Gambar 1. Gerak benda pada lantai licin dan terikat pada pegas untuk posisi
normal (a), teregang (b), dan tertekan (c)
1
Terlihat bahwa percepatan berbanding lurus dan arahnya berlawanan
dengan simpangan. Hal ini merupakan karakteristik umum getaran harmonik.
Contoh soal 1 :
Jika massa beban yang digantung pada ujung bawah pegas 1 kg, maka
periode getarannya 3 sekon. Jika massa beban dilipatkan menjadi 4 kg,
maka tentukan periode getarannya!
Penyelesaian :
Diketahui :
m1 = 1 kg
T1 = 3 s
m2 = 4 kg
Ditanyakan: T2 = ...?
2
Jawab:
Hubungan periode pegas T, massa beban m dinyatakan dengan
rumus:
m2
2
T2 k
T1 m1
2
k
m2
T2 T1
m1
4
3
1
=6s
3
2 t
Y A sin A sin t A sin
T
Keterangan :
Y = simpangan gerak harmonik sederhana (m)
A = amplitudo (m)
T = periode (s)
= kecepatan sudut (rad/s)
t = waktu (s)
Besar sudut ( ) dalam fungsi sinus disebut sudut fase. Jika partikel mula-
mula berada pada posisi sudut o, maka persamaanya dapat dituliskan
sebagai berikut.
2 t
Y A sin A sin ( t o ) A sin o
T
Sudut fase getaran harmoniknya adalah sebagai berikut.
2 t t
( t o ) o atau 2 o
T T 2
Contoh soal 2 :
Sebuah titik materi melakukan gerak harmonik dengan amplitudo 5 cm.
Berapakah simpangannya pada saat sudutnya 30?
Jawab
Diketahui: A = 5 cm dan = 30.
y = A sin = 5 sin 30 = (5 cm)(1/2) = 2,5 cm.
Contoh soal 3 :
Sebuah benda melakukan gerak sederhana dengan periode T. Berapakah
waktu yang diperlukan benda agar simpangan sama dengan
amplitudonya?
Jawab:
Y = A sin
1
A = A sin
2
1
sin =
2
1
=
6
2 t 1
T 6
1
t T
12
4
b. Kecepatan Getaran Harmonik
Kecepatan benda yang bergerak harmonik sederhana dapat diperoleh
dari turunan pertama persamaan simpangan.
dy d
vy (A sin t )
dt dt
v y = A cos t
Karena nilai maksimum dari fungsi cosinus adalah satu, maka kecepatan
maksimum (vmaks ) gerak harmonik sederhana adalah sebagai berikut.
vmaks = A
Contoh soal 4 :
Sebuah benda bermassa 2 gram digetarkan menurut persamaan y = 0,05 sin
300t (semua satuan dalam SI). Tentukan kecepatan dan percepatan benda
pada saat t = 0,6 s.
Jawab :
Diketahui:
m = 2 g,
Y = 0,05 sin 300t = 300
t = 0,6 s.
Kecepatan:
v = dy/dt
= A cos t
= (300)(0,05)(cos 300 . 0,6)
= 15 cos 180
= -15 m/s.
5
Percepatan:
a = dv/dt = 2 A sin t
= (300)2 (0,05)(sin 300 . 0,6)
= (300)2 (0,05) sin 180
= 0.
Contoh soal 5 :
Sebuah partikel bergerak harmonik sederhana dengan frekuensi 50 Hz dan
mempunyai amplitudo 0,2 m.
Hitunglah
a. kecepatan dan percepatan partikel pada titik seimbang,
b. kecepatan dan percepatan partikel pada simpangan maksimum, dan
c. persamaan simpangan gerak harmonik!
Penyelesaian :
Diketahui :
f = 50 Hz
A = 0,2 m
Ditanyakan :
a. v y dan ay = ... ? (pada titik seimbang)
b. v y dan ay = ... ? (pada simpangan maksimum)
c. Persamaan simpangan = ... ?
Jawab:
a. Pada titik seimbang, simpangan (y) = 0 sehingga = t = 0 dan o = 0.
1 1
T 2 x 10 -2 s
f 50
= 2 f
= 2 50
= 100 rad/s
Kecepatan partikel pada titik seimbang
v y = A cos ( t + o )
Karena = t = 0 dan o = 0
v y = A cos 0
= 0,2 100 x 1
= 20 m/s
Percepatan partikel pada titik seimbang
ay = -A 2 sin 0
=0
6
ay = -A 2 sin (90 + 0)
= -0,2 x (100 )2 + 0
= -2.0002 m/s 2
c. Persamaan simpangan
y = A sin( t + o )
= 0,2 sin (100 t)
c. Energi Mekanik
Energi mekanik sebuah benda yang bergerak harmonik adalah jumlah
energi kinetik dan energi potensialnya.
7
Em = Ek + Ep
1 1
= m A2 2 cos2 t + m 2 A2 sin2 t
2 2
1
= m 2 A2 ( cos2 t + sin2 t )
2
1
= m 2 A 2
2
Contoh Soal 5 :
Benda yang massanya 400 g bergetar harmonik dengan amplitudo 5 cm dan
frekuensi 100 Hz. Hitunglah energi kinetik, energi potensial, dan energi
mekaniknya (energi total) saat simpangannya 2,5 cm!
Penyelesaian :
Diketahui :
m = 400 g = 0,4 kg
A = 5 cm = 0,05 m
f = 100 Hz
Y = 2,5 cm
Ditanyakan :
a. Ek = ...?
b. Ep = ...?
c. Em = ...?
Jawab:
a. Energi kinetik
Y A sin
Y
sin
A
2,5
5
= 0,5
= 30o
cos = cos 30o = 0,866
=t
= 2 f
8
1
Ek = m (A cos t)2
2
1
= m (A 2 f cos )2
2
1
= m 4 2 f2 A2 cos2
2
1
= m 4 2 f2 A2 cos2 30
2
1
= x (0,4) x 4 x (3,14)2 x (100)2 x (0,05)2 x (0,866)2
2
= 147,894 J
b. Energi potensial
1
Ep = m 2 A2 sin2 t
2
1
= m 4 2 f2 A2 sin2
2
1
= m 4 2 f2 A2 sin2 30o
2
1
= x (0,4) x 4 x (3,14)2 x (100)2 x (0,05)2 x (0,5)2
2
= 49,298 J
c. Energi Mekanik
Cara I :
Em = Ep + Ek
= 147,894 + 49,298
= 197,192 J
Cara II :
1
Em = m 2 A2
2
1
= m 4 2 f2 A2
2
1
= x (0,4) x 4 x (3,14)2 x (100)2 x (0,05)2
2
= 197,192 J
9
4. Susunan Pegas
Dua buah pegas atau lebih dapat disusun seri, paralel, atau gabungan
seri dan paralel. Berikut hal-hal yang berkaitan dengan susunan pegas seri
dan paralel.
a. Susunan Seri
Untuk memudahkan pembahasan, diambil pegas-pegas yang tetapan
pegasnya sama. Rumus dasar yang digunakan adalah rumus modulus
Young dan Hukum Hooke (k = EA/X). Jadi, tetapan pegas berbanding lurus
dengan luas penampang pegas A, modulus Young E, dan berbanding
terbalik dengan panjang pegas X. Persamaan ini menyatakan tetapan pegas
tunggal.
Jika dua buah pegas disusun secara seri seperti terlihat pada Gambar di
atas, maka panjang pegas menjadi 2X. Oleh karena itu, persamaan
pegasnya (ks ) menjadi seperti berikut.
Jadi, bila 2 pegas yang tetapan pegasnya sama dirangkaikan secara seri,
maka susunan ini akan memberi tetapan pegas susunan sebesar k.
Sedangkan untuk n pegas yang tetapannya sama dan disusun seri, maka
berlaku persamaan berikut
Contoh Soal :
Dua buah pegas yang disusun secara seri berturut-turut besar konstantanya
200 N/m dan 100 N/m. Apabila pada pegas tersebut diberi beban 40 N,
hitunglah pertambahan panjang pegas!
Penyelesaian :
Diketahui :
a. k1 = 200 N/m
b. k2 = 100 N/m
c. F = 40 N
Ditanyakan : x = ...?
10
Jawab:
1 1 1
ks k1 k2
1 1
200 100
3
200
200
ks 66,67 N/m
3
Menurut Hukum Hooks :
F = ks x
F
x
ks
40
66,67
= 0,60 m
= 60 cm
b. Susunan Paralel
Bila pegas disusun paralel, maka panjang pegas (X) tetap. Sedangkan
luas penampang pegas berubah dari A menjadi 2A, bila pegas yang disusun
sebanyak dua buah.
Jadi, untuk dua buah pegas yang disusun secara paralel, tetapan pegasnya
(kp) menjadi seperti berikut.
Bila ada n pegas yang tetapan pegasnya sama disusun secara paralel, maka
akan menghasilkan pegas yang lebih kuat. Karena tetapan pegasnya
menjadi lebih besar.
Contoh Soal :
Dua buah pegas yang disusun pararel berturut-turut mempunyai konstanta
sebesar 200 N/m dan 300 N/m. Jika diujungnya diberi beban sebesar 4 kg
dan g = 10 m/s2, maka hitunglah pertambahan panjang pegas!
11
Penyelesaian :
Diketahui :
a. k1 = 200 N/m
b. k2 = 300 N/m
c. m = 4 kg
d. g = 10 m/s2
Ditanyakan: x = ...?
Jawab:
kp = k1 + k2
= 200 + 300
= 500 N/m
Menurut Hukum Hooks :
F = kp x
F
x
kp
4 x 10
500
= 0,08 m
= 8 cm
5. Bandul Sederhana
Sebuah bandul sederhana terdiri atas sebuah beban bermassa m yang
digantung di ujung tali ringan (massanya dapat diabaikan) yang panjangnya
l. Jika beban ditarik ke satu sisi dan dilepaskan, maka beban berayun melalui
titik keseimbangan menuju ke sisi yang lain. Jika amplitudo ayunan kecil,
maka bandul melakukan getaran harmonik. Perhatikanlah Gambar berikut
12
y
Oleh karena sin , maka persamaan di atas dapat dituliskan sebagai
berikut.
Contoh Soal :
Sebuah ayunan sederhana memiliki panjang tali 40 cm dengan beban 100
gram. Tentukanlah besar gaya pemulihnya jika benda disimpangkan sejauh 4
cm dan percepatan gravitasi di tempat itu = 10 m/s2.
Jawab
Diketahui:
l = 40 cm,
m = 100 g = 0,1 kg
y = 4 cm,
g = 10 m/s2
Besar gaya pemulih pada ayunan adalah :
F = mg sin
y
= mg ( )
4
= 0,1 x 10 x
40
= 0,1 N
13
Contoh Soal :
Sebuah ayunan bandul sederhana memiliki panjang tali 64 cm, massa beban
0,1 kg. Saat beban diberi simpangan 10 cm dan dilepaskan, terjadi getaran
selaras (g = 10 m/s2). Hitunglah periode ayunan dan kecepatan maksimum
benda tersebut!
Penyelesaian :
Diketahui :
a. l = 64 cm = 0,64 m
b. m = 0,1 kg
c. A = 10 cm = 0,1 m
d. g = 10 m/s2
Ditanyakan :
a. T = ...?
b. vmaks = ...?
Jawab:
l
a. T 2
g
0,64
2
10
2 0,064
= 2 x 0,25
= 0,5 s
b. vmaks = A
2
A
T
2
x 0,1
0,5
= 0,4 m/s
14