Anda di halaman 1dari 12

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS ASEMBAGUS
Jl. Raya Banyuwangi Nomor 01 Desa Mojosari Telp. 082264012941
SITUBONDO 68373

KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS ASEMBAGUS


NOMOR: 440/ /431.302.7.1.16/2022

TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS UPT PUSKESMAS ASEMBAGUS

KEPALA UPT PUSKESMAS ASEMBAGUS,

Menimbang : a. Bahwa pelayanan klinis Puskesmas dilaksanakan


sesuai kebutuhan pasien;
b. Bahwa pelayanan klinis Puskesmas perlu
memperhatikan mutu dan keselamatan pasien;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam butir a dan b, perlu ditetapkan
dengan Keputusan Kepala Puskesmas.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36


Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5063);
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 43 tahun 2019, tentang Puskesmas;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 46 tahun 2015, tentang Akreditasi Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 4 tahun 2019, Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Rupublik Indonesia
Nomor 44 tahun 2016 tentang manajemen
Puskesmas.

MEMUTUSKAN :

MENETAPKAN : KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS ASEMBAGUS


TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS DI UPT
PUSKESMAS ASEMBAGUS.

KESATU : Kebijakan pelayanan klinis di UPT Puskesmas Asembagus


sebagaimana tercantum dalam Lampiran merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari surat keputusan ini;

KEDUA : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan


: dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat
perubahan akan diadakan perbaikan sebagaimana
mestinya.
KETIGA : Dengan berlakunya Surat Keputusan ini, maka Surat
Keputusan Kepala UPT Puskesmas Asembagus Nomor :
440/01.16/2861/431.201.7.1.16/2016 Tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis UPT Puskesmas Asembagus dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.

Ditetapkan di : Asembagus
pada tanggal : 12 Mei 2022

KEPALA UPT PUSKESMAS ASEMBAGUS

dr. SITI CHOIROH


Pembina
NIP.19760710 201001 2 013

SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada Yth :


1. Sdr. ………………….
2. Sdr. …………………
3. Arsip.
Lampiran1 : Surat Keputusan Kepala UPT
Puskemas Asembagus
Nomor : 440/ /431.302.7.1.16/2022
Tanggal : 12 Mei 2022

KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS UPT PUSKESMAS ASEMBAGUS

A. PENDAFTARAN PASIEN
1. Pendaftaran pasien harus dipandu dengan prosedur yang jelas.
2. Pendaftaran dilakukan oleh petugas yang kompeten yang memenuhi
kriteria sebagai berikut:

No Jenis Ketenagaan Kompetensi Kompetensi Tambahan


(Ijazah) (Ramah,Responsif,Efisien)

SMEA/SMA/
Kasir Pembukuan
1 SMK
SMEA/SMA/
Loket Service excellent
2 SMK
DIII Rekam
3 Recording Reporting Medik dan
Pengelolaan Rekam Medis.
dan Kartu Poli Informatika
(Rekam Medis) Kesehatan

3. Pendaftaran pasien memperhatikan keselamatan pasien


 Petugas memberikan nomer antrian saat pendaftaran untuk
menghindari penumpukan pasien di depan loket pendaftaran.
 Petugas memberikan nomer antrian berwarna merah untuk pasien
dengan kebutuhan khusus ( cacat fisik, Lansia dengan kesulitan berjalan
).
 Sebelum menuju loket pendaftran sudah di siapkan pegangan bagi
pasien Lansia atau dengan kecacatan.
 Jalan naik menuju loket pendaftaran dibuat sedikit menanjak dan
dialasi karpet untuk menghindari jalan yang licin dan memudahkan
pasien yang menggunakan kursi roda atau pasien yang membutuhkan
pegangan
4. Petugas informasi menerima pasien dengan senyum, sapa, salam,
5. Petugas informasi menanyakan keperluan pasien ,
6. Petugas informasi memberi nomor antrian kepada pengunjung yang tanpa
keluhan ISPA dan mempersilahkan menunggu di depan loket pendaftaran,
7. Petugas informasi menerima pengunjung dengan keluhan ISPA, meminta
identitas pasien yang berobat untuk didaftarkan ke loket, kemudian
mempersilahkan pasien menunggu di ruang tunggu khusus,
8. Petugas loket menerima pengunjung dengan memberikan salam,
menanyakan kartu identitas yang dibawa dan menanyakan kartu jaminan
kesehatan yang dimiliki (KTP, BPJS). Bagi pasien yang tidak mempunyai
keluhan ISPA
9. Petugas loket menanyakan keluhan pasien dan unit layanan yang dituju,
10. Petugas loket mengisi status rekam medis dan map rekam medis sesuai
identitas pengunjung ( KUNJUNGAN BARU ) Petugas mencari kartu rekam
medis dan mengisi rekam medis ( KUNJUNGAN LAMA )
11. Petugas loket memberikan lembar persetujuan general konsent pada
pasien mendaftar pertama kali atau pasien rawat inap
12. Petugas loket menyerahkan kembali kartu identitas dan kartu kunjungan
kepada pengunjung dan mempersilahkan menunggu di ruang tunggu.
13. Petugas melakukan skrening visual saat pasien menunggu di ruang
tunggu.
14. Petugas loket membawa rekam medis ke unit layanan yang dituju

B. KUNJUNGAN GAWAT DARURAT


1. Petugas informasi menerima pasien gawat darurat dan mengarahkan
pengunjung untuk langsung ke pelayanan gawat darurat;
2. Petugas mengarahkan keluarga pengunjung untuk mendaftar ke loket
pendaftaran;
3. Petugas menanyakan identitas pengunjung dan mengisi kartu rekam
medis dan map rekam medis kemudian memasukan ke pendaftaran;
4. Petugas membawa kartu rekam medis dan menyerahkan ke pelayanan
gawat darurat.
5. Identitas pasien harus dipastikan minimal dengan dua cara dari cara
identifikasi sebagai berikut:
 Nama.
 Alamat.
 Nomer rekam medis.
 NIK.
 Nomer BPJS.
 Tempat tanggal lahir.
 Jenis kelamin.
Informasi tentang jenis pelayanan klinis yang tersedia dan informasi lain
yang dibutuhkan masyarakat yang meliputi:
6. Tarif
7. Jenis pelayanan Rawat Jalan ( pemeriksaan umum, KIA, MTBS, Gizi,
pemeriksaan gigi, sanitasi, laobus, imunisasi Gawat
darurat,Laboratorium).
8. Informasi tentang kerjasama dengan fasilitas kesehatan yang lain ( RSUD
Asembagus, RSUD Abdoer, RS. Elizabet, RS Mitra Sehat)
9. Hak dan kewajiban pasien harus diperhatikan pada keseluruhan proses
pelayanan yang dimulai dari pendaftaran
10. Hak-hak pasien meliputi:
a. Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang penyakit pasien,
tindakan medis yang akan dilakukan dan resikonya, tindakan
alternatif dan resikonya, komplikasi yang mungkin terjadi dan
prognosa dari tindakan medis ;
b. Pasien berhak meminta pendapat dari dikter lain;
c. Mendapat pelayanan sesuai dengan kebutuhannya;
d. Menerima atau menolak sebagian atau seluruh pertolongan
(kecuali tidak sadar, penyakit berat, gangguan jiwa berat);
e. Mendapatkan isi rekam medis;
f. Mengajukan usul, kritik dan saran untuk perbaikan puskesmas
dalam pemberian pelayanan;
g. Memilih tenaga kesehatan jika memungkinkan.
11. Kewajiban pasien meliputi:
a. Menberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah
kesehatannya;
b. Mematuhi nasehat dan petunjuk dokter;
c. Mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatan;
d. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang di berikan
12. Kendala fisik, bahasa, dan budaya serta penghalang lain wajib
diidentifikasi dan ditindak lanjuti
13. Kecepatan pelayanan yang disebabkan oleh kepatuhan pasien dalam
membawa persyaratan pedaftaran dan tidak adanya nomer antrian.
14. Kenyamanan pasien yang disebabkan oleh ruang tunggu yang kurang
memadai ,Gangguan komunikasi sampai dengan gangguan pendengaran
yang disebabkan oleh loket pendaftaran hanya terbuka satu jendela
kecil,
15. Tidak ada pendamping pasien,
16. Dilakukan evaluasi berkala terhadap kepatuhan petugas terhadap
prosedur pendaftaran
17. Dilakukan evaluasi terhadap kepuasan pendaftar melalui survei
kepuasan pelanggan secara berkala dan metode lain seperti kotak saran,
sms dan kotak pengaduan serta evaluasi terhadap tindak lanjut
tersebut.
18. Dilakukan koordinasi oleh petugas pendaftaran dengan unit terkait
agar pasien/ keluarga mendapatkan pelayanan.

B. PENGKAJIAN, KEPUTUSAN, DAN RENCANA LAYANAN


1. Kajian awal dilakukan secara paripurna dilakukan oleh tenaga yang
kompeten melakukan pengkajian,
2. Kajian awal meliputi kajian medis oleh dokter, kajian keperawatan oleh
perawat, kajian kebidanan oleh bidan, dan kajian lain oleh tenaga profesi
kesehatan sesuai dengan kebutuhan seperti misalnya petugas gizi,petugas
kesehatan lingkungan.
3. Proses kajian dilakukan mengacu standar profesi dan standar asuhan,
4. Proses kajian dilakukan dengan memperhatikan tidak terjadinya
pengulangan yang tidak perlu dengan cara menuliskan setiap hasil
pemeriksaan dalam rekam medis termasuk pemeriksaan penunjang.
5. Informasi kajian baik medis, keperawatan, kebidanan, dan profesi
kesehatan lain wajib diidentifikasi dan dicatat dalam rekam medis,
6. Proses kajian dilakukan sesuai dengan langkah-langkah SOAP
(subjektif,objektif,assesment,plaining),
7. Pasien dengan kondisi gawat atau darurat harus diprioritaskan dalam
pelayanan dengan mengacu pada proses triase.Triase dilaksanakan dengan
cara memprioritaskan pasien berdasarkan kegawatan menurut warna yaitu

● warna merah merupakan prioritas pertama dan pasien dalam kondisi

gawat dan darurat

● warna kuning merupakan prioritas kedua dan pasien dalam kondisi

yang gawattapi tidak darurat


● warna hijau merupakan prioritas ketiga dan pasien dalam kondisi

tidak gawat dan tidak darurat

● warna hitam merupakan prioritas keempat dan pasien dalam

keadaan meninggal,
8. Kajian dan perencanaan asuhan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan
profesional yang kompeten,
9. Jika dilakukan pelayanan secara tim, tim kesehatan antar profesi harus
tersedia,
10. Pendelegasian wewenang baik dalam kajian mapun keputusan layanan
harus dilakukan melalui proses pendelegasian wewenang,
11. Pendelegasian wewenang diberikan kepada tenaga kesehatan profesional
yang memenuhi persyaratan,
12. Proses kajian, perencanaan, dan pelaksanaan layanan dilakukan dengan
peralatan dan tempat yang memadai,
13. Peralatan dan tempat pelayanan wajib menjamin keamanan pasien dan
petugas,
14. Rencana layanan dan pelaksanaan layanan dipandu oleh prosedur klinis
yang dibakukan,
15. Jika dibutuhkan rencana layanan terpadu, maka kajian awal, rencana
layanan, dan pelaksanaan layanan disusun secara kolaboratif dalam tim
layanan terpadu yang terdiri dari Dokter, perawat , bidan dan tenaga medis
lainnya.
16. Rencana layanan disusun untuk tiap pasien, dan melibatkan pasien,
17. Penyusunan rencana layanan mempertimbangkan kebutuhan biologis,
psikologis, sosial, spiritual dan memperhatikan tata nilai budaya pasien,
18. Rencana layanan disusun dengan hasil dan waktu yang jelas dengan
meperhatikan efisiensi sumber daya,
19. Risiko yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan layanan harus
diidentifikasi.
20. Efek samping dan risiko pelaksanaan layanan dan pengobatan harus
diinformasikan kepada pasien,
21. Rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis ,
22. Rencana layanan harus memuat pendidikan/penyuluhan pasien melalui
pendidikan dan penyuluhan pasien dan keluarga secara berkelompok,KIE (
konseling informasi dan edukasi ) saat tatap muka dengan petugas.
C. PELAKSANAAN LAYANAN;
1. Pelaksanaan layanan dipandu dengan pedoman dan prosedur pelayanan
klinis;
2. Pedoman dan prosedur layanan klinis meliputi: pelayanan medis,
keperawatan, kebidanan, dan pelayanan profesi kesehatan yang lain yaitu
pelayanan farmasi,pelayanan gizi,pelayanan klinik sanitasi.
3. Pelaksanaan layanan dilakukan sesuai rencana layanan;
4. Pelaksanaan layanan dan perkembangan pasien harus dicatat dalam rekam
medis;
5. Jika dilakukan perubahan rencana layanan harus dicatat dalam rekam
medis;
6. Tindakan medis/pengobatan yang berisiko wajib diinformasikan pada
pasien sebelum mendapatkan persetujuan pasien atau keluarga
7. Pemberian informasi dan persetujuan pasien (informed consent) wajib
didokumentasikan;
8. Pelaksanaan layanan klinis harus dimonitor, dievaluasi, dan ditindak
lanjut;
9. Evaluasi harus dilakukan terhadap evaluasi dan tindak lanjut;
10. Pedoman dan prosedur layanan klinis meliputi: pelayanan medis,
keperawatan, kebidanan, dan pelayanan profesi kesehatan yang lain yaitu
pelayanan farmasi,pelayanan gizi,pelayanan klinik sanitasi.
11. Kasus-kasus berisiko tinggi harus ditangani sesuai dengan prosedur
pelayanan kasus berisiko tinggisepertikasus HIV/ AIDS, TBC dan hepatitis
B
12. Kasus-kasus yang perlu kewaspadaan universal terhadap terjadinya
infeksi harus ditangani dengan memperhatikan prosedur pencegahan
(kewaspadaan universal) yaitu :

● Cuci tangan sebelum/ sesudah tindakan

● Menggunakan masker

● Menggunakan handscon

● Menggunakan skort (bila perlu)


● Menggunakan kacamata /google (bila perlu)

● Menggunakan sepatu boots (bila perlu)

13. Pemberian obat/cairan intravena harus dilaksanakan dengan prosedur


pemberian obat/cairan intravena yang baku dan mengikuti prosedur
aseptik;
14. Kinerja pelayanan klinis harus dimonitor dan dievaluasi dengan
indikator yang jelas;
15. Hak dan kebutuhan pasien harus diperhatikan pada saat pemberian
layanan;
16. Keluhan pasien/keluarga wajib diidentifikasi, didokumentasikan dan
ditindak lanjuti;
17. Pelaksanaan layanan dilaksanakan secara tepat dan terencana untuk
menghindari pengulangan yang tidak perludantertulis di rekammedis;
18. Pelayanan mulai dari pendaftaran, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang, perencanaan layanan, pelaksanaan layanan, pemberian
obat/tindakan, sampai dengan pasien pulang atau dirujuk harus dijamin
kesinambungannya;
19. Pasien berhak untuk menolak pengobatan;
20. Pasien berhak untuk menolak jika dirujuk ke sarana kesehatan lain;
21. Penolakan untuk melanjutkan pengobatan maupun untuk rujukan
dipandu oleh prosedur yang baku;
22. Jika pasien menolak untuk pengobatan atau rujukan, wajib diberikan
informasi tentang hak pasien untuk membuat keputusan, akibat dari
keputusan, dan tanggung jawab mereka berkenaan dengan keputusan
tersebut;
23. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dipandu dengan prosedur
baku;
24. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dilaksanakan oleh petugas
yang kompeten;
25. Sebelum melakukan anestesi dan pembedahan harus mendapatkan
informed consent;
26. Status pasien wajib dimonitor setelah pemberian anestesi dan
pembedahan;
27. Pendidikan/penyuluhan kesehatan pada pasien dilaksanakan sesuai
dengan rencana layanan;
28. Pelayanan gizi sesuai standart
D. RENCANA RUJUKAN DAN PEMULANGAN:
1. Pemulangan pasien Rawat Inap dan pasien observasi UGD dipandu oleh
prosedur yang baku;
2. Jika pasien menolak dirujuk wajib mengisi informed consent penolakan
rujukan;
3. Proses rujukan sesuai dengan standar sebagai berikut:

● Sesuai sop rujukan

● Sop emergensi

● Sop rujukan

● Sop rujukan internal

● Sop rujukanwilayah

4. Dokter yang menangani bertanggung jawab dan berhak untuk


melaksanakan proses pemulangan/rujukan pasien;
5. Umpan balik dari fasilitas rujukan wajib ditindak lanjuti oleh dokter yang
menangani;
6. Jika pasien tidak mungkin dirujuk, Puskesmas wajib memberikan
alternatif pelayanan;
7. Rujukan pasien harus disertai dengan resume klinis;
8. Resume klinis meliputi: nama pasien, kondisi klinis, prosedur/tindakan
yang telah dilakukan, dan kebutuhan akan tindak lanjut;
9. Pasien diberi informasi tentang hak untuk memilih tempat rujukan;
10. Pasien dengan kebutuhan khusus perlu didampingi oleh petugas yang
kompeten;

KOMPETENSI PETUGAS YANG MERUJUK

No Jenis Kompetensi Kompetensi Tambahan


Ketenagaan ( Ijazah ) ( Ramah,Responsif,Efisie
n)

Dokter Dokter a. Pelatihan dan magang


1 PPGD untuk
dokter/GELS (General
Emergency Life
Support)/ATLS (Advance
Traumatic Life
Support)/ACLS (Advance
Cardiac Life Support).

Perawat DIII a. PPGDuntukPerawat /BLS


2 Keperawatan (Basic Life
Support)/BCLS( Basic
Cardiac Life Support).
b. PPGDuntukperawat/BLS/
BCLS.

Bidan DIII a. PPGD


3 Kebidanan b. Pelatihan APN

4 Sopir - PPGD Awam


ambulan

11. Kriteria merujuk pasien meliputi:

● Keterbatasan alat

● Diluar kompetensi dokter umum di Puskesmas

● Kondisi klinis pasien ( TACC )

12. Pada saat pemulangan, pasien/keluarga pasien harus diberi informasi


tentang tindak lanjut layanan;
13. Tindak lanjut pasien Petugas memberi edukasi kepada pasien dan
keluarga mengenai:

● Keadaan penyakit

● Cara perawatan di rumah

● Kapan waktu kontrol

● Cara minum obat

● Makanan yang perlu dihindari


● Rawat luka bila diperlukan

● Aktifitas dirumah

KEPALA UPT PUSKESMAS ASEMBAGUS

dr. SITI CHOIROH


Pembina
NIP.19760710 201001 2 013

Anda mungkin juga menyukai