Anda di halaman 1dari 14

BAB II

METODE PENGUMPULAN DATA

2.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah

dengan melalui pengumpulan data primer yaitu dengan malakukan pengamatan

langsung dilapangan dan menganalisis data yang telah diambil dilapangan, serta

menggunakan data sekunder yaitu dengan melihat data data terdahulu tentang

penelitian seminar yang dilakukan secara relevan, dapat dilihat dalam bagan alur

dibawan ini serta penjelasannya.

Bagan alir pengumpulan data

METODE
PENGUMPULAN
DATA

Data Primer Data Sekunder

Studi Pustaka Pengumpulan


Literatur

Penentuan
Lokasi

Pengambilan Deskripsi
Sempel Megaskopis

Pengolahan Data Lapangan


Untuk Pengujian

(Analisis Ukuran Butir dan


Analisis Data Penunjang)

9
10

Data yang digubakan dalam penelitian seminar yang berjudul Identifikasi

Endapan Tsunami Pangandaran Tahun 2006 Menggunakan Metode Analisis

Ukuran Butir di Desa Cikembulan dan Desa Karapyak, Kabupaten Pangandaran,

Provinsi Jawa Barat yaitu dengan data primer dan data sekunder, pengambilan

data primer dilakukan dilapangan dan analisis di laboratorium.

2.1.1 Data Primer

Pada pengumpulan data primer ini dilakukan dengan dua hal yaitu

pengumpulan data di lapangan serta pengumpulan data di laboratorium

(analisis data). Pengumpulan data primer di lapangan dilakuan di Desa

Cikembulan dengan titik koordinat 07 40 57,91 LS dan 108 36 57,08

dan Desa Karapyak dengan titik koordinat 07 41 34,36 LS dan 108

45 17,72 Kabupaten Pangandaran, Provinsi Jawa Barat. Pengambilan

data dilapangan dibagi menjadi beberapa tahapan diantaranya adalah studi

pustaka, penentuan lokasi dan pengambilan sampel. Tahanpan tahapan

dalam pengambilan data lapangan akan dijelaskan lebih lanjut, sebagai

berikut:

1. Studi Pustaka

Tahapan studi pustaka dilakukan dimulai dari aspek geologi yaitu

pengenalan geologi regional terlebih dahulu, untuk mengetahui aspek

aspek yang dapat digunakan dilapangan nantinya. Kemudian dari segi

penentuan jalur pengambilan sampel dan penentuan pengambilan


11

sampel dilapangan, pengenalan tentang studi endapan tsunami,

karakteristiknya dan ciri ciri khas dari endapan tsunami tersebut.

2. Penentuan Lokasi

Tahapan penentuan lokasi dilakukan untuk menentukan lokasi

yang tepat dalam pengambilan sampel dilapangan, tahapan ini

dilakuan untuk mempermudah untuk menemukan lokasi yang tepat

dalam menemukan sampel di lapangan. Penentuan pengambilan

sampel dilapangan harus memperhatikan kondisi pasang surut air laut,

pengambilan sampel endapan tsunami ini diambil 200 meter dari

bibir pantai untuk meminimalisir sampel yang sudah terganggu.

3. Pengambilan Sampel

Setelah lokasi ditemukan, selanjutnya adalah pengambilan sampel

endapan tsunami dengan cara pembuatan parit uji yaitu dengan

menggali lubang dengan kedalaman kira kira 30 cm dengan luas

kurang lebih 0,5 x 0,5 m kemudian diambil lapisan yang diperkirakan

endapan tsunami. Pembuatan parit uji ini dimaksud untuk menentukan

sebaran vertikal atau ketebalan endapan tsunami tersebut.


12

Gambar 2.1. Pembuatan parai uji, 7 Desember 2016


(Penyusun, 2016)

Pendeskripsian lapisan secara megaskopis dapat dikatakan

berbeda, lapisan paling atas dianggap sebagai endapan tsunami

Pangandaran tahun 2006. Dengan deskripsi megaskopis yaitu

memiliki warna lebih gelap dari lapisan dibawahnya, kontak erosional

dengan lapisan dibawahnya (soil pra-tsunami) terdapat struktur

sedimen berupa rip-up clast pada kontak antar lapisan, memiliki

material material organik berupa akar - akar dan daun daun pada

bagian atas endapan tsunami ini, pada endapan memiliki gradasi

warna dari hitam ke terang. Warna cenderung hitam terdapat dibagian

bawah antara kontak dengan soil pra- tsunami dan memudar kearah

atas menjadi lebih cerah, warna gelap pada bagian bawah di

asumsikan sebagai endapan mineral berat.

Sedangkan pada lapisan soil pra tsunami dapat

dideskripsikan sebagai berikut, warna endapan cenderung lebih terang


13

dibandingkan dengan lapisan atasnya, lapisan inii cenderung lebih

bersih dibandingkan dengan lapisan atasnya.

Gambar 2.2. Deskripsi megaskopis lapisan endapan tsunami daerah Pamugaran, 7


Desember 2016
(Penyusun, 2016)

Pada lokasi kedua yang berada di Desa Karapyak, memiliki 3

lapisan yang berbeda. Lapisan yang berada di paling tengan dianggap

sebagai endapan tsunami Pangandaran 2006 dan lapisan yang berada

di paling bawah merupakan endapan soil pra tsunami sedangkan

lapisan paling atas dianggap sebagai endapan tanah sekarang.

Deskripsi megaskopis lapisan yang dianggap sebagai endapan tsunami

yaitu, memiliki warna yang gelap dari lapisan bawahnya, kontak

erosional dengan lapisan dibawahnya (soil pra-tsunami) berupa

struktur sedimen rip-up clast, pada lapisan ini terdapat lapisan tipis

yang sangat gelap di asumsikan sebagai endapan mineral berat.

Pada bagian yang merupakan lapisan soil pra-tsunami

memiliki warna yang lebih terang dibandingkan dengan lapisan


14

lainnya, endapan dibawah nya tercampur dengan akar akar,

dedauanan dan material organik lainnya.

Sedangkan pada lapisan bagian atas merupakan endapan tanah

sekarang, masih banyak material material organic yang hampir

untuh dan banyak akar serta dedaunan yang berada pada lapisan

tersebut.

Gambar 2.3. Deskripsi megaskopis lapisan endpan tsunami daerah Karapyak, 8 Desember
2016
(Penyusun,2016)
2.1.2 Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diambil tidak secara langsung

mengenai objek yang diteliti, melainkan menggambil data dari studi

pustaka yang menjelaskan tentang objek yang sama dengan apa yang kita

teliti. Pada tahapan studi pustaka ini, pengumpulan data diambil dari

berbagai literatur berupa publikasi ilmiah, penelitian, buku buku dan

lainnya yang dapat menunjang penelitian yang dilakukan, selain itu


15

pengambilan infomasi dari penelitian terdahulu, kondisi gerologi regional

dan kajian mengenai endapan tsunami.

2.2 Teknik Pengumpulan Data

Pengolahan data pada penulisan naskah seminar ini adalah dengan cara

menyatukan konsep terlebih dahulu dari berbagai sumber yang telah ada, terutama

dari hasil penelitian tentang endapan tsunami dari berbagai daerah. Data yang

dicari dalam penelitian tentang endapan tsunami ini adalah nilai mean, sortasi/

standar deviasi, skewness dan kurtosis serta data penunjang lainnya berupa

analisis mikrofauna. Tahapan tahapan dalam proses analisis data dapat dilihat

pada bagan dibawah ini:

Bagan alur pengolahan data

S Sempel
Persiapan

Persiapan Alat dan


Bahan

Pengeringan Sempel

Analisis Ukuran Butir Analisis


Mikrofauna

Pengolahan Data

Selesai
16

2.2.1 Analisis Granulometri

Untuk mempermudah dalam melakukan penganalisisan sempel endapan

tsunami, maka pada tahapan ini sempel yang akan diuji terlebih dahulu dilakukan

pengeringan dalam oven. Pengeringan dilakukan sesuai dengan daerah masing

masing dan dikeringkan selama waktu 30 menit dalam suhu 100C, pengeringan

bertujuan untuk menghilangkan kadar air pada sampel yang akan diuji guna

mempermudah dalam pemisahan ukuran butir (pengayakan) dan dalam analisis

sempel.

Gambar 2.4. Proses pengayakan sempel, 3 Januari 2017


(Penulis,2016)

Setelah sampel selesai dikeringkan, selanjutnya adalah dilakukan

pengayakan pada setiap sampel yang akan diuji. Proses pengayakan dilakukan

pada mesh 40, 60, 80, 100, 120, 140, dan 200 . Langkah langkah yang dilakukan

dalam pengayakan sempel, yaitu:

1. Persiapkan alat alat yang akan digunakaan pada pengayakan ini,

diantaranya yaitu, sikat/ kuas, ayakan mesh yang sudah di urutkan


17

sesuai urutannya, kertas, plastik sampel/kertas sampel, timbangan

digital dengan akurasi 0,1 gr.

2. Sempel yang sudah siap, kemudian dimasukan kedalam tempat sempel

untuk kemudian di keringkan kedalam oven.

Gambar 2.5. Proses pengeringan sempel, 3 Januari 2017


(Penulis,2016)

3. Sempel yang sudah dikeringkan kemudian di masukan kedalam ayakan

yang sudah di siapkan, aduk sampel dengan mesin pengaduk selama

10 menit.

4. Sempel yang sudah selesai di aduk, kemudian pisahkan sampel

menurut meshny kedalam plastic sampel/kertas sempel.

5. Timbang sampel yang sudah dipisahkan setiap meshnya dengan

timbangan digital, kemudian tulis berat sampel pada table uji sesuai

dengan meshnya.
18

Gambar 2.6. Proses penimbangan sempel setiap meshnya, 3 Januari 2017


(Penulis,2016)

6. Setelah selesai menghitung semu nilai. kemudian menghitung persen

berat dan persen kumulatif masing masing fraksi.

7. Dilanjutkan dengan menghitung nilai mean, standar deviasi, skewness

dan kurtosis

8. Parameter perhitungan dengan metode Folk dan Ward tahun 1957,

dengan rumus:

- Mean
Mean adalah nilai ukuran butir rata-rata

- Standart deviasi
Sortasi adalah nilai standar deviasi ukuran butir ( sebaran nilai

disekitar mean), parameter ini menunjukkan keseragaman butir.


19

- Skewness
Skewness adalah nilai kesimetrian kurva frekuensi, nilai skewness

positif menunjukan kurva frekuensi cenderung memuncak

disebelah kanan mean yang berarti bahwa sedimen tersebut

didominasi oleh partikel dengan ukuran butir yang lebih halus, dan

sebaliknya.

- Kurtosis
Kurtosis adalah nilai yang menunjukan kepuncakan kurva.

Kecepatan dari suatu aliran dapat diperkirakan dengan melihat

hubungan antara struktur sedimen yang terbentuk dan nilai mean dari

ukuran butir sedimen, seperti terlihat pada gambar 2.7.

Gambar 2.7. Diagram hubungan antara nilai mean ukuran butir, kecepatan aliran dan
struktur sedimen yang terbentuk.
(Herms et al., 1975 dalam allen dan Chambers,1998)
20

Rezim aliran (flow regime) diklasifikasi menjadi dua, yaitu razim aliran rendah

(lower flow regime) dan rezim aliran tinggi (upper flow regime) (lewis, 1984), klasifikasi

rezin aliran ditunjukan dalam gambar 2.8.

Gambar 2.8. Diagram klasifikasi flow regime beserta karakteristiknya (lewis,1984)

2.2.2 Analisis Mikrofauna

Penganalisisan mikrofauna dilakukan dengan tujuan sebagai analisis

tambahan dalam pembuatan naskah seminar ini, guna memperkuat analisis

tentang endapan tsunami Pangandaran tahun 2006. Metode analisis mikrofauna

dilakukan di laboratorium Sumber Daya Energi Kampus 2, Institut Sains &

Teknologi AKPRIND Yogyakarta. Langkah langkah yang dilakukan pada saat

analisis mikrofauna diantaranya, yaitu:

1. Sempel endapan tsunami di oven terlebih dahulu dengan dengan suhu

100C dalam waktu 15 menit.


21

Gambar 2.9. Proses Pengeringan Sempel mikrofauna, 3 Januari 2017


(Penulis,2016)

2. Setelah selesai, sampel di ayak menggunakan mesh dan di ambil

sempel setiap mesh nya. Sampel yang sudah diambil kemudian di

lakukan analisis di laboratorium.

3. Setelah sampel siap untuk di analisis, persiapkan alat berupa

microskop, cawan, tempat mikrofauna, buku catatan, buku panduan.

Gambar 2.10. Persiapan Alat Analisis Mikrofauna, 11 Januari 2017


(Penulis,2016)

4. Kemudian sempel dimasukan kedalam cawan secukupnya, untuk

kemudian analisis menggunakan mikroskop.


22

Gambar 2.11. Analisis Mikrofauna menggunakan mikroskop binokuler , 11 Januari 2011


(Penulis,2016)

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen4 halaman
    Bab Ii
    SandhyPrakoso
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen4 halaman
    Bab I
    SandhyPrakoso
    Belum ada peringkat
  • PRAKATA
    PRAKATA
    Dokumen1 halaman
    PRAKATA
    SandhyPrakoso
    Belum ada peringkat
  • Gambar 1
    Gambar 1
    Dokumen2 halaman
    Gambar 1
    SandhyPrakoso
    Belum ada peringkat
  • Jadwal Penelitian
    Jadwal Penelitian
    Dokumen2 halaman
    Jadwal Penelitian
    SandhyPrakoso
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen5 halaman
    Bab Iii
    SandhyPrakoso
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii PDF
    Bab Iii PDF
    Dokumen13 halaman
    Bab Iii PDF
    SandhyPrakoso
    Belum ada peringkat
  • Halaman Pengesahan
    Halaman Pengesahan
    Dokumen1 halaman
    Halaman Pengesahan
    SandhyPrakoso
    Belum ada peringkat
  • Pernyataan Keaslian Karya
    Pernyataan Keaslian Karya
    Dokumen1 halaman
    Pernyataan Keaslian Karya
    SandhyPrakoso
    Belum ada peringkat
  • Daftar Gambar
    Daftar Gambar
    Dokumen1 halaman
    Daftar Gambar
    SandhyPrakoso
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    SandhyPrakoso
    Belum ada peringkat
  • Batuan Sedimen Karbonat
    Batuan Sedimen Karbonat
    Dokumen21 halaman
    Batuan Sedimen Karbonat
    Asito Cardoso
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    SandhyPrakoso
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka PDF
    Daftar Pustaka PDF
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka PDF
    SandhyPrakoso
    Belum ada peringkat
  • Abstrak SFG NEW 2016
    Abstrak SFG NEW 2016
    Dokumen1 halaman
    Abstrak SFG NEW 2016
    SandhyPrakoso
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv PDF
    Bab Iv PDF
    Dokumen2 halaman
    Bab Iv PDF
    SandhyPrakoso
    Belum ada peringkat
  • Cover PDF
    Cover PDF
    Dokumen9 halaman
    Cover PDF
    SandhyPrakoso
    Belum ada peringkat
  • Abstrak SFG NEW 2016
    Abstrak SFG NEW 2016
    Dokumen1 halaman
    Abstrak SFG NEW 2016
    SandhyPrakoso
    Belum ada peringkat
  • Kerangka Penelitian
    Kerangka Penelitian
    Dokumen2 halaman
    Kerangka Penelitian
    SandhyPrakoso
    Belum ada peringkat
  • Modul IP PDF
    Modul IP PDF
    Dokumen35 halaman
    Modul IP PDF
    SandhyPrakoso
    Belum ada peringkat
  • 116-129 M1o-03 PDF
    116-129 M1o-03 PDF
    Dokumen14 halaman
    116-129 M1o-03 PDF
    SandhyPrakoso
    Belum ada peringkat
  • SEDIMENTOLOGI Paper
    SEDIMENTOLOGI Paper
    Dokumen3 halaman
    SEDIMENTOLOGI Paper
    SandhyPrakoso
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen3 halaman
    Bab I
    SandhyPrakoso
    Belum ada peringkat
  • Bab I PDF
    Bab I PDF
    Dokumen8 halaman
    Bab I PDF
    SandhyPrakoso
    Belum ada peringkat
  • Batuan Sedimen
    Batuan Sedimen
    Dokumen22 halaman
    Batuan Sedimen
    SandhyPrakoso
    Belum ada peringkat
  • Laporan Resmi Petrografi Pakwo
    Laporan Resmi Petrografi Pakwo
    Dokumen86 halaman
    Laporan Resmi Petrografi Pakwo
    SandhyPrakoso
    Belum ada peringkat
  • Laporan Resmi Petrografi Pakwo
    Laporan Resmi Petrografi Pakwo
    Dokumen86 halaman
    Laporan Resmi Petrografi Pakwo
    SandhyPrakoso
    Belum ada peringkat
  • Penuntun Petrografi
    Penuntun Petrografi
    Dokumen197 halaman
    Penuntun Petrografi
    Patra Syiam
    100% (2)
  • Pemerian Batuan Sedimen
    Pemerian Batuan Sedimen
    Dokumen27 halaman
    Pemerian Batuan Sedimen
    SandhyPrakoso
    Belum ada peringkat