Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN MINI PROJECT

GAMBARAN ANGKA KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MUNTOK


KABUPATEN BANGKA BARAT TAHUN BULAN FEBRUARI - APRIL
TAHUN 2016

Pembimbing :

dr. Mahdiana

Disusun Oleh :

dr. Asti Sevianti


dr. Catharini Kitri Fiana
dr. Irene Resti Rosari
dr. Jendri Hendra Pratama
dr. Veru Liana Metri

Puskesmas Muntok (Bangka Barat)


Periode Februari Juni 2016
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN MINI PROJECT DOKTER INTERNSIP

GAMBARAN ANGKA KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MUNTOK


KABUPATEN BANGKA BARAT BULAN FEBRUARI - APRIL
TAHUN 2016

Disusun Oleh :

dr. Asti Sevianti


dr. Catharini Kitri Fiana
dr. Irene Resti Rosari
dr. Jendri Hendra Pratama
dr. Veru Liana Metri

telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam mengikuti Program Internsip
Dokter Indonesia di Puskesmas Muntok, Bangka Barat periode 24 Februari 2016 24
juni 2016

Muntok, Juni 2016

Mengetahui,
Pembimbing,

dr. Mahdiana
NIP. 198009102014032001

2
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah
Nyalah penulis dapat menyelesaikan Mini Project ini dalam rangka memenuhi
persyaratan dalam program Internsip di Bangka Barat mengenai gambaran angka
kejadian hipertensi di puskesmas muntok kabupaten bangka barat bulan februari - april
tahun 2016.
Dalam penyusunan tugas dan materi ini, tidak sedikit hambatan yang dihadapi.
Namun, penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain
berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan semua pihak sehingga kendala-kendala yang
penulis hadapi dapat teratasi. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bu distri sebagai Kepala
Puskesmas, serta dr. Mahdiana sebagai dokter pembimbing dalam pembuatan Mini
Project ini. Dan tidak lupa kami ucapakan ribuan terima kasih kepada dokter-dokter
yang ada di Puskesmas Muntok serta seluruh stafmya.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan Mini Project ini masih terdapat
banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis terbuka terhadap kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak. Semoga Mini Project ini dapat bermanfaat dan
membantu teman sejawat.

Muntok , Juni 2016

3
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN
............................................................................................................................................
..2
KATA PENGANTAR...........................................................................................................
3
DAFTAR ISI.........................................................................................................................
4
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................
5
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................
6
1.3 Tujuan..............................................................................................................................
6
1.4 Manfaat............................................................................................................................
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Hipertensi...........................................................................................................
7
2.2 Etiologi Hipertensi...........................................................................................................
7
2.3 Faktor Resiko Hipertensi.................................................................................................
7
2.4 Klasifikasi Hipertensi.......................................................................................................
10............................................................................................................................................
2.5 Gejala Klinis Hipertensi...................................................................................................
10............................................................................................................................................
2.6 DiagnosisHipertensi ........................................................................................................10
2.5 Pemeriksaan Penunjang...................................................................................................11
2.6 Komplikasi Hipertensi.....................................................................................................11
2.7 Penanganan Hipertensi....................................................................................................11
BAB III

4
3.1 Rancangan Mini Project..................................................................................................16
3.2 Waktu dan Tempat Mini Project.....................................................................................16
3.3 Populasi Mini Project......................................................................................................16
3.4 Subject Mini Project........................................................................................................16
BAB IV HASIL ..................................................................................................................17
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................19
LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hipertensi masih menjadi masalah kesehatan di dunia. Penyakit ini disebut juga
dengan the silent killer karena sering dijumpai tanpa gejala dan baru disadari bila
telah menyebabkan gangguan organ.
Hipertensi merupakan penyakit degeneratif yang banyak terjadi di masyarakat
dan mempunyai tingkat mortalitas yang cukup tinggi. Hipertensi masih menjadi
masalah kesehatan masyarakat yang serius, karena jika tidak terkendali akan
berkembang dan menimbulkan komplikasi yang berbahaya, misalnya stroke
(perdarahan otak), penyakit jantung koroner, dan gagal ginjal.
Menurut Marliani hipertensi adalah terjadinya peningkatan tekanan sistolik di
atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg. Penyakit ini sering ditandai
dengan pusing, sering terasa kaku pada leher belakang, gangguan penglihatan, sulit
berkonsentrasi, sulit tidur dan sering gelisah, namun bisa tanpa gejala. Terjadinya
hipertensi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain faktor yang tidak bisa
diperbaiki seperti genetik, usia, jenis kelamin, dan faktor yang bisa diperbaiki seperti
kelebihan garam, kolesterol, obesitas, stres, merokok, kafein, kurang gerak, alkohol.

5
Prevalensi hipertensi di dunia pada tahun 200 menurut WHO di seluruh dunia
terdapat 972 juta orang atau 26,4% penghuni bumi mengalami kejadian hipertensi.
Angka ini kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2% di tahun 2025. Dari 972 juta
pengidap hipertensi, 333 juta berada di negara maju dan 63 juta sisanya berada di
negara sedang berkembang, temasuk Indonesia.
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) tahun 2000 prevalensi
hipertensi di Indonesia mencapai 31,7% dari total jumlah penduduk dewasa.
Hipertensi merupakan penyebab kematian utama ketiga di Indonesia untuk semua
umur (6,8%), setelah stroke (15,4%) dan tuberkulosis (7,5%). Prevalensi hipertensi di
Jawa dan Sumatera memiliki prevalensi yang lebih tinggi dari prevalensi nasional.
Tingginya kejadian hipertensi dimasyarakat dan bahaya dari komplikasi yang
dapat ditimbulkan akibat hipertensi oleh karena itu Penulis ingin meneliti
Gambaran Angka Kejadian Hipertensi di Puskesmas Muntok Kabupaten Bangka
Barat Bulan april Tahun 2016

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang tersebut diatas, maka rumusan masalah yang penulis
ambil adalah Gambaran Angka Kejadian Hipertensi di Puskesmas Muntok
Kabupaten Bangka Bangka Bulan Februari- April Tahun 201 6 ?

1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada mini project ini, meliputi :
1. Mengetahui angka kejadian penderita hipertensi di Puskesmas Muntok bulan
Februari - April 2016.
2. Meningkatkan pengetahuan penderita hipertensi wilayah kerja Puskesmas
Muntok tentang hipetensi.
3. Melakukan penyuluhan sebagai bentuk pencegahan dan pengontrol tekanan
darah hingga tidak sampai terjadinya komplikasi.

1.4 Manfaat
1. Bagi Peneliti

6
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman dalam melakukan
penelitian di lapangan sekaligus mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang terlah
di proleh terutama mengenai hipertensi.
2. Bagi masyarakat
Menambah pengetahuan penderita hipertensi tentang diabetes mellitus di wilayah
kerja Puskesmas Muntok, sehingga masyarakat dapat melakukan pencegahan
agar tidak menderita komplikasi penyakit hipertensi.
3. Bagi Instansi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan masukan
mengenai angka kejadian hipertensi sehingga menjadi bahan evaluasi
untuk meningkatkan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat untuk
mencegah hipertensi melalui perilaku hidup sehat.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Hipertensi
2.1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah tinggi persisten dimana
tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg dengan
dua kali pengukuran. Menurut Wiryowidagdo bahwa hipertensi merupakan suatu
keadaan tekanan darah seseorang berada pada tingkatan di atas normal. Jadi tekanan
di atas dapat diartikan sebagai peningkatan secara abnormal dan terus menerus.

2.2 Etiologi Hipertensi Berdasarkan Klasifikasi


Hipertensi dapat dikelompokkan dalam dua kategori besar, yaitu:
a. Hipertensi esensial (primer).
Hipertensi esensial adalah hipertensi yang belum diketahui penyebabnya dan
merupakan tipe yang hampir sering terjadi yaitu sekitar 95% dari kasus terjadinya
hipertensi. Hipertensi esensial disebabkan multi faktor yaitu genetik di sertai faktor
gaya hidup yang kurang baik seperti kurang bergerak (inaktivitas) dan pola makan.

7
Onset hipertensi esensial biasanya muncul pada pasien yang berusia antara 25-55
tahun, sedangkan usia dibawah 20 tahun jarang ditemukan. .
b. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder disebabkan oleh kondisi medis lain, seperti penyakit
jantung, penyakit ginjal, penggunaan estrogen, hipertensi yang berhubungan dengan
kehamilan dan reaksi terhadap obat-obatan tertentu (siklosporin dan OAINS / Obat
Anti Inflamasi Nonsteroid). Hipertensi sekunder berkisar 5% dari kasus hipertensi.

2.3 Faktor Risiko Hipertensi


Dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu :
1. Faktor risiko yang tidak dapat diperbaiki
a. Genetik
Jika satu atau dua orang dari orang tua atau saudara kandung yang
menderita hipertensi, maka peluang untuk menderita hipertensi makin besar.
Penelitian menunjukkan bahwa 25% dari kasus hipertensi esensial dalam
keluarga mempunyai dasar genetik.
b. Usia
Walaupun penuaan tidak selalu memicu hipertensi, tetapi tekanan darah tinggi
biasanya terjadi pada usia lebih tua. Pada usia antara 30 dan 65 tahun, tekanan
sistolik meningkat rata-rata sebanyak 20 mmHg dan terus meningkat setelah usia
70 tahun. Peningkatan resiko yang berkaitan dengan faktor usia ini sebagian besar
menjelaskan tentang hipertensi sistolik terisolasi dan dihubungakn dengan
peningkatan resistensi vaskular perifer dalam arteri.
c. Jenis kelamin
Pria sering mengalami tanda-tanda hipertensi pada usia akhir tiga
puluhan, sedangkan perempuan sering mengalami hipertensi setelah
menopause. Tekanan darah wanita, khususnya sistolik, meningkat lebih tajam
sesuai usia. Setelah usia 55 tahun, wanita mempunyai resiko lebih tinggi
untuk menderita hipertensi. Salah satu penyebab terjadinya pola tersebut
adalah perbedaan hormon kedua jenis kelamin.

2. Faktor resiko yang dapat diperbaiki


a. Merokok
Menurut ilmu kedokteran, rokok mengandung lebih kurang 4000 bahan kimia,
diantaranya nikotin, tar, karbon monoksida, dan hidrogen sianida. Nikotin

8
mendorong terjadinya adhesi platelet yang di asosiasikan dengan penyakit
kardiovaskuler dan hipertensi. Nikotin merupakan bahan yang mempunyai aktivitas
biologis yang potensial yang akan meningkatkankan epinefrin dalam darah,
meningkatkan tekanan darah, menambah denyut jantung dan menginduksi
vasokonstriksi perifer.
b. Obesitas
Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan
lemak tubuh yang berlebihan. Kelebihan berat badan dan hipertensi sering
berjalan beriringan, karena tambahan beberapa kilogram membuat jantung
bekerja lebih keras. .
c. Kolesterol
Dalam kondisi normal kolesterol adalah lemak (lipid) yang diproduksi oleh hati
dan sangat penting untuk fungsi tubuh. Namun jika seseorang memiliki terlalu
banyak kolesterol dalam aliran darah, kelebihannya dapat disimpan dalam
pembuluh darah. Kolesterol yang berlebihan tersebut akan menempel dan
menumpuk di pembuluh darah, yang pada akhirnya akan menyebabkan diameter
pembuluh darah semakin menyempit, sehingga aliran darah yang melewatinya akan
menjadi lebih deras.
d. Kurang gerak
Olahraga adalah menurunkan berat badan, meningkatkan level HDL
(High-Density Lipoprotein), dan menurunkan trigliserida (lemak dari makanan
yang menjadi bagian dari sirkulasi darah dalam aliran darah). Olahraga lebih
banyak dihubungkan dengan pengobatan hipertensi, karena olahraga isotonik
(seperti bersepeda, jogging, aerobik, berenang) yang teratur dapat
memperlancar peredaran darah sehingga menurunkan tekanan darah. Olahraga
juga dapat digunakan untuk mengurangi atau mencegah obesitas dan
mengurangi asupan garam kedalam tubuh (tubuh yang berkeringat akan
mengeluarkan garam lewat kulit). Orang yang sering duduk secara signifikan
lebih mungkin mengalami hipertensi dan serangan jantung.
e. Kelebihan garam
Garam yang dimaksud disini adalah garam natrium. Salah satu sumber
utama garam natrium adalah garam dapur. Fungsi garam dalam kadar normal
adalah sangat penting sebagai ion-ion penjaga kestabilan (normal tubuh
manusia mengkonsumsi tidak lebih dari 2400 mg perhari) garam tersebut

9
dapat menyebabkan tubuh menahan terlalu banyak air sehingga volume cairan
darah akan meningkat tanpa diserta penambahan ruang pada pembuluh darah,
yang akibatnya akan menambah tekanan darah dalam pembuluh darah..
f. Kafein
Kafein terdapat pada kopi, teh, cokelat dan koka yang berpengaruh
terhadap perangsangan otot jantung, Kafein mempunyai sifat antagonis
endogenus adenosin, sehingga dapat menyebabkan vasokontriksi dan
peningkatan resistensi pembuluh darah tepi. Namun dosis yang digunakan
dapat mempengaruhi efek peningkatan tekanan darah. Kebanyakan penelitian
tidak menunjukkan indikasi yang jelas bahwa asupan kafein dalam jumlah
normal (<100 mg/hari) menyebabkan hipertensi.
g. Penggunaan alkohol
Minum alkohol secara berlebihan, yaitu tiga kali atau lebih dalam sehari
merupakan faktor penyebab 7% kasus hipertensi.Mengkonsumsi berlebihan.
Intake alkohol atau etanol dalam jumlah 30-75 ml meningkatkan denyut
jantung dan cardiac output. Dimana terjadi perubahan tahanan pada pembuluh
darah perifer karena dipengaruhi oleh alkohol.
h. Stres
Stres yang dialami seseorang akan membangkitkan saraf simpatetis yang
akan memicu kerja jantung dan menyebabkan peningkatan tekanan darah.
Oleh karena itu, bagi mereka yang sudah memiliki riwayat sejarah kesehatan
penderita hipertensi, disarankan untuk berlatih mengendalikan stres dalam
hidupnya.

2. 4. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa menurut The Sevent :

Tabel 2.1. Klasifikasi tekanan darah menurut JNC 7.

2.5. Gejala Hipertensi

10
Biasanya hipertensi esensial ringan sampai sedang tidak menunjukkan gejala,
tampak sehat selama bertahun-tahun. Ada beberapa gejala hipertensi, yaitu kepala
pusing, mudah marah, sulit tidur, gelisah, sesak nafas, sering kaku di leher
belakang, gangguan penglihatan dan sulit konsentrasi.
Nyeri kepala suboksipital berpulsasi, yang khas terjadi pada penderita hipertensi
yang terjadi pada pagi hari dan berkurang ketika siang hari .

2.6. Diagnosis Hipertensi


Tekanan darah diukur setelah seseorang duduk bersandar atau berbaring, setelah
beristirahat selama 5 menit. Angka 140/90 mmHg atau lebih dapat diartikan sebagai
hipertensi, tetapi diagnosis ini tidak dapat ditegakkan berdasarkan satu kali
pengukuran.
Jika pada pengukuran pertama memberikan hasil yang tinggi maka tekanan
darah diukur kembali sebanyak dua kali atau lebih dengan jarak dua menit
untuk meyakinkan adanya hipertensi. Hasil pengukuran bukan hanya
menentukan adanya tekanan darah tinggi, tetapi juga digunakan untuk
menggolongkan beratnya hipertensi. Setelah diagnosis ditegakkan, dilakukan
pemeriksaan terhadap organ utama, terutama pembuluh darah, jantung, otak,
dan ginjal.

2. 7 Pemeriksaan Penunjang Hipertensi


Pemeriksaan penunjang yang dipakai antara lain:
a. Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh.
b. Pemeriksaan retina.
c. Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti ginjal dan
jantung.
d. EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri.
e. Foto dada dan CT scan.
f. MRI dan Angiografi

2. 8 Komplikasi Hipertensi
1. Penyakit kardiovaskuler hipertensif
Komplikasi jantung merupakan penyebab utama morbiditas dan
mortalitas pada hipertensi esensial. Bukti elektrokardiografi tentang adanya

11
hipertropi ventrikel kiri ditemukan pada 2-15% pasien hipertensi kronik.
hipertropi ventrikel kiri dapat menyebabkan atau mempermudah berbagai
macam komplikasi jantung akibat hipertensi, termasuk gagal jantung
kongestif, aritmia ventrikel, iskemi miokard dan meninggal mendadak.
2. Penyakit cerebrovaskuler hipertensif dan demensia
Hipertensi merupakan penyebab utama stroke, terutama perdarahan
intraserebral dan infark serebral iskemik.
3. Penyakit renal hipertensif
Hipertensi kronik menyebabkan nefrosklerosis, dan merupakan penyebab
umum dari insufisiensi renal.

2.9. Penanganan Hipertensi


1. Nonfarmakologi:
Perubahan gaya hidup yang dapat menurunkan tekanan darah dan
menurunkan risiko penyakit kardiovaskular adalah:
a. Mengurangi kelebihan berat badan
b. Berhenti merokok
c. Membatasi konsumsi alkohol
d. Melakukan aktivitas fisik (olahraga)
Seperti jalan kaki, joging, senam dengan faktor kesulitan yang kecil,
olahraga yang bersifat rekreatif. Sebaiknya aerobik dilakukan 30-45 menit per
hari setiap hari.
e. Mengurangi konsumsi kolesterol
Kurangi makan makanan yang mengandung gula murni, daging, ayam,
kuning telur, dan sarden. Serta hindari makan makanan seafood, otak, jeroan,
lemak hewani, mentega. Makanan yang dianjurkan seperti sayuran, buah,
minyak nabati (kecuali minyak kelapa), putih telur, ikan, kacang-kacangan.
f. Istirahat yang cukup dan tidak sres
Istirahat dengan posisi badan berbaring dapat mengembalikan aliran darah ke
otak. Oleh karena tekanan darah dapat meningkat jika orang terkena stres,
maka hindari kegiatan dan tempat-tempat yang dapat menyebabkan stres.
Pilihan untuk mengurangi stres seperti rekreasi ke tempat-tempat yang sejuk,
rindang, alam bebas dan daerah yang berbeda dengan kegiatan sehari-hari.
g. modifikasi diet atau pengaturan diet

12
1. Diet rendah garam
Tujuan diet rendah garam adalah membantu menurunkan
retensi garam atau air dalam jaringan tubuh dan menurunkan
tekanan darah pada pasien hipertensi.
Jenis diet rendah garam
a.Diet rendah garam I (200-400mg Na)
Untuk pasien dengan edema, asites, hipertensi berat.
Tidak ditambah garam dapur.
Hindari makanan yang tinggi kadar natrium.

b.Diet rendah garam II (600-800 mgNa)


Untuk pasien dengan edema, asites, hipertensi tidak terlalu berat.
Boleh menggunakan sdt garam dapur.
Hindari makanan yang tinggi kadar natrium.

c.Diet rendah garam III (1000-1200mgNa)


Untuk pasien dengan edema, hipertensi ringan.
Boleh menggunakan 1 sdt (4gr) garam dapur.

2. Diet rendah kolesterol dan lemak terbatas


Didalam tubuh terdapat tiga bagian lemak yaitu kolesterol, trigkiserida
dan pospolipid. Tubuh memperoleh kolesterol dari makanan sehari-hari dan
dari hasil sintesis dari hati. Kolesterol dapat berbahaya jika dikonsumsi lebih
banyak dari pada yang dibutuhkan oleh tubuh, peningkatan kolesterol dapat
terjadi karena terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung
kolesterol tinggi dan tubuh akan mengkonsumsi sekitar 25-50% dari setiap
makanan.
3. Diet tinggi serat
Diet tinggi serat sangat penting pada penderita hipertensi, terdiri
dari dua jenis yaitu serat kasar yang banyak terdapat pada sayuran
dan buah-buahan, sedangkan serat makanan terdapat pada makanan
karbohidrat seperti kentang, beras, singkong dan kacang hijau.
4. Diet rendah kalori bila kelebihan berat badan

13
Diet rendah kalori dianjurkan untuk orang yang kelebihan berat badan.
Kelebihan berat badan atau obesitas akan beresiko tinggi terkena hipertensi.
Demikian juga dengan orang yang berusia 40 tahun mudah terkena hipertensi.

2. Farmakologi
Hampir 20 penelitian yang dilakukan secara acak menunjukkan
bahwa terapi obat pada pasien dengan hipertensi derajat II dan III
secara konsisten mengurangi insiden stroke sebesar 30-50%, gagal
jantung kongestif sebesar40-50%. Beberapa penelitian pada orang
lebih tua dengan hipertensi sistolik telah dipastikan bahwa terapi
antihipertensi mencegah infark miokard fatal dan non fatal serta
keseluruhan mortalitas kardiovaskular.
Ada beberapa keadaan yang mungkin langsung diberi obat antihipertensi,
yakni:
- Tekanan darah lebih dari 180/1 mmHg.
- Tekanan darah lebih dari 160/100 mmHg yang menetap selama kurun waktu
tertentu.
- Tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg dengan disertai salah satu atau lebih
keadaan berikut :
a. Diabetes
b. Kerusakan organ target, misalnya jantung, ginjal, atau stroke.
c. Risiko penyakit kardiovaskular dalam tahun lebih dari 20%.

Namun demikian, jika tekanan darah hanya sedikit meningkat (kurang


dari 140/90 mmHg), obat antihipertensi diberikan hanya bila perubahan gaya
hidup tidak cukup menurunkan tekanan darah.
Obat-obatan yang biasa diberikan:
a. Diuretik tiazid
Biasanya merupakan obat pertama yang diberikan untuk mengobati hipertensi.
Diuretik membantu ginjal membuang garam dan air, yang akan mengurangi volume
cairan diseluruh tubuh sehingga menurunkan tekanan darah. Diuretik juga
menyebabkan pelebaran pembuluh darah dan hilangnya kalium melalui air kemih
sehingga kadang diberikan tambahan kalium atau obat penahan kalium. Diuretik
sangat afektif pada lanjut usia, kegemukan, penderita gagal jantung dan penyakit

14
ginjal menahun.

b. Penghambat adrenergik
merupakan sekelompok obat yang terdiri dari alfa-blocker, beta-blocker, dan
alfa-beta-blocker labetolol, yang menghambat efek sistem saraf simpatis. Sistem
saraf simpatis adalah sistem saraf yang dengan segera akan memberikan respon
terhadap stres, dengan cara meningkatkan tekanan darah.
Yang paling sering digunakan adalah beta-blocker,yang efektif diberikan
kepada :
penderita yang pernah mengalami serangan jantung
penderita dengan denyut jantung yang cepat
angina pectoris
sakit kepala migren

c. Angiotensin converting enzim inhibitor (ACE-Inhibitor)


Menurunkan tekanan darah dengan memblokade produksi hormon angiotensin
II yang menyebabkan konstriksi pembuluh darah. Dengan demikian, obat ini dapat
memperlebar pembuluh darah dan mengurangi tekanan darah.
Obat ini efektif diberikan kepada:
Penderita gagal jantung
Penderita dengan protein dalam air kemihnya yang disebabkan oleh penyakit ginjal
menahun atau penyakit ginjal diabetik.
Pria yang menderita impotensi sebagai efek samping dari obat lain.

d. Angiotensin-II-blocker menyebabkan penurunan tekanan darah


Dengan suatu mekanisme yang mirip dengan ACE-inhibitor.

e. Antagonis kalsium
Obat ini dapat menyebabkan melebarnya pembuluh darah dengan
mekanisme yang berbeda. Obat ini sangat efektif diberikan kepada lanjut
usia, penderita angina pektoris, denyut jantung yang cepat, sakit kepala
migren.

15
f. Vasodilator
Obat ini dapat langsung menyebabkan melebarnya pembuluh darah.
Obat dari golongan ini hampir selalu digunakan sebagai tambahan terhadap obat
antihipertensi lainnya.

g. Kedaruratan hipertensi (misalnya hipertensi maligna)


memerlukan beberapa obat bisa menurunkan tekanan darah dengan cepat dan
sebagian besar diberikan secara intravena, yaitu:
Diazoxide
Nitroprusside
Nitroglycerin
Labetolol
Nifedipine
Nifedipine merupakan kalsium antagonis dengan kerja yang sangat cepat
dan bisa diberikan peroral, tetapi obat ini bisa menyebabkan hipotensi
sehingga pemberiannya harus diawasi secara ketat.
Tabel: 2.2 Golongan obat Antihipertensi

BAB III
METODE MINI PROJECT

3.1. Rancangan Mini Proyect


Mini proyek ini dilakukan dengan pengumpulan data melalui data rekam medis
fisik di Puskesmas, serta melakukan wawancara kepada responden Penderita hipertensi
di Poliklinik Umum Puskesmas Muntok.

16
3.2 Waktu dan Tempat Mini Proyect
Mini proyek ini dilaksanakan pada bulan februari -April di Poli klinik Umum
Puskesmas Muntok

3.3 Populasi Mini Proyect


Populasi mini proyek adalah seluruh penderita hipertensi yang datang ke
Poliklinik Umum Puskesmas Muntok yang dilihat dari rekamedik.

3.4 Subjek Mini Proyect

Subjek mini project diambil dari masyarakat penderita hipertensi yang berobat ke
Puskesmas Muntok.

BAB IV

4.1 HASIL MINI PROJECT


Berdasarkan hasil yang diperoleh didapatkan bahwa dari total pasien yang
menderita hipertensi dari bulan februari - April 2016 sebanyak 436 orang.
Tabel 4.1 Data Penderita Hipertensi Berdasarkan Usia

25-40 41-55 56-70 >70 JUMLAH


BULAN TOTAL
LK PR LK PR LK PR LK PR LK PR
FEBRUAR
0 47 85
I 6 9 24 25 45 13 10 132
MARET 1 6 7 30 23 29 10 12 41 77 138
APRIL 0 9 8 39 33 51 15 52 114 166

Berdasarkan tabel data diatas didapatkan penderita hipertensi bulan februari


berjumlah 132 orang yang terdiri dari laki-laki 47 orang dan perempuan 85 orang, Pada
bulan maret penderita hipertensi sebnyak 138 yang terdiri dari 41 orang berjenis

17
kelamin laki-laki dan perempuan 77 orang, sedangkan pada bulan april jumlah
penderita hipertensi meningkat sebanyak 166 orang yang terdiri dari berjenis kelamin
laki-laki 52 orang dan perempuan 144 orang.

Grafik 4.1 Jumlah Penderita Hipertensi di Puskesmas Muntok

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Angka kejadian penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Muntok masih

18
sangat tinggi. Dapat dilihat dari bulan kebulannya penderita hipertensi cenderung
meningkat yaitu pada bulan februari berjumlah 132, bulan maret berjumlah 138,
dan pada bulan april terus meningkat menjadi 166 orang. Oleh karena itu,
diperlukan adanya promosi kesehatan sebagai upaya pengontrolan dan
pencegahan terhadap komplikasi dari hipertensi.

5.2 Saran
Di wilayah sekitar Puskesmas Muntok perlu ditingkatkan lagi promosi kesehatan
seperti diadakan penyuluhan terhadap pasien penderita hipertensi terutama
sebagai upaya pencegahan primer dan sekunder dalam masyarakat terhadap
penyakit hipertensi dan Petugas kesehatan diharapkan mampu memahami pilar
dasar mengenai hipertensi pada saat melakukan upaya promotif, preventif dan
kuratif.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sudoyo AW. Ilmu Penyakit Dalam Vol.2. Ed.V. Jakarta Pusat: Interna Publising.
2009: 1079
2. Boedhi-Darmojo. Mengamati Perjalanan Epidemiologi Hipertensi di Indonesia.
Medika. 2001;7:442-448

19
3. Casey Eggie. & Benson Herbert. Menurunkan Tekanan Darah. Jakarta: PT Bhuana
Ilmu Populer. 2006:18-23
4. . Tierney LM, et.all. Diagnosis dan Terapi Kedokteran (Penyakit Dalam). Jakarta:
Salemba Medika. 2007:381-393
5. Mahdiana Ratna. Mencegah Penyakit Kronis Sejak Dini. Yoyakarta: Tora Book.
2010:153-158
6. Irianti, Djoko Pekik. Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan.
Yogyakarta:C.V ANDI OFFSET.2007;9:73-74
7. Palmer Anna dan Williams Bryan.Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: Erlangga. 2007:78
8. Almatsier Sunita. Penuntun Diet. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama 2004;9:64-
150

20

Anda mungkin juga menyukai