JUDUL
Asidi Alkalimetri
B. TUJUAN
Mahasiswa dapat menentukan konsentrasi Asam / Basa dengan menggunakan
metode volumetri
C. DASAR TEORI
Titrasi merupakan suatu proses analisis dimana suatuvolum larutan standar
ditambahkan ke dalam larutan dengan tujuan mengetahui komponene yang tidak dikenal.
Larutan standar ditambahkan ke dalam larutan dengan tujuan mengetahui komponen yang
tidak dikenal. Larutan standar adalah larutan yang berkonsentasinya sudah diketahui secara
pasti. Berdasrkan kemurniannya larutan standar dibedakan menjadi larutan standar sekunder.
Larutan standar primer adalah larutan standar yang dipersiapkan dengan menimbang dan
melarutkan suatu zat tertentu dengan kemurnian tinggi (konsentrasi diketahui dari massa-
volume larutan). Larutan standar sekunder adalah larutan standar yang dipersiapkan dengan
kemurnian relative rendah sehingga konsentrasi diketahui dari hasil standarisasi[1].
Titrasi asam basa sering disebut asidimetri-alkalimetri, sedang untuk titrasi atau
pengukuran lain-lain sering juga dipakai akhiran Ometrimenggantikan imetri. Kata metri
berasal dari bahasa yunani dan berarti ilmu, proses atau seni mengukur, I dan o dalam
hubungan dengan metri berarti sma saja, yaitu dengan atau dari akhiran I berasal dari
bahasa latin dan o dari bahasa yunani.jadi asidimetri dapat diartikan pengukuran jumlah
asam ataupun pengukuran dengan asam (yang diukur jumlah basa atau garam). Tentu saja
ini membingungkan, namun usaha menetapkan arti mana yang harus dipakai tidak berhasil.
Maka asidimetri dan alkalimetri sebaiknya diartikan umum saja, yakni titrasi yang menyangkut
asam dan basa.secara tersirat diutarakan di muka, maka bahwa titrasi asidimetri dan
alkalimetri menyangkut reaksi dengan asam dan atau basa di antaranya.
1. Asam kuat basa kuat
2. Asam kuat basa lemah
3. Asam lemah basa kuat
4. Asam kuat garam dari asam lemah
5. Basa kuat garam dari basa lemah
Indikator asam-basa ialah zat yang dapat berubah warna apabila pH lingkungannya
berubah. Misalnya biru bromtimol (bb) dalam larutan asam ia berwarna kuning tetapi dalam
lingkungan basa warnannya biru. Warna dalam keadaan asam dinamakan warna asamdari
indicator (kuning untuk bb), sedang warna yang ditunjukan dalam keadaan basa disebut warna
basa. Akan tetapi harus dimengerti bahwa asam dan basa disini tidak berarti pH kurang atau
lebih dari tujuh. Asam berarti pH lebih rendah dan basa berarti pH lebih besar dari trayek
indicator atau trayek perubahan warna yang bersangkutan.biru bromtimol mempunyai trayek
indicator atau trayek pH dari pH 6,0 sampai 7,6 maka warna asam (kuning) ialah warnanya
bila pH larutan kurang dari 6,0 dan warna pH > 7,6 tidak ada beda warna antara pH 8 dan 11
atau 13,5. Demikian pula pada pH 0 atau 3,5 atau 5,9 tidak tampak perbedaan warna, warna
selalu kuning selama pH < 6,0. Lain halnya bila pH terletak di dalam trayek pH. Pada tiap pH
yang berbeda akan tampak warna yang lain pula, untuk biru bromtimol warna suatu campuran
antara kuning dan biru, dan lebih banyak kuning bila mendekatai 6,0 dan sebaliknya lebih
banyak biru bila mendekati pH 7,6. Jadi bila sedereran larutan dengan pH yang meningkat dari
6,0 sampai 7,6, diberi biru bromtimol masing-masing sama banyak, maka tampak warna
larutan-larutan tersebut berubah-ubah sebagai berikut: kuning-kuning kehijau-hijauan hijau
muda-hijau muda hijau kekuning-kuningan hijau hijau kebiru-biruan,dan seterusnya
dan terakhir biru. Jadi, di luar trayek pH,indicator hanya menampakan warna asam atau warna
basa tanpa tergantung dari pH sesunggunhya, sedang di dalam trayek terlihat warna yang
berbeda-beda sesuai dengan pH sebenarnya. Dengan perkataan lain kita dapat menentukan
pH suatu bahan berdasar warna indicator asal nilainya terletak dalam trayek pH indicator yang
dipakai[3.]
Salah satu cara dalam penentuan kadar larutan asam basa adlah dengan melalui
proses titrasi aside-alkalimetri. Cara ini cukup menguntungkan karena pelaksanaanya mudah
dan cepat, ketelitian dan ketepatannya juga cukup tinggi. Titrasi aside-alkalimetri dibagi
menjadi dua bagian yaitu asidimetri dan alkalimetri. Asidimetri adalah titrasi dengan
menggunakan larutan standar asam untuk menentukan basa. Asam-asam yang biasanya
dipergunakan adalah HCl, asam cuka,asam oksalat, asam borat. Sedangkan alkalimetri
merupakan kebailkan dari asidimetri yaitu titrasi yang menggunakan larutan standar basa
untuk menentukan asam[4].
Titrasi dilakukan dengan caravolume zat penitrasi (titran) yang digunakan untuk
bereaksi dengan zat yang dititrasi (titrat). Jika konsentrasi salah satu diketahui, maka
konsentrasi/kadar zat lain dapat dihitung. Dalam titrasi dikenal titik ekivalen dan titik akhir
titrasi. Titik akhir titrasi adalah titik pada saat titrasi diakhiri/dihentikan. Dalam titrasi biasanya
diambil sejumlah alcohol tertentu yaitu bagian dari keseluruhan larutan yang dititrasi kemudian
dilakukan proses pengencera [5].
D. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
No Nama Alat kategori Gambar Fungsi
1 Buret 50 ml 1 Untuk mengukur
volume cairan yang
keluar seperti pipet
1. Alkalimetri
Asam Oksalat
Perubahan warna
Konsentrasi NaOH
c. Penentuan Asam asetat dalam cuka
Asam Cuka
Perubahan warna
Volume NaOH
2. Asidimetri
a. Membuat larutan baku primer Boraks
Boraks
- Menimbang sebanyak 2 gram
- Melarutkan dalam Aquadest hingga mencapai 250
mL
Boraks
Perubahan warna
Volume HCl
c. Analisis NaOH dan Na2CO3 dari soda kue (Caustic Soda)
Titrat
ALKALIMETRI
- Mengukur asam cuka sebanyak 25 ml
kemudian memasukkan kedalam labu takar
- Mengencerkan asam cuka 25 ml dengan
aquades hingga 100 ml
- Mengukur asam cuka yang sudah diencerkan
masing-masing 5 ml kemudian
memasukannya kedalam dua labu
Erlenmeyer dan diberi label 1 dan titrasi 2
- Larutan berwarna
- Menambahkan indicator PP kedalam
bening
Erlenmeyer masing-,masing sebanyak 4 tetes
- Menitrasi 2 labu Erlenmeyer dengan NaOH
- V NaOH1 = 9,4 ml
0,63035 N sampai larutan berwarna merah
- V NaOH2 = 15 ml
muda
ASIDIMETRI
- Menimbang soda kue sebanyal 2 gram
- Melarutkan dengan aguades hingga
volume 250 ml
- Memasukan soda kue yang sudah
- Larutan berwarna
dilarutkan dan dimasukan kedalam 2
bening
labu Erlenmeyer diberi label 1 dan 2
- Menambahkan indicator PP 4 tetes
- V1 = 2,2 Ml dan V2 =
- Menitrasi dengan HCl, sampai larutan 2,6 Ml
berwarna bening
- Menambahkan 4 tetes indicator Mo
- Menitrasi dengan HCl 0,1 M samapai
larutan berwarna orange kemerah- V1 =20,6 Ml
merahan V2 = 16,6 Ml
1. Asidimetri
, ,
a. HCl dengan indicator PP = = 2,4 ml
, ,
b. HCl dengan indicator Mo= + = 18,6 ml
C= b-a
= 18,6 2,4
= 16,2 ml
.
% NaOH =
, , ,
=
= 9,98 %
%Na2CO3 =
, ,
=
= 89,29 %
= 9,98 % + 89,24 %
= 99,27 %
Reaksi yang terjadi
2. Alkalimetri
V2CH3CooH : 5 ml
,
V1NaOH = 9,4 ml V = = [= 12,2 ml
V2 NaOH = 15 ml
N NaOH = 0,63035
V CH3COOH
, ,
= = 1,575 N
V CH3COOH : 5 ml 0,005 L
CH3COOH CH3COOH- + H+
Gram CH3COOH = V.N .BE BE =
/
= 0,005 L X1,575 ek/L X 60 gr/ek = /
= 60 gram/ek
= 0,4725 gram
Pada saat titrasi, larutan cuka berubah warna menjadi merah muda. Ketika larutan
berubah warna, maka titrasi dihentikan dan dicatat selisih volume awal dan akhir titrasi.
Sehingga dapat dihitung konsentrasi asam cuka berdasarkan rumus:
V1. N1 = V2. N2
Dari persamaan tersebut diperoleh hasil perhitungannya dan didapat konsentrasi
asam cuka sebanyak 1.575 N.
Titrasi ini merupakan titrasi asam lemah dan basa kuat. CH3COONa merupakan garam
yang terhidrolis oleh air dengan persamaan hidrolisnya :
2. Asidimetri
a. Pembakuan HCl 0,1 N
I. KEMUNGKINAN KESALAHAN
Kemungkinan kesalahan yang ditemukan pada saat praktikum yaitu :
1. Kesalahan dalam menimbang dengan menggunakan neraca analitik
2. Kesalahan mata saat membaca skala
3. kurang bersihnya alat yang digunakan
DAFTAR PUSTAKA
1. Atkins, P. and lorette J., 1997, chemistry molecules and canges, 3rd ed, New,
140.
2. Harjadi, W., 1980, ilmu kimia analitik dasar, Jakarta, Gramedia, 134.
3. Devhy vhy., Volumetri, http://www.slideshare.net/devhyvhy/volumetri -20242786,
diakses 18 oktober 2016 pukul 08.21 wita.
4. Arifin, M., 1996, kimia analitik , Goedarma 73, 107.
5. Barret, G., 1999 kimia analitik aside-alkalimetri, Jurnal kimia
http://www.slideshare.net/barret/asidi-alkali diakseses 27 oktober 2016 pukul
08.21 wita