Data Kian
Data Kian
Binis online yang berbeda dari bisnis online yang lain. Pertama di Indonesia dan terbukti
membayar. Info selengkapnya klik http://www.penasaran.net/?ref=4mnpef untuk info lebih lanjut
KLIK DI SINI
Analisis kualitatif adalah suatu analisa yang bertujuan mencari dan menyelidiki
ada atau tidaknya suatu unsur dalam sampel.
Analisis kuantitatif adalah yang bertujuan mencari atau menyelidiki banyaknya
suatu unsur dalam sampel.
Untuk menganalisis anion kation ada beberapa tahapan yang bisa kita lakukan
yaitu:
Li+ = Merah
Na+ = Kuning
K+ = Ungu
Sesuai dengan namanya yaitu reaksi nyala ternyata setiap logam memberikan
warna yang berbeda-beda mempunyai warna khasnya masing-masing. warna nyala
tersebut terjadi karena adanya eksitansi elektron. Eksitansi yaitu perpindahan
elektron ke energi yang lebih besar.
Reaksi nyala (Flame Test) termasuk reaksi kering, selain reaksi kering di kenal
juga reaksi cara basah. Yaitu hasil reaksi dapat diketahui dengan mengamati adanya
perubahan yang terjadi, umumnya berupa terbentuknya endapan, timbulnya gas, dan
perubahan warna.
Reaksi Pengendapan
Golongan I : membentuk endapan dengan asam klorida encer, ion - ion yang
termasuk dalam golongan ini adalah timbal, raksa, dan perak.
Golongan V : disebut juga golongan sisa karena tidak bereaksi dengan pereaksi -
pereaksi golongan sebelumnya. Ion kation yang termasuk dalam golongan ini
antara lain magnesium, natrium, kalium ammonium, lithium, dan hidrogen.
Analisis Anion
Analisis anion tidak jauh berbeda dengan analisis kation, hanya saja pada
analisis anion tidak memiliki metode analisis standar yang sistematis.
Untuk mengetahui adanya anion dapat diperkirakan dengan mengetahui kation
apa saja yang terdapat dalam larutan sample pada percobaan sebelumnya, yaitu
percobaan analisis kation.
Pengujian antara reaksi asam sulfat encer dan pekat merupakan salah satu cara
untuk mengetahui anion apa saja yang terdapat dalam larutan sample. Hal tersebut di
sebabkan asam sulfat yang merupakan asam kuat mampu mendesak anion lemah
keluar dari senyawanya. Sebagai contoh, larutan yang mengandung garam karbonat
akan keluar dan terurai menjadi air dan gas karbondioksida dengan bantuan asam
sulfat yang mendesak asam karbonat.
Umumnya anion dibagi menjadi tiga golongan, yaitu :
a. Golongan Sulat : SO42-, SO32-, PO43-, Cr2O42-, BO2-, CO32-, C2O42- , AsO43- ,
b. Golongan halida : Cl- , Br- , I- , S2- ,
c. Golongan nitrat : NO3- , NO2- , C2H3O2- .
Ratna aiyU
Jumat, 27 November 2009
Dasar TeoRi AnaLisis Kation & aniOn
Beranda
Analisis Kimia
Profil
Movie
Partner Link
II. TUJUAN :
1. Menentukan kation yang terdapat dalam analit
2. Menentukan anion yang terdapat dalam analit
Analisis Kation
Untuk tujuan analisis kualitatif sistematik kation kation diklasifikasikan dalam lima
golongan bedasarkan sifat sifat kation itu terhadap beberapa reagensia. Reagensia golongan
yang dipakai untuk klasifikasi kation yang peling umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida,
ammonium sulfida, dan ammonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation
bereaksi dengan reagensia reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Jadi boleh
dikatakan bahwa klasifikasi kation yang paling umum, didasarkan atas kelarutan dari klorida,
sulfida, dan karbonat dari kation tersebut. Kelima golongan kation dan ciri ciri khas golongan
golongan ini adalah sebagai berikut :
1. Golongan I (golongan perak)
Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida encer. Endapan yang
terjadi semua berwarna putih. Ion ion golongan ini adalah timbel, merkurium (I) atau raksa,
dan perak.
2. Golongan II ( IIA - golongan tembaga ; IIB golongan arsen )
Kation - kation golongan II diendapkan sebagai garam sulfidanya dengan cara
mengalirkan H2S dalam larutan analit yang suasanya asam. Endapan sulfida warnanya bermacam
macam, sehingga dapat digunakan untuk menduga kation yang ada.
3. Golongan III (IIIA- golongan besi ; IIIB-golongan seng)
Kation kation golongan IIIA (golongan besi) diendapkan sebagai hidroksidanya
dengan menambahkan NH4Cl dan NH4OH. Endapan hidroksida pada golongan ini warnanya
bermacam-macam. Kation golongan IIIB (golongan seng) diendapkan sebagai garam sulfidanya
dengan mengalirkan gas H2S dalam larutan analit yang suasananya basa ( dengan larutan buffer
NH4Cl + NH4OH )
4. Golongan IV (golongan kalsium)
Kation golongan ini tak bereaksi dengan reagensia golongan I, II, dan III. Kation
kation ini membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya ammonium klorida,
dalam suasana netral atau sedikit asam, kation kation golongan ini adalah : kalsium, stronsium,
dan barium. Beberapa sistem klasifikasi golongan meniadakan pemakaian ammonium klorida
disamping ammonium karbonat senagai reagensia golongan; dalam hal ini, magnesium harus
juga dimasukkan kedalam golongan ini. Tetapi, karena dalam pengerjaan analisis yang
sistematis, ammonium klorida akan terdapat banyak sekali ketika kation kation golongan
keempat hendak diendapka, adalah lebih logis untuk tidak memasukkan magnesium kedalam
golongan IV.
5. Golongan V (golongan alkali)
Kation kation golongan V merupakan golongan sisa, setelah dilakukan pemisahan
golongan secara berurutan. Untuk menentukan adanya kation NH 4+, harus diambil dari larutan
analit mula mula (sebelum dilakukan pemisahan). untuk kation Ca 2+, Ba2+, Sr2+, Na2+m dan K+,
identifikasi dapat dilakukan dengan uji nyala. Analisis kation dalam tiap tiap golongan
dilakukan sesuai langkah langkah tertentu, sehingga ,asing masing kation akhirnya dapat
diidentifikasi.
Identifikasi Anion
Na2CO3 = tak berwarna Warna oranye memudar
Sampel + Na2CO3, dari warna sebelumnya
dipanaskan dan disaring
H2SO4 pekat = tak
(laritan persiapan). Warna kuning
berwarna Terbentuk cincin coklat
Larutan persiapan
FeSO4 jenuh = kuning (NO3-)
+ H2SO4 pekat
+ FeSO4 jenuh
Identifikasi Kation
Pembahasan
Identifikasi Anion
Dalam analisis Anion, sampel diberi natrium karbonat (Na 2CO3). Perlakuan ini digunakan
untuk mengubah anion kedalam bentuk garam natrium yang larut dan menyisakan kationnya
sebagai karbonat yang tidak larut atau produk dari hidrolisisnya. Perlakuan dengan netrium
karbonat juga dilakukan untuk campuran yang mengandung logam berat tertentu, agar tidak
terjadi interferensi dalam uji anion. Warna smpel semula asalah oranye, kemudian setelah diberi
penambahan Na2CO3, warnanya memudar dari sebelumnya, dan ini disebut larutan persiapan.
Larutan persiapan ditambah H2SO4 pekat dan didinginkan. Setelah dingin, diberi FeSO 4 jenuh.
Setelah beberapa menit akan terbentuk cincin coklat pada antar mukanya, hal ini menunjukkan
adanya ion nitrat dalam larutan sampel. Reaksi pembentukan cincin coklat, [ Fe (NO) ] 2+ dapat
dituliskan sebagai berikut :
2NO3- + 4H2SO4 + 6Fe2+ 6Fe3+ + 2NO + 4SO42- + 4H2O
Fe2+ + NO [ Fe (NO) ]2+
Cincin coklat
cincin coklat terdapat antar muka antara larutan sampel dengan larutan H 2SO4 pekat, karena pada
antar muka konsentrasi H+ tertinggi.
Identifikasi Kation
Dalam mengindentifikasi kation yang berada dalam sampel, terlebih dahulu sampel diberi
HCl. Penggunaan HCl ini digunakan untuk menetapkan kation golongan I dan golongan lain.
Kation golongan I terdiri dari tiga ion logam yang garam kloridanya tidak larut dalam larutan
asam, sedangkan klorida dari kation golongan lain larut dalam suasana asam. Ternyata dalam
percobaan menunjukkan tidak ada endapan, sehingga kation yang terkandung dalam sampel
tersebut bukan kation golongan I melainkan kation golongan II, III, IV, atau V. Untuk
mengidentifikasi secara pasti, filtrat golongan I diberi H 2O2 dan dipanaskan. Jika terdapat
endapan maka sampel tersebut mengandung kation golongan II, tetapi jika tidak ada endapan
melainkan larut, maka sampel tersebut mengandung kation golongan III, IV, V. Ternyata dalam
percobaan menunjukkan tidak ada endapan, sehingga dapat diambil bahwa sampel tersebut tidak
mengandung kation golongan II dan kemungkinan mengandung kation golongan III, IV, ataupun
V. Larutan dari hasil pemisahan golongan II yang bersifat asam, pertama kali dididihkan untuk
menghilangkan sisa sulfida dalam bentuk H2S. Kemudian ditambahkan larutan ammoniak untuk
memperoleh suasana basa, sehingga terjadi pengendapan hidroksidanya ataupun pembentukan
kompleks ammonianya. Ternyata dalam percobaan tersebut terdapat endapan yang berwarna
coklat kemerahan. Hal tersebut menunjukkan bahwa sampel tersebut mengandung kation
golongan III. Setelah itu, diberi penambahan NaOH dan H 2O2 dan dididihkan sampai O2 hilang,
sentrifuge. Hasil dari perlakuan tersebut yaitu adanya endapan. Dan endapan tersebut
dimungkinkan endapan Fe (OH)3 atau MnO2.xH2O, endapan tersebut dicuci dengan air panas dan
diberi penambahan HNO3 encer, setelah itu dibagi menjadi dua bagian untuk menguji endapan
tersebut merupakan endapa Fe (OH)3 atau MnO2.xH2O. Ternyata setelah diberi 1 tetes K 4Fe
(CN)6 endapan yang semula berwarna coklat kemerahan berubah menjadi endapan biru. Hal ini
menunjukkan sampel tersebut mengandung kation Fe3+. Untuk memastikannya dilakukan uji
penegasan dengan penambahan NaOH dan hasilnya adalah endapan coklat kemerahan, sehingga
dapat disimpulkan secara pasti bahwa sampel tersebut mengandung kation Fe 3+, dengan reaksi
sebagai berikut :
Fe3+ + OH- Fe (OH)3
Warna coklat kemerahan
Diskusi
Dalam mengidentifikasi anion harus dilakukan secara cermat dan teliti, dan kelompok kami
mengalami hambatan ketika menguji anion. Tidak selalu hasil yang muncul dalam pengujian
anion benar, ketika dibuktikan hasilnya berbeda. Pada saat pengujian anion NO 3- harus dilakukan
dengan hati hati, karena adanya cincin coklat yang menunjukkan NO 3- tidak bisa tampak
dengan mudah. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti penggunaan H 2SO4 pekat secara
tepat ( jumlah tetesannya ). Pembuatan FeSO4 juga harus tepat karena jika tidak maka larutan
tidak bias membentuk cincin coklat, padahal larutan sampel tersebut mengandung anion NO3-.
VIII.. KESIMPULAN
Pada percobaan analisis kation dan anion, sampel kelompok kami mengandung kation Fe 3+
yang ditunjukkan dengan adanya endapan coklat kemerahan dan juga mengandung anion NO 3-
yang ditunjukkan dengan adanya cincin coklat.