Anda di halaman 1dari 11

ARTIKEL PENELITIAN

Faktor-Faktor yang Berhubungan Terhadap Pernikahan Dini Pada


Pasangan Usia Subur di Kecamatan Mapanget Kota Manado

Factors Associated With Early Mariage In Couples Of Childbearing Age At


Kecamatan Mapanget Manado City

Irne W. Desiyanti
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado

Abstrak Abstract

Pernikahan dini (early mariage) merupakan Early mariage a marriage performed by a


suatu pernikahan yang dilakukan oleh seseorang person who has a relatively young age. Relatively
yang memiliki umur yang relatif muda. Umur yang young age is the age of puberty is the age group
relatif muda yang dimaksud tersebut adalah usia between 10-19 years. Reproductive health
pubertas yaitu usia antara 10-19 tahun. problems began with the early marriages that
Permasalahan kesehatan reproduksi dimulai dengan result is in women aged 10-54 years are 2.6
adanya pernikahan dini yang hasilnya yaitu pada percent married at age less than 15 years later,
perempuan usia 10-54 tahun terdapat 2,6 persen 23.9 percent were married at the age of 15-19
menikah pada usia kurang dari 15 tahun kemudian years (Riskesdas, 2013). In North Sulawesi,
23,9 persen menikah pada usia 15-19 tahun. Di married age less than 14 years was 0.5 percent,
Sulawesi Utara, usia menikah kurang dari 14 tahun while the age of marriage from 15 years to 19
adalah 0,5 persen, sedangkan usia menikah antara years was 33.5 percent (BKKBN Survey, 2013).
15 tahun sampai 19 tahun adalah 33,5 persen. The high incidence of marriage at a young age is
Banyaknya kejadian pernikahan pada usia muda under 19 years of age is one of the problems
yaitu usia dibawah 19 tahun yang merupakan salah related to the reproductive system in adolescents
satu permasalahan yang berkaitan dengan sistem who are in need of special attention. The purpose
reproduksi pada remaja yang sangat memerlukan of this study was to determine the factors
perhatian khusus. Tujuan dari penelitian ini adalah associated with the incidence of early marriage
mengetahui faktor yang berhubungan dengan among others, are factors the role of parents in
kejadian pernikahan dini antara lain adalah faktor family communication, parental education,
peran orang tua dalam komunikasi keluarga, education of respondents and respondents work.
pendidikan orang tua, pendidikan responden dan Results of this study shows that factors associated with
pekerjaan responden. Hasil penelitian menunjukkan early marriage is a factor of the role of parents in
faktor yang berhubungan dengan pernikahan dini family communication, parental education and
adalah faktor peran orang tua dalam komunikasi education of the respondents. The most dominant
keluarga, pendidikan orang tua dan pendidikan factor against early marriage in this study is the
responden. Faktor yang paling dominan terhadap role of parents in family communication. It is
pernikahan dini dalam penelitian ini adalah peran therefore expected that people, especially parents
orang tua dalam komunikasi keluarga. Oleh karena (families) can improve the support and concern for
itu diharapkan masyarakat khususnya orang tua young people to become better in the future.
(keluarga) dapat meningkatkan dukungan dan
kepedulian terhadap generasi muda agar menjadi
lebih baik di masa yang akan datang. Keywords : Early Marriage, The Role of Parents,
Education Parents, Respondents Education,
Employment Respondents.
Kata Kunci : Pernikahan Dini, Peran Orang Tua,
Pendidikan Orang Tua, Pendidikan
Responden, Pekerjaan Responden.

270
Desiyanti, Faktor-faktor yang Berhubungan

Pendahuluan remaja muda yang berpendidikan rendah


memiliki resiko (ods ratio) 4,259 kali
Pernikahan dini (early mariage) untuk menikah dini daripada remaja muda
merupakan suatu pernikahan formal atau yang berpendidikan tinggi. Remaja yang
tidak formal yang dilakukan dibawah usia memiliki latar belakang pendidikan yang
18 tahun (UNICEF, 2014). Suatu ikatan tinggi memiliki resiko lebih kecil untuk
yang dilakukan oleh seseorang yang masih menikah dini dibandingkan dengan remaja
dalam usia muda atau pubertas disebut yang memiliki latar pendidikan rendah.
pula pernikahan dini (Sarwono, 2007). Tingkat pendidikan merupakan salah satu
Sedangkan Al Ghifari (2008) berpendapat faktor yang mempengaruhi seseorang
bahwa pernikahan muda adalah dalam menyikapi masalah dan membuat
pernikahan yang dilaksanakan diusia keputusan ataupun kematangan
remaja. Dalam hal ini, yang dimaksud psikososialnya.
dengan remaja adalah antara usia 10 19
tahun dan belum kawin. Pendidikan orang tua juga memiliki
peranan dalam keputusan buat anaknya,
Seseorang yang telah melakukan karena di dalam lingkungan keluarga ini,
ikatan lahir batin antara pria dengan pendidikan anak yang pertama dan utama
wanita sebagai seorang suami istri dengan (Nandang, 2009). Juspin (2012)
tujuan membentuk keluarga, baik yang mengemukakan bahwa peran orang tua
dilakukan secara hukum maupun secara terhadap kelangsungan pernikahan dini
adat/kepercayaan dapat dikatakan pula pada dasarnya tidak terlepas dari tingkat
sebagai pernikahan. Apabila suatu pengetahuan orang tua yang dihubungkan
pernikahan tersebut dilakukan oleh pula dengan tingkat pendidikan orang tua.
seseorang yang memiliki umur yang relatif Hal ini sejalan dengan penelitian yang
muda maka hal itu dapat dikatakan dengan dilakukan oleh Nandang, dkk (2009) yang
pernikahan dini. Umur yang relatif muda menunjukkan bahwa ada hubungan antara
yang dimaksud tersebut adalah usia pendidikan orang tua pada wanita dewasa
pubertas yaitu usia antara 10-19 tahun. muda dengan resiko sebesar 7,667 kali
Sehingga seorang remaja yang berusia lipat. Remaja yang memiliki latar belakang
antara 10-19 tahun yang telah melakukan orang tua berpendidikan rendah maka
ikatan lahir batin sebagai seorang suami memiliki resiko lebih besar untuk menikah
istri dengan tujuan membentuk keluarga dini daripada remaja yang memiliki
dikatakan sebagai pernikahan dini atau latarbelakang orang tua berpendidikan
pernikahan muda. tinggi. Salah satu faktor yang dapat
Salah satu faktor terjadinya pernikahan mempengaruhi keputusan pihak orang tua
dini lainnya adalah pendidikan remaja dan terhadap anaknya salah satunya yang
pendidikan orang tua. Dalam kehidupan menonjol adalah faktor pendidikan
seseorang, dalam menyikapi masalah dan keluarga.
membuat keputusan termasuk hal yang Peran orang tua juga menentukan
lebih kompleks ataupun kematangan remaja untuk menjalani pernikahan di usia
psikososialnya sangat dipengaruhi oleh muda. Orang tua juga memiliki peran yang
tingkat pendidikan seseorang (Sarwono, besar untuk penundaan usia perkawinan
2007). Tingkat pendidikan maupun anak (Algifari, 2002). Hal ini sejalan
pengetahuan anak yang rendah dapat dengan penelitian yang dilakukan oleh
menyebabkan adanya kecenderungan Nurhajati, dkk (2013) yang
melakukan pernikahan di usia dini mengungkapkan bahwa keputusan
(Alfiyah, 2010). Hal ini sejalan dengan menikah di usia muda sangat ditentukan
penelitian yang dilakukan oleh Nandang, oleh peran oang tua. Peran orang tua
dkk (2009) yang menunjukkan bahwa sangat penting dalam membuat keputusan

271
JIKMU, Vol. 5, No. 2, April 2015

menikah di usia muda dimana keputusan dibandingkan dengan daerah pedesaan.


untuk menikah di usia muda merupakan Adapun jumlah rasio kenaikan tersebut
keputusan yang terkait dengan latar pada daerah perkotaan pada tahun 2012
belakang relasi yang terbangun antara adalah 26 dari 1.000 perkawinan, rasio itu
orang tua dan anak dengan lingkungan naik pada tahun 2013 menjadi 32 per
pertemanannya. 1.000 pernikahan. Sedangkan pada daerah
pedesaan yang menurun dari 72 per
Selain itu faktor yang berhubungan
1000 pernikahan menjadi 67 per
dengan pernikahan dini adalah pekerjaan
1000 pernikahan pada tahun 2013 (Eko,
pelaku pernikahan dini. Pekerjaan dapat
2013). Meskipun terjadi peningkatan
mengukur status sosial ekonomi serta
jumlah rasio pernikahan di perkotaan,
masalah kesehatan dan kondisi tempat
tetapi rasio angka pernikahan dini di
seseorang bekerja (Guttmacher dalam
daerah pedesaan masih lebih tinggi
Yunita, 2014). Hal ini sejalan dengan
daripada perkotaan.
penelitian yang dilakukan oleh Zai (2010)
yang mengungkapkan bahwa terdapat Permasalahan kesehatan reproduksi
hubungan antara pekerjaan responden dimulai dengan adanya pernikahan dini
dengan kejadian pernikahan dini. yang hasilnya yaitu pada perempuan usia
Pekerjaan seseorang dapat mencerminkan 10-54 tahun terdapat 2,6 persen menikah
pendapatan, status sosial, pendidikan dan pada usia kurang dari 15 tahun kemudian
masalah kesehatan bagi orang itu sendiri. 23,9 persen menikah pada usia 15-19
tahun (Riskesdas, 2013). Di Sulawesi
Pernikahan dini di lingkungan remaja
Utara, usia menikah kurang dari 14 tahun
cenderung berdampak negatif baik dari
adalah 0,5 persen, sedangkan usia menikah
segi sosial ekonomi, mental/psikologis,
antara 15 tahun sampai 19 tahun adalah
fisik, terutama bagi kesehatan reproduksi
33,5 persen (Survei BKKBN, 2013).
sang remaja tersebut (Nad,2014). Dampak
Banyaknya kejadian pernikahan pada usia
dari pernikahan usia dini kesehatan
muda yaitu usia dibawah 19 tahun yang
reproduksi salah satunya yaitu perempuan
merupakan salah satu permasalahan yang
usia 15-19 tahun memiliki kemungkinan
berkaitan dengan sistem reproduksi pada
dua kali lebih besar meninggal saat
remaja yang sangat memerlukan perhatian
melahirkan dibandingkan yang berusia 20-
khusus.
25 tahun, sedangkan usia di bawah 15
tahun kemungkinan meninggal bisa lima Berdasarkan survei awal yang
kali. Perempuan muda yang sedang hamil, dilakukan oleh peneliti di Kecamatan
berdasarkan penelitian akan mengalami Mapanget Kota Manado pada tanggal 14
beberapa hal, seperti akan mengalami Oktober 2014, pada rentang tahun 2011-
pendarahan, keguguran, dan persalinan 2013 didapatkan sebanyak 117 remaja
yang lama atau sulit (Yenrizal Makmur melakukan pernikahan dini yaitu
dalam Nad, 2014). Oleh karena itu, pernikahan di usia rentang < 20 tahun.
pernikahan dini memiliki banyak dampak Selain itu dari survei awal tersebut diambil
negatif yang sangat penting untuk 20 responden didapatkan data bahwa 11
diketahui baik oleh remaja maupun orang orang telah mengalami kehamilan dan
tua. persalinan pada usia yang muda dan 3
orang diantaranya pernah mengalami
Pada tahun 2012 di Indonesia, angka
keguguran, sebanyak 4 orang yang
perempuan menikah usia 10-14 sebesar 4,2
melahirkan mengalami berat badan lahir di
persen, sementara perempuan menikah
bawah 2500 gram. Resiko seperti berat
usia 15-19 tahun sebesar 41,8 persen
badan bayi lahir rendah, keguguran, hamil
(survei BKKBN dalam Indra, 2013). Pada
dan bersalin pada usia muda telah
tahun 2013 terjadi peningkatan rasio
dirasakan dari beberapa remaja yang telah
pernikahan muda pada daerah perkotaan,

272
Desiyanti, Faktor-faktor yang Berhubungan

menikah dini. Oleh karena itu, sosialisasi Mapanget Kota Manado tahun 2013-2014.
tentang pentingnya kesehatan reproduksi Jumlah populasi dalam penelitian ini
remaja sangat diperlukan untuk adalah 504 orang. Sampel pada penelitian
meminimalkan dampak tersebut. ini adalah 88 orang. Instrument yang
digunakan pada variabel independen dan
Berdasarkan latar belakang di atas
variable independen adalah Kuisioner
maka tujuan yang akan dicapai dari
kepada responden dan orang tuanya. Uji
penelitian ini adalah untuk mengetahui
statistik chi square digunakan untuk
faktor-faktor yang berhubungan terhadap
mengetahui ada tidaknya hubungan
pernikahan dini pada remaja di Kecamatan
variabel bebas dan variabel tergantung. Uji
Mapanget Kota Manado.
Regresi Logistik Berganda digunakan
untuk mencari faktor yang paling dominan
Metode Penelitian (variable bebas) memengaruhi variable
terikat.
Dalam penelitian ini rancangan yang
digunakan adalah analitik kuantitatif.
Variabel yang digunakan dalam penelitian Hasil dan Pembahasan
ini dibedakan menjadi variabel bebas (X)
yaitu peran orang tua dalam komunikasi 1. Hubungan Antara Peran Orang Tua
keluarga, pendidikan orang tua, Dalam Komunikasi Keluarga dengan
pendidikan responden dan pekerjaan Status Pernikahan Dini
responden. Sedangkan variabel
tergantungnya (Y) adalah pernikahan dini. Hubungan antara peran orang tua
Populasi dalam penelitian ini adalah dalam komunikasi keluarga dengan status
seluruh pasangan usia subur yang telah pernikahan dini dapat dilihat pada Tabel 1.
menikah dan tercatat di Kecamatan

Tabel 1. Hubungan Peran Orang Tua dalam Komunikasi Keluarga dengan Status Pernikahan
Dini

Berdasarkan tabulasi silang antara komunikasi keluarga sebanyak 35 orang


peran orang tua dalam komunikasi (39,8%) dengan rincian yang melakukan
keluarga dan kejadian pernikahan dini di pernikahan dini sebanyak 25 orang
atas menunjukkan bahwa pada orang tua (28,4%) dan yang tidak melakukan
yang berperan baik dalam komunikasi pernikahan dini sebanyak 10 orang
keluarga sebanyak 53 orang (60,2%) (11,4%). Berdasarkan analisis uji Chi-
dengan rincian yang melakukan Square pada tabel didapatkan hasil nilai
pernikahan dini sebanyak 16 orang = 0,000. Hal ini menunujukkan bahwa <
(18,2%) dan yang tidak melakukan , sehingga terdapat hubungan antara
pernikahan dini sebanyak 37 orang (53%), peran orang tua sebagai komponen dalam
peran orang tua yang kurang dalam

273
JIKMU, Vol. 5, No. 2, April 2015

system komunikasi dengan kejadian yang semakin cepat maka solusi utama
pernikahan dini pada anaknya. bagi orang tua.
Peran orang tua sangat menentukan Kategori pola asuh orang tua yang
remaja untuk menjalani pernikahan di usia demokratis merupakan pola asuh yang
muda (Al Ghifari, 2002). Nurhajati (2013) kurang signifikan, hal ini dikarenakan
juga mengungkapkan bahwa orang tua orang tua tidak mengekang kepada anak-
yang memiliki keterbatasan pemahaman anaknya dan memberikan kepercayaan
khususnya tentang kesehatan reproduksi, atau kebebasan terhadap anak-anaknya
hak anak maka kecenderungan yang terjadi untuk bisa menjalani kehidupannya di
adalah menikahkan anaknya. Orang tua masa depan. Pola asuh orang tua yang
memiliki peran yang besar terhadap seperti ini akan berdampak pada
kejadian pernikahan dini. Selain itu orang kurangnya peran serta orang tua dalam
tua juga memiliki peran yang besar dalam memberikan nasehat atau informasi
penundaan usia perkawinan anak. tentang pernikahan dini dan kehidupan
Ada tiga elemen penting dalam dalam menjalani rumah tangga dalam usia
penentu keputusan seseorang untuk yang muda (Siti, 2011). Kurangnya
menikah usia remaja ditinjau dari komunikasi yang dijalin oleh orang tua
perspektif komunikasi keluarga yaitu kepada anaknya sehingga anak terutama
peran orang tua sebagai pemegang usia remaja yang lebih membutuhkan
kekuasaan dalam keluarga, peran keluarga perhatian terhadap perkembangan
sebagai sebuah komponen komunikasi dan seksualitasnya akan lebih mengarah pada
peran keluarga dalam membangun relasi perilaku seks bebas sehingga yang dapat
intim dengan anggota keluarga (Nurhajati, berujung pada pernikahan dini dan sebagai
2013). Besarnya peran orang tua ditinjau akibat dari pola asuh orang tua yang terlalu
dari segi perspektif komunikasi keluarga besar memberikan kepercayaan dan
yang mana peran-peran tersebut kebebasan pada anak.
merupakan salah satu penentu keputusan
seorang remaja untuk menikah pada usia 2. Hubungan Antara Pendidikan Orang
muda. Keluarga yang tidak memiliki Tua dengan Status Pernikahan Dini
hubungan yang harmonis akan berdampak
pada perilaku seks bebas anak dan dapat Hubungan antara pendidikan orang tua
berujung pada pernikahan usia dini. dengan status pernikahan dini dapat dilihat
Menurut Juspin (2012) mengemukakan pada Tabel 2.
bahwa peran orang tua terhadap Berdasarkan tabulasi silang antara
kelangsungan pernikahan dini pada pendidikan orang tua dengan kejadian
dasarnya tidak terlepas dari tingkat pernikahan dini di atas menunjukkan
pengetahuan orang tua yang dihubungkan bahwa pada orang tua yang berpendidikan
pula dengan tingkat pendidikan orang tua. tinggi sebanyak 45 orang (51,1%) dengan
Selain itu, Juspin (2012) juga rincian yang melakukan pernikahan dini
mengungkapkan bahwa tingkat pendidikan pada anaknya sebanyak 14 orang (15,9%)
keluarga ini akan mempengaruhi dan yang tidak melakukan pernikahan dini
pemahaman keluarga tentang tentang pada anaknya sebanyak 31 orang (35,2%).
kehidupan berkeluarga yang lebih baik. Sedangkan pada orang tua yang
Orang tua yang memiliki pemahaman
berpendidikan rendah sebanyak 43 orang
rendah terhadap berkeluarga dengan (48,9%) dengan rincian yang melakukan
memandang bahwa dalam kehidupan pernikahan dini pada anaknya sebanyak 27
keluarga akan tercipta suatu hubungan orang (30,7%) dan yang tidak melakukan
silaturahmi yang baik sehingga pernikahan pernikahan dini pada anaknya sebanyak 16
orang (18,2%). Berdasarkan analisis uji

274
Desiyanti, Faktor-faktor yang Berhubungan

Chi-Square pada tabel didapatkan hasil antara pendidikan responden dengan


nilai = 0,003. Hal ini menunjukkan kejadian pernikahan dini.
bahwa < , sehingga terdapat hubungan

Tabel 2. Hubungan Pendidikan Orang Tua dengan Status Pernikahan Dini

Peran orang tua terhadap kelangsungan terhadap anaknya adalah faktor pendidikan
pernikahan dini pada dasarnya tidak keluarga. Remaja yang memiliki latar
terlepas dari tingkat pengetahuan orang tua belakang orang tua berpendidikan rendah
yang dihubungkan pula dengan tingkat maka memiliki resiko lebih besar untuk
pendidikan orang tua (Juspin, 2012). menikah dini daripada remaja yang
Selain itu, Juspin (2012) juga memiliki latarbelakang orang tua
mengungkapkan bahwa tingkat pendidikan berpendidikan tinggi. Pendidikan orang tua
keluarga ini akan mempengaruhi juga memiliki peranan dalam membuat
pemahaman keluarga tentang tentang keputusan untuk anaknya, karena di dalam
kehidupan berkeluarga yang lebih baik. keluarga merupakan lingkungan
Orang tua yang memiliki pemahaman pendidikan anak yang pertama dan utama
rendah terhadap berkeluarga maka akan
memandang bahwa dalam kehidupan
berkeluarga akan tercipta suatu hubungan 3. Hubungan Antara Pendidikan
silaturahmi yang baik, sehingga Responden dengan Status Pernikahan Dini
pernikahan yang semakin cepat maka
solusi utama bagi orang tua. Hubungan antara pendidikan
Salah satu faktor yang dapat responden dengan status pernikahan dini
mempengaruhi keputusan pihak orang tua dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Hubungan Pendidikan Responden dengan Status Pernikahan Dini

Berdasarkan tabulasi silang antara pernikahan dini di atas menunjukkan


pendidikan responden dan kejadian bahwa pada responden yang berpendidikan

275
JIKMU, Vol. 5, No. 2, April 2015

tinggi sebanyak 45 orang (51,1%) dengan yang ada dalam diri individu, karena
rincian yang melakukan pernikahan dini pendidikan individu akan mendapat
sebanyak 13 orang (14,8%) dan yang tidak pengetahuan yang nantinya akan
melakukan pernikahan dini sebanyak 32 membentuk sikapnya dalam hal
orang (36,4%). Sedangkan pada responden mengambil keputusan.
yang berpendidikan rendah sebanyak 43 Notoatmojo (2003) mengungkapkan
orang (48,9%) dengan rincian yang bahwa semakin tinggi pendidikan maka
melakukan pernikahan dini sebanyak 28 akan semakin besar pengetahuan yang
orang (31,8%) dan yang tidak melakukan didapatkan. Remaja yang berlatarbelakang
pernikahan dini sebanyak 4 15 orang pendidikan tinggi memiliki resiko lebih
(17%). Berdasarkan analisis uji Chi- kecil untuk melakukan penikahan dini
Square pada tabel didapatkan hasil nilai dibandingkan responden yang
= 0,001. Hal ini menunujukkan bahwa < berlatarbelakang pendidikan rendah. Hal
, sehingga terdapat hubungan antara ini dikarenakan pengetahuan yang mereka
pendidikan responden dengan kejadian dapatkan lebih banyak
pernikahan dini.
Tingkat pendidikan maupun
pengetahuan anak yang rendah dapat 4. Hubungan Antara Pekerjaan
menyebabkan adanya kecenderungan Responden dengan Status Pernikahan
melakukan pernikahan di usia dini. Dini
Sehingga peran pendidikan dalam hal ini
sangat penting dalam mengambil
Hubungan antara pekerjaan responden
keputusan individu (Alfiyah 2010). dengan status pernikahan dini dapat dilihat
Pendidikan seseorang merupakan bagian pada tabel 4.
yang sangat penting dari semua masalah

Tabel 4. Hubungan Pekerjaan Responden dengan Status Pernikahan Dini

Berdasarkan tabulasi silang antara (18,2%) dan yang tidak melakukan


pekerjaan responden dan kejadian pernikahan dini sebanyak 22 orang (25%).
pernikahan dini di atas menunjukkan Berdasarkan analisis uji Chi-Square pada
bahwa pada responden yang tidak bekerja tabel didapatkan hasil nilai = 0,462. Hal
sebanyak 50 orang (56,8%) dengan rincian ini menunujukkan bahwa > , sehingga
yang melakukan pernikahan dini sebanyak tidak terdapat hubungan antara pekerjaan
25 orang (28,4%) dan yang tidak responden dengan kejadian pernikahan
melakukan pernikahan dini sebanyak 25 dini.
orang (28,4%). Sedangkan pada responden Hal ini didukung oleh pendapat
yang bekerja sebanyak 38 orang (43,2%) Notoatmodjo (2003) yang menyatakan
dengan rincian yang melakukan bahwa pekerjaan merupakan salah satu
pernikahan dini sebanyak 16 orang

276
Desiyanti, Faktor-faktor yang Berhubungan

bagian dari faktor sosial yang bersifat dapat mengukur status sosial ekonomi
dinamis. Suatu lingkungan sosial tertentu serta masalah kesehatan dan kondisi
tidak begitu saja memberi pengaruh yang tempat seseorang bekerja (Guttmacher
sama kepada setiap orang, akan tetapi dalam Yunita, 2014). Pekerjaan seseorang
kebiasaan sosial akan memberi pengaruh dapat mencerminkan pendapatan, status
terhadap kesehatan. Sehingga antara sosial, pendidikan dan masalah kesehatan
remaja yang bekerja dan tidak bekerja bagi orang itu sendiri
tidak ada bedanya dalam mendapatkan
pengaruh untuk melakukan pernikahan
usia muda. Hal ini dapat dipengaruhi oleh 5. Variabel yang Dominan Berpengaruh
kebiasaan di lingkungan sekitar atau dapat Terhadap Pernikahan Dini
juga didukung dengan adanya kebudayaan
yang lebih berpengaruh. Multivariat dilakukan dengan
Hal yang mempengaruhi kejadian menggunakan uji regresi logistik. Tahap
pernikahan usia muda bukan dari sudut pertama adalah menetukan variabel bebas
pandang pekerjaan remaja melainkan lebih yang mempunyai nilai < 0,05 dalam uji
ke pekerjaan orang tua. Dengan pekerjaan hubungan dengan variabel terikat yang
orang tua maka akan mencerminkan status dilakukan dengan analisis uji Chi-Square.
sosial ekonomi dari keluarga remaja Berdasarkan analisis uji Chi-Square diatas
tersebut (Yunita, 2014). Kehidupan didapatkan bahwa variabel bebas yang
seseorang sangat ditunjang oleh memiliki nilai < 0,05 adalah peran orang
kemampuan ekonomi keluarga, sebuah tua dalam komunikasi keluarga,
keluarga yang berada di garis kemiskinan pendidikan orang tua, pendidikan
akan mengambil keputusan bahwa untuk responden dan pekerjaan responden.
meringankan beban orang tuanya maka Selanjutnya variabel tersebut dilkukan uji
anak wanita dikawinkan dengan orang- analisis regresi logistik dengan hasil
orang yang dianggap mampu. Pekerjaan seperti Tabel 5.

Tabel 5. Model Akhir Hasil Analisis Regresi Logistik

Peran orang tua sangat menentukan adalah menikahkan anaknya. Orang tua
remaja untuk menjalani pernikahan di usia memiliki peran yang besar terhadap
muda (Al Ghifari, 2002). Nurhajati (2013) kejadian pernikahan dini. Selain itu orang
juga mengungkapkan bahwa orang tua tua juga memiliki peran yang besar dalam
yang memiliki keterbatasan pemahaman penundaan usia perkawinan anak.
khususnya tentang kesehatan reproduksi, Ada tiga elemen penting dalam
hak anak maka kecenderungan yang terjadi penentu keputusan seseorang untuk

277
JIKMU, Vol. 5, No. 2, April 2015

menikah usia remaja ditinjau dari usia remaja yang lebih membutuhkan
perspektif komunikasi keluarga yaitu perhatian terhadap perkembangan
peran orang tua sebagai pemegang seksualitasnya akan lebih mengarah pada
kekuasaan dalam keluarga, peran keluarga perilaku seks bebas sehingga yang dapat
sebagai sebuah komponen komunikasi dan berujung pada pernikahan dini dan sebagai
peran keluarga dalam membangun relasi akibat dari pola asuh orang tua yang terlalu
intim dengan anggota keluarga (Nurhajati, besar memberikan kepercayaan dan
2013). Besarnya peran orang tua ditinjau kebebasan pada anak.
dari segi perspektif komunikasi keluarga Kejadian pernikahan dni di Indonesia
yang mana peran-peran tersebut sudah seharusnya mendapatkan prioritas
merupakan salah satu penentu keputusan yang utama untuk penanganannya. Hal ini
seorang remaja untuk menikah pada usia berkaitan erat dengan laju pertumbuhan
muda. Keluarga yang tidak memiliki penduduk dan masa depan generasi muda
hubungan yang harmonis akan berdampak bangsa. Badan Koordinasi Keluarga
pada perilaku seks bebas anak dan dapat Berencana Nasional sudah mencanangkan
berujung pada pernikahan usia dini. program Generasi Reproduksi (Genre)
Menurut Juspin (2012) mengemukakan yang sampai saat ini dalam sosialisasinya
bahwa peran orang tua terhadap masih kurang maksimal. Kurangnya
kelangsungan pernikahan dini pada perhatian pemerintah dalam menangani
dasarnya tidak terlepas dari tingkat kasus perkawinan dibawah umur seperti
pengetahuan orang tua yang dihubungkan undang-undang no. 1 tahun1974 tentang
pula dengan tingkat pendidikan orang tua. batasan usia perkawinan pada laki-laki dan
Selain itu, Juspin (2012) juga perempuan seharusnya sudah terdapat
mengungkapkan bahwa tingkat pendidikan perubahan karena tidak sesuai dengan
keluarga ini akan mempengaruhi keadaan saat ini
pemahaman keluarga tentang tentang
kehidupan berkeluarga yang lebih baik.
Orang tua yang memiliki pemahaman
Kesimpulan
rendah terhadap berkeluarga dengan
memandang bahwa kehidupan keluarga 1. Terdapat hubungan antara peran orang
akan tercipta hubungan silaturahmi yang tua dalam komunikasi keluarga dengan
baik sehingga pernikahan yang semakin kejadian pernikahan dini yang berarti
cepat maka solusi utama bagi orang tua. bahwa orang tua yang kurang berperan
Kategori pola asuh orang tua yang memiliki peluang lebih besar untuk
demokratis merupakan pola asuh ini melaksanakan pernikahan dini pada
kurang signifikan, hal ini dikarenakan anaknya dibandingkan orang tua yang
orang tua tidak mengekang kepada anak- memiliki peran yang baik.
anaknya dan memberikan kepercayaan 2. Terdapat hubungan antara pendidikan
atau kebebasan terhadap anak-anaknya orang tua dengan kejadian pernikahan
untuk bisa menjalani kehidupannya di dini yang berarti bahwa orang tua yang
masa depan. Pola asuh orang tua yang memiliki pendidikan rendah memiliki
seperti ini akan berdampak pada peluang lebih besar untuk
kurangnya peran serta orang tua dalam melaksanakan pernikahan dini
memberikan nasehat atau informasi
dibandingkan orang tua yang memiliki
tentang pernikahan dini dan kehidupan pendidikan tinggi.
dalam menjalani rumah tangga dalam usia
yang muda (Siti, 2011). Kurangnya 3. Terdapat hubungan antara pendidikan
komunikasi yang dijalin oleh orang tua respoden dengan kejadian pernikahan
kepada anaknya sehingga anak terutama dini yang berarti bahwa responden

278
Desiyanti, Faktor-faktor yang Berhubungan

yang memiliki pendidikan rendah 4. Pengembangan Keilmuan


memiliki peluang lebih besar untuk Dapat melanjutkan penelitian terhadap
melaksanakan pernikahan dini faktor-faktor yang berhubungan
dibandingkan responden yang dengan pernikahan dini lainnya seperti
memiliki pendidikan tinggi. peran orang tua, pendidikan orang tua,
4. Tidak terdapat hubungan antara pekerjaan orang tua, umur orang tua
pekerjaan respoden dengan kejadian saat menikah, pengetahuan responden,
pernikahan dini. pengetahuan orang tua, persepsi
responden, persepsi orang tua,
5. Faktor yang paling dominan terhadap
pengetahuan responden, pengetahuan
pernikahan dini adalah faktor peran
responden, media massa dan lainnya.
orang tua dalam komunikasi keluarga.

Daftar Pustaka
Saran
Alfiyah. 2010. Sebab-sebab Pernikahan
1. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Dini. http//
Nasional alfiyah23.student.umm.ac.id. Diakses
a. Agar lebih gencar untuk tanggal 1 Oktober 2014.
mensosialisasikan program- Al-Gifari, A. 2002. Pernikahan Dini
program Genre khususnya Dilema Generasi Ekstravaganza.
tentang pernikahan dini pada Bandung : Mujahid Press.
remaja.
Eko, S. 2014. Pernikahan Dini Kembali
b. Memasang iklan tentang program- jadi Tren Remaja Perkotaan. http//
program Genre khususnya www.tribun.com/kesehatan/2014/01/2
tentang pernikahan dini pada 7/pernikahan-dini-kembali-jadi-tren-
remaja. perkotaan.html. Diakses tanggal 1
2. Dinas Kesehatan Oktober 2014.
a. Memberikan peringatan tentang Juspin, L., Ridwan T., Zulkifli A., Studi
bahaya pernikahan dini melalui Kasus Kebiasaan Pernikahan Usia
spanduk, leaflet, brosur dan lainnya Dini Pada Masyarakat Kecamatan
ke area atau zona yang banyak Sanggalangi Kabupaten Tana Toraja.
orang berkerumun contohnya Makasar: Jurnal MKMI, Vol 5 No.4.
sekolah, caf, pusat pembelanjaan, Oktober 2009, hal 89-94.
dan lainnya. Nad. 2014. Beragam Efek Buruk
b. Agar meningkatkan penyuluhan Pernikahan Dini. http//
oleh petugas kesehatan dengan www.beritasatu.com/gaya-
melibatkan orang tua dan keluarga. hidup/177423-beragam-efek-buruk-
pernikahan-dini.html. Diakses tanggal
3. Masyarakat 1 Oktober 2014.
a. Agar lebih gencar untuk mencari Nandang M., Ijun R. 2007. Faktor-faktor
informasi tentang bahaya yang berhubungan dengan Usia
pernikahan dini. Menikah Muda pada Wanita Dewasa
b. Meningkatkan dukungan dan Muda di Kelurahan Mekarsari Kota
kepedulian terhadap generasi muda Bandung. Jurnal Kesehatan Kartika
agar menjadi lebih baik di masa STIKES A. Yani.
yang akan datang.

279
JIKMU, Vol. 5, No. 2, April 2015

Notoatmojo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Kecamatan Percut Sei Tuan


Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta. Kabupaten Deli Serdang.
Nurhajati L., Wardyaningrum D., (2013). Yunita, A. 2014. Faktor-faktor yang
Komunikasi Keluarga Dalam berhubungan dengan kejadian
Pengambilan Keputusan Perkawinan. pernikahan usia muda pada remaja
Jakarta : Universitas Al Azhar putri di desa Pagerejo Kabupaten
Indonesia. Wonosobo. Wonosobo : STIKES
Ngudi Waluyo
Sarwono, S. 2007. Psikologis Remaja.
Jakarta : PT Rajagrafindo Persada. Zai, F. 2010. Faktor-faktor yang
berhubungan dengan pernikahan dini
Siti, Y. 2011. Faktor-Faktor Penyebab
pada remaja di Indonesia. Jakarta :
terjadinya Pernikahan Usia Muda di
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Kalangan Remaja di Desa Tembung
Indonesia.

280

Anda mungkin juga menyukai