Tugas Kimia Analitik 1 DONNY
Tugas Kimia Analitik 1 DONNY
B. Analisis Kation
Untuk tujuan analisis kualitatif sistematik kation kation diklasifikasikan dalam
lima golongan bedasarkan sifat sifat kation itu terhadap beberapa reagensia.
Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang peling umum adalah
asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida, dan ammonium karbonat.
Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia
reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Jadi boleh dikatakan bahwa
klasifikasi kation yang paling umum, didasarkan atas kelarutan dari klorida, sulfida,
dan karbonat dari kation tersebut. Kelima golongan kation dan ciri ciri khas
golongan golongan ini adalah sebagai berikut :
1. Golongan I (golongan perak)
Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida encer. Endapan
yang terjadi semua berwarna putih. Ion ion golongan ini adalah timbel,
merkurium (I) atau raksa, dan perak.
2. Golongan II ( IIA - golongan tembaga ; IIB golongan arsen )
Kation - kation golongan II diendapkan sebagai garam sulfidanya dengan cara
mengalirkan H2S dalam larutan analit yang suasanya asam. Endapan sulfida
warnanya bermacam macam, sehingga dapat digunakan untuk menduga
kation yang ada.
3. Golongan III (IIIA- golongan besi ; IIIB-golongan seng)
Kation kation golongan IIIA (golongan besi) diendapkan sebagai hidroksidanya
dengan menambahkan NH4Cl dan NH4OH. Endapan hidroksida pada golongan
ini warnanya bermacam-macam. Kation golongan IIIB (golongan seng)
diendapkan sebagai garam sulfidanya dengan mengalirkan gas H 2S dalam
larutan analit yang suasananya basa ( dengan larutan buffer NH 4Cl + NH4OH )
4. Golongan IV (golongan kalsium)
Kation golongan ini tak bereaksi dengan reagensia golongan I, II, dan III. Kation
kation ini membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya
ammonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam, kation kation
golongan ini adalah : kalsium, stronsium, dan barium. Beberapa sistem klasifikasi
golongan meniadakan pemakaian ammonium klorida disamping ammonium
karbonat senagai reagensia golongan; dalam hal ini, magnesium harus juga
dimasukkan kedalam golongan ini. Tetapi, karena dalam pengerjaan analisis
yang sistematis, ammonium klorida akan terdapat banyak sekali ketika kation
kation golongan keempat hendak diendapka, adalah lebih logis untuk tidak
memasukkan magnesium kedalam golongan IV.
5. Golongan V (golongan alkali)
Kation kation golongan V merupakan golongan sisa, setelah dilakukan
pemisahan golongan secara berurutan. Untuk menentukan adanya kation NH 4+,
harus diambil dari larutan analit mula mula (sebelum dilakukan pemisahan).
untuk kation Ca2+, Ba2+, Sr2+, Na2+m dan K+, identifikasi dapat dilakukan dengan
uji nyala. Analisis kation dalam tiap tiap golongan dilakukan sesuai langkah
langkah tertentu, sehingga ,asing masing kation akhirnya dapat diidentifikasi.
PENETAPAN KATION
Dari ketetapan kation diatas, kita dapat menganalisis kation (Fe 2+) dalam
sebuah sampel dengan cepat, yaitu: sebuah sampel yang berada di tabung
reaksi ditambahkan dengan HCl encer, jika sampel itu berubah warna menjadi
larutan jernih maka kation (Fe2+) terdapat di golongan II s/d V, setelah itu untuk
memisahkan ion Fe2+ dengan ion-ion lainnya, sampel ditambahkan Na 2S , jika
terdapat endapan hitam maka sampel tersebut mengandung ion Fe 2+, dan untuk
membedakan endapan hitam (Fe2+, Fe3+, Ni3+, Co2+) maka ditambahkan KCN
encer, jika membentuk endapan coklat kuning maka sampel itu mengandung
Fe2+, dan untuk menegaskan kembali ion Fe2+ adalah sampel tersebut
ditambahkan K3[Fe(CN)6] dan menghasilkan endapan biru tua.
C. Analisis Anion
Analisis anion diawali dengan uji pendahuluan untuk memperoleh gambaran
ada tidaknya anion tertentu atau kelompok anion yang memiliki sifat sifat yang
sama. Selanjutnya diikuti dengan proses analisis yang merupakan uji spesifik
dari anion tertentu. Pemisahan secara fisik dari anion umumnya tidak penting,
karena uji spesifik anion hanya peka terhadap anion tertentu dan tidak peka
untuk anion lainnya. Hanya bila terjadi interferensi atau gangguan alam suatu
analisis anion oleh anion lain, maka diperlukan langkah awal proses pemisahan.
Jika zat yang tak diketahui tidak larut dalam air, harus dilakukan perlakuan
tertentu dengan pereaksi kimia agar menjadi larut. Beberapa anion tidak stabil
dalam larutan asam, atau bereaksi satu sama lain dalam larutan asam, atau
bereaksi satu sama lain dalam suasana asam. Bila terjadi keadaan tidak stabil
dalam suasana asam, maka analisis anion harus dilakukan dalam suasana basa.
Penyediaan sampel dari padatan yang tidak larut untuk analisis anion, dilakukan
dengan mendidihkan padatan dalam larutan jenuh natrium karbonat. Perlakuan
ini digunakan untuk mengubah anion kedalam bentuk garam natrium yang larut
dan menyisahkan kationnya sebagai karbonat yang tidak larut atau produk dari
hidrolisisnya.
PENETAPAN ANION
Dari ketetapan anion diatas, kita dapat menganalisis anion (Cl -) dalam sebuah
sampel dengan cepat, yaitu: sebuah sampel yang berada di tabung reaksi
ditambahkan dengan AgNO3, jika terdapat endapan putih kemungkinan besar
terdapat ion Cl-, setelah itu untuk memisahkan ion Cl- dengan ion-ion lainnya,
sampel ditambahkan H2SOpekat , jika tidak ada gelembung gas maka sampel itu
mengandung ion Cl-, dan untuk membedakan ion Cl- dengan ion-ion lainnya yang
tidak ada gelembung gas maka sampel ditambahkan BaCl 2, jika menghasilkan
larutan jernih maka sampel tersebut mengandung ion Cl -, dan untuk menegaskan
kembali ion Cl- adalah sampel tersebut ditambahkan Pb(NO3 )2 dan menghasilkan
endapan putih.
D. Analisis Obat
Analisis golongan obat dilakukan melalui: Pemeriksaan organ oleptis yaitu
pengamatan pendahuluan dengan menggunakan indera kita, dilihat,diraba
kehalusannya dengan ujung jari, dibau dan dirasakan.Kelarutan zat dicoba
diselidiki kelarutannya dengan bermacam-macam zat pelarut baik anorganikdan
organic.Fluoresensi dibawah lampu ultra violet. Bentuk serbuk dalam larutan dilihat
dibawah lampu UV.Pengarangan dan pemijaran. Pengarangan bertujuan untuk
mengetahui zat yang diperiksa organic atau anorganik, sedangkan pemijaran untuk
mengetahui zat yang diperiksa mengandung anion atau kation.
Contohnya, untuk menentukan kadar Fe (besi) dalam sediaan secara
spektrofotometer atau kolorimetri menggunakan metode standar adisi.
Besi secara farmakologi digunakan sebagai zat penambah darah bagi penderita
anemia. Salah satu bentuk garam besi yang digunakan sebagai komponen zat aktif
dalam sediaan penambah darah adalah besi (II) sulfat, yaitu besi bervalensi dua
atau fero. Hal ini berkaitan dengan kondisi tubuh manusia yang lebih mudah
menyerap besi dua daripada besi bervalensi tiga. Sifat kimia besi yang sangat
dikenal adalah mudah teroksidasi oleh oksigen dari udara dan oksidator lainnya,
sehingga besi umumnya dijumpai sebagai besi bervalensi tiga. Pada kondisi
tertentu dimana kurang kontak dengan udara, besi berada sebagai besi bervalensi
dua.
Metode analisis besi yang sering digunakan saat ini adalah dengan
spektrofotometri sinar tampak, karena kemapuannya dapat mengukur konsentrasi
besi yang rendah. Analisis kuantitatif besi dengan spektrofotomteri dikenal dua
metode, yaitu metode orto-fenantrolin dan metode tiosianat. Besi bervalensi dua
maupun besi bervalensi tiga dapat membentuk kompleks berwarna dengan suatu
reagen pembentuk kompleks dimana intensitas warna yang dibentuk dapat diukur
dengan spektrofotometer sinar tampak.
Metode spektrofotometri uv-vis adalah salah satu metoda analisis kimia untuk
menentukan unsur logam, baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif. Analisis
secara kualitatif berdasarkan pada panjang gelombang yang ditunjukkan oleh
puncak spektrum (190 nm s/d 900 nm), sedangkan analisis secara kuantitatif
berdasarkan pada penurunan intensitas cahaya yang diserap oleh suatu media.
Pembentukan warna dilakukan dengan cara menambahkan bahan pengompleks
yang selektif terhadap unsur yang ditentukan.
Spektrofotometri UV Vis digunakan dalam penentuan kadar senyawa organik
yang mempunyai struktur kromofor atau mengandung gugus kromofor. Penentuan
kadar dilakukan dengan mengukur absorbansi pada panjang gelombang
maksimum (puncak kurva), agar dapat memberikan absorbansi tertinggi untuk
setiap konsentrasi.
Salah satu metode yang cukup handal pada spektrofotometer adalah dengan
penambahbakuan atau adisi standar. Metode ini meruapakan suatu
pengembangan metode spektrofotometer sinar tampak dengan biaya relatif lebih
mura .
Tujuan utama penggunaan metode adisi standar adalah
(1) untuk meningkatkan sensitivitas melalui penambahan nilai terukur;
(2) menurunkan sensitivitas ketika larutan analit terlalu tinggi konsentrasinya;
(3) mengkompensasi efek matriks;
(4) mengkompensasi kesalahan operator