Anda di halaman 1dari 12

Empty Hole Desain

) diletakkan di persegi
Peledakan pertama.
Pada Berikut
Tambang ini merupakan
Bawah Tanah komponen-
komponen yang dihitung dalam pembuatan segiempat pertama cut:
Peledakan pada tambang bawah tanah berbeda dengan peledakan pada tembang
Jarak
terbuka, antara lubang
perbedaannya ledak
yaitu danpeledakan
pada lubang kosong (a) terbuka dilakukan dengan
tambang
dua atau lebih arah bidang bebas sedangkan pada peledakan tambang bawah
tanahBurden
hanya maksimum
mempunyaimerupakan
satu arah bidang bebas.
jarak maksimum yang diperbolehkan
antara diameter lubang kosong ( Empty Hole, ) dengan lubang ledak (d).
Dalam kegiatan peledakan biasanya terdapat 2 atau lebih bidang bebas. Maka
a=1,7
dalam melakukan kegiatan peledakan tambang bawah tanah perlu dibuat bidang
bebas kedua yang dinamakan cut. Cut itu sendiri dapat dibagi menjadi beberapa
Dimana:
persegiempat.
a = Burden Maksimum (m)
A. Perhitungan Cut Hole
= Diameter Lubang Kosong (m)
Cut digunakan sebagai bidang bebas kedua yang biasanya dipakai dalam
Deviasi Maksimum Lubang Tembak (F)
peledakan tambang bawah tanah. Charlos lopez jimeno dalam bukunya membagi
cut menjadi 4 persegiempat, dimana masing-masing persegi terdapat 4 buah
Penyimpangan
lubang maksimum
ledak dan pada yang diizinkan
persegiempat dalam lubang
pertama terdapat 1 buahtembak
lubang kosong
dinamakan deviasi
(Empty Hole) yangmaksimum lubangpeledak.
tidak diisi bahan tembak (F). Dimana deviasi maksimum
lubang tembak dapat dicari dengan persamaan:

Charlos lopez jimeno dalam bukunya yang berjudul


F=1,7-(H+ ) Drilling And Blasting Of
Rock membuat persamaan dalam perhitungan cut.

Apabila lubang kosong yang dipakai lebih dari satu buah lubang kosong,
Dimana:lubang samaran (D2) dapat dihitung dengan persamaan berikut ini
maka diameter
(Jimeno,1995):
F = Deviasi Maksimum Lubang Tembak (m)

D2=D' 1x N
= Diameter Lubang Kosong (m)

Dimana :
D2 = DiameterDeviasi
Angular Lubang(mm)
Samaran (mm)

D 1 =
H Diameter
= Lubang Kosong
Kedalaman (mm)
Pemboran (m)

N
= Jumlah
= Lubang Kosong
Colarring Deviasi(Buah)
(mm/m)
Perhitungan
Burden Pertama (B1) masing-masing persegiempat dapat dihitung dalam
cut dalam
persamaan berikut (Jimeno,1995):
Jarak tegak lurus antara lubang kosong (Empty Hole) dengan lubang
tembak dalamPertama
a. Segiempat segiempat pertama.

Pembuatan design cut dibuat terlebihB1=a-F


dahulu pada segiempat pertama
sebagai patokan untuk membuat segiempat selanjutnya. Letak lubang kosong (
Dimana:
B1 = Burden Pertama (m)

a = Jarak antara lubang ledak dan lubang kosong (m)

F = Deviasi Maksimum Lubang Tembak (m)

Jarak Lubang Ledak Segiempat Pertama (W 1)

Jarak antara lubang ledak pada segiempat pertama dapat dicari dengan
persamaan dibawah ini:

W1'=B12

Dimana:

W1= Jarak antar lubang ledak pada segiempat pertama (m)

B1 = Burden Pertama (m)

Panjang Yang Tidak Diisi Bahan Peledak/ Stemming (T)

Besarnya panjang yang tidak diisi bahan peledak dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut:

T=10 d

Dimana:

T = Stemming (m)

d = Diameter lubang ledak (m)

b. Segiempat Kedua

Bukaan Segiempat Kedua ( W2)

( 2= ( 1 )2

Burden Maksimum Kedua (B)


2
2
2
= 8,8 10

Burden Kedua (B2)

2 =

Jarak Lubang Ledak Dalam Segiempat Kedua (W2)

1
2 (= (2 + ()) 2
2

c. Segiempat Ketiga
Bukaan Segiempat Ketiga ( W3)

1
(3 = (2 + () ) 2
2

Burden Maksimum Ketiga (B)

3 3 2
= 8,8 10

Burden Ketiga (B3)

3 =

Jarak Lubang Ledak Dalam Segiempat Ketiga (W3)

2

(3 = (3 + ()) 2
2

d. Segiempat Keempat
Bukaan Segiempat Keempat ( W4)

2
(4 = (3 + () ) 2
2
Burden Maksimum Ketiga (B)

4 4 2
= 8,8 10

Burden Keempat (B4)

4 =

Jarak Lubang Ledak Dalam Segiempat Keempat (W4)

2
4 (= (3 + ()) 2
2

Setelah perhitungan dilakukan maka akan mendapatkan design pola peledakan


pada cut sebagai berikut (Gambar 1) :

Gambar 1 Cut Hole


(Sumber: Drilling and Blasting Of Rock, 1995)

Dengan menggunakan Tabel 1 maka I dan SANFO dapat dihitung sebagai


berikut,

1
( ( ) = 2
4
S LFB bahan peledak yang dipakai
=
S LFB ANFO
Tabel 1 Density Untuk Berbagai Bahan Peledak (Holmberg-Persson, 1994)
Bahan Peledak Qv V sLFB sANFO Berat
Jenis
(MJ/kg) (m3/kg)
(kg/m3)

Dynamite 5 0.850 1 1.19 1450

Dynamex M 4.7 0.88 0.94 1.13 1400

ANFO5.1 0.610 0.97 1.15 1 900

TNT 5.1 0.610 0.97 1.15 1640

Nabit 4.42 0.904 0.91 1.08 1200

Gurit A 3.8 0.400 0.71 0.85 1000

NG 6.27 0.716 1.19 1.42 1590

Emulite 150 4.1 0.84 0.85 1.42 1200

Iremite 62 3.75 0.852 0.79 0.94 1180

Iregel RX 2.68 0.941 0.63 0.75 1200

Dynex 205 4 0.863 0.84 1 1170

Powergel 3.29 0.810 0.71 0.84 1150

Kimit 80 4.1 0.74 0.89 1.06 1100

Emulet 20 2.4 1.12 0.61 0.73 220

PETN 6.38 0.717 1.2 1.43 1670

Keterangan:

s LFB = Weight strength relatif terhadap bahan peledak acuan (dynamite)

Qv = Panas akibat peledakan 1 kg bahan peledak yang dinilai, MJ

Qv0 =Panas akibat peledakan 1 kg LFB (kekuatan bahan peledak)


dynamite (5MJ)
V = Volume gas yang dilepaskan 1 kg bahan peledak yang dinilai pada STP,
m3

V0= Volume gas yang dilepaskan 1 kg FLB dynamite pada suhu dan
tekanan

Standar (0.85 m3)

s ANFO =Weight strength relatif ANFO terhadap bahan peledak acuan


(dynamite)

C (rock constant) merupakan ukuran empiris jumlah peledak yang dibutuhkan

untuk melonggarkan 1 m3 batuan.

c?
t?
RMR ?
C = 0.50 + 2.60( t/ c)0.5 + 13 t/ c , kg/m3
Untuk percobaan pertama C=0.4 kg/m3

B. Perhitungan Geometri Pola Peledakan Tambang Bawah Tanah

Setelah perhitungan cut hole sudah dilakukan. Maka dilakukan


perhitungan lifter, wall, roof, dan stoping dalam pola peledakan. Menurut
jimenno,1995(Lihat Gambar 3).

Gambar 3 Letak Pola Peledakan Bawah Tanah


(Sumber: Drilling and blasting of rock)

Perhitungan geometri pemboran dan peledakan dapat dihitung dengan


menggunakan persamaan berikut :

Perhitungan Lifter
Burden Maksimum

= 0,9
()

Jumlah Lubang Ledak Lifter


= +2

Spacing ( S )

+ 2

=
Spasi
1 Lifter, dengan lubang ledak diujung

=

Partical Burden Lifter (BL)

=( (
)
Panjang Isian Dasar (hb)

hb = 1,25 Bl

Panjang Isian Column (hc)

hc = H hb T

Keterangan:

C = Corrected rock constant (0,4)

F = Fixation factor

NB = Jumlah Lubang (Buah)

H = Kedalama pemboran (m)

= Lookout (degree)

S = Jarak antar lubang (m)

SL = Jarak antar lubang pada ujung lifter (m)

Hb = Panjang Isian Dasar (m)

Hc = Panjang Isian Column (m)


Perhitungan Countour, Roof

Spacing (S)

Burden ( B)

S/B = 0,8

= //

Konsentrasi Muatan Roof (Ir)

= 90
2
Keterangan :

K = Konstanta ( 15-16)

D = Diameter (m)

Perhitungan Countour, Wall

Panjang yang Ditempati oleh wall hole = Tinggi Abutment Bl


Br

Spasi

Burden Maksimum ( B)

= 0,9
()

Burden Wall ( Bw )

Jumlah
Referensi : Lubang ( NB )
M.
Simangunsong, Ganda.
Underground Blasting Design Fakultas Teknik
Pertambangan
=+ 2 & Perminyakan ITB. Bandung.

Spasi
Lopez wallC.,
Jimeno ( Sw )
(1995), Drilling and Blasting of Rocks, A.A. Balkema,
Roterdam, Nedherlans

=
1
3.7.3 Perhitungan Stoping
Stoping Horizontal

F= 1,45

S/B = 1,25

C = 0,4

= 0,9
( )

Stoping Downword

F = 1,2

S/B = 1,25

C = 0,4

= 0,9
( )

Dimana,

F= Devisiasi maksimum Pemboran

Anda mungkin juga menyukai