Irne W. Desiyanti
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
Abstrak Abstract
270
Desiyanti, Faktor-faktor yang Berhubungan
271
JIKMU, Vol. 5, No. 2, April 2015
272
Desiyanti, Faktor-faktor yang Berhubungan
menikah dini. Oleh karena itu, sosialisasi Mapanget Kota Manado tahun 2013-2014.
tentang pentingnya kesehatan reproduksi Jumlah populasi dalam penelitian ini
remaja sangat diperlukan untuk adalah 504 orang. Sampel pada penelitian
meminimalkan dampak tersebut. ini adalah 88 orang. Instrument yang
digunakan pada variabel independen dan
Berdasarkan latar belakang di atas
variable independen adalah Kuisioner
maka tujuan yang akan dicapai dari
kepada responden dan orang tuanya. Uji
penelitian ini adalah untuk mengetahui
statistik chi square digunakan untuk
faktor-faktor yang berhubungan terhadap
mengetahui ada tidaknya hubungan
pernikahan dini pada remaja di Kecamatan
variabel bebas dan variabel tergantung. Uji
Mapanget Kota Manado.
Regresi Logistik Berganda digunakan
untuk mencari faktor yang paling dominan
Metode Penelitian (variable bebas) memengaruhi variable
terikat.
Dalam penelitian ini rancangan yang
digunakan adalah analitik kuantitatif.
Variabel yang digunakan dalam penelitian Hasil dan Pembahasan
ini dibedakan menjadi variabel bebas (X)
yaitu peran orang tua dalam komunikasi 1. Hubungan Antara Peran Orang Tua
keluarga, pendidikan orang tua, Dalam Komunikasi Keluarga dengan
pendidikan responden dan pekerjaan Status Pernikahan Dini
responden. Sedangkan variabel
tergantungnya (Y) adalah pernikahan dini. Hubungan antara peran orang tua
Populasi dalam penelitian ini adalah dalam komunikasi keluarga dengan status
seluruh pasangan usia subur yang telah pernikahan dini dapat dilihat pada Tabel 1.
menikah dan tercatat di Kecamatan
Tabel 1. Hubungan Peran Orang Tua dalam Komunikasi Keluarga dengan Status Pernikahan
Dini
273
JIKMU, Vol. 5, No. 2, April 2015
system komunikasi dengan kejadian yang semakin cepat maka solusi utama
pernikahan dini pada anaknya. bagi orang tua.
Peran orang tua sangat menentukan Kategori pola asuh orang tua yang
remaja untuk menjalani pernikahan di usia demokratis merupakan pola asuh yang
muda (Al Ghifari, 2002). Nurhajati (2013) kurang signifikan, hal ini dikarenakan
juga mengungkapkan bahwa orang tua orang tua tidak mengekang kepada anak-
yang memiliki keterbatasan pemahaman anaknya dan memberikan kepercayaan
khususnya tentang kesehatan reproduksi, atau kebebasan terhadap anak-anaknya
hak anak maka kecenderungan yang terjadi untuk bisa menjalani kehidupannya di
adalah menikahkan anaknya. Orang tua masa depan. Pola asuh orang tua yang
memiliki peran yang besar terhadap seperti ini akan berdampak pada
kejadian pernikahan dini. Selain itu orang kurangnya peran serta orang tua dalam
tua juga memiliki peran yang besar dalam memberikan nasehat atau informasi
penundaan usia perkawinan anak. tentang pernikahan dini dan kehidupan
Ada tiga elemen penting dalam dalam menjalani rumah tangga dalam usia
penentu keputusan seseorang untuk yang muda (Siti, 2011). Kurangnya
menikah usia remaja ditinjau dari komunikasi yang dijalin oleh orang tua
perspektif komunikasi keluarga yaitu kepada anaknya sehingga anak terutama
peran orang tua sebagai pemegang usia remaja yang lebih membutuhkan
kekuasaan dalam keluarga, peran keluarga perhatian terhadap perkembangan
sebagai sebuah komponen komunikasi dan seksualitasnya akan lebih mengarah pada
peran keluarga dalam membangun relasi perilaku seks bebas sehingga yang dapat
intim dengan anggota keluarga (Nurhajati, berujung pada pernikahan dini dan sebagai
2013). Besarnya peran orang tua ditinjau akibat dari pola asuh orang tua yang terlalu
dari segi perspektif komunikasi keluarga besar memberikan kepercayaan dan
yang mana peran-peran tersebut kebebasan pada anak.
merupakan salah satu penentu keputusan
seorang remaja untuk menikah pada usia 2. Hubungan Antara Pendidikan Orang
muda. Keluarga yang tidak memiliki Tua dengan Status Pernikahan Dini
hubungan yang harmonis akan berdampak
pada perilaku seks bebas anak dan dapat Hubungan antara pendidikan orang tua
berujung pada pernikahan usia dini. dengan status pernikahan dini dapat dilihat
Menurut Juspin (2012) mengemukakan pada Tabel 2.
bahwa peran orang tua terhadap Berdasarkan tabulasi silang antara
kelangsungan pernikahan dini pada pendidikan orang tua dengan kejadian
dasarnya tidak terlepas dari tingkat pernikahan dini di atas menunjukkan
pengetahuan orang tua yang dihubungkan bahwa pada orang tua yang berpendidikan
pula dengan tingkat pendidikan orang tua. tinggi sebanyak 45 orang (51,1%) dengan
Selain itu, Juspin (2012) juga rincian yang melakukan pernikahan dini
mengungkapkan bahwa tingkat pendidikan pada anaknya sebanyak 14 orang (15,9%)
keluarga ini akan mempengaruhi dan yang tidak melakukan pernikahan dini
pemahaman keluarga tentang tentang pada anaknya sebanyak 31 orang (35,2%).
kehidupan berkeluarga yang lebih baik. Sedangkan pada orang tua yang
Orang tua yang memiliki pemahaman
berpendidikan rendah sebanyak 43 orang
rendah terhadap berkeluarga dengan (48,9%) dengan rincian yang melakukan
memandang bahwa dalam kehidupan pernikahan dini pada anaknya sebanyak 27
keluarga akan tercipta suatu hubungan orang (30,7%) dan yang tidak melakukan
silaturahmi yang baik sehingga pernikahan pernikahan dini pada anaknya sebanyak 16
orang (18,2%). Berdasarkan analisis uji
274
Desiyanti, Faktor-faktor yang Berhubungan
Peran orang tua terhadap kelangsungan terhadap anaknya adalah faktor pendidikan
pernikahan dini pada dasarnya tidak keluarga. Remaja yang memiliki latar
terlepas dari tingkat pengetahuan orang tua belakang orang tua berpendidikan rendah
yang dihubungkan pula dengan tingkat maka memiliki resiko lebih besar untuk
pendidikan orang tua (Juspin, 2012). menikah dini daripada remaja yang
Selain itu, Juspin (2012) juga memiliki latarbelakang orang tua
mengungkapkan bahwa tingkat pendidikan berpendidikan tinggi. Pendidikan orang tua
keluarga ini akan mempengaruhi juga memiliki peranan dalam membuat
pemahaman keluarga tentang tentang keputusan untuk anaknya, karena di dalam
kehidupan berkeluarga yang lebih baik. keluarga merupakan lingkungan
Orang tua yang memiliki pemahaman pendidikan anak yang pertama dan utama
rendah terhadap berkeluarga maka akan
memandang bahwa dalam kehidupan
berkeluarga akan tercipta suatu hubungan 3. Hubungan Antara Pendidikan
silaturahmi yang baik, sehingga Responden dengan Status Pernikahan Dini
pernikahan yang semakin cepat maka
solusi utama bagi orang tua. Hubungan antara pendidikan
Salah satu faktor yang dapat responden dengan status pernikahan dini
mempengaruhi keputusan pihak orang tua dapat dilihat pada tabel 3.
275
JIKMU, Vol. 5, No. 2, April 2015
tinggi sebanyak 45 orang (51,1%) dengan yang ada dalam diri individu, karena
rincian yang melakukan pernikahan dini pendidikan individu akan mendapat
sebanyak 13 orang (14,8%) dan yang tidak pengetahuan yang nantinya akan
melakukan pernikahan dini sebanyak 32 membentuk sikapnya dalam hal
orang (36,4%). Sedangkan pada responden mengambil keputusan.
yang berpendidikan rendah sebanyak 43 Notoatmojo (2003) mengungkapkan
orang (48,9%) dengan rincian yang bahwa semakin tinggi pendidikan maka
melakukan pernikahan dini sebanyak 28 akan semakin besar pengetahuan yang
orang (31,8%) dan yang tidak melakukan didapatkan. Remaja yang berlatarbelakang
pernikahan dini sebanyak 4 15 orang pendidikan tinggi memiliki resiko lebih
(17%). Berdasarkan analisis uji Chi- kecil untuk melakukan penikahan dini
Square pada tabel didapatkan hasil nilai dibandingkan responden yang
= 0,001. Hal ini menunujukkan bahwa < berlatarbelakang pendidikan rendah. Hal
, sehingga terdapat hubungan antara ini dikarenakan pengetahuan yang mereka
pendidikan responden dengan kejadian dapatkan lebih banyak
pernikahan dini.
Tingkat pendidikan maupun
pengetahuan anak yang rendah dapat 4. Hubungan Antara Pekerjaan
menyebabkan adanya kecenderungan Responden dengan Status Pernikahan
melakukan pernikahan di usia dini. Dini
Sehingga peran pendidikan dalam hal ini
sangat penting dalam mengambil
Hubungan antara pekerjaan responden
keputusan individu (Alfiyah 2010). dengan status pernikahan dini dapat dilihat
Pendidikan seseorang merupakan bagian pada tabel 4.
yang sangat penting dari semua masalah
276
Desiyanti, Faktor-faktor yang Berhubungan
bagian dari faktor sosial yang bersifat dapat mengukur status sosial ekonomi
dinamis. Suatu lingkungan sosial tertentu serta masalah kesehatan dan kondisi
tidak begitu saja memberi pengaruh yang tempat seseorang bekerja (Guttmacher
sama kepada setiap orang, akan tetapi dalam Yunita, 2014). Pekerjaan seseorang
kebiasaan sosial akan memberi pengaruh dapat mencerminkan pendapatan, status
terhadap kesehatan. Sehingga antara sosial, pendidikan dan masalah kesehatan
remaja yang bekerja dan tidak bekerja bagi orang itu sendiri
tidak ada bedanya dalam mendapatkan
pengaruh untuk melakukan pernikahan
usia muda. Hal ini dapat dipengaruhi oleh 5. Variabel yang Dominan Berpengaruh
kebiasaan di lingkungan sekitar atau dapat Terhadap Pernikahan Dini
juga didukung dengan adanya kebudayaan
yang lebih berpengaruh. Multivariat dilakukan dengan
Hal yang mempengaruhi kejadian menggunakan uji regresi logistik. Tahap
pernikahan usia muda bukan dari sudut pertama adalah menetukan variabel bebas
pandang pekerjaan remaja melainkan lebih yang mempunyai nilai < 0,05 dalam uji
ke pekerjaan orang tua. Dengan pekerjaan hubungan dengan variabel terikat yang
orang tua maka akan mencerminkan status dilakukan dengan analisis uji Chi-Square.
sosial ekonomi dari keluarga remaja Berdasarkan analisis uji Chi-Square diatas
tersebut (Yunita, 2014). Kehidupan didapatkan bahwa variabel bebas yang
seseorang sangat ditunjang oleh memiliki nilai < 0,05 adalah peran orang
kemampuan ekonomi keluarga, sebuah tua dalam komunikasi keluarga,
keluarga yang berada di garis kemiskinan pendidikan orang tua, pendidikan
akan mengambil keputusan bahwa untuk responden dan pekerjaan responden.
meringankan beban orang tuanya maka Selanjutnya variabel tersebut dilkukan uji
anak wanita dikawinkan dengan orang- analisis regresi logistik dengan hasil
orang yang dianggap mampu. Pekerjaan seperti Tabel 5.
Peran orang tua sangat menentukan adalah menikahkan anaknya. Orang tua
remaja untuk menjalani pernikahan di usia memiliki peran yang besar terhadap
muda (Al Ghifari, 2002). Nurhajati (2013) kejadian pernikahan dini. Selain itu orang
juga mengungkapkan bahwa orang tua tua juga memiliki peran yang besar dalam
yang memiliki keterbatasan pemahaman penundaan usia perkawinan anak.
khususnya tentang kesehatan reproduksi, Ada tiga elemen penting dalam
hak anak maka kecenderungan yang terjadi penentu keputusan seseorang untuk
277
JIKMU, Vol. 5, No. 2, April 2015
menikah usia remaja ditinjau dari usia remaja yang lebih membutuhkan
perspektif komunikasi keluarga yaitu perhatian terhadap perkembangan
peran orang tua sebagai pemegang seksualitasnya akan lebih mengarah pada
kekuasaan dalam keluarga, peran keluarga perilaku seks bebas sehingga yang dapat
sebagai sebuah komponen komunikasi dan berujung pada pernikahan dini dan sebagai
peran keluarga dalam membangun relasi akibat dari pola asuh orang tua yang terlalu
intim dengan anggota keluarga (Nurhajati, besar memberikan kepercayaan dan
2013). Besarnya peran orang tua ditinjau kebebasan pada anak.
dari segi perspektif komunikasi keluarga Kejadian pernikahan dni di Indonesia
yang mana peran-peran tersebut sudah seharusnya mendapatkan prioritas
merupakan salah satu penentu keputusan yang utama untuk penanganannya. Hal ini
seorang remaja untuk menikah pada usia berkaitan erat dengan laju pertumbuhan
muda. Keluarga yang tidak memiliki penduduk dan masa depan generasi muda
hubungan yang harmonis akan berdampak bangsa. Badan Koordinasi Keluarga
pada perilaku seks bebas anak dan dapat Berencana Nasional sudah mencanangkan
berujung pada pernikahan usia dini. program Generasi Reproduksi (Genre)
Menurut Juspin (2012) mengemukakan yang sampai saat ini dalam sosialisasinya
bahwa peran orang tua terhadap masih kurang maksimal. Kurangnya
kelangsungan pernikahan dini pada perhatian pemerintah dalam menangani
dasarnya tidak terlepas dari tingkat kasus perkawinan dibawah umur seperti
pengetahuan orang tua yang dihubungkan undang-undang no. 1 tahun1974 tentang
pula dengan tingkat pendidikan orang tua. batasan usia perkawinan pada laki-laki dan
Selain itu, Juspin (2012) juga perempuan seharusnya sudah terdapat
mengungkapkan bahwa tingkat pendidikan perubahan karena tidak sesuai dengan
keluarga ini akan mempengaruhi keadaan saat ini
pemahaman keluarga tentang tentang
kehidupan berkeluarga yang lebih baik.
Orang tua yang memiliki pemahaman
Kesimpulan
rendah terhadap berkeluarga dengan
memandang bahwa kehidupan keluarga 1. Terdapat hubungan antara peran orang
akan tercipta hubungan silaturahmi yang tua dalam komunikasi keluarga dengan
baik sehingga pernikahan yang semakin kejadian pernikahan dini yang berarti
cepat maka solusi utama bagi orang tua. bahwa orang tua yang kurang berperan
Kategori pola asuh orang tua yang memiliki peluang lebih besar untuk
demokratis merupakan pola asuh ini melaksanakan pernikahan dini pada
kurang signifikan, hal ini dikarenakan anaknya dibandingkan orang tua yang
orang tua tidak mengekang kepada anak- memiliki peran yang baik.
anaknya dan memberikan kepercayaan 2. Terdapat hubungan antara pendidikan
atau kebebasan terhadap anak-anaknya orang tua dengan kejadian pernikahan
untuk bisa menjalani kehidupannya di dini yang berarti bahwa orang tua yang
masa depan. Pola asuh orang tua yang memiliki pendidikan rendah memiliki
seperti ini akan berdampak pada peluang lebih besar untuk
kurangnya peran serta orang tua dalam melaksanakan pernikahan dini
memberikan nasehat atau informasi
dibandingkan orang tua yang memiliki
tentang pernikahan dini dan kehidupan pendidikan tinggi.
dalam menjalani rumah tangga dalam usia
yang muda (Siti, 2011). Kurangnya 3. Terdapat hubungan antara pendidikan
komunikasi yang dijalin oleh orang tua respoden dengan kejadian pernikahan
kepada anaknya sehingga anak terutama dini yang berarti bahwa responden
278
Desiyanti, Faktor-faktor yang Berhubungan
Daftar Pustaka
Saran
Alfiyah. 2010. Sebab-sebab Pernikahan
1. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Dini. http//
Nasional alfiyah23.student.umm.ac.id. Diakses
a. Agar lebih gencar untuk tanggal 1 Oktober 2014.
mensosialisasikan program- Al-Gifari, A. 2002. Pernikahan Dini
program Genre khususnya Dilema Generasi Ekstravaganza.
tentang pernikahan dini pada Bandung : Mujahid Press.
remaja.
Eko, S. 2014. Pernikahan Dini Kembali
b. Memasang iklan tentang program- jadi Tren Remaja Perkotaan. http//
program Genre khususnya www.tribun.com/kesehatan/2014/01/2
tentang pernikahan dini pada 7/pernikahan-dini-kembali-jadi-tren-
remaja. perkotaan.html. Diakses tanggal 1
2. Dinas Kesehatan Oktober 2014.
a. Memberikan peringatan tentang Juspin, L., Ridwan T., Zulkifli A., Studi
bahaya pernikahan dini melalui Kasus Kebiasaan Pernikahan Usia
spanduk, leaflet, brosur dan lainnya Dini Pada Masyarakat Kecamatan
ke area atau zona yang banyak Sanggalangi Kabupaten Tana Toraja.
orang berkerumun contohnya Makasar: Jurnal MKMI, Vol 5 No.4.
sekolah, caf, pusat pembelanjaan, Oktober 2009, hal 89-94.
dan lainnya. Nad. 2014. Beragam Efek Buruk
b. Agar meningkatkan penyuluhan Pernikahan Dini. http//
oleh petugas kesehatan dengan www.beritasatu.com/gaya-
melibatkan orang tua dan keluarga. hidup/177423-beragam-efek-buruk-
pernikahan-dini.html. Diakses tanggal
3. Masyarakat 1 Oktober 2014.
a. Agar lebih gencar untuk mencari Nandang M., Ijun R. 2007. Faktor-faktor
informasi tentang bahaya yang berhubungan dengan Usia
pernikahan dini. Menikah Muda pada Wanita Dewasa
b. Meningkatkan dukungan dan Muda di Kelurahan Mekarsari Kota
kepedulian terhadap generasi muda Bandung. Jurnal Kesehatan Kartika
agar menjadi lebih baik di masa STIKES A. Yani.
yang akan datang.
279
JIKMU, Vol. 5, No. 2, April 2015
280