Anda di halaman 1dari 14

Laboratorium Teknologi Bioproses

Semester IV 2015/2016

LAPORAN PRAKTIKUM

PRODUKSI ASAM SITRAT OLEH ASPERGILLUS


NIGER L-51

Pembimbing
Kelompok
Kelas
Nama

: Muhammad Saleh, S.T.,M.Si


: III (tiga)
: 2A
: Sofyiani Insanil Kamiliah
Suci Hasriyanti
Kartina
Agunawan
Mawada Warahmah

(331 14 013)
(331 14 015)
(331 14 016)
(331 14 017)
(331 14 018)

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2016
PRODUKSI ASAM SITRAT OLEH ASPERGILLUS NIGER L-51
I. TUJUAN PRAKTIKUM

Diharapkan agar mahasiswa dapat mengetahui bahwa Aspergillus niger L-51


dapat memproduksi asam sitrat.

II. PERINCIAN KERJA


:
Peremajaan
Membuat media inokulum
Membuat media produksi
Pemisahan hasil
III. Alat dan Bahan
a. Alat

b. Bahan

IV.

Erlenmeyer 250 ml
Gelas kimia 600 ml
Autoclave
Inkubator shaker
Spatula
Batang pengaduk
Erlenmeyer 500 ml
Gelas kimia 400 ml
Hotplate
Timbangan analitik
Ent case
Gelas ukur 100 ml
Spiritus
Jarum ose
Gunting
Corong kaca

2 buah
1 buah

2 buah
1 buah

1 buah

Tauge
Kultur murni Aspergillus niger L-51
Glukosa
Aquadest
Bakto agar
Gula pasir
KH2PO4
NaNO3
Pepton
FeSO4.7H2O
Aluminium dan kain kasa

DASAR TEORI
A. Aspergillus Niger
Aspergillus niger adalah anggota dari genus Aspergillus yang
mencakup seperangkat jamur yang umumnya dianggap aseksual, meskipun

bentuk sempurna (bentuk yang bereproduksi secara seksual) telah ditemukan.


Aspergilli mana-mana di alam. Mereka secara geografis luas, dan telah
diamati pada berbagai habitat karena mereka dapat menjajah berbagai macam
substrat. Aspergillus niger umumnya ditemukan tumbuh sebagai saprofit pada
daun mati, gandum yang disimpan, tumpukan kompos, dan vegetasi yang
membusuk lainnya. Spora tersebar luas, dan sering dikaitkan dengan bahan
organik dan tanah.
Penggunaan utama dari Aspergillus niger adalah untuk produksi
enzim dan asam organik dengan cara fermentasi. Sementara makanan, yang
beberapa enzim dapat digunakan dalam persiapan, tidak tunduk pada TSCA,
enzim ini dapat memiliki kegunaan ganda, banyak yang tidak diatur kecuali
dalam TSCA. Fermentasi untuk menghasilkan enzim ini dapat dilakukan
dalam pembuluh sebesar 100.000 liter. Aspergillus niger juga digunakan
untuk menghasilkan asam organik seperti asam sitrat dan asam glukonat.
Aspergilus niger merupakan fungi dari filum ascomycetes yang
berfilamen, mempunyai hifa berseptat, dan dapat ditemukan melimpah
di alam. Fungi ini biasanya diisolasi dari tanah, sisa tumbuhan, dan udara di
dalam ruangan.

Koloninya berwarna

putih

pada Agar

Dekstrosa

Kentang (PDA) 25 C dan berubah menjadi hitam ketika konidia dibentuk.


Kepala konidia dari Aspergillus

niger berwarna

hitam,

bulat, cenderung

memisah menjadi bagian-bagian yang lebih longgar seiring dengan


bertambahnya umur.
Aspergillus niger dapat tumbuh optimum pada suhu 35-37 C, dengan
suhu minimum 6-8 C, dan suhu maksimum 45-47 C. Selain itu, dalam
proses

pertumbuhannya

fungi

ini

memerlukan oksigen yang

cukup

(aerobik). Aspergilus niger memiliki warna dasar berwarna putih atau


kuning dengan lapisan konidiospora tebal berwarna coklat gelap sampai
hitam.
Dalam metabolismenya, Aspergillus niger dapat menghasilkan asam
sitrat sehinga fungi ini banyak digunakan sebagai model fermentasi karena
fungi ini tidak menghasilkan mikotoksin sehingga tidak membahayakan.
Aspergillus niger dapat tumbuh dengan cepat, oleh karena
itu. Aspergillus niger banyak digunakan secara komersial dalam produksi

asam sitrat, asam glukonat, dan pembuatan berapa enzim seperti amilase,
pektinase, amiloglukosidase, dan selulase.
Selain itu, Aspergillus niger juga menghasilkan gallic acid yang
merupakan senyawa fenolik yang biasa digunakan dalam industri farmasi dan
juga dapat menjadi substrat untuk memproduksi senyawa antioksidan dalam
industri makanan. Aspergillus niger dalam pertumbuhannya berhubungan
langsung

dengan zat makanan yang

terdapat

dalam substrat,

molekul

sederhana yang terdapat disekeliling hifa dapat langsung diserap sedangkan


molekul yang lebih kompleks harus dipecah dahulu sebelum diserap ke
dalam sel,

dengan

menghasilkan

beberapa enzim ekstra

seluler

seperti protease, amilase, mananase, dan -glaktosidase. Bahanorganik dari


substrat digunakan oleh Aspergillus niger untuk aktivitas transport molekul,
pemeliharaan struktur sel, dan mobilitassel.
B. Sejarah Asam Sitrat
Asam sitrat diyakini ditemukan oleh alkimiawan Arab-Yemen
(kelahiran Iran) yang hidup pada abad ke-8, Jabir Ibn Hayyan. Pada zaman
pertengahan, parailmuwan Eropa membahas sifat asam sari buah lemon dan
limau; hal tersebut tercatatdalam ensiklopedia Speculum Majus (Cermin
Agung) dari abad ke-13 yangdikumpulkan oleh Vincent dari Beauvais. Asam
sitrat pertama kali diisolasi padatahun 1784 oleh kimiawan Swedia, Carl
Wilhelm Scheele, yang mengkristalkannyadari sari buah lemon. Pembuatan
asam sitrat skala industri dimulai pada tahun 1860,terutama mengandalkan
produksi jeruk dari Italia.
Pada tahun 1893, C.Wehmer menemukan bahwa kapang Penicillium
dapat membentuk asam sitrat dari gula. Namun demikian, pembuatan asam
sitrat dengan mikroba secara industri tidaklah nyata sampai Perang Dunia I
mengacaukan ekspor jeruk dari Italia. Pada tahun 1917, kimiawan pangan
Amerika, James Currie menemukan bahwa galur tertentu kapang Aspergillus
niger dapat menghasilkan asamsitrat secara efisien, dan perusahaan kimia
Pfizer memulai produksi asam sitrat skala industri dengan cara tersebut dua
tahun kemudian.

C. Asam Sitrat
Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang ditemukan pada
daun dan buah tumbuhan genus Citrus (jeruk-jerukan). Senyawa ini
merupakan bahan pengawet yang baik dan alami, selain digunakan sebagai
penambah rasa masam pada makanan dan minuman ringan. Dalam biokimia,
asam sitrat dikenal sebagai senyawa antara dalam siklus asam sitrat yang
terjadi di dalam mitokondria, yang penting dalam metabolisme makhluk
hidup. Zat ini juga dapat digunakan sebagai zat pembersih yang ramah
lingkungan dan sebagai antioksidan.
Asam sitrat terdapat pada berbagai jenis buah dan sayuran, namun
ditemukan pada konsentrasi tinggi, yang dapat mencapai 8% bobot kering,
pada jeruk lemon dan limau (misalnya jeruk nipis dan jeruk purut). Rumus
kimia asam sitrat adalah C6H8O7 (strukturnya ditunjukkan pada tabel
informasi di sebelah kanan). Struktur asam ini tercermin pada nama IUPACnya, asam 2-hidroksi-1,2,3-propanatrikarboksilat.
D. Sifat Fisika dan Kimia Asam Sitrat
Sifat-sifat fisis asam sitrat dirangkum pada tabel di bawah. Keasaman
asam sitrat didapatkan dari tiga gugus karboksil COOH yang dapat melepas
proton dalam larutan. Jika hal ini terjadi, ion yang dihasilkan adalah ion
sitrat. Sitrat sangat baik digunakan dalam larutan penyangga untuk
mengendalikan pH larutan. Ion sitrat dapat bereaksi dengan banyak ion
logam membentuk garam sitrat. Selain itu, sitrat dapat mengikat ion-ion
logam dengan pengkelatan, sehingga digunakan sebagai pengawet dan
penghilang kesadahan air (lihat keterangan tentang kegunaan di bawah).
Pada temperatur kamar, asam sitrat berbentuk serbuk kristal berwarna
putih. Serbuk kristal tersebut dapat berupa bentuk anhydrous (bebas air), atau
bentuk monohidrat yang mengandung satu molekul air untuk setiap molekul
asam sitrat. Bentuk anhydrous asam sitrat mengkristal dalam air panas,
sedangkan bentuk monohidrat didapatkan dari kristalisasi asam sitrat dalam

air dingin. Bentuk monohidrat tersebut dapat diubah menjadi bentuk


anhydrous dengan pemanasan di atas 74 C. Secara kimia, asam sitrat bersifat
seperti asam karboksilat lainnya. Jika dipanaskan di atas 175 C, asam sitrat
terurai dengan melepaskan karbon dioksida dan air.

Sifat-sifat Umum
Nama : Asam sitrat
Rumus kimia : C6H8O7, atau: CH2(COOH)COH(COOH)CH2(COOH)
Bobot rumus :192,13 u
Nama lain : Asam 2-hidroksi-1,2,3-propanatrikarboksilat
Sifat perubahan fase
Titik lebur
: 426 K (153 C)
Temperatur penguraian termal
: 448 K (175 C)
Sifat asam-basa
pKa1 : 3,15
pKa2 : 4,77
pKa3 : 6,40
Sifat padatan
Hf0 : -1543,8 kJ/mol
S0
: 252,1 J/(molK)
Cp
: 226,5 J/(molK)
Densitas : 1,665 103 kg/m3
Keamanan
Efek akut : Menimbulkan iritasi kulit dan mata.
Efek kronik : Tidak ada.
Asam sitrat memiliki titik didih 219 F dengan PH 0,6.

Keasaman asam sitrat didapatkan dari tiga gugus karboksil COOH yang
dapat melepas proton dalam larutan. Jika hal ini terjadi, ion yang dihasilkan
adalah ion sitrat. Sitrat sangat baik digunakan dalam larutan penyangga untuk
mengendalikan pH larutan. Ion sitrat dapat bereaksidengan banyak ion logam
membentuk garam sitrat. Selain itu, sitrat dapat mengikat ion-ion logam
dengan pengkelatan,

sehingga

digunakan

sebagai pengawet dan

penghilang kesadahan air.


Pada temperatur kamar, asam sitrat berbentuk serbuk kristalberwarna
putih. Serbuk kristal tersebut dapat berupa bentukanhydrous (bebas air), atau
bentuk monohidrat yang mengandung satu molekul air untuk setiap molekul
asam sitrat. Bentuk anhydrousasam sitrat mengkristal dalam air panas,

sedangkan bentuk monohidrat didapatkan dari kristalisasi asam sitrat dalam


air

dingin.

Bentuk

monohidrat

tersebut

dapat

diubah

menjadi

bentuk anhydrous dengan pemanasan di atas 74 C. Secara kimia, asam sitrat


bersifat seperti asam karboksilat lainnya. Jika dipanaskan di atas 175 C,
asam sitrat terurai dengan melepaskan karbon dioksida dan air.
E. Siklus Krebs pada asam sitrat
Media untuk produksi asam sitrat harus menyediakan semua
kebutuhan zat gizi mikroba, yaitu meliputi sumber karbon, nitrogen dan
mineral.
Sumber karbon
Berbagai hasil pertanian, atau limbah pengolahan hasil pertanian
dapat digunakan sebagai sumber karbon diantaranya adalah umbi-umbian
(misalnya ubi kayu, talas dan singkong) sirup glukosa yang berasal dari
pati yang dihidrolisa dengan asam, sukrosa, molase (bai dari gula maupun
bit), onggok, dedak padi atau gandum, limbah pengolahan kopi dan limbah
pengolahan nenas.
Sumber nitrogen dan mineral
Untuk proses fermentasi dibutuhkan sejumlah senyawa sumber
nitrogen dan mineral (baik mineral makro maupun mikro). Biasanya,
mineral mikro (tembaga, mangan, magnesium,besi,seng dan molybdenum)
tidak perlu ditambahkan, karena pada bahan baku sumber karbon yang
dipakai untuk produksi secara komersial, mineral tersebut sudah terdapat
dalam jumlah yang banyak. Justru kadang-kadang perlu dilakukan
perlakuan pendahuluan untuk mengurangi kandungan atau pengaruh
mineral mikro yang bersifat toksik terhadap mikroba. Misalnya pada
penambahan tembaga, asam sitrat tidak akan diproduksi. Penambahn
tembaga berkoreasi positif dengan produksi asam sitrat.
F. Kegunaan dan Bahaya Asam Sitrat
Kegunaan Asam Sitrat

Zat asam sitrat banyak digunakan dalam kehidupan manusia,


terutama pada proses industri sebagai berikut :
a. Industri Kimiawi
Dalam industri kimiawi asam sitrat digunakan sebagai bahan
tambahan dalam antifoam agent, pelembut pakaian, campuran warna
tekstil, campuran detergent (sabun cuci). Hal ini dikarenakan sifat sitrat
sebagai pengendali pH dalam cairan pembersih rumah tangga.
Selain itu, kemampuan asam sitrat dalam mengikat ion-ion logam,
menjadikannya berguna sebagai bahan sabun dan detergent. Dengan
mengikat ion-ion logam pada air sadah, asam sitrat akan memungkinkan
sabun untuk membentuk busa dan berfungsi dengan baik tanpa
penambahan zat penghilang kesadahan.
b. Industri Farmasi
Dalam industri farmasi (10% dari total produksi), digunakan
sebagai bahan pengawet dalam penyimpanan darah atau sebagai sumber
zat besi dalam bentuk feri-sitrat.
c. Industri Makanan
Hampir 60% dari total pembuatan asam sitrat digunakan sebagai
bahan makanan dan minuman, antara lain digunakan sebagai pemberi rasa
asam, antioksidan dan pengemulsi. Rasa sari buah, es krim, marmalde
diperkuat dan diawetkan dengan menggunakan asam sitrat.
Bahaya Asam Sitrat
Konsumsi asam sitrat secara berlebihan akan mengakibatkan
korosi pada Gigi. Asam-asam pada minuman ringan yang mempunyai
konsentrasi

yang

tinggi

dan

pH

awal

minuman

yang

rendah

akan berdifusi ke dalam email gigi melalui kisi-kisi kristal. Kisi-kisi


prisma pada tubuh email ini, yang mengandung air dan matriks organik
atau protein.
Jika pH mulut mencapai dibawah titik kritis yaitu 5,5 maka akan
terjadi hilangnya ion dari gigi ke lingkungan dalam mulut yang
disebut demineralisasi. Penunian yang berulang-ulang pada pH dalam
waktu yang berdekatan akan mengakibatkan demineralisasipermukaan
gigi yang rawan sehingga merupakan tahap awal terjadinya karies atau
korosi pada gigi. Meskipun asam sitrat aman digunakan dalam makanan,

namun berhati-hatilah dengan kadarnya di dalam setiap makanan atau


minuman yang dikonsumsi.
a. Potensi Efek Kesehatan Akut
Berbahaya dalam kasus kontak mata, inhalasi (iritasi paruparu). Sedikit berbahaya dalam kasus kontak kulit (iritan, sensitizer of
ingestion). Jumlah kerusakan jaringan tergantung pada panjang kontak.
Kontak mata bisa menyebabkan kornea, kerusakan atau kebutaan. Jika
kontak langsung dengan kulit dapat menghasilkan peradangan. Yang
paling parah dapat menghasilkan kerusakan paru-paru, atau kematian.
b. Potensi Efek Kesehatan Kronis
Sedikit berbahaya dalam kasus kontak kulit (sensitizer), dapat
menjadi racun pada gigi. Jika terlalu lama terkena asam sitrat terkena
zat tersebut dapat menghasilkan kerusakan organ, dapat menghasilkan
iritasi mata, iritasi pernapasan dan kerusakan paru-paru.
V.

PROSEDUR KERJA
a. Peremajaan
1. Menimbang glukosa 2 gram dan agar 1,5 gram.
2. Menimbang tauge sebanyak 10 gram dan dimasak dalam 50 ml air
3.

sampai mendidih, diambil ekstrak tauge.


Kemudian ditambahkan glukosa dan bakto agar hingga larut

4.

(homogen) serta dimasukkan ke dalam tabung reaksi.


Sterilkan selama 15 - 20 menit pada tekanan 20 psi 121 0C.

5.

Didiamkan dan dimiringkan sampai membeku.


Media agar miring tersebut kemudian digunakan

untuk

meremajakan kultur murni Aspergillus niger L 51. Kemudian di


inkubasikan selama 2 x 24 jam.

b. Pembuatan media inokulum (starter)


1.
Disiapkan bahan :
a.

Glukosa 30 gram

b.

KH2PO4 0,3 gram

c.

NaNO3 0,3 gram

d.

Pepton 0,9 gram

e.

FeSO4.7H2O 0,003 gram

2.

f. Ekstrak Tauge 300 ml


Semua jenis bahan

diatas

disiapkan

dan

dilakukan

penimbangan secara tepat,


3.

Setelah itu semua bahan diatas dimasukkan kedalam kimia 400


ml yang berisi ektrak tauge 300 ml dan dilarutkan hingga
sempurna,

4.
5.
6.

Dimasukkan dalam 2 erlenmeyer 250 ml ( masing-masing


berisi 150ml )
Kemudian strerilisasi dalam auto clave.
Didinginkan lalu inokulasi dengan mikroba Aspergillus Niger
dalam lemari ent case.

7.

Disimpan dalam inkubator shaker selama 3x24 jam.

c. Pembuatan media produksi


1.
Ditimbang bahan :
a. Gula pasir 50 gram
b. KH2PO4 0,5 gram
c. NaNO3 2,5 gram
d. Pepton 1,5 gram
e. FeSO4.7H2O 0,005 gram
f. Dibuat Ekstrak Tauge 500 ml
2.

Semua

jenis

bahan

diatas

disiapkan

dan

dilakukan

penimbangan secara tepat.


3.

Diekstrak touge sebanyak 500 ml. Kemudian semua bahan


dilarutkan dalam ekstrak touge.

4.

Volume hasil ekstrak touge kemudian dibagi 2 dalam masingmasing erlemenyer 500 ml.

5.

Kemudian di strerilisasi dalam autoclave

6.

Didinginkan, ditambah 10 % (20 ml) dan 15% (22,5ml) media


inokulum ke dalam media produksi.

7.

Fermentasi selama 6 hari di dalam inkubator shaker.

d. Analisa produk asam sitrat


1. Setelah fermentasi, kemudian di centrifuge selama 15 menit.
2. Diambil 25 ml hasil centrifuge dan ditambahkan 100ml
aquadest.
3. Sebelum di titrasi ditambahkan indikator PP sebanyak 5 tetes.
4. Dititrasi dengan NaOH O,1N hingga berubah menjadi warna
merah muda.
5. Dicatat volume hasil titrasi.

VI.

Data pengamatan
a. Membuat media inokulum
Setelah di shaker selama 48 jam terdapat bulat-bulatan kecil berwarna
putih.
b. Membuat media produksi
Setelah di shaker selama 6 hari pada dinding erlenmeyer terdapat kapang
yang berwarna kehitaman.
c. Hasil analisa sampel dengan metode titrasi asam basa:
1. Data kelompok 1
No.

Sampel
(starter)

Volume sampel

NaOH 0,1N (ml)

1.

10%

(ml)
20

0,3

2.

15%

20

0,3

3.

20%

20

0,4

2. Data kelompok 2

No.

Sampel
(starter)

1.
2.
3.

5%
10%
15%

Volume

NaOH 0,1N

sampel (ml)
10
20
20

(ml)
6,6
21,2
22,2

3. Data kelompok 3
15% starter
No

Sampel

Volume sampel

.
1.

Simplo

(ml)
25

2.

Duplo

25
Rata-rata

NaOH 0,1N
(ml)
13,5
12,9
13,2

4. Data kelompok 4
Starter 10%
No.

Sampel
(starter)

Volume

NaOH 0,1N
(ml)
7,8
7,2

1.

Simplo

sampel (ml)
20

2.

Duplo

20

Rata-rata

VII.

Pengolahan data
jumlah asam=

V NaoH x N NaOH xBE asam sitrat


V Sampel

Keterangan

VNaOH

: hasil titrasi (ml)

NnaOH

: konsentrasi NaOH (0,1 N)

BE as. Sitrat : berat ekivalen (192 mg/meq)


Vsampel

: banyaknya sampel yang digunakan (ml)

7,5

Kelompok 3
Starter 15%
jumlah asam=

V NaoH x N NaOH x BE asam sitrat


V Sampel
meq
mg
x 192
ml
meq
25 ml

13,2 ml x 0,1

10,1376

mg
ml

Tabel 1. Perbandingan starter tiap-tiap kelompok


No

Kelompok

.
1.

2.

II

3.
4.

III
IV

Starter (%)

Konsentrasi Asam Sitrat

10
15
20
5
10
15
15
10

(mg/ml)
0,288
0,288
0,384
12,672
20,352
21,216
10,1376
7,20

X. Kesimpulan
Dari percobaan produksi asam sitrat dapat disimpulkan bahwa asam
sitrat dapat diproduksi dari Aspergillus niger L51 dengan melalui beberapa
tahap yaitu membuat media inokulum, peremajaan Aspergillus niger,
pembuatan media inokulum, dan pembuatan media produksi.
XI.

Daftar Pustaka
Khairulanam .Laporan Asam Sitrat.
2010.https://khairulanam.files.wordpress.com/2010/08/laporan-asam-sitrat2.pdf.(diakses tgl 1 juni 2016)
Anonim.Asam Sitrat.2010.https://id.wikipedia.org/wiki/Asam_sitrat.(diakses tgl

1 Juni 2016)
Fanti. Asam Sitrat.2011.http://fantibiologikimia.blogspot.co.id/2011/06/asamsitrat.html. (diakses tgl 1 Juni 2016)
Anonim.Makalah Bioproses Asam
Sitrat.2013.http://makalahbioproses.blogspot.co.id/2013/06/makalahbioproses-asam-sitrat.html. (diakses tgl 1 Juni 2016)
Anonim.AsperigillusNiger.2014.http://teknoganik.blogspot.co.id/2012/04/asperg
illus-niger.html. (diakses tgl 1 Juni 2016)

Anda mungkin juga menyukai