
anti radang, peluruh kencing, astringent. Kandungan Kimia pada Batang (Saponin, tanin,
glucoside, calsium oksalat, sulfur, asam format, peroksidase) dan Daun (Tanin, suifur,
asam format, peroksidase, calsium oksalat, kalium sitrat). Perasan buah blimbing manis
atau jus buah belimbing manis yang mengandung flavonoid bisa digunakan untuk terapi
tekanan darah tinggi, karena flavonoid dapat menghambat enzim angiotensin serta
mengandung kadar kalium yang tinggi, natrium yang rendah sebagai obat hipertensi
sedangkan salah satu metabolik sekunder yang diduga mempunyai khasiat sebagai obat
darah tinggi adalah flavonoid (Wardani, 2008).
Buah belimbing manis dapat diketahui fungsinya dalam menurunkan tekanan darah,
seperti:
d. Diuretik, mengurangi jumlah air dalam plasma darah dengan cara dibuang sebagai
urin.
e. Anti-adrenergenik, menurunkan produksi, sekresi, dan efektivitas hormon adrenalin.
f. Vasodilator, melancarkan peredaran darah dengan cara meningkatkan volume
pembuluh darah dan organ-organ yang diisi darah ( Iskandar, 2007).
Mengkonsumsi 280 grm buah belimbing manis 2x sehari secara rutin selama 7 hari dapat
menurunkan tekanan darah (Sulistiono, 2009).
Tekanan darah adalah kekuatan yang digunakan oleh darah yang bersirkulasi pada
dinding-dinding dari pembuluh-pembuluh darah, dan merupakan satu dari tanda-tanda
vital yang utama dari kehidupan, yang termasuk detak jantung, kecepatan pernafasan, dan
temperatur. Tekanan darah dihasilkan oleh jantung yang memompa darah kedalam arteri-
arteri pada aliran darah. Tekanan darah perorangan dinyatakan sebagai tekanan darah
sistolik atau diastolik, contohnya 120/80. Tekanan darah sistolik (angka yang diatas)
mewakili tekanan diarteri arteri ketika otot jantung berkontraksi dan memompa darah
kedalamnya. Tekanan darah diastolik (angka yang dibawah) mewakili tekanan diarteri-
arteri ketika otot jantung mengendur (relax) setelah ia berkontraksi. Tekanan darah selalu
lebih tinggi ketika jantung sedang memompa daripada ketika ia sedang mengendur
(Ridwan, 2009).
The Joint National Committee on Detection, Evaluation and Treatment of High Blood
Pressure (JNC) telah mengklasifikasi penyakit tekanan pada orang dewasa terbagi
menjadi 5 kelompok yaitu :
Umur Pendidikan
Pembe Empati
Geneti
rian dan dan
k pemberian
obat pemberi
Jenis
promosi an
kelami kesehatan
n
Olahraga
Konsumsi Tekan
alkohol a
kerangka
Stres konseep Darah
Obesitas
Kehamilan
Pil
kontraseps
i
Perasan/jus buah
belimbingmanis
dalam 280 gram
METODE PENELITIAN
Desain penelitian ini menggunakan desain pra eksperimen dengan rancangan one-
goup pre-post test desain.Variable dalam penelitian ini ada dua yaitu variable
independent yaitu jus buah belimbing manis dan variable dependent penurunan
tekanan darah. Populasi dalam penelitian ini ada 25 orang pada lansia dengan
hipertensi. Penelitian ini dilaksanakan selama saatu minggu dengan pemberian jus
buah belimbing manis satu hari diminum 2 kali sehari 20-30 menit sebelum sarapan
dan 20-30 menit sebelum makan malam, sehingga tekanan darah pada penderita bisa
menurun. Sampel menggunakan total sampling. Data dikumpulkan menggunakan
kuesioner dan observasi tekanan darah kemudian hasil dianalisa menggunakan uji t-
test. Hasil uji t-test diperoleh hasil = 0,000 maka < 0,05 berarti H0 ditolak berarti
ada pengaruh jus buah belimbing manis terhadap penurunan tekanan darah pada
penderita hipertensi pada lansia. Teknik pengambilan sampel penelitian ini dilakukan
secara total sampling. Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah lembar observasi. Setelah data terkumpul melalui observasi, kemudian data
ditabulasi dan dikelompokkan sesuai dengan variabel yang diteliti untuk menganalisa
terapi jus buah belimbing manis terhadap penurunan tekanan darah pada penderita
hipertensi pada lansia digunakan SPSS 16.0 dengan uji statistic t sampel berpasangan
dengan tingkat kemaknaan = 0,05. Bila hasil yang diperoleh <0,05 maka H1
diterima, berarti jus buah belimbing manis berpengaruh untuk penurunnan tekanan
darah pada penderita hipertensi pada lansia.
3.3 Hipotesis
Hipotesis didalam suatu penelitian adalah jawaban sementara
penelitian, patokan duga, atau hasil sementara yang kebenarannya
akan dibuktikan pada penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2010).
Ada pengaruh jus buah belimbing manis terhadap penurunan tekanan darah pada
penderita hipertensi pada lansia.