Anda di halaman 1dari 11

The Young Rich

Binis online yang berbeda dari bisnis online yang lain. Pertama di Indonesia dan terbukti
membayar. Info selengkapnya klik http://www.penasaran.net/?ref=4mnpef untuk info lebih lanjut
KLIK DI SINI

Minggu, 11 Maret 2012


Analisis Anion Kation

Analisis kualitatif adalah suatu analisa yang bertujuan mencari dan menyelidiki
ada atau tidaknya suatu unsur dalam sampel.
Analisis kuantitatif adalah yang bertujuan mencari atau menyelidiki banyaknya
suatu unsur dalam sampel.

Apa yang kamu ketahui tentang kation ???


Kation adalah ion yang bermuatan positif,ada juga pengertian lain yaitu atom
yang bermutan positif jika kekurangan elektron.

Sedangkan apa itu anion???


Anion adalah ion yang bermuatan positif, dan bisa juga di artikan atom yang
bermuatan negatif jika kelebihan elektron.

Untuk menganalisis anion kation ada beberapa tahapan yang bisa kita lakukan
yaitu:

1. Uji Pendahuluan bertujuan untuk memperkirakan dan memberi arah sehingga


memperoleh gambaran terhadap contoh sample yang ingin di ketahui atau uji. Uji
pendahuluan meliputi :

a. Organoleptis ( menggunakan panca indra) yang di uji biasanya berupa


bentuk,warna,bau dan rasa.
b. Uji sifat fisik,yaitu berupa kelarutan,keasaman,sublimasi.
c. Mikroskopis, yaitu melihat bentuk kristal senyawa uji yang khas di bawah
mikroskop.
d. Reaksi nyala ( Flame Test ) di lakukan dengan cara menggunakan kawat Pt atau Nicr
yang di bakar di atas api bunsen atau api oksidasi.
Warna-warna apa saja yang akan muncul jika kawat Pt atau
Nicr di bakar dalam uji warna nyala????
Kation warna nyala

Li+ = Merah

Na+ = Kuning

K+ = Ungu

Ba2+ = Kuning Hijau

Ca2+ = Merah Kuning

Sesuai dengan namanya yaitu reaksi nyala ternyata setiap logam memberikan
warna yang berbeda-beda mempunyai warna khasnya masing-masing. warna nyala
tersebut terjadi karena adanya eksitansi elektron. Eksitansi yaitu perpindahan
elektron ke energi yang lebih besar.

Reaksi nyala (Flame Test) termasuk reaksi kering, selain reaksi kering di kenal
juga reaksi cara basah. Yaitu hasil reaksi dapat diketahui dengan mengamati adanya
perubahan yang terjadi, umumnya berupa terbentuknya endapan, timbulnya gas, dan
perubahan warna.

Reaksi Pengendapan

Banyak sekali reaksi-reaksi yang menghasilkan endapan yang berperan penting


dalam analisa kualitatif. Bentuk endapan dapat berupa kristal, atau koloid dan
dengan warna yang berbeda-beda . Pemisahan endapan dapat dilakukan dengan
penyaringan atau pun sentrifus. Endapan tersebut terbentuk jika larutan menjadi
terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan.
Analisis Kation
Penggolongan kation yang paling umum berdasarkan pada kelarutan dari klorida
, sulfida, dan karbonat kation tersebut. Kation digolongkan dalam 5 golongan
berdasarkan sifat-sifat kation tersebut terhadap beberapa pereaksi.

Golongan - golongan kation memiliki ciri khas yaitu :

Golongan I : membentuk endapan dengan asam klorida encer, ion - ion yang
termasuk dalam golongan ini adalah timbal, raksa, dan perak.

Golongan II : membentuk endapan dengan hydrogen sulfide dalam suasana


asam mineral encer. Ion-ion yang termasuk dalam golongan ini adalah
mercurium (II) , tembaga , cadmium, bismuth, stibium , timah .

Golongan III : membentuk endapan dengan ammonium sulfit dalam suasana


netral . Kation golongan ini antara lain nikel, besi, kromium, allumunium ,
seng, mangan, dan kobalt.

Golongan IV : membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya


ammonium klorida dalam suasana netral atau sedikit asam .

Golongan V : disebut juga golongan sisa karena tidak bereaksi dengan pereaksi -
pereaksi golongan sebelumnya. Ion kation yang termasuk dalam golongan ini
antara lain magnesium, natrium, kalium ammonium, lithium, dan hidrogen.

Analisis Anion
Analisis anion tidak jauh berbeda dengan analisis kation, hanya saja pada
analisis anion tidak memiliki metode analisis standar yang sistematis.
Untuk mengetahui adanya anion dapat diperkirakan dengan mengetahui kation
apa saja yang terdapat dalam larutan sample pada percobaan sebelumnya, yaitu
percobaan analisis kation.
Pengujian antara reaksi asam sulfat encer dan pekat merupakan salah satu cara
untuk mengetahui anion apa saja yang terdapat dalam larutan sample. Hal tersebut di
sebabkan asam sulfat yang merupakan asam kuat mampu mendesak anion lemah
keluar dari senyawanya. Sebagai contoh, larutan yang mengandung garam karbonat
akan keluar dan terurai menjadi air dan gas karbondioksida dengan bantuan asam
sulfat yang mendesak asam karbonat.
Umumnya anion dibagi menjadi tiga golongan, yaitu :
a. Golongan Sulat : SO42-, SO32-, PO43-, Cr2O42-, BO2-, CO32-, C2O42- , AsO43- ,
b. Golongan halida : Cl- , Br- , I- , S2- ,
c. Golongan nitrat : NO3- , NO2- , C2H3O2- .

Ratna aiyU
Jumat, 27 November 2009
Dasar TeoRi AnaLisis Kation & aniOn

I. JUDUL PERCOBAAN : Analisis Kation dan Anion


II. TUJUAN : 1. Menentukan kation yang terdapat dalam anait
2. Menentukan anion yang terdapat dalam analit
III. DASAR TEORI
Menemukan adanya kation dan anion dalam suatu analit, baik yang terdiri dari zat tunggal(satu
kation dan satu anion) atau zat majemuk/campuran(lebih dari satu kation dan anion, memerlukan
sistematika tertentu. Apabila analit berupa larutan dapat langsung dianalisis, tetapi apabila
berupa zat padat atau campuran padat dan cair, perlu dicari pelarut yang sesuai.
Dalam sistem H2S kation golongan I (gol. perak) diendapkan sebagai garam kloridanya dengan
penambahan larutan HCl. Endapan yang terjadi semua berwarna putih. Kation- kation golongan
II (IIAgol.tembaga;IIB-gol.arsen)di endapkan sebagai garam sulfidanya dengan cara
mengalirkan gas H2S dalam larutan analit yang suasananya asam.endapan slfida warnanya
bermacam-macam, sehngga dapat di gunakan untuk menduga katio yang ada. Kation-kation
Golongan IIIA (gol.besi) di endapkan sebagai hidroksidanya dengan menambahkan NH4Cl dan
NH4OH. Endapan Hidroksida pada golongan ini warnanya bermacam-macam.kation golongan
IIIB (gol.seng) di endapkan sebagai garam sulfidanya dengan mengalirkan gas H2S dalam
larutan analit yang suasananya basa (dengan larutan buffer NH4Cl + NH4OH).Kation-kation
golongan IV (gol.kalsium) di endapkan sebagai garam karbonatnya dengan menambahkan
larutan ammonim karbonat ke dalam larutn analit yang suasananya basa (dengan buffer NH4OH
+NH4Cl).
Kation-kation Golongan V (gol.alkali)merupakan golongan sisa,setelah di lakukan pemisahan ).
Untuk menentukan adanya kation NH4+ harus diambil dari larutan analit mula-mula(sebelum
dilakukan pemisahan). Untuk Kation-Kation Ca2+,Ba2+,Sr2+,Na+,dan K+,identifikasi dapat d
lakuka dengan uji nyala. Analisis kation dalam tiap-tiap golongan dilakukan sesuai langkah-
langkah tertentu,sehingga masing-masing kation dapat di lakukan sesuai langkah-langkah
tertentu,sehingga masing-masing kation akhirnya dapat identifikasi.
Sebelum menentukan anion dalam suatu analit,perlu membuat larutan persiapan yang diolah
dengan Na2CO3 jenuh,sehingga didapatkan larutan garam natriumnya yang mudah larut dalam
air.
Tembaga (Cu , Ar = 63,54) adalah logam merah muda yang lunak, dapat ditempa, dan liat. Ia
melebur pada 1038 C. Karena potensial elektrodanya positif (+0,34 V untuk pasangan Cu/Cu2+),
ia tak larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer , meskipun dengan adanya oksigen ia bisa
larut sedikit. Asam Nitrat yang sedang pekatnya (8M) engan mudah melarutkan tembaga. Asam
sulfat panas juga melarutkan tembaga. Tembaga mudah pula larut dalam air raja. Ada dua deret
senyawa tembaga . Senyawa-senyawa tembaga (I) diturunkan dari tembaga (I) oksida Cu2O
yang merah, dan mengandung ion tembaga(I), Cu+. Senyawa-senyawa ini tak bewarna,
kebanyakan garam tembaga(I) tak larut dalam air, perilakunya mirip perilaku senyawa perak.
Mereka mudah dioksidasikan menjadi senyawa tembaga(II), yang dapat diturunkan dari
tembaga(II) oksida, CuO, hitam. Garam-garam tembaga (II) umumnya berwarna biru, baik
dalam bentuk hidrat,padat, maupun dalam larutan air.
Reaksi ion tembaga(II) dengan Hidrogen sulfida (gas atau larutan-air jenuh) CuSterbentuk
endapan hitam, tembaga(II) sulfida : CU2+ + H2S + 2H+
Larutan harus asam (1M dalam asam klorida) untuk memperoleh endapan kristalin yang mudah
disaring. Tanpa adanya asam, atau dalam larutan yang hanya sedikit sekali asam, diperoleh
endapan koloid yang hitam kecoklatan. Dengan menambah sedikit asam dan mendidihkan, dapat
tercapai koagulasi(penggumpalan).
Endapan tak larut dalam asm sulfat encer (1M) mendidih (perbedaan dari cadmium), dalam
natrium hidroksida, natrium sulfide, ammonium sulfide dan hanya sedikit
sekali larut dalam polisulfida.
Reaksi ion tembaga(II) dengan larutan ammonia bila ditambahkan dalam jumlah yang sangat
sedikit terbentuk endapan biru suatu garam basa(tembaga sulfat basa) :
Cu(OH)2.CuSO42Cu2+ + SO42- + 2NH3+ + 2H2O + 2NH4+
Yang larut dalam reagensia berlebihan, pada mana terjadi warna biru tua,yang disebabkanoleh
terbentuknya ion kompleks tetraaminokuprat(II). Jika larutan mengandung garam ammonium
(atau larutan itu sangat asam, dan ammonia yang dipakai untuk menetralkannya sangat banyak),
pengendapan tak terjadi sama sekali, tetapi warna biru langsung terbentuk.
Klorida, Cl- ,kelarutan kebanyakan klorida larut dalam air. Merkurium(I) klorida (Hg2Cl2),
Perak klorida (AgCl), Timbel klorida PbCl2(yang ini sangat sedikit larut dalam air dingin tetapi
mudah larut dalam air mendidih), tembaga(I) klorida, bismut oksiklorida, tak larut dalam air.
Endapan AgCl yang seperti dadih dan putih, ia tak larut dalam air dan asam nitrat encer, tetapi
larut dalam larutan amonia encer dan dalam larutan kalium sianida dan tiosulfat.
AgCl(s)Cl- + Ag+
[Ag(NH3)2+] + Cl-AgCl(s) + 2NH3

Beranda

Analisis Kimia

Profil

Movie
Partner Link

Analisis Kation Anion

pukul 10.57 Minggu, 11 Desember 2011


I. JUDUL : ANALISIS KATION DAN ANION

II. TUJUAN :
1. Menentukan kation yang terdapat dalam analit
2. Menentukan anion yang terdapat dalam analit

III. DASAR TEORI


Analisis kualitatif yang bertujuan utama untuk mengenali komposisi atau struktur bahan
kimia, cukup banyak jenisnya, sesuai dengan jenis bahan kimia yang terdapat dalam sampel.
Analisis kulitatif kation dan anion secara sistematis telah berkembang cukup lama. Berkat kajian
yang dilakukan oleh Karl Remegius Frensenius sejak tahun 1840, yang kemudian diterbitkan
sebagai buku pada tahun 1897. Langkah langkah analisis kation dan anion dapat dilakukan
secara sistematis melalui diagram alir, yang sampai saat ini menjadi standar untuk kajian analisis
kualitatif bahan organik. Analisis kualitatif untuk anion lebih sederhana dibandingkan analisis
kation, akan tetapi analisis anion memerlukan ketelitian dalam melakukan observasi dari gejala
gejala yang timbul.
Menentukan adanya kation dan anion dalam suatu analit, baik yang terdiri zat tunggal (satu
kation dan satu anion) zat majemuk atau zat campuran (lebih dari satu kation atau anion),
memerlukan sisitematika tertentu. Apabila analit berupa larutan, dapat langsung dianalisis, tetapi
apabila berupa zat padat atau campuran zat padat dan cair, perlu dicari pelarut yangs sesuai.
- Analisis Anion
Analisis anion diawali dengan uji pendahuluan untuk memperoleh gambaran ada tidaknya
anion tertentu atau kelompok anion yang memiliki sifat sifat yang sama. Selanjutnya diikuti
dengan proses analisis yang merupakan uji spesifik dari anion tertentu. Pemisahan secara fisik
dari anion umumnya tidak penting, karena uji spesifik anion hanya peka terhadap anion tertentu
dan tidak peka untuk anion lainnya. Hanya bila terjadi interferensi atau gangguan alam suatu
analisis anion oleh anion lain, maka diperlukan langkah awal proses pemisahan.
Jika zat yang tak diketahui tidak larut dalam air, harus dilakukan perlakuan tertentu dengan
pereaksi kimia agar menjadi larut. Beberapa anion tidak stabil dalam larutan asam, atau bereaksi
satu sama lain dalam larutan asam, atau bereaksi satu sama lain dalam suasana asam. Bila terjadi
keadaan tidak stabil dalam suasana asam, maka analisis anion harus dilakukan dalam suasana
basa. Penyediaan sampel dari padatan yang tidak larut untuk analisis anion, dilakukan dengan
mendidihkan padatan dalam larutan jenuh natrium karbonat. Perlakuan ini digunakan untuk
mengubah anion kedalam bentuk garam natrium yang larut dan menyisahkan kationnya sebagai
karbonat yang tidak larut atau produk dari hidrolisisny. Secara ringkas perlakuan ini dapat
dituliskan sebagai reaksi umum kimia sebagai berikut :
MA(s) + CO32- MCO(s) + A2-
MA(s) + CO32- + H2O(l) M(OH)2 (s) + CO2 (g) + A2-
Perlakuan dengan natrium karbonat juga dilakukan untuk campuran yang mengandung
logam berat tertentu, agar tidak terjadi interferensi uji anion.

Analisis Kation
Untuk tujuan analisis kualitatif sistematik kation kation diklasifikasikan dalam lima
golongan bedasarkan sifat sifat kation itu terhadap beberapa reagensia. Reagensia golongan
yang dipakai untuk klasifikasi kation yang peling umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida,
ammonium sulfida, dan ammonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation
bereaksi dengan reagensia reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Jadi boleh
dikatakan bahwa klasifikasi kation yang paling umum, didasarkan atas kelarutan dari klorida,
sulfida, dan karbonat dari kation tersebut. Kelima golongan kation dan ciri ciri khas golongan
golongan ini adalah sebagai berikut :
1. Golongan I (golongan perak)
Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida encer. Endapan yang
terjadi semua berwarna putih. Ion ion golongan ini adalah timbel, merkurium (I) atau raksa,
dan perak.
2. Golongan II ( IIA - golongan tembaga ; IIB golongan arsen )
Kation - kation golongan II diendapkan sebagai garam sulfidanya dengan cara
mengalirkan H2S dalam larutan analit yang suasanya asam. Endapan sulfida warnanya bermacam
macam, sehingga dapat digunakan untuk menduga kation yang ada.
3. Golongan III (IIIA- golongan besi ; IIIB-golongan seng)
Kation kation golongan IIIA (golongan besi) diendapkan sebagai hidroksidanya
dengan menambahkan NH4Cl dan NH4OH. Endapan hidroksida pada golongan ini warnanya
bermacam-macam. Kation golongan IIIB (golongan seng) diendapkan sebagai garam sulfidanya
dengan mengalirkan gas H2S dalam larutan analit yang suasananya basa ( dengan larutan buffer
NH4Cl + NH4OH )
4. Golongan IV (golongan kalsium)
Kation golongan ini tak bereaksi dengan reagensia golongan I, II, dan III. Kation
kation ini membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya ammonium klorida,
dalam suasana netral atau sedikit asam, kation kation golongan ini adalah : kalsium, stronsium,
dan barium. Beberapa sistem klasifikasi golongan meniadakan pemakaian ammonium klorida
disamping ammonium karbonat senagai reagensia golongan; dalam hal ini, magnesium harus
juga dimasukkan kedalam golongan ini. Tetapi, karena dalam pengerjaan analisis yang
sistematis, ammonium klorida akan terdapat banyak sekali ketika kation kation golongan
keempat hendak diendapka, adalah lebih logis untuk tidak memasukkan magnesium kedalam
golongan IV.
5. Golongan V (golongan alkali)
Kation kation golongan V merupakan golongan sisa, setelah dilakukan pemisahan
golongan secara berurutan. Untuk menentukan adanya kation NH 4+, harus diambil dari larutan
analit mula mula (sebelum dilakukan pemisahan). untuk kation Ca 2+, Ba2+, Sr2+, Na2+m dan K+,
identifikasi dapat dilakukan dengan uji nyala. Analisis kation dalam tiap tiap golongan
dilakukan sesuai langkah langkah tertentu, sehingga ,asing masing kation akhirnya dapat
diidentifikasi.

IV. DATA DAN PENGAMATAN

PERLAKUAN HASIL PENGAMATAN


SEBELUM SESUDAH
Sampel Warna : oranye Warna : oranye muda
+ aquades

Identifikasi Anion
Na2CO3 = tak berwarna Warna oranye memudar
Sampel + Na2CO3, dari warna sebelumnya
dipanaskan dan disaring
H2SO4 pekat = tak
(laritan persiapan). Warna kuning
berwarna Terbentuk cincin coklat
Larutan persiapan
FeSO4 jenuh = kuning (NO3-)
+ H2SO4 pekat
+ FeSO4 jenuh

Identifikasi Kation

Sampel HCl = tak berwarna Larutan berwarna


+ HCl 6 M kuning
+ 1-2 HCl encer
Sentrifuge Tidak ada endapan
Filtrat gol. I
+ 4 tetes H2O2 H2O2 = tak berwarna Larutan tetap berwarna
Dipanaskan 2-3 menit
kuning
Sentrifuge
Tidak ada endapan
Filtrat gol. II
Dididihkan sampai gas
Warna tetap kuning +
H2S hilang
HNO3 = tak berwarna
+ 3 tetes HNO3 Warna tetap kuning ++
Dididihkan
NH4Cl = tak berwarna
+ 1 tetes NH4Cl 20% Warna tetap kuning +++
Dipanaskan
+ NH3 pekat Terdapat endapan,
Dipanaskan warna coklat kemerahan
Sentrifuge
Cuci endapan dengan
NH3 encer
Buang air cucian
Filtrat gol. III NaOH = tak berwarna
Terdapat endapan coklat
+ 2 ml NaOH
+ 1 ml H2O2 2% kemerahan,
Dididihkan sampai O2 Larutan berubah menjadi
hilang jernih
Sentrifuge
Endapan Fe (OH)3 Endapan coklat
dicuci dengan air panas kemerahan
+ HNO3 encer
+ 1 tetes K4Fe (CN)6 Endapan menjadi biru
Uji penegasan dengan Endapan coklat
penambahan NaOH kemerahan (Fe3+)

V. PEMBAHASAN DAN DISKUSI

Pembahasan
Identifikasi Anion
Dalam analisis Anion, sampel diberi natrium karbonat (Na 2CO3). Perlakuan ini digunakan
untuk mengubah anion kedalam bentuk garam natrium yang larut dan menyisakan kationnya
sebagai karbonat yang tidak larut atau produk dari hidrolisisnya. Perlakuan dengan netrium
karbonat juga dilakukan untuk campuran yang mengandung logam berat tertentu, agar tidak
terjadi interferensi dalam uji anion. Warna smpel semula asalah oranye, kemudian setelah diberi
penambahan Na2CO3, warnanya memudar dari sebelumnya, dan ini disebut larutan persiapan.
Larutan persiapan ditambah H2SO4 pekat dan didinginkan. Setelah dingin, diberi FeSO 4 jenuh.
Setelah beberapa menit akan terbentuk cincin coklat pada antar mukanya, hal ini menunjukkan
adanya ion nitrat dalam larutan sampel. Reaksi pembentukan cincin coklat, [ Fe (NO) ] 2+ dapat
dituliskan sebagai berikut :
2NO3- + 4H2SO4 + 6Fe2+ 6Fe3+ + 2NO + 4SO42- + 4H2O
Fe2+ + NO [ Fe (NO) ]2+

Cincin coklat
cincin coklat terdapat antar muka antara larutan sampel dengan larutan H 2SO4 pekat, karena pada
antar muka konsentrasi H+ tertinggi.

Identifikasi Kation
Dalam mengindentifikasi kation yang berada dalam sampel, terlebih dahulu sampel diberi
HCl. Penggunaan HCl ini digunakan untuk menetapkan kation golongan I dan golongan lain.
Kation golongan I terdiri dari tiga ion logam yang garam kloridanya tidak larut dalam larutan
asam, sedangkan klorida dari kation golongan lain larut dalam suasana asam. Ternyata dalam
percobaan menunjukkan tidak ada endapan, sehingga kation yang terkandung dalam sampel
tersebut bukan kation golongan I melainkan kation golongan II, III, IV, atau V. Untuk
mengidentifikasi secara pasti, filtrat golongan I diberi H 2O2 dan dipanaskan. Jika terdapat
endapan maka sampel tersebut mengandung kation golongan II, tetapi jika tidak ada endapan
melainkan larut, maka sampel tersebut mengandung kation golongan III, IV, V. Ternyata dalam
percobaan menunjukkan tidak ada endapan, sehingga dapat diambil bahwa sampel tersebut tidak
mengandung kation golongan II dan kemungkinan mengandung kation golongan III, IV, ataupun
V. Larutan dari hasil pemisahan golongan II yang bersifat asam, pertama kali dididihkan untuk
menghilangkan sisa sulfida dalam bentuk H2S. Kemudian ditambahkan larutan ammoniak untuk
memperoleh suasana basa, sehingga terjadi pengendapan hidroksidanya ataupun pembentukan
kompleks ammonianya. Ternyata dalam percobaan tersebut terdapat endapan yang berwarna
coklat kemerahan. Hal tersebut menunjukkan bahwa sampel tersebut mengandung kation
golongan III. Setelah itu, diberi penambahan NaOH dan H 2O2 dan dididihkan sampai O2 hilang,
sentrifuge. Hasil dari perlakuan tersebut yaitu adanya endapan. Dan endapan tersebut
dimungkinkan endapan Fe (OH)3 atau MnO2.xH2O, endapan tersebut dicuci dengan air panas dan
diberi penambahan HNO3 encer, setelah itu dibagi menjadi dua bagian untuk menguji endapan
tersebut merupakan endapa Fe (OH)3 atau MnO2.xH2O. Ternyata setelah diberi 1 tetes K 4Fe
(CN)6 endapan yang semula berwarna coklat kemerahan berubah menjadi endapan biru. Hal ini
menunjukkan sampel tersebut mengandung kation Fe3+. Untuk memastikannya dilakukan uji
penegasan dengan penambahan NaOH dan hasilnya adalah endapan coklat kemerahan, sehingga
dapat disimpulkan secara pasti bahwa sampel tersebut mengandung kation Fe 3+, dengan reaksi
sebagai berikut :
Fe3+ + OH- Fe (OH)3

Warna coklat kemerahan

Diskusi
Dalam mengidentifikasi anion harus dilakukan secara cermat dan teliti, dan kelompok kami
mengalami hambatan ketika menguji anion. Tidak selalu hasil yang muncul dalam pengujian
anion benar, ketika dibuktikan hasilnya berbeda. Pada saat pengujian anion NO 3- harus dilakukan
dengan hati hati, karena adanya cincin coklat yang menunjukkan NO 3- tidak bisa tampak
dengan mudah. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti penggunaan H 2SO4 pekat secara
tepat ( jumlah tetesannya ). Pembuatan FeSO4 juga harus tepat karena jika tidak maka larutan
tidak bias membentuk cincin coklat, padahal larutan sampel tersebut mengandung anion NO3-.

VIII.. KESIMPULAN

Pada percobaan analisis kation dan anion, sampel kelompok kami mengandung kation Fe 3+
yang ditunjukkan dengan adanya endapan coklat kemerahan dan juga mengandung anion NO 3-
yang ditunjukkan dengan adanya cincin coklat.

Anda mungkin juga menyukai