SK Pelayanan Kefarmasian
SK Pelayanan Kefarmasian
NOMOR : 440.1/035/KEP/2022
TENTANG
PELAYANAN KEFARMASIAN
Menetapkan :
KESATU : Keputusan Kepala Puskesmas Adimulyo Tentang Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas Adimulyo adapun penjelasan dari
pelayanaan kefarmasian diatas sebagai mana terlampir dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari surat keputusan
ini.
Ditetapkan di : Kebumen
Pada tanggal : ..…………
NOMOR :
PELAYANAN KEFARMASIAN
Ketentuan tentang petugas yang berhak menyediakan obat ini berlaku untuk
semua pelayanan obat kepada pelanggan di Puskesmas Adimulyo. Petugas yang
diberi kewenangan menyediakan obat adalah tenaga yang berkompentensi atau
tenaga yang sudah diberikan pelatihan.
e. Peresepan, pemesanan dan pengelolaan obat
1. Peresepan
Persyaratan petugas yang berhak memberi resep bagi pelanggan di Puskesmas
Adimulyo antara lain :
a) Dokter umum yang telah memiliki izin praktek dokter di Puskesmas Adimulyo.
b) Perawat umum yang telah memiliki izin praktek perawat di Puskesmas
Adimulyo.
c) Bidan yang telah memiliki izin praktek bidan di Puskesmas Adimulyo.
2. Pemesanan Obat
Sumber penyediaan obat di Puskesmas Adimulyo berasal dari Dinas
Kesehatan Kabupaten Kebumen, pemesanan secara e-katalog dan non e-katalog.
Obat yang diperkenankan untuk disediakan di Puskesmas Adimulyo adalah obat –
obat yang tercantum dalam DOEN yang telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
a. Pengelolaan Obat
4. Rekonsiliasi obat
Rekonsiliasi obat adalah proses membandingkan instruksi pengobatan di
Puskesmas dengan obat yang telah didapat pasien sebelum datang ke Puskesmas.
Rekonsiliasi obat dilakukan untuk memastikan informasi yang akurat tentang obat yang
digunakan dan mencegah terjadinya kesalahan obat seperti duplikasi obat, kesalahan
dosis, interaksi antar obat. Tahap rekonsiliasi obat yaitu
1. Mengumpulkan data dan memverifikasi obat yang sedang dan akan digunakan
pasien, meliputi nama obat, dosis, frekuensi, rute obat, riwayat alergi serta efek
samping obat lalu dicatat tanggal kejadian dan obat yang menyebabkan alergi dan
tingkat keparahananya. Data riwayat penggunaan obat didapatkan dari pasien,
keluarga pasien, daftar obat pasien, obat yang ada pada pasien, dan rekam medis.
Data obat yang dapat digunakan tidak lebih dari 3 (tiga) bulan sebelumnya. Semua
obat yang digunakan pasien baik resep maupun obat bebas termasuk herbal harus
dilakukan rekonsiliasi.
2. Komparasi, Petugas kesehatan membandingkan data obat yang pernah, sedang dan
akan digunakan. Ketidakcocokan adalah bilamana ditemukan
ketidakcocokan/perbedaan diantara data-data tersebut. Ketidakcocokan dapat pula
terjadi bila ada obatyang hilang, berbeda, ditambahkan atau diganti tanpa adanya
penjelasan yang didokumentasikan pada rekam medis pasien. Ketidakcocokan ini
dapat disengaja oleh dokter pada saat penulisan resep maupun tidak sengaja
dimana doktertidak tauadanya perbedaan pada saat menuliskan resep.
2. Petugas obat menyusun obat kedalam rak obat secara alfabetis berdasarkan bentuk
sediaan masing-masing.
3. Petugas obat mengendalikan sirkulasi obat mengikuti sistem FIFO dan FEFO
4. Petugas obat menyimpan obat Narkotika dan Psikotropika dalam lemari khusus
double lock. Apabila kedua petugas pemegang kunci berhalang hadir, kunci
diserahkan kepada dokter Puskesmas Adimulyo.
5. Petugas Obat mencatat semua obat yang diterima dan dikeluarkan kedalam kartu
stok obat sebagai kartu kendali persediaan
6. Petugas obat membuat laporan persediaan obat melalui LPLPO setiap bulannya
7. Petugas obat melaporkan LPLPO kepada kepala puskesmas dan gudang farmasi
kabupaten.
6. Penanganan obat rusak atau kadaluwarsa
Obat yang rusak atau kadaluwarsa tidak boleh diberikan kepada pelanggan atau pasien.
Penanganan obat rusak/kadaluwarsa adalah sebagai berikut:
1. Petugas obat memeriksa semua obat yang diterima termasuk tanggal
kadaluawarsa dan keadaan fisik barang.
2. Petugas obat menyimpan obat dalam rak dan menyusun sesuai jenis obat
dengan mengikuti sistem FIFO dan FEFO.
3. Petugas obat mendistribusikan obat dari dalam gudang mengikuti sistem FIFO
dan FEFO.
4. Petugas obat melakukan monitoring untuk obat yang akan kadaluarsa
untuk dikeluarkan.
5. Apabila obat sudah kadaluarsa petugas obat memisahkan obat rusak atau
kadaluarsa dan disimpan pada tempat terpisah dari penyimpanan obat lainnya.
6. Membuat catatan nama, jumlah, nominal harga dan tanggal kadaluarsa obat yang
rusak dan/atau kadaluarsa.
7. Melaporkan obat kadaluwarsa kepada kepala puskesmas
8. Petugas memusnakan obat kadaluwarsa dengan membuat berita acara
pemusnahan obat yang disaksikan oleh apoteker.
9. Mendokumentasikan pemusnahan tersebut.
NO NAMA OBAT
1 Glimepirid tablet
2 Metformin tablet
3 Digoksin tablet
4 Oksitosin injeksi
5 Mg SO4 20 % dan 40 %
6 Dextrose 40%
7 Epinefrin injeksi
8 Lidocain Injeksi
9 Furosemid tablet
10 Isosorbid dinitrat ( ISDN ) tablet
1. Asisten apoteker (logistik farmasi / pelayanan farmasi) yang menerima obat segera
memisahkan obat yang termasuk kelompok obat yang “High Alert” sesuai Daftar Obat
High Alert Puskesmas Adimulyo
2. Tempelkan stiker merah bertuliskan “High Alert” pada setiap kemasan obat high alert
3. Pisahkan penyimpanan obat high alert dari obat lain.
DAFTAR OBAT YANG MASUK KATEGORI LASA
SURAT KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS ADIMULYO
TENTANG
PELAYANAN KEFARMASIAN
Nomor :
Revisi Ke :
Berlaku Tgl :
PUSKESMAS ADIMULYO