Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

DIKSI ATAU PILIHAN KATA

Disusun Oleh:

Kelompok 2

ANGGA KURNIAWAN

LISA ZULIA RAMADANI

YOVI YOLANDA

DOSEN PENGAMPU

DERICARD H. PUTRA,S.Pd,MA

PRODI S1 STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS RIAU

Page 1 of 27
2016

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang,Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya,yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah Nya kepada kami,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Diksi
Atau Pilihan Kata dengan tepat waktu.Kami juga mengucap terima kasih kepada bapak
Dericard H. Putra,S.Pd,MA. Selaku dosen yang kami hormati.

Kami mengharapkan dengan disusunnya makalah ini kita semua dapat mempelajari
dan mengenal tentang Diksi Atau Pilihan Kata guna membantu proses pembelajaran
Bahasa Indonesia.

Kami juga menyadari bahwa makalah ini belum sempurna,kami mengharapkan


kritik dan saran dari berbagai kalangan yang membaca makalah tentang Diksi Atau Pilihan
Kata.Kritik dan saran tersebut bertujuan untuk kesempurnaan makalah ini,semoga makalah
ini bermanfaat bagi kita semua.

Pekanbaru,September 2016

Penulis

Page 2 of 27
Daftar isi

Page 3 of 27
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Harus diakui saat ini kita sering mengesampingkan pentingnya penggunaan


bahasa,terutama dalam tata cara pemilihan kata atau diksi.Kita pun sering mengalami
kesalahan.Hal itu terjadi karena kita tidak mengetahui pentingnya menguasai bahasa
Indonesia yang baik dan benar.Penggunaan diksi sangat penting agar terciptanya
komunikasi yang efektif.Hal itu agar terciptanya komunikasi yang efektif dan efisien dan
untuk menghindari kesalah pahaman saat berkomunikasi.Manusia merupakan makhluk
sosial sehingga kita tidak dapat terlepas dari berkomunikasi dengan sesama dalam setiap
aktivitas kehidupan.Tetapi tidak jarang pula ketika sedang berkomunikasi lawan
komunikasi saat berkomunikasi mengalami kesulitan menangkap informasi, hal ini terjadi
karena kata yang digunakan kurang tepat ataupun ambigu sehingga menimbulkan
kesalahpahaman.

Pemilihan kata yang tepat merupakan sarana pendukung dan penentu keberhasilan
dalam berkomunikasi. Pilihan kata atau diksi bukan hanya soal pilih-memilih kata,
melainkan lebih mencakup bagaimana efek kata tersebut terhadap makna dan informasi
yang ingin disampaikan. Pemilihan kata tidak hanya digunakan dalam berkomunikasi
namun juga digunakan dalam bahasa tulis.Dalam bahasa tulis pilihan kata atau diksi
mempengaruhi pembaca mengerti atau tidak dengan kata-kata yang kita pilih.

Dalam makalah ini, kami selaku penulis berusaha menjelaskan mengenai diksi yang
digunakan dalam kehidupan sehari-hari.Hal itu dilakukan untuk meminimalisir kesalahan
yang terjadi saat berkomunikasi.

Page 4 of 27
1.2 Rumusan masalah

1. Pengertian Diksi Atau Pilihan Kata


2. Syarat-Syarat Diksi Atau Pilihan Kata
3. Kata Konotatif Dan Kata Denotatif
4. Kata Umum Dan Kata Khusus
5. Kata Konkret Dan Kata Abstrak
6. Pembentukan Kata
7. Kesalahan Pembentukan Dan Pemilihan Kata
8. Ungkapan Atau Idiomatik

1.3 Tujuan Penulisan

Mengetahui Pengertian Diksi


Mampu Menggunakan Bahasa Yang Tepat Dalam Berkomunikasi
Mengetahui syarat-syarat yang dibutuhkan dalam penggunaan diksi
Memahami penjelasan pilihan kata dan penggunaan diksi

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN DIKSI

Diksi ialah pilihan kata. Maksudnya, kita memilih kata yang tepat untuk menyatakan
atau mengungkapkan gagasan sehingga memperoleh efek tertentu. Pilihan kata merupakan

Page 5 of 27
satu unsur sangat penting, baik dalam dunia karang-mengarang maupun dalam dunia tutur
setiap hari. Ada beberapa pengertian diksi di antaranya adalah membuat pembaca atau
pendengar mengerti secara benar dan tidak salah paham terhadap apa yang disampaikan
oleh pembicara atau penulis, untuk mencapai target komunikasi yang efektif,
melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal, membentuk gaya ekspresi
gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar
atau pembaca.
Diksi, dalam arti pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh
penulis atau pembicara. Arti kedua, arti diksi yang lebih umum digambarkan dengan kata
seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga kompleksitas
dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi, daripada
pemilihan kata dan gaya. Harimurti (1984) dalam kamus linguistic, menyatakan bahwa
diksi adalah pilhan kata dan kejelasan lafal untuk memperoleh efek tertentu dalam
berbicara di dalam karang mengarang.
Dalam KBBI (2002: 264) diksi diartikan sebagai pilihan kata yanng tepat dan selaras
dalam penggunaanya untuk menggungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu
seperti yang diharapkan. Jadi, diksi berhubungan dengan pengertian teknis dalam hal
karang-mengarang, hal tulis-menulis, serta tutur sapa.
Macam macam Diksi
1. Sinonim

Sinonim merupakan pilihan kata yang memiliki persamaan makna. Penggunaan kata
sinonim biasanya dimaksudkan untuk membuat apa yang dikatakan / dituliskan menjadi
lebih sesuai dengan ekspresi yang ingin diungkapkan. Contohnya : mati (ekspresi
pengungkapan yang kasar) dan wafat (ekspresi pengungkapan yang lebih halus)

2. Antonim

Page 6 of 27
Antonim merupakan pilihan kata yang memiliki makna berlawanan atau pun
berbeda.Contoh kata antonim adalah besar dan kecil.

3. Polisemi

Poisemi merupakan frasa kata yang memiliki banyak makna. Contohnya kata kepala
yang dapat bermakna bagian tubuh yang terletak di atas leher, atau dapat juga bermakna
bagian yang terletak di sebelah atas atau pun depan.

4. Homograf

Homograf merupakan kata kata yang memiliki tulisan sama akan tetapi memiliki arti
dan bunyi yang berbeda.

5. Homofon

Homofon merupakan kata kata yang memiliki bunyi yang sama akan tetapi makna
dan ejaannya berbeda.

6. Homonim

Homonim merupakan kata kata yang memiliki ejaan yang sama namun makna dan
bnyinya berbeda. Contoh Asep (nama orang) dan asep (asap).

7. Hiponim

Hiponim merupakan kata yang maknanya telah tercakup di dalam kata


lainnya.Contohnya kata Salmon yang telah termasuk ke dalam makna kata ikan.

8. Hipernim

Page 7 of 27
Hipernim merupakan kata yang telah mencakup makna kata lain. Contohnya ada pada
kata sempurna yang telah mencakup kata baik, bagus, dan beberapa kata lainnya.

Page 8 of 27
2.2 Syarat-Syarat Diksi Atau Pilihan Kata

Ada dua persyaratan yang harus dipenuhi dalam memilih kata-kata, yaitu
persyaratan ketetapan dan kesesuaian. Tepat, artinya kata-kata yang dipilih itu dapat
mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin diungkapkan. Di samping itu, ungkapan itu
juga harus dipahami pembaca dengan tepat, artinya tafsiran pembaca sama dengan apa
yang dimaksud dengan penulis. Untuk memenuhi persyaratan ketetapan dan kesesuaian
dalam pemilihan kata, perlu diperhatikan :
a. Kaidah kelompok kata/ frase
b. Kaidah makna kata
c. Kaidah lingkungan sosial
d. Kaidah karang-mengarang
Jadi Ketepatan kata adalah kemampuan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan
yang sama pada imajinasi pembaca atau pendengar, seperti yang dipikirkan atau dirasakan
oleh penulis atau pembicara.
Syarat-syarat kata yang tepat itu ,seperti:
1. Membedakan makna denotasi dan konotasi dengan cermat.
2. Membedakan secara cermat makna kata yang hampir bersinonim.
3. Membedakan makna kata secara cermat kata yang mirip ejaannya
4. Tidak menafsirkan makna kata secara subjektif berdasarkan pendapat sendiri,
jika pemahamannya belum dapat dipastikan, pemakai kata harus menemukan
makna yang tepat dalam kamus.
5. Jika diperlukan Menggunakan imbuhan asing harus memahami maknanya
secara tepat.
6. Menggunakan kata-kata idiomatik berdasarkan susunan (pasangan) yang benar
7. Menggunakan kata umum dan kata khusus secara cermat
8. Menggunakan kata yang berubah makna dengan cermat.
9. Menggunakan dengan cermat kata yang bersinonim, berhomofon, dan
berhomografi.
10. Menggunakan kata abstrak dan kata konkret secara cermat.

Page 9 of 27
Contoh :
Salah : Dengan persiapan yang lebih baik, Arema yang merebut peringkat ketiga
Piala Presiden 2015 memang mendominasi sepanjang dua babak pertandingan.
Benar : Dengan persiapan yang lebih baik, Arema yang mendapat peringkat ketiga
Piala Presiden 2015 memang mendominasi sepanjang dua babak pertandingan

2.3 Kata Konotatif Dan Kata Denotatif

Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit.Makna wajar ini
adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah suatu pengertian yang
terkandung sebuah kata secara objektif.Sering juga makna denotatif disebut makna
konseptual.Kata makan misalnya, bermakna memasukkan sesuatu kedalam mulut,
dikunyah, dan ditelan.Makna kata makan seperti ini adalah makna denotatif.
Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai akibat dari
sikap sosial, sikap pribadi, dan kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna
konseptual.Kata makan dalam makna konotatif dapat berarti untung atau pukul.
Makna konotatif berbeda dari zaman ke zaman.Ia tidak tetap. Kata kamar kecil
mengacu kepada kamar yang kecil (denotatif) tetapi kamar kecil berarti juga jamban
(konotatif).Dalam hal ini, kita kadang-kadang lupa apakah suatu makna kata adalah makna
denotatif atau konotatif.
Makna konotatif dan makna denotatif berhubungan erat dengan pemakaian
bahasa.Makna denotatif ialah makna yang bersifat umum,sedangkan makna konotatif lebih
bersifat pribadi dan khusus
Contoh:
Yovi adalah wanita cantik (denotatif)
Yovi adalah wanita manis (konotatif)
Kata cantik lebih umum dari pada kata manis.kata cantik akan memberikan
gambaran umum tentang seorang wanita.akan tetapi,dalam kata manis terkandung suatu
maksud yang lebih bersifat memukau perasaan kita.

Page 10 of 27
Sejak dua tahun yang lalu Angga membanting tulang untuk
kehidupannya.
Kata membanting tulang makna denotatif nya adalah pekerjaan membanting sebuah
tulang,membanting tulang mengandung sebuah maknabekerja keras yang merupakan
sebuah kata kiasan,termasuk kata bermakna konotatif.

2.4 Kata Umum Dan Kata Khusus

Makin luas ruang-lingkup suatu kata, maka makin umum sifatnya.Makin umum
suatu kata, maka semakin terbuka kemungkinan terjadinya salah paham dalam
pemaknaannya.Makin sempit ruang-lingkupnya, makin khusus sifatnya sehingga makin
sedikit kemungkinan terjadinya salah paham dalam pemaknaannya, dan makin
mendekatkan penulis pada pilihan kata secara tepat.
Misalnya:
Kata ikan memiliki acuan yang lebih luas daripada kata mujair atau tawes. Ikan tidak hanya
mujair atau tidak seperti gurame, lele, sepat, tuna, baronang, nila, ikan koki dan ikan
mas.Sebaliknya, tawes pasti tergolong jenis ikan demikian juga gurame, lele, sepat, tuna,
dan baronang pasti merupakan jenis ikan.Dalam hal ini kata acuannya lebih luas disebut
kata umum, seperti ikan, sedangkan kata yang acuannya lebih khusus disebut kata khusus,
seperti gurame, lele, tawes, dan ikan mas.

2.5 Kata Konkret Dan Kata Abstrak

Kata yang acuannya semakin mudah diserap panca-indra disebut kata konkret,
seperti meja, rumah, mobil, air, cantik, hangat, wangi, suara.Jika acuan sebuah kata tidak
mudah diserap panca-indra, kata itu disebut kata abstrak, seperti
ide,gagasan,kesibukan,keinginan,angan-angan,kehendak dan perdamaian.Kata abstrak

Page 11 of 27
digunakan untuk mengungkapkan gagasan rumit.Kata abstrak mampu membedakan secara
halus gagasan yang sifat teknis dan khusus.Akan tetapi, jika kata abstrak terlalu diobral
atau dihambur-hamburkan dalam suatu karangan. Karangan tersebut dapat menjadi samar
dan tidak cermat.

2.6 Pembentukan Kata

Ada dua cara pembentukan kata, yaitu dari dalam dan dari luar bahasa Indonesia.
Dari dalam bahasa Indonesia terbentuk kosakata baru dengan dasar kata yang sudah ada,
sedangkan dari luar terbentuk kata baru melalui unsur serapan
Dari dalam Bahasa Indonesia terbentuk kata baru,misalnya
Tata DAYA
Tata buku Daya tahan
Tata bahasa Daya pukul
Tata rias Daya tarik
HARI Daya serap
Hari sial TUTUP
Hari jadi Tutup tahun
Hari besar Tutup buku
Tutup usia

Dari luar bahsa Indonesia terbentuk kata melalui pungutan kata,misalnya


Bank Wisata
Kredit Santai
Valuta Nyeri
Televise Candak kulak

Page 12 of 27
Kita sadar bahwa kosakata bahasa Indonesia banyak dipengaruhi oleh bahasa
asing.Oleh sebab itu,pengaruh-mempengaruhi dalam kosakata pasti ada.dalam hal ini perlu
ditata kembali kaidah penyerapan kata-kata itu.
Kata pungut adalah kata yang diambil dari kata asing. Kata-kata pungut itu ada yang
dipungut tanpa diubah ,tetapi ada juga yang diubah. Kata-kata pungut yang sudah
disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia disebut bentuk serapan.
Bentuk-bentuk serapan itu ada empat macam.
1. Kita mengambil kata yang sudah sesuai dengan ejaan bahasa indonesia. Yang
termasuk kata-kata itu ialah :
Bank,
Opname, dan
Golf.
2. Kita mengambil kata dan menyesuaikan kata itu dengan eajaan bahasa
indonesia. Yang termasuk kata-kata itu ialah
Subject subjek,
Apotheek apotek,
Standard standar, dan
University universitas.
3. Kita menerjemahkan istilah-istilah asing kedalam bahasa indonesia. Yang
tergolong kedalam bentuk ini ialah
Starting point titik tolak
Meet the press jumpa pers,
Up to date mutakhir,
Briefing taklimat, dan
Hearing dengar pendapat.
4. Kita mengambil istilah yang tetap seperti aslinya karena sifat keuniversalnya.
yang termasuk golongan ini adalah
De facto,
Status quo,
Cum laude, dan
Ad hoc.
Dalam menggunakan kata, terutama dalam situasi resmi, kita perlu
memperhatikan beberapa ukuran.

a. Kata yang lazim dipakai dalam bahasa tutur atau bahasa setempat dihindari.
Misalnya:
nongkrong
Raun
Kata-kata itu dapat dipakai kalau sudah menjadi milik umum.
Contoh: Ganyang ,anjang sana,santai,Lugas,kelola,Heboh

b. Kata-kata yang mengandung nilai rasa hendaknya dipakai secara cermat dan hati-hati
agar sesuai dengan tempat dan suasana pembicaraan.

Contoh:
Tunanetra buta
Tunarungu tuli
Tunawicara bisu

c. Kata yang tidak lazim dipakai dihindari, kecuali kalau sudah dipakai oleh masyarakat.

Contoh:

Konon puspa
Bayu lepau
Lascar didaulat
Sebuah kata dikatakan baik kalau tepat arti dan tepat tempatnya, seksama dalam
pengungkapan, lazim dan sesuai dengan kaidah ejaan.
Beberapa contoh pemakaian kata dibawah ini dapat dilihat
a. Kata raya tidak dapat disamakan dengan kata besar, agung. Kata-kata itu tidak
terlalu dapat dipertukarkan. contoh masjid raya, rumah besar, hakim agung.
b. Kata masing-masing dan tiap-tiap tidak sama dalam pemakaiannya.
Kata tiap tiap harus diikuti oleh kata benda,sedangkan kata masing masing
tidak boleh diikuti oleh kata benda.
Contoh yang benar:
a. tiap-tiap kelompok terdiri atas tiga puluh orang.
b. Berbagai gedung bertingkat dijakarta memiliki gaya arsitektur masing-
masing
c. Masing-masing mengemukan keberatannya.
d. Para pemimpin Negara APEC yang hadir dijakarta masing-masing dijaga
ketat oleh pegawai kepresidenan indonesia..
c. Pemakaian kata dan lain-lain harus dipertimbangkan secara cermat. Kata dan
lain-lain sama kedudukannya dengan seperti, antara lain, misalnya.
Misalnya:
Bentuk yang salah
Dalam ruang itu kita dapat menemukan barang-barang seperti meja,
buku bangku, dan lain-lain.
Bentuk yang benar
a. Dalam ruang itu kita dapat menemukan meja,buku,bangku, dan lain-lain.
b. Dalam ruang itu kita dapat menemukan barang-barang seperti
meja,buku,dan bangku
d. pemakaian kata pukul dan jam harus dilakukan tepat. kata pukul menunjukkan
waktu, sedangkan kata jam menunjukkan jangka waktu.
Misalnya:
Seminar tentang kardiologi yang diselenggarakan oleh fakultas kedokteran
universitas indonesia berlangsung selama 4 jam, yaitu dari jam 8.00 s.d.
12.00. (salah)
Seminar tentang kardiologi yang diselenggarakan oleh fakultas kedokteran
universitas indonesia berlangsung selama 4 jam, yaitu dari pukul 8.00 s.d.
pukul 12.00. (benar)
e .kata sesuatu dan suatu harus dipakai secara tepat. Kata Sesuatu tidak diikuti oleh
kata benda, sedangkan kata suatu harus diikuti kata benda.
Contoh:
a. ia mencari sesuatu.
b. Pada suatu waktu ia datang dengan wajah berseri- seri.
f. Kata dari dan daripada tidak sama pemakaiannya. Kata dari dipakai untuk
menunjukkan asal sesuatu, baik bahan maupun arah
Contoh:
a. Ia mendapat tugas dari atasannya.
b. Cincin itu terbuat dari emas.
Kata daripada berfungsi membandingkan. Contoh:
a. Duduk lebih baik daripada berdiri.
b. Indonesia lebih luas daripada Malaysia

2.7 Kesalahan pembentukan dan pemilihan kata


Pada bagian berikut akan diperlihatkan kesalahan pembentukan kata, yang sering kita
temukan, baik dalam bahasa lisan maupun dalam bahasa tulis. Setelah diperlihatkan bentuk
yang salah, diperlihatkan pula bentuk yang benar, yang merupakan perbaikannya.
a. Penanggalan awalan meng-
Penanggalan awalan meng- pada judul berita dalam surat kabar diperbolehkan.
Namun, dalam teks beritanya awalan meng- harus diekplisit. Dibawah ini
diperlihatkan bentuk yang salah dan bentuk yang benar.
a. Amerika serikat luncurkan pesawat bolak-balik Colombia.(salah)
b. Amerika serikat meluncurkan pesawat bolak balik colombia.(benar)
c.Jaksa Agung, Marzuki Darusman, periksa mantan Presiden Soeharto. (salah)
d.Jaksa Agung, Marsuki Darusman, memeriksa mantan presiden soeharto.
(benar)
b. Penanggalan awalan ber-
Kata-kata yang berawalan ber- sering menanggalkan awalan ber-. Padahal,
awalan ber- harus dieksplisitkan secara jelas. dibawah ini dapat dilihat bentuk salah
dan benar dalam pemakaiannya.
a. Sampai jumpa lagi. (salah)
b. Sampai berjumpa lagi. (benar)
c. Pendapat saya beda dengan pendapatnya. (salah)
d. Pendapat saya berbeda dengan pendapatnaya. (benar)
e. Kalau saudara tidak keberatan, saya akan meminta saran saudara
tentang penyusunan proposal penelitian. (salah)
f. Kalau saudara tidak berkeberatan, saya akan meminta saran saudara
tentang penyusunan propososal penelitian. (benar)
c. Peluluhan bunyi /c/
Kata dasar yang diawali bunyi /c/ sering menjadi luluh apabila mendapat
awalan meng-. Padahal, sesungguhnya bunyi/c/ tidak luluh apabila mendapat awalan
meng-.
Dibawah ini diperlihatkan bentuk salah dan bentuk benar.
a. Angga sedang menyuci mobil. (salah)
b. Angga sedang mencuci mobil. (benar)
c. Yovi lebih menyintai boby dari pada menyintai roy. (salah)
d. Yovi lebih mencintai boby dari pada mencintai roy. (benar)

d. Penyengauan kata dasar


Ada lagi gejala penyengauan bunyi awal kata dasar. penyengauan kata dasar ini
sebenernya adalah ragam lisan yang dipakai dalam ragam tulis. Akhirnya,
pencampuradukkan antara ragam lisan dan tulis menimbilkan suatu bentuk kata yang
salah dalam pemakaian. Kita sering menemukan penggunaan kata-kata, nyopet, nolak,
nyuap dan nyari. Dalam bahasa indonesia baku tulis, kita harus menggunakan kata-kata
mencopet, memandang, mengail mengantuk, menabrak, menanam, menulis, mencubil,
mengepung, menolak, mencabut, menyuap dan mencari.

e.Bunyi /s/, /k/, /p/, dan /t/ yang tidak luluh


Kata dasar yang bunyi awalnaya /s/, /k/, /p/, atau /t/ sering tidak luluh jika
mendapat awalan meng- atau peng-. padahal, menurut kaidah baku bunyi-bunyi itu
harus lebur menjadi bunyi sengau. Dibawah ini dibedakan bentuk salah dan bentuk
benar dalam pemakaian sehari-hari.
a. Eksistensi Indonesia sebagai Negara pensuplai minyak sebaiknya
dipertahankan. (salah)
b. Eksistansi Indonesia sebagai Negara penyuplai minyak sebaiknya
dipertahankan. (benar)
c. Bangsa Indonesia mampu mengkikis habis paham komunis sampai keakar-
akrnya. (salah)
d. Bangsa Indonesia mampu mengikis habis paham komunis sampai keakar-
akar. (benar)
Kaidah penyuluhan bunyi s, k, p, dan t tidak berlaku pada kata-kata yang dibentuk
dengan gugus konsonan. Kata traktor apabila diberi berawalan meng-, kata ini akan
menjadi mentraktor bukan menraktor. Kata proklamasi apabila diberi berawalan me-, kata
itu akan menjadi memproklamasikan.
f. Awalan ke- yang keliru
Pada kenyatan sehari-hari, kata-kata yang seharusnya berawalan ter- sering
diberi berawalan ke-. Hal itu disebabkan oleh kekurang cermatan dalam memilih
awalan yang tepat. Umumnya, kesalahan itu dipengaruhi oleh bahasa daerah
(jawa/sunda). Dibawah ini dipaparkan bentuk salah dan bentuk benar dalam pemakaian
awalan.
a. Pengendara motor itu meninggal karena kertabrak oleh metro mini. (salah)
b. Pengendara motor itu meninggal karena tertabrak oleh metro mini.(benar)
c. Dompet saya tidak kebawa karena waktu berangkat, saya tergesa-gesa.
(salah)
d. Dompet saya tidak terbawa karena waktu berangkat, saya tergesa-gesa.
(benar)
e. Mengapa kamu ketawa terus?(salah)
f. Mengapa kamu tertawa terus?(benar)

Perlu diketahui bahwa awalan ke- hanya dapat menempel pada kata bilangan.
Selain kata bilangan, awalan ke- tidak dapat dipakai. Pengecualian terdapat pada kata
kekasih, kehendak, dan ketua. oleh sebab itu, kata ketawa, kecontol, keseleo, ketawa,
ketabrak bukanlah bentuk baku dalam bahasa indonesia. bentuk-bentuk yang benar
ialah kedua, ketiga, keempat, kesepuluh, keseribu, dan seterusnya.

g. Pemakaian akhiran ir
Pemakaian akhiran ir sangat produktif dalam penggunaan bahasa indonesia
sehari-hari. padahal, dalam bahasa indonesia baku, untuk padanan akhiran ir adalah
asi atau isasi. Dibawah ini ungkapan bentuk yang salah dan bentuk yang benar.
a. Saya sanggup mengkoordinir kegiatan itu. (salah)
b. Saya sanggup mengkoordinasi kegiatan itu. (benar)
c. Sukarno-hatta memproklamirkan Negara republik indonesia. (salah)
d. Sukarno-hatta memproklamasikan Negara republik indonesia. (benar)
Perlu diperhatikan ,akhiran asi atau isasi pada kata-kata lelenisasi, turinisasi,
neonisasi, pompanisasi, dan koranisasi merupakan bentuk yang salah karena kata
dasarnya bukan kata serapan dari bahasa asing. Kata-kata itu harus diungkapkan
menjadi usaha peternakan lele, usaha peternakan turi, usaha pemasangan neon,
gerakan memasyarakatkan radio, gerakan pamasangan pompa, dan usaha
memasyarakatkan Koran.

h. Padanan yang tidak serasi


Karena pemakai bahasa kurang cermat memilih padanan yang serasi, yang
muncul dalam pembicaraan sehari-hari adalah padanan yang tidak sepadan atau tidak
serasi. Hal itu terjadi karena dua kaidah bahasa bersilang, atau bergabung dalam
sebuah kalimat. dibawah ini dipaparkan bentuk salah dan bentuk benar terutama dalam
memakai ungkapan penghubung antarkalimat.
a. Karena modal di bank terbatas sehingga tidak semua pengusaha
lemah memperoleh kredit. (salah)
b. Karena modal di bank terbatas, tidak semua pengusaha lemah
memperoleh kredit. (benar)
c. Modal di bank terbatas sehingga tidak semua pengusaha lemah
memperoleh kredit. (benar)
d. Apabila pada hari itu saya berhalangan hadir, maka rapat akan
dipimpin oleh sdr. Irfan. (salah)
e. Apabila pada hari itu saya berhalangan hadir, rapat akan dipimpin
oleh sdr. daud. (benar)
f. Pada hari itu saya berhalangan hadir, maka rapat akan dipimpin oleh
sdr. Daud. (benar)
Bentuk-bentuk diatas adalah bentuk yang menggabungkan kata karena dan
sehingga, kata apabila dan maka, dan walaupun dan tetapi. Penggunaan dua kata itu
dalam sebuah kalimat tidak diperlukan.
Bentuk-bentuk lainnya yang merupakan padanan yang tidak serasi adalah
disebabkan karena, dan lain sebagainya, karena, maka, untuk.maka, meskipun. . . .
tetapi, kalau . . . . maka, dan sebagainya.
Bentuk yang baku untuk mengganti padanan itu adalah disebabkan oleh,dan
lain-lain, atau dan sebagainya; karena/untuk/ kalau saja tanpa diikuti maka, atau maka
saja tanpa didahului oleh karena/untuk/kalau; meskipun saja tanpa disusul tetapi atau
tetapi saja tanpa didahului meskipun.

i. Pemakaian kata depan di ,ke ,dari ,bagi ,pada, daripada, dan terhadap
Dalam pemakaian sehari-hari, pemakaian di, ke, dari, bagi, dan daripada,
sering dipertukarkan. Dibawah ini dipaparkan bentuk benar dan bentuk salah dalam
pemakaian kata depan.
a. Putusan daripada pemerintah itu melegakan hati rakyat. (salah)
b. putusan pemerintah itu melegakan hati rakyat. (benar)
c. Meja ini terbuat daripada kayu. (salah)
d. Meja ini terbuat dari kayu. (benar)

j. Pemakaian Akronim(singkatan)
Kita membedakan istilah singkatan dengan bentuk singkat. Yang
dimaksud dengan singkata istilah PLO, UI, dan lain-lain. yang dimaksud dengan
bentuk singkat ialah lab (laboratorium), memo (memorandum) dan lain-lain.
pemakaian akronim dan singkatan dalam bahasa indonesia kadang-kadang tidak
teratur. Singkatan IBF mempunyai dua makna, yaitu internasional boxing federation
dan internasional badminton federation. oleh sebab itu pemakaian akronim dan
singkatan sedapat mungkin dihindari karena menimbulkan berbagai tafsiran terhadap
akronim atau singkatan itu. singkatan yang dapat dipakai adalah singkatan yang sudah
umum dan maknanya telah mantap. walaupun demikian ,agar tidak terjadi kekeliruan
kalau hendak mempergunakan bentuk akronim atau singkatan dalam suatu artikel atau
makalah serta sejenis dengan itu, akronim atau singkatan itu lebih baik didahului oleh
bentuk lengkapnya.

k. Penggunaan kesimpulan, keputusan, penalaran, dan pemukiman


Kata-kata kesimpulan bersaing pemakaiannya dengan kata simpulan; kata
keputusan bersaing pemakaiannya dengan kata putusan; kata pemukiman bersaing
dengan kata permukiman; kata penalaran bersaing dengan kata pernalaran lalu,
bentukan yang manakah yang sebenarnya paling tepat? Apakah yang tepat kesimpulan
dan yang salah simpulan, ataukah sebaliknya. apakah yang tepat keputusan dan yang
salah putusan, ataukah sebaliknya. mana yang benar penalaran ataukah pernalaran;
kata pemukiman ataukah permukiman?
Pembentukan kata dalam bahasa indonesia sebenarnya mengikuti pola yang
rapi dan konsisten. kalau kita perhatikan dengan seksama, bentukan-bentukan kata itu
memiliki hubungan antara satu dan yang lain. Dengan kata lain, terdapat korelasi
diantara berbagai bentukan tersebut. Perhatikanlah, misalnya, verba yang berawalan
meng- dapat dibentuk menjadi nomina yang bermakna proses yang berimbuhan peng-
an, dan dapat pula dibentuk menjadi nomina yang bermakna hasil yang berimbuhan
an. Perhatikanlah keteraturan pembentukan kata berikut.
Verba dasar verba aktif pelaku proses hasil
Tulis, menulis, penulis, penulisan, tulisan
Pilih, memilih, pemilih, pemilihan, pilihan
Bawa, membawa, pembawa, pembawaan, bawaan
Pakai, memakai, pemakai, pemakaian, pakaian
Pukul, memukul, pemukul, pemukulan, pukulan
Ada lagi pembentukan kata yang mengikuti pola berikut.
Verba dasar verba aktif pelaku proses hasil
Tani, bertani, petani, pertanian
Tinju, bertinju, petinju, pertinjauan
Silat, bersilat, pesilat, persilatan
Mukim, bermukim, pemukim, permukiman
Gulat, bergulat, pegulat, pergulatan

Kelompok kata dibawah ini mengikuti cara yang lain.


Satu, bersatu, mempersatukan, pemersatu, persatuan
Solek, bersolek, mempersolek, pemersolek, persolekan
Oleh, beroleh, memperoleh, pemeroleh, perolehan
Berdasarkan kaidah diatas, bentukan-bentukan berikut dipandang kurang konsisten.
a.Karya ilmiah harus mengandung bab pendahuluan, analisis,dan kesimpulan.
(salah)
b.Karya ilmiah harus mengandung bab pendahuluan, analisis, dan simpulan. (benar)
c.Sesuai dengan keputusan pemerintah, bea masuk barang mewah dinaikkan
menjadi 20%. (salah)
d. sesuai dengan putusan pemerintah, bea masuk barang mewah dinaikkan menjadi
20%. (benar)
e.Petugas Puskesmas di sana kurang memberikan pelayanan yang memuaskan.
(salah)
f.Petugas Puskesmas di sana kurang memberikan layanan yang memuaskan.
(benar)
g.Paman saya sudah membeli rumah di pemukiman Puri Giri Indah. (salah)
h.Paman saya sudah membeli rumah di permukiman Puri Giri Indah. (Benar)

l. Penggunan kata yang hemat


Salah satu ciri pemakaian bahasa yang efektif adalah pemakaian bahasa
yang hemat kata, tetapi padat isi. Namun, dalam komunikasi sehari-hari sering
dijumpai pemakaian kata yang tidak hemat (boros). Berikut ini didaftar kata yang
sering digunakan tidak hemat itu.
Boros Hemat
1. sejak dari sejak atau dari
2. agar supaya agar atau upaya
3. demi untuk demi atau untuk
4. adalah merupakan adalah atau merupakan
5. seperti dan sebagainya seperti atau dan sebagainya

Mari kita lihat perbandingan pemakaian kata yang boros dan hemat berikut.
a.Apabila suatu reservoir masih mempunyai cadangan minyak, maka diperlukan
tenaga dorong buatan untuk memproduksi minyak lebih besar. (Boros, Salah)
b.Apabila suatu reservoir masih mempunyai cadangan minyak, diperlukan tenaga
dorong buatan untuk memproduksi minyak lebih besar. (Hemat, Benar)
c.Untuk mengeksplorasi dan mengeksploitasi minyak dan gas bumi di mana sebagai
sumber devisa Negara diperlukan tenaga ahli yang terampil di bidang geologi dan
perminyakan. (Salah)
d.Untuk mengeksplorasi dan mengeksploitasi minyak dan gas bumi yang sebagai
merupakan sumber devisa Negara diperlukan tenaga ahli yang terampil di bidang
geologi dan perminyakan. (Benar)
e.Karena sumber sembur alam mempunyai tekanan yang tinggi sehingga mampu
mengalirkan fluida reservoir ke permukaan. (Boros, Salah)
f.Karena sumber minyak sembur alam mempunyai tekanan yang tinggi, sembur
alam tersebut mampu mengalirkan fluida reservoir ke permukaan. (Hamat, Benar)

m. Anologi
Di dalam dunia olahraga terapat istilah petinju. Kata petinku berkorelasi dengan
kata bertinju. Kata petinju berarti orang yang (biasa) bertinju, bukan orang yang
(biasa) meninju.
Dewasa ini dapat dijumpai banyak kata yang sekelompok dengan petinju,
seperti pesenam, pesilat, pegolf, peterjun, petenis, dan peboling. Akan tetapi, apakah
semua kata dibentuk dengan cara yang sama dengan pembentukan kata petinju? Jika
harus dilakukan demikian, akan tercipta bentukan seperti berikut ini.

Petinju orang yang bertinju


Pesenam orang yang bersenam
Pesilat orang yang bersilat
Peski orang yang berski
Peselancar orang yang berselancar
Pegolf orang yang bergolf
Petenis orang yang bertenis
Peboling orang yangberboling
Kata bertinju, bersenam, dan bersilat mungkin biasa digunakan, tetapi kata
bergolf, berterjun, bertenis, dan berboling bukan kata yang lazim. oleh sebab itu,
muncul kata

Peski
Peselancar
Pegolf
Petenis
Peboling
Pada dasarnya tidak dibentuk dari
Berski (yang baku bermain ski)
Berselancar (yang baku bermain selancar)
Bergolf (yang baku bermain golf)
Bertenis (yang baku bermain tenis)
n. bentuk jamak dalam bahasa indonesia
Dalam pemakaian sehari-hari kadang-kadang orang salah menggunakan bentuk
jamak dalam bahasa indonesia sehingga terjadi bentuk yang rancau atau kacau. bentuk
jamak dalam bahasa indonesia dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1) Bentuk jamak dengan melakukan pengulangan kata yang bersangkutan seperti:
Kuda-kuda
Meja-meja dan
Buku-buku.
2) bentuk jamk dengan menambah kata bilangan seperti :
Beberapa meja,
Sekalian tamu,
Semua buku,
Dua tempat, dan
Sepuluh computer.
3) bentuk jamak dengan menambah kata bantu jamak seperti : para tamu.
4) bentuk jamak dengan menggunakan kata ganti orang seperti :
Mereka, kita, dan
Kami, kalian.
Dalam pemakaian kata sehari-hari orang cendrung memilih bentuk jamak
asimg dalam menyatakan jamak dalambahasa indonesia. Dibawah ini beberapa bentuk
jamak dan bentuk tunggal dari bahasa asimg.
Bentuk jamak bentuk jamak
Detum data
Alumnus alumni
Alim ulama
Dalam bahasa indonesia bentuk detum dan data yang dianggap baku ialah data yang
dipakai sebagai bentuk tunggal. Bentuk alumnus dan alumni yang dianggap baku ialah
bentuk alumni yang dipakai sebagai bentuk tunggal. Bentuk alim dan ulama kedua-duanya
dianggap baku yang dipakai masing-masing sebagai bentuk tunggal. Oleh sebab itu, tidak
salah kalau ada bentuk seperti :
Beberapa data,Tiga alumni, dan seterusnya.

2.8 Ungkapan Atau Idiomatik


Ungkapan idiomatik adalah kontruksi yang khas pada suatu bahasa yang salah satu
unsurnya tidak dapat dihilangkan atau diganti. Ungkapan idiomatik adalah kata-kata yang
mempunyai sifat idiom yang tidak terkena kaidah ekonomi bahsasa.
Ungkapan yang bersifat idiomatic terdiri atas dua atau tiga kata yang dapat
memperkuat diksi didalam tulisan.
Beberapa contoh pemakaian ungkapan idiomatic adalah sebagai berikut
Menteri Dalam Negeri bertemu presiden SBY(SALAH)
Menteri Dalam Negeri bertemu dengan presiden SBY(BENAR)
Yang benar ialah bertemu dengan
Disamping itu,ada beberapa kata yang berbentuk seperti itu yaitu
Sehubungan dengan
Berhubungan dengan
Sesuai dengan
Bertepatan dengan
Sejalan dengan
Ungkapan idiomatic lain yang perlu diperhatikan ialah

Salah Benar
Terdiri terdiri atas/dari
Terjadi atas terjadi dari
Disebabkan karena disebabkan oleh
Membicarakan tentang berbicara tentang
Tergantung kepada bergantung pada
Baik..ataupun baikmaupun
Antara.dengan antaradan
Menemui kesalahan menemukan kesalahan
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Kreativitas dalam memilih kata merupakan kunci utama pengarang dalam menulis
gagasan atau ungkapan. Penguasaan dalam pengolahan kata juga merupakan kunci utama
dalam menghasilkan tulisan yang indah, dapat dibaca serta ide yang ingin disampaikan
penulis dapat dipahami dengan benar.
Kata yang tepat akan membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat apa yang
ingin disampaikannya baik secara lisan maupun dengan tulisan,agar pembaca dapat
mengerti maksud penulis.Pemilihan kata juga harus sesuai dengan situasi kondisi dan
tempat penggunaan katakata itu. Pembentukan kata atau istilah adalah kata yang
mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan atau sifat yang khas dalam bidang tertentu.
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa diksi mempunyai
tujuan yaitu agar apa yang dimaksud oleh penulis mudah dipahami oleh pembaca
3.2. Saran
Penulis mendapatkan pengalaman yang sangat berharga dalam pembuatan makalah
ini mengenai pengetahuan diksi (pilihan kata). Penulis menyarankan kepada semua
pembaca untuk mempelajari pengolahan kata dalam membuat kalimat. Dengan
mempelajari diksi diharapkan mahasiswa dan mahasiswi memiliki ketetapan dalam
menyampaikan dan menyusun suatu gagasan agar yang disampaikan mudah dipahami
dengan baik oleh pembaca di berbagai kalangan

DAFTAR PUSTAKA

Tasai,Amran. 2010 Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta :CV Akademika


Pressindo.
Moeliono,Anton M.1982.Diksi Atau Pilihan Kata Dalam Majalah Pembinaan
Bahasa Indonesia.Jilid III .Nomor 3.Jakarta:Bharatarata.
Arifin ,Zaenal.2009.Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi.cetakan
ke-10.Jakarta:Akademika Pressindo.

Anda mungkin juga menyukai