Anda di halaman 1dari 12

PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN

DINAS KESEHATAN
UPTD UNIT PUSKESMAS BULUSPESANTREN I
Jl. Daendels, Setrojenar, Buluspesantren, Kebumen
Kode Pos 54391

KEPUTUSAN

KEPALA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS KESEHATAN


UNIT PUSKESMAS BULUSPESANTREN I
KABUPATEN KEBUMEN
Nomor : 445.4/ 059 / KEP/ 2017...............

TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS
UPTD UNIT PUSKESMAS BULUSPESANTREN I

KEPALA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS KESEHATAN


UNIT PUSKESMAS BULUSPESANTREN I
KABUPATEN KEBUMEN

Menimbang : a. Bahwa pelayanan klinis Puskesmas dilaksanakan


untuk memenuhi kebutuhan pasien;
b. Bahwa pelayanan klinis Puskesmas perlu
memperhatikan mutu dan keselamatan pasien;
c. Bahwa untuk menjamin pelayanan klinis
dilaksanakan sesuai kebutuhan pasien, bermutu, dan
memperhatikan keselamatan pasien, maka perlu
disusun kebijakan pelayanan klinis di UPTD Unit
Puskesmas Buluspesantren I;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun


2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor HK 02.02/MENKES/148/I/2010 tentang Izin
dan Penyelenggaraan Praktik Perawat;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 2052/MENKES/PER/X/2011 tentang Izin
Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 001 Tahun 2012 pasal 3 tentang Sistem
Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 75 tahun 2014, tentang Puskesmas;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis
bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 97 Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan
Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan dan
Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan
Pelayanan Kontrasepsi serta Pelayanan Kesehatan
Seksual;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 46 tahun 2015, tentang Akreditasi Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 43 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan;
10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 373/MENKES/SK/III/2007 tentang Standar
Profesi Sanitarian;
11. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 374/MENKES/SK/III/2007 tentang Standar
Profesi Gizi;
12. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 938/MENKES/SK/VIII/2007 tentang Standar
Asuhan Kebidanan;
13. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor HK.02.02/MENKES/62/2015 tentang
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Gigi;
MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG


KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS UPTD UNIT
PUSKESMAS BULUSPESANTREN I.

KESATU : Kebijakan pelayanan klinis di UPTD Unit Puskesmas


Buluspesantren I, sebagaimana tercantum dalam
Lampiran merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari surat keputusan ini.

KEDUA : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan


dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Kebumen
PadaTanggal : 18 Februari 2017

KEPALA
UPTD UNIT PUSKESMAS BULUSPESANTREN I

ENDRA TRIPRAKOSA
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA
UPTDUNIT PUSKESMAS
BULUSPESANTREN I
NOMOR 445.4/ 059 /KEP/2017
TENTANGKEBIJAKAN PELAYANAN
KLINIS DI PUSKESMAS
BULUSPESANTREN I.

A. PENDAFTARAN PASIEN
1. Pendaftaran pasien harus dipandu dengan prosedur yang jelas
a) Petugas pendaftaran mempersilahkan setiap pelanggan untuk
mengambil nomor antrian di loket pendaftaran kemudian
menunggu panggilan.
b) Petugas pendaftaran akan memanggil pelanggan sesuai nomor
antrian untuk mendaftar di loket pendaftaran.
c) Petugas pendaftaran melakukan identifikasi pasien
d) Petugas pendaftaran melakukan proses pembuatan kartu berobat
e) Petugas pendaftaran mempersilahkan pelanggan untuk menunggu
di depan ruang pemeriksaan tujuan berobat.
2. Pendaftaran dilakukan oleh petugas yang kompeten yang memenuhi
kriteria sebagai berikut :
a. Berpendidikan minimal SLTA
b. Dapat mengoperasikan komputer
c. Bersikap ramah dan sopan
Menunjuk penanggung jawab pendaftaran UPTD Unit Puskesmas
Buluspesantren I kepada :
Nama : Muhtamim
NIP : 19670410 200701 1 054
Pendidikan : SLTA

Tugas :
1. Mendaftar pasien yang datangberobat,
2. Melakukan entri SIMPUS dan Pcare,
3. Mencatat di register pendaftaran,
4. Mengisi identitas pasien di lembar rekam medis,
5. Mengisi kartu berobat pasien,
6. Mengumpulkan data survey kepuasan pelanggan di tempat
pendaftaran
7. Bertanggung jawab atas penerimaan uang retribusi dan
pengeluaran karcis kepada bendahara penerimaan pembantu,
dan disetorkan setiap hari,
8. Mencatat hasil penerimaan retribusi di buku bantu,
9. Membantu merencanakan kebutuhan kartu rawat jalan, kartu
berobat,dan amplop tempat kartu rawat jalan,
10. Mencatat Register Baru/Lama,register Bayar/Gratis/KIS/BPJS
Kesehatan/ASKES
3. Pendaftaran pasien memperhatikan keselamatan pasien
4. Identitas pasien harus dipastikan minimal dengan dua cara dari cara
identifikasi sebagai berikut: nama pasien, tanggal lahir pasien,
alamat/tempat tinggal, nama kepala keluarga, dan nomor rekam medis
5. Informasi tentang jenis pelayanan klinis yang tersedia, dan informasi
lain yang dibutuhkan masyarakat yang meliputi: tarif, jenis dan jadwal
pelayanan, dan informasi tentang kerjasama dengan fasilitas kesehatan
yang lain ( rujukan ) harus dapat disediakan di tempat pendaftaran
6. Hak dan kewajiban pasien harus diperhatikan pada keseluruhan
proses pelayanan yang dimulai dari pendaftaran
7. Hak-hak pasien meliputi :
a. Mendapatkan pelayanan sesuai standar pelayanan
b. Mendapatkan informasi berupa :
- Penyakit yang diderita
- Tindakan medis yang akan dilakukan
- Kemungkinan efek samping / komplikasi akibat tindakan dan
cara mengatasinya
- Upaya pencegahan penyakit
c. Memperoleh informasi mengenai tata tertib / peraturan yang
berlaku di Puskesmas Buluspesantren I
d. Mendapatkan informasi tentang identitas pemberi layanan
e. Menerima atau menolak tindakan medis setelah diberi informasi,
kecuali untuk kasus KLB dan kasus yang dapat membahayakan
masyarakat
f. Menyampaikan keluhan / saran / kritik yang berkaitan dengan
pelayanan
8. Kewajiban pasien meliputi:
a. Membawa kartu identitas ( kartu berobat / KTP / Kartu Keluarga )
b. Membawa Kartu Asuransi Kesehatan bagi yang memiliki ( KIS /
BPJS / Jamkesmas / Askes )
c. Membayar retribusi sesuai tarif perda Kabupaten Kebumen yang
berlaku
d. Mentaati peraturan yang berlaku di Puskesmas Buluspesantren I
e. Mengikuti alur pelayanan Puskesmas Buluspesantren I
f. Memberikan informasi yang benar dan lengkap tentang masalah
kesehatan kepada tenaga kesehatan di Puskesmas Buluspesantren
I
g. Mematuhi nasehat serta petunjuk pengobatan yang diberikan.
h. Mendahulukan pasien lansia dan emergensi / gawat darurat
9. Kendala fisik, bahasa, dan budaya serta penghalang lain wajib
diidentifikasi dan ditindak lanjuti

JENIS IDENTIFIKASI UPAYA TINDAK LANJUT


NO
HAMBATAN HAMBATAN MENGURANGI HAMBATAN
1. Pasien tua Antrian  Pasien dipersilahkan duduk di
yang tidak pendaftaran ruang tunggu terlebih dahulu,
kuat mengantri jadi lama,  Keluarga pasien mengambil
dan Orang pasien antrian dan mendaftarkan di
dengan kelelahan loket pendaftaran
disabilitas  Petugas pendaftaran
(tidak mengidentifikasi pasien
mempunyai  Petugas pendaftaran mengambil
salah satu rekam medis
kaki)  Petugas pendaftaran
mendahulukan antrian pasien
tersebut ke unit pelayanan
 Keluarga pasien selalu
mendampingi sampai pasien
pulang
 Apabila pasien datang tanpa
keluarga yang mengantar maka
petugas informasi wajib
mendampingi sampai pasien
pulang
2. Orang dengan Proses  Pasien dipersilahkan duduk di
disabilitas pendaftaran ruang tunggu terlebih dahulu,
(Bisu dan atau jadi terhambat  Keluarga pasien mengambil
tuli antrian dan mendaftarkan di
loket pendaftaran
 Petugas pendaftaran
mengidentifikasi pasien
 Petugas pendaftaran mengambil
rekam medis
 Petugas pendaftaran
mempersilahkan keluarga dan
pasien menunggu nomor antrian
dipanggil sesuai urutan
 Petugas pendaftaran
menghimbau agar keluarga
pasien selalu mendampingi
sampai pasien pulang
 Apabila pasien datang tanpa
keluarga yang mengantar maka
petugas informasi wajib
mendampingi sampai pasien
pulang

B. PENGKAJIAN, KEPUTUSAN, DAN RENCANA LAYANAN


1. Kajian awal dilakukan secara paripurna dilakukan oleh tenaga yang
kompeten melakukan pengkajian(meliputi anamesis/alloanamnesis,
pemeriksan fisik dan pemeriksaan penunjang serta kajian sosial).
2. Kajian awal meliputi kajian medis, kajian keperawatan, kajian
kebidanan, dan kajian lain oleh tenaga profesi kesehatan sesuai
dengan kebutuhan. Kajian awal tersebut memberikan informasi
untuk:
- Memahami pelayanan apa yang dicari pasien
- Menetapkan diagnosis awal
- Mengetahui riwayat pasien terhadap pengobatan sebelumnya
- Memahami respon pasien terhadap pengobatan sebelumnya
- Memilih jenis pelayanan/tindakan yang terbaik bagi pasien serta
rencana tindak lanjut dan evaluasi
3. Proses kajian dilakukan mengacu standar profesi dan standar
asuhan
4. Proses kajian dilakukan dengan memperhatikan tidak terjadinya
pengulangan yang tidak perlu
5. Informasi kajian baik medis, keperawatan, kebidanan, dan profesi
kesehatan lain wajib diidentifikasi dan dicatat dalam rekam medis
6. Proses kajian dilakukan sesuai dengan langkah-langkah SOAP
7. Pasien dengan kondisi gawat atau darurat harus diprioritaskan
dalam pelayanan dengan proses triase
8. Kajian dan perencanaan asuhan harus dilakukan oleh tenaga
kesehatan profesional yang kompeten
9. Jika dilakukan pelayanan secara tim, tim kesehatan antar profesi
harus tersedia yang terdiri dari dokter, dokter gigi, perawat, bidan,
dan tenaga kesehatan yanglain sesuai dengan kebutuhan pasien.

TIM INTERPROFESI
UPTD UNIT PUSKESMAS BULUSPESANTREN I

KETUA dr. ENDRA TRIPRAKOSA Kepala Puskesmas


ANGGOTA dr. ENDRA TRIPRAKOSA Dokter Umum
drg. DINAR NUR SETYAWATI Dokter Gigi
BIBIT DURORIYAH, A.Md. Kep Perawat/ Surveilans
Petugas
DANI PUSPITASARI, A.Md. AK
Laboratorium
ULFA SOLICHACHARYATI. AMKG Perawat Gigi
SRI JUMIYATI, A.Md. Keb Bidan
Perawat / Petugas
OYI WIDODO, A. Md. Kep
Imunisasi
PUJI HARTONO, A.Md. Gz Petugas Gizi
HERI HERYANA, Amd. F Petugas Farmasi

10. Pendelegasian wewenang/tindakan baik dalam kajian mapun


keputusan layanan harus dilakukan melalui proses pendelegasian
wewenang/ tindakan secara tertulis.
11. Pendelegasian wewenang/ tindakan diberikan kepada tenaga
kesehatan profesional yang memenuhi persyaratan
12. Terdapat kejelasan proses pendelegasian wewenang/ tindakan secara
tertulis (apabila petugas tidak sesuai kewenangannya).
13. Petugas yang diberi kewenangan telah mengikuti pelatihan yang
memadai, apabila tidak tersedia tenaga kesehatan profesional yang
memenuhi persyaratan.
14. Proses kajian, perencanaan, dan pelaksanaan layanan dilakukan
dengan peralatan yang sesuai standar dan tempat yang memadai
15. Peralatan dan tempat pelayanan wajib menjamin keamanan pasien
dan petugas
16. Rencana layanan dan pelaksanaan layanan dipandu oleh prosedur
klinis yang dibakukan sesuai dengan kebutuhan pasien.
17. Jika dibutuhkan rencana layanan terpadu, maka kajian awal,
rencana layanan, dan pelaksanaan layanan disusun secara
kolaboratif dalam tim layanan yang terpadu
18. Kepala Puskesmas mewajibkan semua petugas kesehatan untuk
melibatkan pasien dalam penyusunan rencana layanan medis/klinis
yang akan dilakukan.
19. Penyusunan rencana layanan mempertimbangkan kebutuhan
biologis, psikologis, sosial, spiritual dan memperhatikan tata nilai
budaya pasien
20. Rencana layanan disusun dengan hasil dan waktu yang jelas dengan
meperhatikan efisiensi sumber daya
21. Risiko yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan layanan harus
diidentifikasi.
22. Efek samping dan risiko pelaksanaan layanan dan pengobatan harus
diinformasikan kepada pasien
23. Rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis
24. Rencana layanan harus memuat pendidikan/penyuluhan pasien

C. PELAKSANAAN LAYANAN;
1. Pelaksanaan layanan dipandu dengan pedoman dan standar
operasional prosedur pelayanan klinis
2. Pedoman dan prosedur layanan klinis meliputi: pelayanan medis,
keperawatan, kebidanan, dan pelayanan profesi kesehatan yang lain
3. Pelaksanaan layanan dilakukan sesuai rencana layanan
4. Pelaksanaan layanan dan perkembangan pasien harus dicatat dalam
rekam medis
5. Jika dilakukan perubahan rencana layanan harus dicatat dalam
rekam medis
6. Tindakan medis/pengobatan yang berisiko tinggi wajib
diinformasikan pada pasien sebelum mendapatkan persetujuan
7. Pemberian informasi dan persetujuan pasien (informed consent)
wajib didokumentasikan dan ditandatangani oleh pasien / keluarga
pasien.
8. Pelaksanaan layanan klinis harus dimonitor, dievaluasi, dan ditindak
lanjuti
9. Evaluasi harus dilakukan terhadap evaluasi dan tindak lanjut
10. Kasus-kasus gawat darurat harus diprioritaskan dan dilaksanakan
sesuai prosedur pelayanan pasien gawat darurat,
KASUS GAWAT DARURAT
a. Kecelakaan lalu lintas yang disertai penyerta ( cedera kepala,
perdarahan, fraktur, dll)
b. Diare dengan dehidrasi berat
c. Ketuban pecah dini (KPD)
d. Perdarahan post partum
e. Eklamsi
11. Dalam pelaksanaan pelayanan klinis memuat proses koordinasi dan
komunikasi antar praktisi klinis dalam hal :
- Pada waktu transfer pasien maupun pergantian shift
- Pelaporan kasus
- Instruksi tindakan sesuai dengan SOP
- Pada kasus yang memerlukan penanganan terintegrasi
12. Kasus-kasus berisiko tinggi harus ditangani sesuai dengan prosedur
pelayanan kasus berisiko tinggi
KASUS BERESIKO TINGGI :
a. TB paru
b. HIV / AIDS
c. Hepatitis B
13. Kasus-kasus yang perlu kewaspadaan universal terhadap terjadinya
infeksi harus ditangani dengan memperhatikan prosedur pencegahan
(kewaspadaan universal)
14. Pemberian obat/cairan intravena harus dilaksanakan dengan
prosedur pemberian obat/cairan intravena yang baku dan mengikuti
prosedur aseptik.
15. Kinerja pelayanan klinis harus dimonitor dan dievaluasi dengan
indikator yang jelas
16. Hak dan kebutuhan pasien harus diperhatikan pada saat pemberian
layanan.
17. Keluhan pasien/keluarga wajib diidentifikasi, didokumentasikan dan
ditindak lanjuti
18. Pelaksanaan pelayanan dilaksanakan secara tepat dan terencana
dan menjamin tidak terjadi pengulangan yang tidak perlu baik dalam
pengkajian, pemeriksaan penunjang maupun pemberian terapi.
19. Pelayanan mulai dari pendaftaran, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang, perencanaan layanan, pelaksanaan layanan, pemberian
obat/tindakan, sampai dengan pasien pulang atau dirujuk harus
dijamin kesinambungannya
20. Pasien berhak untuk menolak pengobatan dan menandatangani
lembar informed consent ( form penolakan tindakan).
21. Pasien berhak untuk menolak jika dirujuk ke sarana kesehatan lain
dan menandatangani lembar informed consent ( form penolakan
rujukan).
22. Penolakan untuk melanjutkan pengobatan maupun untuk rujukan
dipandu oleh prosedur yang baku.
23. Jika pasien menolak untuk pengobatan atau rujukan, wajib
diberikan informasi tentang hak pasien untuk membuat keputusan,
akibat dari keputusan, dan tanggung jawab mereka berkenaan
dengan keputusan tersebut dan menandatangani lembar informed
consent ( form penolakan tindakan).
24. Pelayanan rujukan pasien emergensi harus memuat stabilisasi
pasien dan memastikan kesiapan tempat rujukan
25. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dipandu dengan
prosedur baku
26. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dilaksanakan oleh
petugas yang kompeten
27. Sebelum melakukan anestesi dan pembedahan harus mendapatkan
informed consent ( form persetujuan tindakan ).
28. Status pasien wajib dimonitor setelah pemberian anestesi dan
pembedahan
29. Pendidikan/penyuluhan kesehatan pada pasien dilaksanakan sesuai
dengan rencana layanan

Anda mungkin juga menyukai