Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kimia analitik adalah cabang ilmu kimia yang berfokus pada analisis
material untuk mengetahui komposisi, struktur, dan fungsi kimiawinya.
Secara tradisional, kimia analitik dibagi menjadi dua jenis, kualitatif dan
kuantitatif. Analisis kualitatif bertujuan untuk mengetahui keberadaan suatu
unsur atau senyawa kimia, baik organik maupun anorganik, sedangkan
analisis kuantitatif bertujuan untuk mengetahui jumlah suatu unsur atau
senyawa dalam suatu cuplikan. Kimia analitik modern dikategorisasikan
melalui dua pendekatan, target dan metode. Berdasarkan targetnya, kimia
analitik dapat dibagi menjadi kimia bioanalitik, analisis material, analisis
kimia, analisis lingkungan, dan forensik. Berdasarkan metodenya, kimia
analitik dapat dibagi menjadi spektroskopi, spektrometri massa, kromatografi
dan elektroforesis, kristalografi, mikroskopi, dan elektrokimia.
Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan campuran berdasarkan
perbedaan kecepatan perambatan komponen dalam medium tertentu. Pada
kromatografi, komponen komponennya akan dipisahkan antara dua buah
fase yaitu fase diam dan fase gerak. Fase diam akan menahan komponen
campuran sedangkan fase gerak akan melarutkan zat komponen campuran.
Komponen yang mudah tertahan pada fase diam akan tertinggal. Sedangkan
komponen yang mudah larut dalam fase gerak akan bergerak lebih cepat.
Sekarang ini, kromatografi sangat diperlukan dalam memisahkan
suatu campuran senyawa. HPLC didefinisikan sebagai kromatografi cair
yang dilakukan dengan memakai fase diam yang terikat secara kimia pada
penyangga halus yang distribusi ukuranya sempit ( kolom ) dan fase gerak
yang dipaksa mengalir dengan laju alir yang terkendali dengan memakai
tekanan tinggi sehingga menghasilkan pemisahan dengan resolusi tinggi dan
waktu yang relative singkat.
HPLC atau KCKT merupakan teknik pemisahan yang diterima secara
luas untuk analisis dan pemurnian senyawa tertentu dalam suatu sampel pada
sejumlah bidang, antara lain : farmasi; lingkungan; bioteknologi; polimer; dan

Kimia Analisis Instrumen | 1


industri- industri makanan. Dalam makalah ini akan dijelaskan beberapa
keterangan tentang penggunaan HPLC ( High Performance Liquid
Chromatography), dalam bidang kefarmasian yaitu HPLC Method for the
Analysis of Paracetamol, Cafeine and Dipyrone (Metode HPLC Untuk
Analisis Parasetamol, Kafein dan Antalgin).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas , maka permasalahan yang akan dibahas
makalah ini adalah :
1. Apa pengertian dari HPLC?
2. Apa saja komponen utama dari HPLC?

3. Bagaimana prinsip kerja dari HPLC?

4. Bagaimana penerapan HPLC dalam analisis senyawa (obat) dalam


campuran?

5. Apa saja kelebihan dan kekurangan metode analisis dengan HPLC?

C. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengertian dari HPLC.


2. Untuk mengetahui komponen utama dari HPLC.
3. Untuk mengetahui prinsip kerja dari HPLC.
4. Untuk mengetahui penerapan HPLC dalam analisis senyawa (obat) dalam
campuran.
5. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan metode analisis dengan
HPLC.

BAB II

Kimia Analisis Instrumen | 2


PEMBAHASAN

A. Pengertian HPLC

Teknik HPLC merupakan satu teknik kromatografi cair cair yang dapat
digunakan baik untuk keperluan pemisahan maupun analisis kuantitatif. Analisis
kuantitatif dengan teknik HPLC didasarkan kepada pengukuran luas atau area
puncak analit dalam kromatogram, dibandingkan dengan luas atau area larutan
standar.

Kegunaan umum HPLC adalah untuk pemisahan sejumlah senyawa organik,


anorganik, maupun senyawa biologis ; analisis ketidakmurnian (impurities);
analisis senyawa- senyawa mudah menguap (volatile); penentuan molekul-
molekul netral, ionic, maupun zwitter ion; isolasi dan pemurnian senyawa;
pemisahan senyawa-senyawa yang strukturnya hampir sama; pemisahan senyawa-
senyawa dengan jumlah sekelumit (trace elements), dalam jumlah yang banyak,
dan dalam skala proses industry.

B. Komponen-Komponen Penting Dari HPLC

Gambar Rangkaian Instrumen HPLC

1) Pompa (Pump)

Kimia Analisis Instrumen | 3


Ada dua tipe pompa yang digunakan, yaitu pompa kinerja konstan
(constant pressure) dan pompa pemindahan konstan (constant
displacement). Pemindahan konstan dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
pompa reciprocating dan pompa syringe. Pompa reciprocating
menghasilkan suatu aliran yang berdenyut teratur (pulsating), oleh karena
itu membutuhkan peredam pulsa atau peredam elektronik untuk,
menghasilkan garis dasar (base line) detektor yang stabil, bila detektor
sensitif terhadapan aliran. Keuntungan utamanya ialah ukuran reservoir
tidak terbatas. Pompa syringe memberikan aliran yang tidak berdenyut,
tetapi reservoirnya terbatas.

Syarat syarat pompa yang ideal:


a. Mampu membangkitkan tekanan tinggi
b. Pulse free out put
c. Control laju alir yang akurat
d. Tahan korosi
e. Terbuat dari bahan yang tahan terhadap fasa gerak
f. Bebas pulsa
g. Perlude gasser
h. Dapat menyalurkan fasa gerak pada rentang kecepatan dan tekanan
lebar
i. Dapat digunakan untuk melakukan elusi gradient
j. Bekerja pada tekanan sampai 6000 psi (400 atm)
2) Detektor (Detector)
Suatu detektor dibutuhkan untuk mendeteksi adanya komponen
sampel di dalam kolom (analisis kualitatif) dan menghitung kadamya
(analisis kuantitatif). Detektor yang baik memiliki sensitifitas yang tinggi,
gangguan (noise) yang rendah, kisar respons linier yang luas, dan memberi
respons untuk semua tipe senyawa. Suatu kepekaan yang rendah terhadap
aliran dan fluktuasi temperatur sangat diinginkan, tetapi tidak selalu dapat
diperoleh.

Jenis jenis detector

SpektrofotometerUV Visible
Indeks bias
Spektrofluorimeter( zatberfluoresensi)
Konduktivitaslistrik( zationik)
Spektrometerinfra merah

Kimia Analisis Instrumen | 4


Spektrometermassa( LC MS )
SpektrometerNMR ( LC NMR )

Detektor KCKT yang umum digunakan adalah detektor UV 254 nm.


Variabel panjang gelombang dapat digunakan untuk mendeteksi banyak
senyawa dengan range yang lebih luas. Detektor indeks refraksi juga
digunakan secara luas, terutama pada kromatografi eksklusi, tetapi
umumnya kurang sensitif jika dibandingkan dengan detektor UV.

3) Injektor (injector)
Injektor merupakan tempat untuk memasukkkan sempel ke kolom.
Waktu yang dibutuhkan oleh senyawa untuk bergerak melalui kolom
menuju detektor disebut sebagai waktu retensi. Waktu retensi diukur
berdasarkan waktu dimana sampel diinjeksikan sampai sampel
menunjukkan ketinggian puncak yang maksimum dari senyawa itu.
Senyawa-senyawa yang berbeda memiliki waktu retensi yang berbeda.
Untuk beberapa senyawa, waktu retensi akan sangat bervariasi dan
bergantung pada:

Tekanan yang digunakan (karena itu akan berpengaruh pada laju alir
dari pelarut)

Tondisi dari fase diam (tidak hanya terbuat dari material apa, tetapi
juga pada ukuran partikel)

Komposisi yang tepat dari pelarut

Temperatur pada kolom

4) Elusi Gradien
Elusi Gradien didefinisikan sebagai penambahan kekuatan fasa
gerak selama analisis kromatografi berlangsung. Efek dari Elusi Gradien

Kimia Analisis Instrumen | 5


adalah mempersingkat waktu retensi dari senyawa-senyawa yang tertahan
kuat pada kolom. Dasar-dasar elusi gradien dijelaskan oleh Snyder.

Elusi Gradien menawarkan beberapa keuntungan :


a. Total waktu analisis dapat direduksi
b. Resolusi persatuan waktu setiap senyawa dalam campuran
bertambah
c. Ketajaman Peak bertambah (menghilangkan tailing)
d. Efek sensitivitas bertambah karena sedikit variasi pada peak
5) Kolom (Column)
Berbeda dengan kolom kromatografi klasik, kolom KCKT dapat
digunakan kembali (reusable) . Banyak analisis yang bisa dilakukan
dengan kolom yang sama sebelum dari jenis sampel yang diinjeksi,
kebersihan dari solven dan jenis solven yang digunakan.
Kolom diisi dengan partikel padatan yang berukuran kecil dilapisi
secara kimia oleh suatu cairan yang berfungsi sebagai fasa diam.
Komponen-komponen sample dibawa oleh cairan fasa gerak yang
dialirkan dengan bantuan tekanan tinggi melewati kolom fasa diam.
Komponen-komponen dipisahkan berdasarkan partisi antara fasa diam dan
fasa gerak yang satu sama lain tidak bercampur.
Efisiensi kolom salah satunya sangat tegantung dari besarnya
partikel fase stasioner. Oleh karena itu bila ukuran fase stasioner lebih
kecil, maka tinggi plat teoritik akan berkurang, sehingga jumlah plat
teoritik akan bertambah, yang meningkatkan efisiensi kolom. Dengan
kolom yang pendek dan efisiensi, pemisahan akan berjalan dengan cepat.
Terdapat banyak analisis yang dikerjakan pada suhu kamar, suhu kolom
sering dapat diatur dengan konstan dengan memakai cara pemanasan.
Sering dibutuhkan suhu kolom yang lebih tinggi dari suhu kamar untuk
mengatasi masalah daya larut solute yang dianalisis dan viskositas fase
gerak yang agak tinggi.
6. Pengolahan Data (Data Handling)

Hasil dari pemisahan kromatografi biasanya ditampilkan dalam


bentuk kromatogram pada rekorder.waktu retensi dan volume retensi dapat
diketahui atau dihitung. Ini bisa digunakan untuk mengidentifikasi secara
kualitatif suatu komponen, bila kondisi kerja dapat dikontrol. Lebar

Kimia Analisis Instrumen | 6


puncak dan tinggi puncak sebanding atau proporsional dengan konsentrasi
dan dapat digunakan untuk memperoleh hasil secara kuantitatif.

C.Prinsip Kerja HPLC

Prinsip dasar HPLC (High Performance Liquid Chromatografi)


adalah pemisahan senyawa-senyawa berdasarkan kepolaran, dimana
terdapat fase mobile (gerak) dan fase stasioner (diam). Fase mobilenya
adalah sampel dan eluen yang bercampur, dan fase stasionernya adalah
silika gel yang mengandung hidrokarbon. Sehingga senyawa yang
memiliki kepolaran yang lebih tinggi akan tertahan pada fase stasioner
yang bersifat polar.

Metode pemisahan umum dalam HPLC tergantung sifat polaritas


senyawa dalam eluat;

Fasa Normal
Fasa gerak nonpolar
Fasa diam polar
Fasa Terbalik
Fasa gerak polar
Fasa diam nonpolar

Resolusi adalah pengukuran secara fisik suatu pemisahan. Resolusi


dapat ditingkatkan dengan mengoptimasi parameter-parameter HPLC
yaitu retensi,selektifitas, dan efisiensi. Secara praktis parameter-parameter
HPLC tersebt dapat dioptimalkan dengan mengubah:

a. Komposisi dari fase gerak


b. Laju alir
c. Sifat kimia dari fase gerak
d. Jenis kolom

Metode HPLC dapat digunakan untuk analisa kuantitatif dan


sekaligus kualitatif. Untuk analisa kualitatif dengan membandingkan
kromatogram sampel dengan kromatogram baku pembanding berdasarkan
waktu retensinya.

Kimia Analisis Instrumen | 7


Sedangkan untuk analisa kuatitatif dapat digunakan dengan persamaan :

Cx = Ax / Ap X Cp

Keterangan :

A = Peak area = Luas puncak

C = Konsentrasi

X = sampel

P = pembanding

Atau jika ingin mendapatkan data yang lebih valid dapat pula
ditentukan dengan menggunakan kurva kalibrasi larutan standar.

HPLC yaitu alat yang berfungsi mendorong analit melalui sebuah


kolom dari fase diam ( yaitu sebuah tube dengan partikel bulat kecil
dengan permukaan kimia tertentu) dengan memompa cairan (fase
bergerak) pada tekanan tinggi melalui kolom. Sampel yang akan dianalisis
dijadikan dalam volume yang kecil dari fase bergerak dan diubah melalui
reaksi kimia oleh fase diam ketika sampel melalui sepanjang kolom.
Tujuan penggunaan alat ini adalah mengetahui kadar asam organik.

Waktu saat analit keluar dari ujung kolom disebut waktu retensi
dan merupakan suatu karakteristik yang unik dari tiap analit. Penggunaan
dari tekanan menaikkan kecepatan linear memberikan lebih sedikit waktu
bagi analit untuk berdifusi, dan menghasilkan chromatogram. Pelarut yang
banyak digunakan yaitu air dan zat-zat organik seperti metanol.

HPLC ini digunakan untuk asam organik, seperti asam formiat dan
asam asetat. Jika sampel mula-mula berbentuk padatan harus di-distruksi
dulu kemudian di-treatment sehingga berupa larutan homogen yang tidak
terdapat endapan lagi dan bening karena syarat sampel yang dapat

Kimia Analisis Instrumen | 8


dianalisa menggunakan HPLC adalah harus tidak ada endapan dan harus
bening.

D. Penerapan HPLC Dalam Analisis Senyawa (Obat)


Dalam Campuran

HPLC sering digunakan antara lain untuk menetapkan kadar


senyawa aktif pada obat, produk hasil samping proses sintesis, atau
produk- produk degradasi dalam sediaan farmasi. Keterbatasan metode
HPLC ini adalah untuk identifikasi senyawa, kecuali jika HPLC
dihubungkan dengan spektometer massa (MS). Keterbatasan lainnya
adalah sampel sangat kompleks maka resolusi yang baik sulit diperoleh.

a. Parasetamol

Rumus struktur :

Nama Kimia : 4- Hidroksiasetanilida

Rumus Molekul : C8H9NO2

Berat Molekul : 151,16

Pemerian : serbuk, putih, tidak berbau, rasa sedikit


pahit.

Kelarutan : larut dalam air mendidih dan dalam natrium


hidroksida 1 N, mudah larut dalam etanol. (Depkes RI, 1995).

Parasetamol atau N-asetil-p-aminofenol atau asetaminofen


merupakan derivat para-amino fenol yang berkhasiat sebagai analgesik-
antipiretik. Asetaminofen merupakan pengganti yang baik untuk analgesik
dan antipiretik aspirin pada penderita dengan keluhan saluran cerna dan
pada mereka dengan perpanjangan waktu perdarahan yang tidak
menguntungkan. Asetaminofen merupakan analgetik dan antipiretis.

Kimia Analisis Instrumen | 9


Parasetamol adalah senyawa yang memiliki sifat polar dan gugus
kromofor yang dimilikinya menyebabkan senyawa ini dapat menyerap
sinar UV. Karakteristik senyawa ini memungkinkan analisis dengan teknik
HPLC menggunakan kolom nonpolar seperti C-18 dan fasa gerak polar
seperti methanol/ air. Parasetamol diabsorbsi cepat dan sempurna melalui
saluran cerna. Konsentrasi tertinggi plasma dicapai dalam waktu jam
dan masa paruh plasma antara 1-3 jam. Obat ini tersebar ke seluruh tubuh.
Dalam plasma, 25% parasetamol terikat protein plasma. Parasetamol
digunakan sebagai analgesic dan antipiretik.

Pengujian kadar parasetamol dalam obat menggunakan teknik


HPLC, dalam proses analisisnya HPLC memiliki beberapa tahapan.
Diawali dengan menginjeksikan sampel uji yaitu larutan obat yang
sebelumnya telah disaring dengan membran PTFE ke dalam kolom HPLC
dengan injektor khusus / syringe yang bervolume 20 L, penyaringan
sebelum penginjeksian ini dilakukan agar tidak terjadi penyumbatan
didalam kolom dan menghilangkan gas dari pelarutnya. Sampel didorong
cepat saat melalui kolom dengan bantuan pompa bertekanan tinggi. Di
dalam kolom, komponen- komponen pada sampel dipisahkan berdasarkan
pada perbedaan kekuatan interaksi solut terhadap fasa diamnya. Solut yang
interaksinya kurang kuat akan keluar lebih lambat dari kolom daripada
solut lainnya. Komponen akan keluar dari kolom dengan kecepatan yang
berbeda dan terdeteksi oleh detektor. Detektor yang digunakan adalah
detektor UV karena parasetamol merupakan senyawa organik yang dapat
menyerap sinar UV. Pengujian ini menggunakan panjang gelombang 243
nm dengan mempertimbangkan panjang gelombang methanol yaitu 205
nm dan air yaitu 190 nm. Teknik yang dilakukan kali ini merupakan
reverse phase atau fasa terbalik karena teknik ini menggunakan pelarut
polar sebagai fasa gerak sedangkan fasa diamnya menggunakan pelarut
non- polar. Penggunaan fasa gerak dan fasa diam yang berbeda
kepolarannya ini bertujuan agar sampel uji tidak bereaksi dengan fasa
diamnya saat melewati kolom HPLC. Sampel melewati kolom HPLC
tentunya memiliki jangka waktu yang terukur dan juga menjadi parameter,

Kimia Analisis Instrumen | 10


waktu yang dibutuhkan sampel untuk melewati kolom ini disebut waktu
retensi. Dalam pengujian parasetamol dalam obat, waktu retensi yang
terukur adalah antara 2,19 hingga 2,2. Selanjutnya hasil analisis dengan
HPLC ini menghasilkan suatu citra berupa kromatogram. Kromatogram
ini merupakan grafik antara intensitas komponen yang dibawa oleh fasa
gerak terhadap waktu retensi. Seharusnya tampilan kromatogram ini
berupa grafik lurus, lancip, dan simetris. Tetapi data yang diperoleh pada
percobaan ini sedikit melebar dan tidak simetris tentunya. Ini disebabkan
antara lain oleh adanya difusi didalam kolom HPLC, difusi yang terjadi
adalah difusi longitudinal dan difusi transfer massa. Difusi longitudinal itu
sendiri disebabkan oleh penyebaran komponen yang tidak sama sedangkan
difusi transfer massa disebabkan oleh kecepatan komponen yang tidak
merata. Terdapat beberapa parameter pemisahan dalam HPLC, yaitu laju
alir eluen yaitu sebesar 0,5 mL/ menit, ketebalan stasioner kolom C-18
yaitu 15 cm, ukuran partikel analit, dan laju difusi yang sudah disebutkan
diatas. Parameter- parameter ini dapat menyebabkan kejanggalan dalam
pencitraan kromatogram seperti pelebaran pada puncak. Adanya pelebaran
puncak pada kromatogram mengindikasikan terjadinya overlapping analit
yang belum terpisahkan dalam kolom. Semakin tinggi laju difusinya maka
komponen dalam sampel akan semakin sulit dipisahkan secara efisien.
Dari grafik luas area terhadap konsentrasi (ppm) dapat dihitung kadar
parasetamol dalam sampel obat. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa
dari sampel obat sebanyak 12,5 mg diperoleh kadar parasetamol sebesar
83,444 % sedangkan dari massa rata-rata tablet obat sebesar 738,2 mg
diperoleh massa parasetamol pada tiap tablet obat sebesar 615,9836 mg.
Dapat disimpulkan bahwa kadar parasetamol dalam tablet obat adalah
sebesar 615,98 mg per tabletnya.

b. Kafein

Rumus struktur :

Kimia Analisis Instrumen | 11


Nama Kimia : 1,3,7-Trimetil xantin

Rumus Molekul : C8H10N4O2

Berat Molekul : 194,19

Pemerian : serbuk putih atau bentuk jarum mengkilat


putih,biasanya menggumpal, tidak berbau, rasa pahit.

Kelarutan : Agak sukar larut dalam air, dalam etanol, mudah


larut dalam kloroform, sukar larut dalam eter. (Depkes RI, 1995).

Dalam penetapan kandungan kafein digunakan sampel berupa


minuman berkafein. HPLC yang digunakan adalh jenis HPLC Series 200
dengan detector 275 nm Perkin Elmer, Kolom : Supelcosil LC : 18, ( 25
cm X 4,6mm, 5 m ). Menggunakan asam asetat 70% dan methanol 30%
sebagai fasa gerak. Proses pengerjaan terdiri dari 2 tahap, yaitu tahap
preparasi dan tahap injection ke HPLC.

E. Analisis kuantitatif
Metoda Persentase Tinggi / Lebar Puncak

Metoda ini disebut juga Metoda Normalisasi Internal. Untuk analisis


kuantitatif diasumsikan bahwa lebar atau tinggi Puncak (Peak) sebanding
(proportional) dengan kadar / konsentrasi zat yang menghasil puncak. Dalam
metoda yang paling sederhana diukur lebar atau tinggi Puncak, yang kemudian
dinormalisasi (ini berarti bahwa setiap lebar atau tinggi Puncak diekspresikan
sebagai suatu persentase dari total). Hasil normalisasi dari lebar atau tinggi
puncak memberikan komposisi dari campuran yang dianalisis, seperti contoh pada
Tabel berikut:

Kimia Analisis Instrumen | 12


Peak area
No Kafein standar Kafein dalam sampel
1. 2601417,40 2216635,31

Berdasarkan data table diatas, maka kadar kafein dalam sampel ( teh poci )

dapat dianalisis dengan mengunakan persamaan :

Cx = Ax / Ap X Cp

= x 200 ppm

= 170,42 ppm

Maka dalam 1 mL sampel yang diuji terdapat 0,17042 mg kafein.

Ada dua masalah dengan pendekatan ini, yaitu:

Kita harus yakin bahwa kita telah menghitung semua komponen, yang
tiap-tiap komponen muncul sebagai suatu puncak yang terpisah pada
kromatogram. Komponen-komponen dapat berkoelusi, atau ditahan di dalam
kolom, atau, terelusi tanpa terdeteksi. Kita harus mengasumsi bahwa kita
memperoleh respons detektor yang sama untuk setiap komponen Untuk mengatasi
kesulitan ini, maka kalibrasi detektor diperlukan.

Kofein berkhasiat menstimulasi SSP, dengan efek menghilangkan rasa


letih, lapar dan mengantuk, juga daya konsentrasi dan kecepatan reaksi
dipertinggi, prestasi otak dan suasana jiwa diperbaiki. Kofein juga memperkuat
kontraksi jantung, vasodilatasi perifer dan diuretis. Kofein digunakan sebagai
penyegar. Zat ini sering dikombinasikan dengan Parasetamol atau asetosal untuk
memperkuat efek analgetisnya.

Kafein dosis sedang menyebabkan insomnia, ansietas dan agitasi. Dosis


tinggi diperlukan untuk memperlihatkan toksisitas berupa muntah dan konvulsi.
Dosis letal sekitar 10 g (kira-kira 100 cangkir kopi) yang menimbulkan aritmia
jantung. Kematian karena kafein sangat tidak mungkin. Letargi, iritabel dan sakit

Kimia Analisis Instrumen | 13


kepala terjadi pada pengguna yang secara rutin minumg lebih dari 600 mg kopi
per hari ( sekitar 6 cangkir kopi per hari) dan mendadak berhenti. (Mycek, 2001).

F. Kelebihan Dan Kekurangan Metode Analisis Dengan


HPLC

Kelebihan

Kerja lebih mudah dengan automatisasi dalam prosedur analisis


dan pengolahan data

Volume sampel kecil

Daya pisah tinggi

Merupakan metode analitis:

Cepat
Peka
Akurat
Tepat
Reproducible
JugaPreparatif

Dapat digunakan untuk analisis sampel organic dan anorganik,


bersifat volatile dan non-volatil, stabil dan tidak stabil secara
thermal.

Pilihan fasa diam dan fasa geraknya luas

Kekurangan

Larutan harus dicari fase diamnya terlebih dahulu

Hanya bisa digunakan untuk asam organic

Kimia Analisis Instrumen | 14


Harus mengetahui kombinasi yang optimum antara pelarut, analit,
dan gradient elusi

Harganya mahal sehingga penggunaannya dalam lingkup penelitian


yang terbatas

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kimia Analisis Instrumen | 15


1. Komponen utama dari HPLC yaitu, pompa, injector, elusi gradient, kolom,
detector, pengolahan data.

2. Prinsip dasar HPLC (High Performance Liquid Chromatografi) adalah


pemisahan senyawa-senyawa berdasarkan kepolaran, dimana terdapat fase
mobile (gerak) dan fase stasioner (diam). Fase mobilenya adalah sampel
dan eluen yang bercampur, dan fase stasionernya adalah silika gel yang
mengandung hidrokarbon. Sehingga senyawa yang memiliki kepolaran
yang lebih tinggi akan tertahan pada fase stasioner yang bersifat polar.

3. HPLC sering digunakan antara lain untuk menetapkan kadar senyawa aktif
pada obat, produk hasil samping proses sintesis, atau produk- produk
degradasi dalam sediaan farmasi. Contohnya adalah menganalisis
parasetamol dan kafein dalam suatu campuran.

4. HPLC sebagai suatu metode pemisahan memiliki beberapa keuntungan


yaitu menghasilkan pemisahan yang sangat cepat, dapat memisahkan zat-
zat yang tidak mudah menguap ataupun tak tahan panas, banyak pilihan
fasa geraknya, mudah untuk mendapatkan kembali cuplikan, karena
detector pada KCKT tidak merusak komponen zat yang dianalisis, dan
dapat dirangkai dengan instrumen lain untuk meningkatkan efisiensi
pemisahan.

B. Saran

Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat digunakan dalam


proses perkulihan.

Kimia Analisis Instrumen | 16

Anda mungkin juga menyukai