Anda di halaman 1dari 7

RESUME

MATAKULIAH BELAJAR DAN PEMBELAJAR


Dosen Pengampu Dr. Hj. Sri Endah Indriwati, M.Pd

Judul : Teori Belajar Behavioristik Dan Penerapannya


Dalam Pembelajaran
Tujuan : Untuk mengetahui mengenai dasar filosofi dan

pendekatan pembelajaran masing-masing kurikulum

Nama / NIM : Gissa Adela P.W / 150341600860


Prodi : P. BIOLOGI
Hari, tanggal : Senin, 6 Februari 2017

Pengertian Teori Behaviorisme

Sejumlah filsuf dan ilmuwan sebelum Watson dalam satu dan lain bentuk telah
mengajukan gagasan-gagasan mengenai pendekatan objektif dalam mempelajari
manusia berdasarkan pandangan yang mekanistis dan materialistis, suatu pendekatan
yang menjadi ciri utama dari behaviorisme. Seorang di antaranya adalah Ivan Pavlov
(1849-1936), seorang ahli fisiologi Rusia. Behaviorisme adalah teori perkembangan
perilaku, yang dapat diukur, diamati dan dihasilkan oleh respons pelajar terhadap
rangsangan. Tanggapan terhadap rangsangan dapat diperkuat dengan umpan balik
positif atau negatif terhadap perilaku kondisi yang diinginkan. Hukuman kadang-kadang
digunakan dalam menghilangkan atau mengurangi tindakan tidak benar, diikuti dengan
menjelaskan tindakan yang diinginkan (Hall : 1978).
Teori Dalam Pandangan Behaviorisme

1. Teori Pengkondisian Klasikal dari Pavlov


Classic conditioning ( pengkondisian atau persyaratan klasik) adalah proses
yang dikemukakan Pavlov melalui percobaannya terhadap anjing, dimana
perangsang asli dan netral dipasangkan dengan stimulus bersyarat secara
berulang-ulang sehingga memunculkan reaksi yang diinginkan. Eksperimen-
eksperimen yang dilakukan Pavlov dan ahli lain tampaknya sangat terpengaruh
pandangan behaviorisme, dimana gejala-gejala kejiwaan seseorang dilihat dari
perilakunya.
2. Teori Connetionisme Thorndike
Menurut Thorndike, belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi
antara peristiwa-peristiwa yang disebut stimulus (S) dengan respon (R).Dalam
eksperimennya, Thorndike menggunakan kucing. Dari eksperimen kucing lapar
yang dimasukkan dalam sangkar (puzzle box) tersebut diketahui bahwa supaya
tercapai hubungan antara stimulus dan respons, perlu adanya kemampuan untuk
memilih respons yang tepat serta melalui usaha-usaha atau percobaan-percobaan
(trials) dan kegagalan-kegagalan (error) terlebih dahulu.
3. Teori Operant Conditioning dari B.F.Skinner
Konsep-konsep yang dikemukakan oleh Skinner tentang belajar mampu
mengungguli konsep-konsep lain yang dikemukakan oleh para tokoh
sebelumnya. Ia mampu menjelaskan konsep belajar secara sederhana dan dapat
menunjukkan konsepnya tentang belajar secara komprehensif. Menurut Skinner,
hubungan antara stimulus dan respons yang terjadi melalui interaksi dalam
lingkungannya, yang kemudian akan menimbulkan perubahan tingkah laku,
tidaklah sesederhana yang digambarkan oleh para tokoh sebelumnya.
Oleh sebab itu, untuk memahami tingkah laku seseorang secara benar perlu
terlebih dahulu memahami hubungan antara stimulus satu dengan lainnya, serta
memahami respons yang mungkin dimunculkan dan berbagai konsekuensi yang
mungkin akan timbul sebagai akibat dari respons tersebut.

Prinsip Dalam Teori Belajar Behaviorisme

Berikut ini adalah prinsip-prinsip pembelajaran behavioristik Menekankan pada


pengaruh lingkungan terhadap perubahan perilaku (Bell : 1994)
1. Mengunakan prinsip penguatan, yaitu untuk menidentifikasi aspek paling
diperlukan dalam pembelajaran untuk mengarahkan kondisi agar peserta didik
dapat mencapai peningkatan yang diharapkan dalam tujuan pembelajaran.
2. Menidentifikasi karakteristik peserta didik, untuk menetapkan pencapaian tujuan
pembelajaran.
3. Lebih menekankan pada hasil belajar daripada proses pembelajaran.
Skinner juga memuat dalam bukunya tentang prinsip-prinsip behavioristik,
berikut ini prinsip yang dikemukakan oleh skinner dalam bukunya yang berjudul The
Behavior of Organism.
Beberapa prinsip Skinner:
1. Hasil belajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan, jika
benar diberi penguat.
2. Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.
3. Materi pelajaran, digunakan sistem modul.
4. Dalam proses pembelajaran, tidak digunkan hukuman. Untuk itu lingkungan
perlu diubah, untukmenghindari adanya hukuman.
5. Dalam proses pembelajaran, lebih dipentingkan aktifitas sendiri.
6. Tingkah laku yang diinginkan pendidik, diberi hadiah, dan sebaiknya hadiah
diberikan dengan digunakannya jadwal variabel Rasio rein forcer.
7. Dalam pembelajaran digunakan shaping.

Kelebihan Dan Kekurangan Dari Teori Behaviorisme


a. Kelebihan
Dalam teknik pembelajaran yang merujuk ke teori behaviouristik terdapat beberapa
kelebihan di antaranya :
1) Membiasakan guru untuk bersikap jeli dan peka pada situasi dan kondisi
belajar.
2) Metode behavioristik ini sangat cocok untuk memperoleh kemampuan yang
menbutuhkan praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti:
kecepatan, spontanitas, kelenturan, refleksi, daya tahan, dan sebagainya.
3) Guru tidak banyak memberikan ceramah sehingga murid dibiasakan belajar
mandiri. Jika menemukan kesulitan baru ditanyakan kepada guru yang bersangkutan
4) Teori ini cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan
dominansi peran orang dewasa , suka mengulangi dan harus dibiasakan , suka
meniru dan senang dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung seperti diberi
permen atau pujian (Budiningsih : 2005).

b. Kekurangan
Teori Thorndike terlalu memandang manusia sebagai mekanisme dan otomatisme
disamakan hewan.
1. Memandang belajar merupakan asosiasi belaka antara stimulus dan respon
2. Mengabaikan pengertian belajar sebagai unsure pokok
3. Proses belajar berlangsung secara teoritis
Selain teorinya, beberapa kekurangan perlu dicermati guru dalam menentukan
teknik pembelajaran yang mengacu ke teori ini, antara lain:
a) Sebuah konsekuensi bagi guru, untuk menyusun bahan pelajaran dalam bentuk
yang sudah siap
b) Tidak setiap mata pelajaran bisa menggunakan metode ini
c) Penerapan teori behavioristik yang salah dalam suatu situasi pembelajaran
juga mengakibatkan terjadinya proses pembelajaran yang sangat tidak
menyenangkan bagi siswa yaitu guru sebagai sentral, bersikap otoriter,
komunikasi berlangsung satu arah, guru melatih dan menentukan apa yang harus
dipelajari murid
d) Murid berperan sebagai pendengar dalam proses pembelajaran dan
menghafalkan apa yang didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif
e) Penggunaan hukuman yang sangat dihindari oleh para tokoh behavioristik
justru dianggap metode yang paling efektif untuk menertibkan siswa
f) Murid dipandang pasif, perlu motivasi dari luar dan sangat dipengaruhi oleh
penguatan yang diberikan guru (Budiningsih : 2005).

Aplikasi dalam Pembelajaran Behaviorisme


Aliran psikologi belajar yang sangat besar pengaruhnya terhadap arah
pengembangan teori dan praktek pendidikan dan pembelajaran hingga kini adalah aliran
behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai
hasil belajar. Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus responnya,
mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif (Slavin : 2000).
Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode drill atau
pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan
reinforcement dan akan menghilang bila dikenai hukuman. Aplikasi teori behavioristik
dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari beberapa hal seperti: tujuan pembelajaran,
sifat materi pelajaran, karakteristik pebelajar, media dan fasilitas pembelajaran yang
tersedia. Pembelajaran yang dirancang dan berpijak pada teori behavioristik
memandang bahwa pengetahuan adalah obyektif, pasti, tetap, tidak berubah.
Pengetahuan telah terstruktur dengan rapi, sehingga belajar adalah perolehan
pengetahuan, sedangkan mengajar adalah memindahkan pengetahuan (transfer of
knowledge) ke orang yang belajar atau pebelajar. Fungsi mind atau pikiran adalah untuk
menjiplak struktur pengetahuan yag sudah ada melalui proses berpikir yang dapat
dianalisis dan dipilah, sehingga makna yang dihasilkan dari proses berpikir seperti ini
ditentukan oleh karakteristik struktur pengetahuan tersebut. Pebelajar diharapkan akan
memiliki pemahaman yang sama terhadap pengetahuan yang diajarkan. Artinya, apa
yang dipahami oleh pengajar atau guru itulah yang harus dipahami oleh murid.

Implikasi Teori Belajar Behaviorisme


Kurikulum berbasis filsafat behaviorisme tidak sepenuhnya dapat
diimplementasikan dalam sistem pendidikan nasional, terlebih lagi pada jenjang
pendidikan usia dewasa. Tetapi behaviorisme dapat diterapkan untuk metode
pembelajaran bagi anak yang belum dewasa. Karena hasil eksperimentasi bihaviorisme
cenderung mengesampingkan aspek-aspek potensial dan kemampuan manusia yang
dilahirkan. Bahkan bihaviorisme cenderung menerapkan sistem pendidikan yang
berpusat pada manusia baik sebagai subjek maupun objek pendidikan yang netral etik
dan melupakan dimensi-dimensi spiritualitas sebagai fitrah manusia. Oleh karena itu
behaviorisme cenderung antropomorfis skularistik (Bambang : 2008).
Implikasi dari teori behavioristik dalam proses pembelajaran dirasakan kurang
memberikan ruang gerak yang bebas bagi pembelajar untuk berkreasi,
bereksperimentasi dan mengembangkan kemampuannya sendiri. Karena sistem
pembelajaran tersebut bersifat otomatis-mekanis dalam menghubungkan stimulus dan
respon sehingga terkesan seperti kinerja mesin atau robot. Akibatnya pembelajar kurang
mampu untuk berkembang sesuai dengan potensi yang ada pada diri mereka.

Pertayaan :
1. Apa sistem pendidikan behaviorisme mampu diterapkan dalam pembelajaran
khususnya di bidang biologi ?
2. Apakah teori behaviorisme sudah di aplikasikan pada sistem pembelajaran di
Indonesia?

DAFTAR PUSTAKA

Bambang warsita, Teknologi pembelajaran, Rineka cipta, 2008.

Bell, Margareth E. 1994. Belajar dan Membelajarkan. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada.

Budiningsih, C., Asri , Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005

Gage, N.L., & Berliner, D. Educational Psychology, 1979.

Hall S. Calvin & Lindzey, Gardner, Psikology kebribadian 3, Teori-Teori sifat dan
behavioristik(diterjemahkan dari bukuTheories of personality, New york, Santa
barbara Toronto, 1978) , yogyakarta: Kanisius, 1993.

Skinner, The Behavior of Organism, 1989.

Slavin, R.E. 2000. Educational Psychology: Theory and Practice. Sixth Edition.
Boston: Allyn and Bacon.
Yamin, Martinis, Paradigma Baru Pembelajaran, Jakarta : Gaung Persada Press, 2011

Anda mungkin juga menyukai