Disusun Oleh:
Kelompok 2
ANGGA KURNIAWAN
YOVI YOLANDA
DOSEN PENGAMPU
DERICARD H. PUTRA,S.Pd,MA
PRODI S1 STATISTIKA
UNIVERSITAS RIAU
Page 1 of 27
2016
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang,Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya,yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah Nya kepada kami,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Diksi
Atau Pilihan Kata dengan tepat waktu.Kami juga mengucap terima kasih kepada bapak
Dericard H. Putra,S.Pd,MA. Selaku dosen yang kami hormati.
Kami mengharapkan dengan disusunnya makalah ini kita semua dapat mempelajari
dan mengenal tentang Diksi Atau Pilihan Kata guna membantu proses pembelajaran
Bahasa Indonesia.
Pekanbaru,September 2016
Penulis
Page 2 of 27
Daftar isi
Page 3 of 27
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pemilihan kata yang tepat merupakan sarana pendukung dan penentu keberhasilan
dalam berkomunikasi. Pilihan kata atau diksi bukan hanya soal pilih-memilih kata,
melainkan lebih mencakup bagaimana efek kata tersebut terhadap makna dan informasi
yang ingin disampaikan. Pemilihan kata tidak hanya digunakan dalam berkomunikasi
namun juga digunakan dalam bahasa tulis.Dalam bahasa tulis pilihan kata atau diksi
mempengaruhi pembaca mengerti atau tidak dengan kata-kata yang kita pilih.
Dalam makalah ini, kami selaku penulis berusaha menjelaskan mengenai diksi yang
digunakan dalam kehidupan sehari-hari.Hal itu dilakukan untuk meminimalisir kesalahan
yang terjadi saat berkomunikasi.
Page 4 of 27
1.2 Rumusan masalah
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN DIKSI
Diksi ialah pilihan kata. Maksudnya, kita memilih kata yang tepat untuk menyatakan
atau mengungkapkan gagasan sehingga memperoleh efek tertentu. Pilihan kata merupakan
Page 5 of 27
satu unsur sangat penting, baik dalam dunia karang-mengarang maupun dalam dunia tutur
setiap hari. Ada beberapa pengertian diksi di antaranya adalah membuat pembaca atau
pendengar mengerti secara benar dan tidak salah paham terhadap apa yang disampaikan
oleh pembicara atau penulis, untuk mencapai target komunikasi yang efektif,
melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal, membentuk gaya ekspresi
gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar
atau pembaca.
Diksi, dalam arti pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh
penulis atau pembicara. Arti kedua, arti diksi yang lebih umum digambarkan dengan kata
seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga kompleksitas
dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi, daripada
pemilihan kata dan gaya. Harimurti (1984) dalam kamus linguistic, menyatakan bahwa
diksi adalah pilhan kata dan kejelasan lafal untuk memperoleh efek tertentu dalam
berbicara di dalam karang mengarang.
Dalam KBBI (2002: 264) diksi diartikan sebagai pilihan kata yanng tepat dan selaras
dalam penggunaanya untuk menggungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu
seperti yang diharapkan. Jadi, diksi berhubungan dengan pengertian teknis dalam hal
karang-mengarang, hal tulis-menulis, serta tutur sapa.
Macam macam Diksi
1. Sinonim
Sinonim merupakan pilihan kata yang memiliki persamaan makna. Penggunaan kata
sinonim biasanya dimaksudkan untuk membuat apa yang dikatakan / dituliskan menjadi
lebih sesuai dengan ekspresi yang ingin diungkapkan. Contohnya : mati (ekspresi
pengungkapan yang kasar) dan wafat (ekspresi pengungkapan yang lebih halus)
2. Antonim
Page 6 of 27
Antonim merupakan pilihan kata yang memiliki makna berlawanan atau pun
berbeda.Contoh kata antonim adalah besar dan kecil.
3. Polisemi
Poisemi merupakan frasa kata yang memiliki banyak makna. Contohnya kata kepala
yang dapat bermakna bagian tubuh yang terletak di atas leher, atau dapat juga bermakna
bagian yang terletak di sebelah atas atau pun depan.
4. Homograf
Homograf merupakan kata kata yang memiliki tulisan sama akan tetapi memiliki arti
dan bunyi yang berbeda.
5. Homofon
Homofon merupakan kata kata yang memiliki bunyi yang sama akan tetapi makna
dan ejaannya berbeda.
6. Homonim
Homonim merupakan kata kata yang memiliki ejaan yang sama namun makna dan
bnyinya berbeda. Contoh Asep (nama orang) dan asep (asap).
7. Hiponim
8. Hipernim
Page 7 of 27
Hipernim merupakan kata yang telah mencakup makna kata lain. Contohnya ada pada
kata sempurna yang telah mencakup kata baik, bagus, dan beberapa kata lainnya.
Page 8 of 27
2.2 Syarat-Syarat Diksi Atau Pilihan Kata
Ada dua persyaratan yang harus dipenuhi dalam memilih kata-kata, yaitu
persyaratan ketetapan dan kesesuaian. Tepat, artinya kata-kata yang dipilih itu dapat
mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin diungkapkan. Di samping itu, ungkapan itu
juga harus dipahami pembaca dengan tepat, artinya tafsiran pembaca sama dengan apa
yang dimaksud dengan penulis. Untuk memenuhi persyaratan ketetapan dan kesesuaian
dalam pemilihan kata, perlu diperhatikan :
a. Kaidah kelompok kata/ frase
b. Kaidah makna kata
c. Kaidah lingkungan sosial
d. Kaidah karang-mengarang
Jadi Ketepatan kata adalah kemampuan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan
yang sama pada imajinasi pembaca atau pendengar, seperti yang dipikirkan atau dirasakan
oleh penulis atau pembicara.
Syarat-syarat kata yang tepat itu ,seperti:
1. Membedakan makna denotasi dan konotasi dengan cermat.
2. Membedakan secara cermat makna kata yang hampir bersinonim.
3. Membedakan makna kata secara cermat kata yang mirip ejaannya
4. Tidak menafsirkan makna kata secara subjektif berdasarkan pendapat sendiri,
jika pemahamannya belum dapat dipastikan, pemakai kata harus menemukan
makna yang tepat dalam kamus.
5. Jika diperlukan Menggunakan imbuhan asing harus memahami maknanya
secara tepat.
6. Menggunakan kata-kata idiomatik berdasarkan susunan (pasangan) yang benar
7. Menggunakan kata umum dan kata khusus secara cermat
8. Menggunakan kata yang berubah makna dengan cermat.
9. Menggunakan dengan cermat kata yang bersinonim, berhomofon, dan
berhomografi.
10. Menggunakan kata abstrak dan kata konkret secara cermat.
Page 9 of 27
Contoh :
Salah : Dengan persiapan yang lebih baik, Arema yang merebut peringkat ketiga
Piala Presiden 2015 memang mendominasi sepanjang dua babak pertandingan.
Benar : Dengan persiapan yang lebih baik, Arema yang mendapat peringkat ketiga
Piala Presiden 2015 memang mendominasi sepanjang dua babak pertandingan
Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit.Makna wajar ini
adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah suatu pengertian yang
terkandung sebuah kata secara objektif.Sering juga makna denotatif disebut makna
konseptual.Kata makan misalnya, bermakna memasukkan sesuatu kedalam mulut,
dikunyah, dan ditelan.Makna kata makan seperti ini adalah makna denotatif.
Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai akibat dari
sikap sosial, sikap pribadi, dan kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna
konseptual.Kata makan dalam makna konotatif dapat berarti untung atau pukul.
Makna konotatif berbeda dari zaman ke zaman.Ia tidak tetap. Kata kamar kecil
mengacu kepada kamar yang kecil (denotatif) tetapi kamar kecil berarti juga jamban
(konotatif).Dalam hal ini, kita kadang-kadang lupa apakah suatu makna kata adalah makna
denotatif atau konotatif.
Makna konotatif dan makna denotatif berhubungan erat dengan pemakaian
bahasa.Makna denotatif ialah makna yang bersifat umum,sedangkan makna konotatif lebih
bersifat pribadi dan khusus
Contoh:
Yovi adalah wanita cantik (denotatif)
Yovi adalah wanita manis (konotatif)
Kata cantik lebih umum dari pada kata manis.kata cantik akan memberikan
gambaran umum tentang seorang wanita.akan tetapi,dalam kata manis terkandung suatu
maksud yang lebih bersifat memukau perasaan kita.
Page 10 of 27
Sejak dua tahun yang lalu Angga membanting tulang untuk
kehidupannya.
Kata membanting tulang makna denotatif nya adalah pekerjaan membanting sebuah
tulang,membanting tulang mengandung sebuah maknabekerja keras yang merupakan
sebuah kata kiasan,termasuk kata bermakna konotatif.
Makin luas ruang-lingkup suatu kata, maka makin umum sifatnya.Makin umum
suatu kata, maka semakin terbuka kemungkinan terjadinya salah paham dalam
pemaknaannya.Makin sempit ruang-lingkupnya, makin khusus sifatnya sehingga makin
sedikit kemungkinan terjadinya salah paham dalam pemaknaannya, dan makin
mendekatkan penulis pada pilihan kata secara tepat.
Misalnya:
Kata ikan memiliki acuan yang lebih luas daripada kata mujair atau tawes. Ikan tidak hanya
mujair atau tidak seperti gurame, lele, sepat, tuna, baronang, nila, ikan koki dan ikan
mas.Sebaliknya, tawes pasti tergolong jenis ikan demikian juga gurame, lele, sepat, tuna,
dan baronang pasti merupakan jenis ikan.Dalam hal ini kata acuannya lebih luas disebut
kata umum, seperti ikan, sedangkan kata yang acuannya lebih khusus disebut kata khusus,
seperti gurame, lele, tawes, dan ikan mas.
Kata yang acuannya semakin mudah diserap panca-indra disebut kata konkret,
seperti meja, rumah, mobil, air, cantik, hangat, wangi, suara.Jika acuan sebuah kata tidak
mudah diserap panca-indra, kata itu disebut kata abstrak, seperti
ide,gagasan,kesibukan,keinginan,angan-angan,kehendak dan perdamaian.Kata abstrak
Page 11 of 27
digunakan untuk mengungkapkan gagasan rumit.Kata abstrak mampu membedakan secara
halus gagasan yang sifat teknis dan khusus.Akan tetapi, jika kata abstrak terlalu diobral
atau dihambur-hamburkan dalam suatu karangan. Karangan tersebut dapat menjadi samar
dan tidak cermat.
Ada dua cara pembentukan kata, yaitu dari dalam dan dari luar bahasa Indonesia.
Dari dalam bahasa Indonesia terbentuk kosakata baru dengan dasar kata yang sudah ada,
sedangkan dari luar terbentuk kata baru melalui unsur serapan
Dari dalam Bahasa Indonesia terbentuk kata baru,misalnya
Tata DAYA
Tata buku Daya tahan
Tata bahasa Daya pukul
Tata rias Daya tarik
HARI Daya serap
Hari sial TUTUP
Hari jadi Tutup tahun
Hari besar Tutup buku
Tutup usia
Page 12 of 27
Kita sadar bahwa kosakata bahasa Indonesia banyak dipengaruhi oleh bahasa
asing.Oleh sebab itu,pengaruh-mempengaruhi dalam kosakata pasti ada.dalam hal ini perlu
ditata kembali kaidah penyerapan kata-kata itu.
Kata pungut adalah kata yang diambil dari kata asing. Kata-kata pungut itu ada yang
dipungut tanpa diubah ,tetapi ada juga yang diubah. Kata-kata pungut yang sudah
disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia disebut bentuk serapan.
Bentuk-bentuk serapan itu ada empat macam.
1. Kita mengambil kata yang sudah sesuai dengan ejaan bahasa indonesia. Yang
termasuk kata-kata itu ialah :
Bank,
Opname, dan
Golf.
2. Kita mengambil kata dan menyesuaikan kata itu dengan eajaan bahasa
indonesia. Yang termasuk kata-kata itu ialah
Subject subjek,
Apotheek apotek,
Standard standar, dan
University universitas.
3. Kita menerjemahkan istilah-istilah asing kedalam bahasa indonesia. Yang
tergolong kedalam bentuk ini ialah
Starting point titik tolak
Meet the press jumpa pers,
Up to date mutakhir,
Briefing taklimat, dan
Hearing dengar pendapat.
4. Kita mengambil istilah yang tetap seperti aslinya karena sifat keuniversalnya.
yang termasuk golongan ini adalah
De facto,
Status quo,
Cum laude, dan
Ad hoc.
Dalam menggunakan kata, terutama dalam situasi resmi, kita perlu
memperhatikan beberapa ukuran.
a. Kata yang lazim dipakai dalam bahasa tutur atau bahasa setempat dihindari.
Misalnya:
nongkrong
Raun
Kata-kata itu dapat dipakai kalau sudah menjadi milik umum.
Contoh: Ganyang ,anjang sana,santai,Lugas,kelola,Heboh
b. Kata-kata yang mengandung nilai rasa hendaknya dipakai secara cermat dan hati-hati
agar sesuai dengan tempat dan suasana pembicaraan.
Contoh:
Tunanetra buta
Tunarungu tuli
Tunawicara bisu
c. Kata yang tidak lazim dipakai dihindari, kecuali kalau sudah dipakai oleh masyarakat.
Contoh:
Konon puspa
Bayu lepau
Lascar didaulat
Sebuah kata dikatakan baik kalau tepat arti dan tepat tempatnya, seksama dalam
pengungkapan, lazim dan sesuai dengan kaidah ejaan.
Beberapa contoh pemakaian kata dibawah ini dapat dilihat
a. Kata raya tidak dapat disamakan dengan kata besar, agung. Kata-kata itu tidak
terlalu dapat dipertukarkan. contoh masjid raya, rumah besar, hakim agung.
b. Kata masing-masing dan tiap-tiap tidak sama dalam pemakaiannya.
Kata tiap tiap harus diikuti oleh kata benda,sedangkan kata masing masing
tidak boleh diikuti oleh kata benda.
Contoh yang benar:
a. tiap-tiap kelompok terdiri atas tiga puluh orang.
b. Berbagai gedung bertingkat dijakarta memiliki gaya arsitektur masing-
masing
c. Masing-masing mengemukan keberatannya.
d. Para pemimpin Negara APEC yang hadir dijakarta masing-masing dijaga
ketat oleh pegawai kepresidenan indonesia..
c. Pemakaian kata dan lain-lain harus dipertimbangkan secara cermat. Kata dan
lain-lain sama kedudukannya dengan seperti, antara lain, misalnya.
Misalnya:
Bentuk yang salah
Dalam ruang itu kita dapat menemukan barang-barang seperti meja,
buku bangku, dan lain-lain.
Bentuk yang benar
a. Dalam ruang itu kita dapat menemukan meja,buku,bangku, dan lain-lain.
b. Dalam ruang itu kita dapat menemukan barang-barang seperti
meja,buku,dan bangku
d. pemakaian kata pukul dan jam harus dilakukan tepat. kata pukul menunjukkan
waktu, sedangkan kata jam menunjukkan jangka waktu.
Misalnya:
Seminar tentang kardiologi yang diselenggarakan oleh fakultas kedokteran
universitas indonesia berlangsung selama 4 jam, yaitu dari jam 8.00 s.d.
12.00. (salah)
Seminar tentang kardiologi yang diselenggarakan oleh fakultas kedokteran
universitas indonesia berlangsung selama 4 jam, yaitu dari pukul 8.00 s.d.
pukul 12.00. (benar)
e .kata sesuatu dan suatu harus dipakai secara tepat. Kata Sesuatu tidak diikuti oleh
kata benda, sedangkan kata suatu harus diikuti kata benda.
Contoh:
a. ia mencari sesuatu.
b. Pada suatu waktu ia datang dengan wajah berseri- seri.
f. Kata dari dan daripada tidak sama pemakaiannya. Kata dari dipakai untuk
menunjukkan asal sesuatu, baik bahan maupun arah
Contoh:
a. Ia mendapat tugas dari atasannya.
b. Cincin itu terbuat dari emas.
Kata daripada berfungsi membandingkan. Contoh:
a. Duduk lebih baik daripada berdiri.
b. Indonesia lebih luas daripada Malaysia
Perlu diketahui bahwa awalan ke- hanya dapat menempel pada kata bilangan.
Selain kata bilangan, awalan ke- tidak dapat dipakai. Pengecualian terdapat pada kata
kekasih, kehendak, dan ketua. oleh sebab itu, kata ketawa, kecontol, keseleo, ketawa,
ketabrak bukanlah bentuk baku dalam bahasa indonesia. bentuk-bentuk yang benar
ialah kedua, ketiga, keempat, kesepuluh, keseribu, dan seterusnya.
g. Pemakaian akhiran ir
Pemakaian akhiran ir sangat produktif dalam penggunaan bahasa indonesia
sehari-hari. padahal, dalam bahasa indonesia baku, untuk padanan akhiran ir adalah
asi atau isasi. Dibawah ini ungkapan bentuk yang salah dan bentuk yang benar.
a. Saya sanggup mengkoordinir kegiatan itu. (salah)
b. Saya sanggup mengkoordinasi kegiatan itu. (benar)
c. Sukarno-hatta memproklamirkan Negara republik indonesia. (salah)
d. Sukarno-hatta memproklamasikan Negara republik indonesia. (benar)
Perlu diperhatikan ,akhiran asi atau isasi pada kata-kata lelenisasi, turinisasi,
neonisasi, pompanisasi, dan koranisasi merupakan bentuk yang salah karena kata
dasarnya bukan kata serapan dari bahasa asing. Kata-kata itu harus diungkapkan
menjadi usaha peternakan lele, usaha peternakan turi, usaha pemasangan neon,
gerakan memasyarakatkan radio, gerakan pamasangan pompa, dan usaha
memasyarakatkan Koran.
i. Pemakaian kata depan di ,ke ,dari ,bagi ,pada, daripada, dan terhadap
Dalam pemakaian sehari-hari, pemakaian di, ke, dari, bagi, dan daripada,
sering dipertukarkan. Dibawah ini dipaparkan bentuk benar dan bentuk salah dalam
pemakaian kata depan.
a. Putusan daripada pemerintah itu melegakan hati rakyat. (salah)
b. putusan pemerintah itu melegakan hati rakyat. (benar)
c. Meja ini terbuat daripada kayu. (salah)
d. Meja ini terbuat dari kayu. (benar)
j. Pemakaian Akronim(singkatan)
Kita membedakan istilah singkatan dengan bentuk singkat. Yang
dimaksud dengan singkata istilah PLO, UI, dan lain-lain. yang dimaksud dengan
bentuk singkat ialah lab (laboratorium), memo (memorandum) dan lain-lain.
pemakaian akronim dan singkatan dalam bahasa indonesia kadang-kadang tidak
teratur. Singkatan IBF mempunyai dua makna, yaitu internasional boxing federation
dan internasional badminton federation. oleh sebab itu pemakaian akronim dan
singkatan sedapat mungkin dihindari karena menimbulkan berbagai tafsiran terhadap
akronim atau singkatan itu. singkatan yang dapat dipakai adalah singkatan yang sudah
umum dan maknanya telah mantap. walaupun demikian ,agar tidak terjadi kekeliruan
kalau hendak mempergunakan bentuk akronim atau singkatan dalam suatu artikel atau
makalah serta sejenis dengan itu, akronim atau singkatan itu lebih baik didahului oleh
bentuk lengkapnya.
Mari kita lihat perbandingan pemakaian kata yang boros dan hemat berikut.
a.Apabila suatu reservoir masih mempunyai cadangan minyak, maka diperlukan
tenaga dorong buatan untuk memproduksi minyak lebih besar. (Boros, Salah)
b.Apabila suatu reservoir masih mempunyai cadangan minyak, diperlukan tenaga
dorong buatan untuk memproduksi minyak lebih besar. (Hemat, Benar)
c.Untuk mengeksplorasi dan mengeksploitasi minyak dan gas bumi di mana sebagai
sumber devisa Negara diperlukan tenaga ahli yang terampil di bidang geologi dan
perminyakan. (Salah)
d.Untuk mengeksplorasi dan mengeksploitasi minyak dan gas bumi yang sebagai
merupakan sumber devisa Negara diperlukan tenaga ahli yang terampil di bidang
geologi dan perminyakan. (Benar)
e.Karena sumber sembur alam mempunyai tekanan yang tinggi sehingga mampu
mengalirkan fluida reservoir ke permukaan. (Boros, Salah)
f.Karena sumber minyak sembur alam mempunyai tekanan yang tinggi, sembur
alam tersebut mampu mengalirkan fluida reservoir ke permukaan. (Hamat, Benar)
m. Anologi
Di dalam dunia olahraga terapat istilah petinju. Kata petinku berkorelasi dengan
kata bertinju. Kata petinju berarti orang yang (biasa) bertinju, bukan orang yang
(biasa) meninju.
Dewasa ini dapat dijumpai banyak kata yang sekelompok dengan petinju,
seperti pesenam, pesilat, pegolf, peterjun, petenis, dan peboling. Akan tetapi, apakah
semua kata dibentuk dengan cara yang sama dengan pembentukan kata petinju? Jika
harus dilakukan demikian, akan tercipta bentukan seperti berikut ini.
Peski
Peselancar
Pegolf
Petenis
Peboling
Pada dasarnya tidak dibentuk dari
Berski (yang baku bermain ski)
Berselancar (yang baku bermain selancar)
Bergolf (yang baku bermain golf)
Bertenis (yang baku bermain tenis)
n. bentuk jamak dalam bahasa indonesia
Dalam pemakaian sehari-hari kadang-kadang orang salah menggunakan bentuk
jamak dalam bahasa indonesia sehingga terjadi bentuk yang rancau atau kacau. bentuk
jamak dalam bahasa indonesia dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1) Bentuk jamak dengan melakukan pengulangan kata yang bersangkutan seperti:
Kuda-kuda
Meja-meja dan
Buku-buku.
2) bentuk jamk dengan menambah kata bilangan seperti :
Beberapa meja,
Sekalian tamu,
Semua buku,
Dua tempat, dan
Sepuluh computer.
3) bentuk jamak dengan menambah kata bantu jamak seperti : para tamu.
4) bentuk jamak dengan menggunakan kata ganti orang seperti :
Mereka, kita, dan
Kami, kalian.
Dalam pemakaian kata sehari-hari orang cendrung memilih bentuk jamak
asimg dalam menyatakan jamak dalambahasa indonesia. Dibawah ini beberapa bentuk
jamak dan bentuk tunggal dari bahasa asimg.
Bentuk jamak bentuk jamak
Detum data
Alumnus alumni
Alim ulama
Dalam bahasa indonesia bentuk detum dan data yang dianggap baku ialah data yang
dipakai sebagai bentuk tunggal. Bentuk alumnus dan alumni yang dianggap baku ialah
bentuk alumni yang dipakai sebagai bentuk tunggal. Bentuk alim dan ulama kedua-duanya
dianggap baku yang dipakai masing-masing sebagai bentuk tunggal. Oleh sebab itu, tidak
salah kalau ada bentuk seperti :
Beberapa data,Tiga alumni, dan seterusnya.
Salah Benar
Terdiri terdiri atas/dari
Terjadi atas terjadi dari
Disebabkan karena disebabkan oleh
Membicarakan tentang berbicara tentang
Tergantung kepada bergantung pada
Baik..ataupun baikmaupun
Antara.dengan antaradan
Menemui kesalahan menemukan kesalahan
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kreativitas dalam memilih kata merupakan kunci utama pengarang dalam menulis
gagasan atau ungkapan. Penguasaan dalam pengolahan kata juga merupakan kunci utama
dalam menghasilkan tulisan yang indah, dapat dibaca serta ide yang ingin disampaikan
penulis dapat dipahami dengan benar.
Kata yang tepat akan membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat apa yang
ingin disampaikannya baik secara lisan maupun dengan tulisan,agar pembaca dapat
mengerti maksud penulis.Pemilihan kata juga harus sesuai dengan situasi kondisi dan
tempat penggunaan katakata itu. Pembentukan kata atau istilah adalah kata yang
mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan atau sifat yang khas dalam bidang tertentu.
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa diksi mempunyai
tujuan yaitu agar apa yang dimaksud oleh penulis mudah dipahami oleh pembaca
3.2. Saran
Penulis mendapatkan pengalaman yang sangat berharga dalam pembuatan makalah
ini mengenai pengetahuan diksi (pilihan kata). Penulis menyarankan kepada semua
pembaca untuk mempelajari pengolahan kata dalam membuat kalimat. Dengan
mempelajari diksi diharapkan mahasiswa dan mahasiswi memiliki ketetapan dalam
menyampaikan dan menyusun suatu gagasan agar yang disampaikan mudah dipahami
dengan baik oleh pembaca di berbagai kalangan
DAFTAR PUSTAKA