Anda di halaman 1dari 8

LOGO

LOGO
KOP PUSKESMAS PUSKESMAS
PEMDA

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS ABCD


NOMOR : / / / SK / I /
TENTANG
PELAYANAN FARMAS
KEPALA PUSKESMAS ABCD,

Menimbang : a. bahwa penyediaan obat merupakan langkah awal


pengelolaan di Puskesmas untuk melayani keperluan
pelanggan dalam penanganan kesehatannya sehingga perlu
diberikan kewenangan kepada petugas yang berhak untuk
menyediakan obat dengan mengetahui persyaratan
penyimpanan obat sehingga tidak terjadi pemberian obat
yang kadaluarsa;
b. bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian
yang berorientasi kepada pasien maka pelayanan selama hari
kerja harus diatur tentang peresepan, pemesanan dan
pengelolaan obat yang meliputi persyaratan petugas yang
berhak memberi resep dan meresepkan obat narkotik dan
psikotropik, Pelayanan obat 24 jam,Penyediaan obat
Emergenci diunit kerja, pencatatan dan pelaporan ESO dan
KTD, penanganan dan pelaporan obat kadaluarsa serta
ketentuan tentang penggunaan obat yang dibawa sendiri oleh
pasien;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b perlu
menetapkan Keputusan Kepala Puskesmas tentang
Penyediaan Obat yang Menjamin Ketersediaan Obat di
Puskesmas ABCD.

Mengingat : a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023, tentang Kesehatan;


b. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009, tentang
Pekerjaan Kefarmasian;
c. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 31 tahun 2016
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
889/Menkes/Per/V/2011 tahun 2011 tentang Registrasi, Ijin
Praktek dan Ijin Kerja Tenaga Kefarmasian;
d. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 26
tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Kesehatan nomor 74 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas;
e. Peraturan Pemerintah nomor 72 Tahun 1998 tentang
Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 nomor
138, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor
3781);
f. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 Tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat;

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN :

Kesatu : Keputusan Kepala Puskesmas ABCD Tentang Pelayanan


Farmasi;
Kedua : Pelayanan Farmasi di Puskesmas ABCD meliputi:
1. Penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat
2. Pelayanan farmasi selama hari kerja
3. Peresepan, pemesanan dan pengelolaan obat
4. Persyaratan petugas yang berhak menyediakan obat
5. Ketentuan petugas yang diberi kewenangan dalam
penyediaan obat jika petugas yang memenuhi syarat
tidak ada
6. Persyaratan petugas yang berhak memberi resep
7. Ketentuan tentang petugas yang berhak meresepkan
obat – obat psikotropika dan narkotika
8. Ketentuan tentang rekonsilasi obat
9. Penggunaan obat yang dibawa sendiri oleh pasien
10. Persyaratan penyimpanan obat
11. Menjaga tidak terjadinya pemberian obat kadaluarsa
12. Penanganan dan pelaporan obat kadaluarsa
13. Pencatatan dan pemantauan Efek Samping Obat dan
Kejadian Tidak Diinginkan
Adapun penjelasan dari pelayanan farmasi diatas
sebagaimana terlampir dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari keputusan ini;
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya,
akan diadakan pembetulan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : ABCD
Pada Tanggal :
KEPALA PUSKESMAS ABCD

..........................................
Daftar Lampiran : Surat Keputusan Kepala
Puskesmas ABCD
Nomor : 800/ / / / /
Tanggal :

PELAYANAN FARMASI

1. Penyediaan obat yang menjamin ketersediaan bagi keperluan Puskesmas ABCD


harus mengikuti Standard Prosedur Operasional Penyediaan Obat yang menjamin
ketersediaan obat untuk Puskesmas ABCD
2. Puskesmas ABCD memberikan pelayanan obat selama jam kerja kepada pasien yang
datang di Puskesmas ABCD.
3. Peresepan, pemesanan dan pengelolaan obat
TUJUAN :
a. Menjamin kelangsungan ketersediaan dan keterjangkauan Obat dan Bahan Medis
Habis Pakai yang efisien, efektif dan rasional
b. Meningkatkan kompetensi /kemampuan tenaga kefarmasian
c. Mewujudkan system informasi manajemen
d. Melaksanakan pengendalian mutu pelayanan
SASARAN :
a. Puskesmas
b. Pustu/Polindes/Poskesdes/Pustu
c. Posyandu
d. PengobatanLansia
e. Poswindu
f. Pusling/SAD
BENTUK KEGIATAN :
a. Peresepan Obat
1) Obat diresepkan sesuai terapi atas diagnosis pasien
2) Pemberian resep dilakukan oleh petugas farmasi atau petugas lain yang diberi
kewenangan
b. Pemesanan Obat
1) Pemesanan obat untuk kebutuhan puskesmas dilakukan oleh petugas
2) Farmasi atau gudang obat puskesmas
3) Pemesanan obat untuk kebutuhan pelayanan dilakukan oleh petugas unit
4) Pelayanan terkait kepada petugas farmasi gudang obat puskesmas
c. Pengelolaan Obat
Pengelolaan obat di gudang obat dilakukan oleh petugas farmasi meliputi kegiatan
perencanaan, permintaan, penerimaan, penyimpanan,
pendistribusian,pengendalian, pencatatan, pelaporan dan pengarsipan,
Pemantauan dan evaluasi.

4. Persyaratan patugas yang berhak menyediakan obat bagi pelanggan / pasien di


Puskesmas antara l ABCD antara lain:
a) Tenaga tekhnis kefarmasian yang telah memiliki surat ijin kerja Asisten Apoteker
(SIKAA) di puskesmas ABCD
b) Tenaga non tekhnis kefarmasian terlatih, dibawah pengawasan dan tanggung
jawab langsung asisten apoteker;
Ketentuan tentang petugas yang berhak menyediakan obat ini berlaku untuk semua
pelayanan obat kepada pelanggan di puskesmas ABCD. petugas yang diberi
kewenangan menyediakan obat apabila tidak tersedia tenaga yang berkopetensi
dilakukan pelatihan secara external, Puskesmas ABCD yang dilakukan Oleh Dinas
Kesehatan kabupaten Merangin.
5. Persyaratan petugas yang berhak memberi resep bagi pelanggan di ABCD.
antara lain :
a. Dokter umum yang telah memiliki izin praktek dokter di Puskesmas ABCD.
b. Dokter gigi yang telah memiliki izin praktek dokter gigi di Puskesmas ABCD
c. Perawat umum yang telah memiliki izin praktek keperawat di Puskesmas ABCD .
d. Perawat gigi yang telah memiliki izin praktek perawat gigi di Puskesmas ABCD.
e. Bidan yang telah memiliki izin praktek bidan di Puskesmas ABCD.
6. Peresepan Narkotika dan Psikotropika bagi pasien antara lain:
a. PERESEPAN NARKOTIKA :
1) Dokter penulis resep adalah dokter/ dokter gigi yang telah memiliki izin praktek
dokter di Puskesmas ABCD.
2) Resep Narkotika ditulis dengan jelas dan dapat dibaca tanpa menimbulkan
kemungkinan salah tafsir
3) Setiap resep dilengkapi dengan; kekuatan takaran, jumlah yang harus
diberikan, dosis pemakaian, cara pemakaian, dan dibubuhi tanda tangan penuh
oleh dokter/ dokter gigi penulis resep
b. PERESEPAN PSIKOTROPIKA :
1) Dokter penulis resep adalah dokter / dokter gigi yang telah memiliki izin praktek
dokter di Puskesmas ABCD Resep Psikotropika ditulis dengan jelas dan dapat
dibaca tanpa menimbulkan kemungkinan salah tafsir.
2) Setiap Resep dilengkapi dengan; kekuatan takaran, jumlah yang harus
diberikan, dosis pemakaian, cara pemakaian, dan dibubuhi tanda tangan penuh
oleh dokter penulis resep
7. Tidak ada ketentuan yang mengikat mengenai rekonsiliasi obat.
8. Ketentuan tentang penggunaan obat yang dibawa sendiri oleh pasien/ keluarganya
antara lain:
a. bahwa obat yang dibawa sendiri oleh pasien/keluarga harus diketahui oleh dokter
pemeriksa pasien
b. bahwa obat yang dibawa sendiri oleh pasien/keluarga tidak mempunyai kontra
indikasi dengan kondisi fisik pasien
c. bahwa obat yang dibawa sendiri oleh pasien tidak mempunyai efek bertentangan
dengan obat yang dipergunakan dalam proses pengobatan oleh dokter di
Puskesmas ABCD bahwa obat yang dibawa sendiri oleh pasien/keluarga tidak
menimbulkan efek ganda dengan obat yang dipergunakan dalam pengobatan
pelanggan.
d. bahwa obat yang dibawa sendiri oleh pasien/keluarga tidak menimbulkan interaksi
obat dan berdampak negatif terhadap pengobatan pasien.
9. Persyaratan Penyimpanan Obat:
a. Petugas obat menerima obat dari Gufa dengan memeriksa keadaan obat yang
diterima antara lain : kesesuaian jenis, jumlah, tanggal kadaluarsa serta kondisi
fisik obat
b. Petugas obat menyusun obat kedalam rak obat secara alfabetis untuk setiap
bentuk sediaan
c. Petugas obat mengendalikan sirkulasi obat mengikuti sistem FIFO dan FEFO
d. Petugas obat menyimpan obat Narkotika dan Psikotropika dalam lemari khusus
e. Petugas obat menyimpan sediaan cair dipisahkan dari sedian padat
f. Petugas obat menyimpan vaksin, dan suppositoria dalam lemari pendingin dan
melakukan control suhu setiap hari
g. Petugas obat mencatat semua obat ke dalam Buku Penerimaan Puskesmas dan
Buku Pengeluaran obat
h. Petugas Obat mencatat semua obat yang diterima dan dikeluarkan kedalam kartu
stok obat sebagai kartu kendali persediaan
i. Petugas obat membuat laporan persediaan obat melalui LPLPO setiap bulannya
j. Petugas obat melaporkan LPLPO kepada kepala puskesmas dan Gufa Kota Metro
10. Menjaga tidak terjadinya pemberian obat yang kadaluarsa
a. Petugas obat memeriksa semua obat yang diterima termasuk tanggal
kadaluwarsa dan keadaan fisik barang.
b. Petugas obat memasukkan obat ke dalam gudang penyimpanan obat UPTD
Puskesmas Yosomulyo.
c. Petugas obat menyimpan obat dalam rak dan menyusun sesuai jenis obat dengan
mengikuti system FIFO dan FEFO.
d. Petugas obat melakukan pencatatan obat yang disimpan ke dalam Kartu Stock
Obat sebagai kartu kendali.
e. Petugas obat mendistribusikan obat dari dalam gudang mengikuti system FIFO
dan memperhatikan FEFO nya.
f. Petugas obat melakukan control rutin terhadap kualitas obat termasuk tanggal
kadaluwarsa.
g. Petugas obat memilah obat yang telah kadaluwarsa dan menyimpan di tempat
terpisah dari obat lain.
h. Petugas obat membuat daftar obat yang telah kadaluwarsa.
i. Petugas obat melaporkan obat kadaluwarsa kepada Kepala Puskesmas.
j. Petugas obat mengambil obat kadaluwarsa dengan membuat Berita Acara Serah
Terima Obat Kadaluwarsa kepada GUFA
11. Pencatatan, Pemantauan dan Pelaporan Efek Samping Obat dan Kejadian Tidak
Diinginkan
a. Petugas obat menyampaikan formulir Monitoring efek samping obat (MESO)
kepada petugas kesehatan pemeriksa pasien.
b. Petugas kesehatan melakukan pemantauan terhadap kemungkinan timbulnya
efek samping obat yang dipergunakan dalam terapi terhadap pelanggan.
c. Petugas kesehatan mencatat kejadian efek samping obat dalam formulir MESO.
d. Petugas kesehatan menyerahkan laporan MESO kepada petugas obat.
e. Petugas obat memberikan kompilasi data hasil monitoring efek samping obat yang
diterima dari petugas kesehatan.
f. Petugas obat membuat laporan monitoring efek samping obat Puskesmas ABCD
g. Kepala puskesmas memeriksa dan menandatangani laporan Monitoring Efek
Samping Obat.
h. Petugas tata usaha membubuhkan nomor surat keluar Laporan Monitoring Efek
Samping Obat.
i. Petugas obat mengirimkan Laporan Monitoring Efek Samping Obat ke Dinas
Kesehatan Kabupaten Merangin.
j. Petugas obat mendokumentasikan arsip Laporan Monitoring Efek Samping Obat.
Ditetapkan di :
Pada Tanggal

KEPALA PUSKESMAS ABCD

………………………………………..

Anda mungkin juga menyukai