Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Zeolit merupakan material yang memiliki banyak kegunaan diantaranya
telah digunakan sebagai adsorben, penukar ion, dan sebagai katalis. Zeolit
adalah mineral kristal alumina silika tetrahidrat berpori yang memiliki
struktur kerangka tiga dimensi, terbentuk oleh tetrahedral [SiO 4]4- dan
[AlO4]5- yang saling terhubungkan oleh atom-atom oksigen sedemikian rupa,
sehingga membentuk kerangka tiga dimensi terbuka yang mengandung
rongga-rongga, yang didalamnya terisi oleh ion-ion logam, biasanya adalah
logam-logam alkali atau alkali tanah serta molekul air yang dapat bergerak
bebas (Chetam, 1992)
Jenis zeolit terdiri dari zeolit alam dan zeolit sintesis. Zeolit alam adalah
zeolit yang ditambang langsung dari alam dan terbentuk karena adanya proses
kimia dan fisika yang kompleks dari batu-batuan yang mengalami berbagai
macam perubahan di alam. Para ahli geokimia dan mineralogi memperkirakan
bahwa zeolit merupakan produk gunung berapi yang membeku menjadi
batuan vulkanik, batuan sedimen dan batuan metamorfosa yang selanjutnya
mengalami proses pelapukan karena pengaruh panas dan dingin sehingga
akhirnya terbentuk mineral-mineral zeolit.
Zeolit alam memiliki beberapa kelemahan, diantaranya mengandung
banyak pengotor seperti logam Na, K, Ca, Mg dan Fe serta kristalinitasnya
kurang baik. Keberadaan pengotor-pengotor tersebut dapat mengurangi
aktivitas dari zeolit Untuk memperbaiki karakter zeolit alam sehingga dapat
digunakan sebagai katalis, absorben, atau aplikasi lainnya, biasanya dilakukan
aktivasi dan modifikasi terlebih dahulu. Selain untuk menghilangkan
pengotor-pengotor yang terdapat pada zeolit alam, proses aktivasi zeolit juga
ditujukan untuk memodifikasi sifat-sifat dari zeolit, seperti luas permukaan
dan keasaman. Luas permukaan dan keasaman yang meningkat akan
menyebabkan aktivitas katalitik dari zeolit meningkat. Salah satu kelebihan

1
dari zeolit alam adalah memiliki luas permukaan dan keasaman yang mudah
dimodifikasi (Yuanita, 2010).
Selain jenis zeolit alam, ada zeolit jenis lain yaitu zeolit sintetis. Zeolit
sintetis dibuat dengan rekayasa yang sedemikian rupa sehingga mendapatkan
karakter yang sama dengan zeolit alam.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah pada makalah ini antara
lain sebagai berikut.

1. Apa pengertian Zeolite?

2. Bagaimana struktur dari Zeolit?

3. Bagaimana sifat Zeolit?

4. Apa fungsi Zeolite

5. Apakah aplikasi mineral Zeolit?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan dari penulisan makalah


ini antara lain sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui pengertian mineral zeolit.

2. Untuk mengetahui bagaimana struktur dari mineral zeolit.

3. Untuk mendeskripsikan pengaruh struktur zeolit terhadap sifat mineral


zeolit.

4. Untuk mengetahui aplikasi mineral zeolit.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Zeolit


Penemuan zeolit di dunia dimulai dengan ditemukannya Stilbite pada
tahun 1756 oleh seorang ilmuwan bernama A. F. Constedt. Constedt
menggambarkan kekhasan mineral ini ketika berada dalam pemanasan terlihat
seperti mendidih karena molekulnya kehilangan air dengan sangat cepat. Sesuai
dengan sifatnya tersebut maka mineral ini diberi nama zeolit yang berasal dari dua
kata Yunani, zeo artinya mendidih dan lithos artinya batuan. Diberi nama zeolit
karena sifatnya yaitu mendidih dan mengeluarkan uap jika dipanaskan.
Para ahli mineralogi memperkirakan bahwa zeolit alam berasal dari
muntahan gunung berapi yang membeku menjadi batuan vulkanik, batuan
sedimen, batuan metamorfosa, dan selanjutnya melalui pelapukan karena
pengaruh panas dan dingin yang terjadi dalam lubang-lubang dari batuan lava
basal (traps rock) dan butiran halus dari batuan sediment piroklastik (tuff). Pada
umumnya komposisi zeolit alam mengandung klinoptilolit, mordenit, chabazit,
dan erionit. Kristal-kristalnya terbentuk dari proses hydrothermal yang melibatkan
reaksi antara larutan garam atau dengan aliran lava.
Zeolit merupakan mineral yang terdiri dari kristal alumiosilikat terhidrasi
yang mengandung kation alkali atau alkali tanah dalam kerangka tiga dimensinya.
Zeolit merupakan kristal alumina-silika yang mempunyai struktur berongga atau
berpori dan mempunyai sisi aktif yang bermuatan negatif yang mengikat secara
lemah kation penyeimbang muatan. Zeolit terdiri atas gugusan alumina dan

3
gugusan silika-oksida yang masingmasing berbentuk tetrahedral dan saling
dihubungkan oleh atom oksigen sedemikian rupa sehingga membentuk kerangka
tiga dimensi.
Karakteristik umum dari sebuah zeolit adalah memiliki struktur 3-dimensi
dengan 4 struktur kerangka penghubung dari tetrahedra TO4 (unit bangunan
dasar), dimana T adalah kation yang terkoordinasai secara tetrahedral (T=Si atau
Al). Zeolit merupakan material kristal alumina silika berpori yang berstruktur tiga
dimensi yang terbentuk dari tetrahedra alumina dan tetrahedra silika dengan
rongga-rongga yang berisi ion-ion logam, biasanya logam-logam alkali atau alkali
tanah (terutama Ca dan Na) dan molekul air yang dapat bergerak dengan bebas di
dalam rongga zeolit. Komposisi zeolit dapat dengan baik dijelaskan dengan tiga
komponen sebagai berikut :
m+ . [ Si 1n Aln O2 ] . n H 2 O
M n / m

Dimana:
m+

M n/ m : merupakan extraframework kation (unsur logam)

[ Si 1n Al n O2 ] : merupakan kerangka zeolit

n H2O
: merupakan sorbed phase

Karena keragaman struktur dan komposisi kimia dari material zeolit, maka
banyak ditemukan definisi tentang zeolit. Tetapi syarat utama dari suatu material
zeolit adalah adanya struktur terbuka dengan pori-pori dan rongga di mana ion
dan molekul tambahan bisa bergerak secara bebas
Zeolit termasuk ke dalam golongan tectosilica yang termasuk keluarga
mineral felspars dan felspathoid. Felspars mempunyai kerangka yang lebih
kompak tanpa rongga. Sehingga kation tidak dapat dengan mudah bergerak
kecuali ikatan kerangka rusak, dan penggantian kation selalu melibatkan
perubahan dalam rasio Si/Al. Sedangkan felspathoid memiliki struktur berongga
yang berisi molekul air dan kation. Felspathoids memiliki kerangka yang lebih

4
terbuka sehingga ion dapat dipindahkan, dihapus, atau dipertukarkan melalui
rongga tanpa mengganggu kerangka.
Seperti kation, molekul air dapat juga dihapus dan diganti tanpa
mengganggu ikatan kerangka. Felspars adalah mineral aluminosilica anhidrat
dengan densitas 2.6-2.7 g/cm3, diikuti oleh felspathoids (densitas 2.3-2.5 g/cm3)
dan zeolit (densitas 2-2.3 g/cm3). Zeolit dan moleculer sieve lainnya, adalah
padatan mikroporous dengan berbagai sifat fisika kimia, yang tercantum pada
tabel berikut:
Tabel Sifat Physicochemical Zeolit dan Molecular Sieves
Property Range
Pore size ~ 413
Pore shape Circular, elliptical
Dimensionality of pore system 1-D, 2-D, 3-D
Pore configuration Channels, cages
Surface properties Hydrophilic, hydrophobic (high silica)
Void volume Less than ~50%
Framework oxide compostion Si, Al, P, Ga, Ge, B, Be, Zn:minor
Ti, Fe, Co, Cr, V, Mg, Mn:minor

Dari tabel zeolit memiliki ukuran pori 4 13 dengan pori yang


berbentuk lingkaran atau elips. Sedangkan volume dari porinya kurang dari 50%
terhadap volume struktur zeolit.

2.2 Struktur Zeolit


Terdapat 46 mineral zeolit alam dan lebih dari 150 zeolit sintetis yang
dikenal dalam literatur dengan berbagaiai karakter yang menjadi ciri khas. Secara
umum karakteristik struktur zeolit antara lain;
1. Sangat berpori, karena kristal zeolit merupakan kerangka yang terbentuk
dari jaring tetrahedral SiO4 dan AlO4.
2. Pori-porinya berukuran molekul, karena pori-pori zeolit terbentuk dari
tumpukan n-ring beranggotakan 6, 8, 10, atau 12 tetrahedral.
3. Dapat menukarkan kation, karena perbedaan muatan Al3+ dan Si4+
menjadikan atom Al dalam kerangka kristal menjadi bermuatan negatif

5
dan membutuhkan kation penetral. Kation penetral yang bukan menjadi
bagian dari kerangka ini mudah diganti dengan kation lainnya.
4. Dapat dijadikan padatan yang bersifat asam, karena penggantian kation
penetral dengan proton-proton menjadikan zeolit padatan asam bronsted.
5. Mudah dimodifikasi karena setiap tetrahedral dapat dihubungkan dengan
bahan-bahan pemodifikasi
Tabel unit penyusun struktur Zeolit
Primary building units (PBU) Tetrahedra (TO4)
Tetrahedra of four oxygen ions
with a central ion of Si+, Al+,
P+, etc.
Secondary building units (SBU) Single rings:
S-4, S-5, S-6, S-8, S-10, S-12
Double rings: D-4, D-6, D-8

Primary building units (PBU)


Semua kerangka zeolit dapat dibangun dengan menghubungkan pola
periodik unit bangunan dasar (PBU) yaitu tetrahedral. Ditengah tetrahedra adalah
atom dengan elektronegativitas yang relatif rendah (Si4+, Al3+, P5+, Zn2+, dll)
dan di sudut-sudutnya adalah anion oksigen (O2). Kombinasi ini dapat
digambarkan sebagai [SiO4], [AlO4], [PO4], dll, dan dalam hal ini akan
digunakan istilah TO4 untuk menggambarkan tetrahedra, dimana T menunjukan
spesies atau jenis tetrahedra

6
Gambar gambar beberapa representasi unit bangunan dasar dari zeolit
(tetrahedral)

Gambar gambar struktur dasar kerangka zeolit


Notasi yang sering digunakan dalam penulisan tetrahedral adalah [TO4],
karena dapat digunakan untuk menekankan bahwa setiap atom T berkoordinasi
dengan 4 atom oksigen. Gambar tersebut menggambarkan representasi beberapa
tetrahedra. Perhatikan bahwa setiap oksigen ditempatkan saling berikatan dengan
tetrahedra yang berdekatan dan sebagai konsekuensinya kerangka material zeolit
selalu memiliki rasio oksigen / logam sama dengan dua.

Tabel Panjang Ikatan Beberapa Pasangan Atom T-O yang Sering Ditemukan pada
Zeolit

7
Atomic pair Bond length d (T-O), A
Si-O 1.581.64
Al-O 1.701.73
B-O 1.441.52
P-O 1.52
Be-O 1.58
Li-O 1.96
Ge-O 1.731.76
Ga-O 1.841.92
Zn-O 1.95

Dari tabel tersebut, boron adalah kation terkecil yang ditemukan dalam
kerangka zeolit dengan panjang ikatan (B-O) 1,44 dan seng adalah yang
terbesar dengan d(Zn-O) 1,95 . Untuk tetrahedra [SiO4] memiliki panjang
ikatan d(Si-O) 1,59-1,64 . Untuk [AlO4] memiliki panjang ikatan biasanya
d(Al-O) 1,73 .
Panjang ikatan antara atom T dan oksigen sangat berpengaruh terhadap
kefleksibelan struktur tetrahedra yang dihasilkan. Untuk membangun kerangka
zeolit, tetrahedra dibentuk oleh oksigen dengan kation logam (T-O-T), maka sudut
ikatan T-O-T harus cukup fleksibel, berbeda dengan dengan sudut O-T-O yang
kaku. Fleksibilitas dari sudut T-O-T sangat penting karena merupakan derajat
kebebasan yang memungkinkan pembentukan berbagai kerangka zeolit.
Fleksibilitas dari sudut T-O-T memungkinkan pembentukan n-ring dan unit
pembangun zeolit yang lebih kompleks
Kompleksitas struktur zeolit terjadi karena kelompok tetrahedral
dihubungkan oleh ion oksigen untuk membentuk polynuclear yang kompleks.
Kation ini menimbulkan keanekaragaman yang sangat luas pada zeolit alam dan
zeolit sintesis. Dengan demikian, terdapat beberapa kriteria sederhana yang
digunakan untuk menetapkan kerangka zeolit, yang paling penting adalah
kepadatan kerangka (framework density/FD), yang berarti jumlah T-atom per 1000
3. Densitas kerangka (FD) berhubungan dengan volume pada pori, tetapi tidak
mencerminkan ukuran bukaan pori pada zeolit.

8
Secondary building units (SBU)
Secondary building units (SBU) dapat dibentuk dengan menghubungkan
kelompok PBU. Contoh paling sederhana (SBU) adalah cincin (ring). Semua
struktur zeolit dapat dilihat seolah-olah terbentuk dari cincin tetrahedra dengan
ukuran yang berbeda. Secara umum, sebuah cincin yang mengandung n tetrahedra
disebut n-ring. Cincin atau n-ring yang paling umum ditemukan mengandung 4,
5, 6, 8, 10, atau 12 tetrahedra, tetapi bahan dengan n-ring yang lebih besar
terbentuk dari tetrahedra sebanyak 14, 18, sampai 20. Sedangkan bahan dengan 3-
ring, 7-ring atau 9-ring, jarang ditemui.
Ketika n-ring berikatan satu dengan yang lain, maka akan dihasilkan unit
polyhedra. Unit polyhedra inilah yang akan berkembang menghasilkan struktur
zeolit dengan karakteristik tertentu. Jika polyhedra diamati pada bagian face,
maka akan terlihat saluran yang disebut dengan istilah window.

Gambar ukuran relatif n-ring yang sering ditemukan pada zeolit dan ikatan
molecular sieve
Gambar tersebut menggambarkan ukuran pori relatif dari beberapa n-ring
yang sering ditemukan pada zeolit. Skala bukaan pori diberikan untuk 10-ring dan
12-ring yaitu sebesar 5.6 dan 7.3 . Tingkat kompleksitas berikutnya diperoleh
dengan membangun (SBU) lebih besar dari n-ring sehingga menimbulkan satu set
dari struktur beragam yang disebut polyhedra (cages)

9
Gambar Dua cages yang sering ditemukan pada zeolit

Seperti dapat dilihat pada gambar di atas, berbagai bentuk dan geometri
cages dapat dibangun dengan menghubungkan n-ring dengan ukuran yang
berbeda. Contohnya adalah cancrinite cages ( cages) dan sodalite cages ( cages)
yang terbentuk dengan menghubungkan 4-ring dan 6-ring dalam susunan yang
berbeda. Perlu diingat bahwa dalam mineral zeolit alam dan zeolit sintetis, cages
dapat berisi kation, molekul air dan molekul organik.
Analisa struktur zeolit sebagai berikut: Primary building units (SiO4)4-
tetrahedra (Gambar a), tetrahedra yang terhubung melalui sudut atom oksigen
untuk membentuk berbagai Secondary building units yang kecil (Gambar b).
Secondary building units saling berhubungan untuk membentuk berbagai
polyhedra (Gambar c), yang pada akhirnya terhubung untuk membentuk kerangka
perluasan tak terbatas dari struktur kristal spesifik zeolit yang beragam.
Gambar a-d, menunjukkan sudut-sudut polyhedra mewakili atom Si atau
Al dan garis yang menghubungkan mewakili masa atom oksigen. Struktur tunggal
dapat terdiri hanya satu unit dasar atau banyak polyhedra. Mineral paulingite
adalah mineral dengan polyhedra terbanyak, karena mineral ini tersusun oleh lima
polyhedra.

10
Gambar Perkembangan struktur zeolit

Gambar perbedaan struktur tiga jenis zeolit

Kombinasi yang berbeda dari SBU yang sama dapat memberikan banyak
struktur yang khas pada zeolit. Gambar di atas menunjukkan contoh perbedaan
tiga jenis zeolit yang memiliki struktur polyhedra yang sama (cubo - octahedron),

11
tetapi dengan n-ring dari unit yang lebih kecil menghasilkan jenis zeolit yang
berbeda.

2.3 Sifat Zeolit


Zeolit mempunyai ukuran sifat dehidrasi (melepaskan molekul H20)
apabila dipanaskan. Pada umumnya struktur kerangka zeolit akan menyusut.
Tetapi kerangka dasarnya tidak mengalami perubahan secara nyata. Disini
molekul H2O seolah-olah mempunyai posisi yang spesifik dan dapat dikeluarkan
secara reversibel. Sifat zeolit sebagai adsorben dan penyaring molekul,
dimungkinkan karena struktur zeolit yang berongga, sehingga zeolit mampu
menyerap sejumlah besar molekul yang lebih kecil atau sesuai dengan ukuran
rongganya. Selain itu kristal zeolit yang telah terdehidrasi merupakan adsorben
yang selektif dan mempunyai efektivitas adsorpsi yang tinggi. Zeolit juga bersifat
sebagai padatan asam Bronsted melalui pengaturan perbandingan Si/Al dalam
kerangka kristal. Tetapi cara ini hanya diterapkan pada zeolit yang kaya silika,
karena tahan oleh asam.
Sifat-sifat tersebut menjadikan zeolit banyak digunakan dalam proses-
proses dasar seperti dalam proses adsorpsi, pertukaran kation, katalis yang selektif
dengan memanfaatkan pusat asam dan sebagai ayakan molekul
Karena sifat fisika dan kimia dari zeolit yang unik, sehingga dalam
dasawarsa ini, zeolit oleh para peneliti dijadikan sebagai mineral serba guna.
Sifat-sifat unik tersebut meliputi dehidrasi, adsorben dan penyaring molekul,
katalisator dan penukar ion.

2.4 Fungsi Zeolit


Zeolit sebagai agen pendehidrasi
Kristal zeolit normal mengandung molekul air yang berkoordinasi dengan
kation penyeimbang. Zeolit dapat didehidrasi dengan memanaskannya. Pada
keadaan ini kation akan berpindah posisi, sering kali menuju tempat dengan
bilangan koordinasi lebih rendah. Zeolit terdehidrasi merupakan bahan pengering
(drying agents) yang sangat baik. Penyerapan air akan membuat kation kembali
menuju keadaan koordinasi tinggi.
Zeolit sebagai penukar ion

12
Kation Mn+ pada zeolit dapat ditukarkan oleh ion lain yang terdapat pada
larutan yang mengelilinginya. Dengan sifat ini zeolit-A dengan ion Na+ dapat
digunakan sebagai pelunak air (water softener) dimana ion Na+ akan digantikan
oleh ion Ca2+ dari air sadah. Zeolit yang telah jenuh Ca2+dapat diperbarui dengan
melarutkannya ke dalam larutan garam Na + atau K+ murni. Zeolit-A sekarang
ditambahkan ke dalam deterjen sebagai pelunak air menggantikan polipospat yang
dapat menimbulkan kerusakan ekologi. Produksi air minum dari air laut
menggunakan campuran Ag dan Ba zeolit merupakan proses desalinasi yang baik
walaupun proses ini tergolong mahal.
Beberapa zeolit mempunyai affinitas besar terhadap kation tertentu.
Clipnoptilolite (HFU) merupakan zeolit alam yang digunakan
untuk recovery 137Cs dari sampah radioaktif. Zeolit-A juga dapat digunakan untuk
mengisolasi strontium. Zeolit telah digunakan secara besar-besaran untuk
membersihkan zat radioaktif pada kecelakaan Chernobyl dan Three-Mile Island.
Zeolit juga digunakan untuk mengurangi tingkat pencemaran logam berat
seperti Pb, Cd, Zn, Cu 2+, Mn2+, Ni2+ pada lingkungan. Modifikasi zeolit sebagai
adsorben anion seperti NO3-, Cl-, dan SO4- telah dikembangkan melalui proses
kalsinasi zeolit-H pada suhu 5500C.
Zeolit sebagai adsorben
Zeolit yang terdehidrasi akan mempunyai struktur pori terbuka
dengan internal surface areabesar sehingga kemampuan mengadsorb molekul
selain air semakin tinggi. Ukuran cincin dari jendela yang menuju rongga
menentukan ukuran molekul yang dapat teradsorb. Sifat ini yang menjadikan
zeolit mempunyai kemampuan penyaringan yang sangat spesifik yang dapat
digunakan untuk pemurnian dan pemisahan. Chabazite (CHA) merupakan zeolit
pertama yang diketahui dapat mengadsorb dan menahan molekul kecil seperti
asam formiat dan metanol tetapi tidak dapat menyerap benzena dan molekul yang
lebih besar. Chabazite telah digunakan secara komersial untuk mengadsorb gas
polutan SO2 yang merupakan emisi dari cerobong asap. Hal yang sama terdapat
pada zeolit-A dimana diameter jendela berukuran 410 pm yang sangat kecil
dibandingkan diameter rongga dalam yang mencapai 1140 pm sehingga molekul
metana dapat masuk rongga dan molekul benzena yang lebih besar tertahan diluar.

13
Selain itu zeolit juga dapat digunakan sebagai adsorben zat warna brom
dan untuk pemucatan minyak sawit mentah.
Zeolit yang digunakan sebagai penyaring molekular tidak menunjukkan
perubahan cukup besar pada struktur kerangka dasar pada dehidrasi walaupun
kation berpindah menuju posisi dengan koordinasi lebih rendah. Setelah dehidrasi,
zeolit-A dan zeolit lainnya sangat stabil terhadap pemanasan dan tidak
terdekomposisi dibawah 7000C. Volume rongga pada zeolit-A terdehidrasi adalah
sekitar 50% dari volume zeolit.
Zeolit sebagai katalis
Aktivitas katalitik dari zeolit terdeionisasi dihubungkan dengan
keberadaan situs asam yang muncul dari unit tetrahedral [AlO 4] pada kerangka.
Situs asam ini bisa berkarakter asam Bronsted maupun asam Lewis. Zeolit sintetik
biasanya mempunyai ion Na+ yang dapat dipertukarkan dengan proton secara
langsung dengan asam, memberikan permukaan gugus hidroksil (situs Bronsted).
Jika zeolit tidak stabil pada larutan asam, situs Bronsted dapat dibuat dengan
mengubah zeolit menjadi garam NH4+ kemudian memanaskannya sehingga terjadi
penguapan NH3 dengan meninggalkan proton. Pemanasan lebih lanjut akan
menguapkan air dari situs Bronsted menghasilkan ion Al terkoordinasi 3 yang
mempunyai sifat akseptor pasangan elektron (struktur lewis). Permukaan zeolit
dapat menunjukkan situs Bronsted, situs Lewis ataupun keduanya tergantung
bagaimana zeolit tersebut dipreparasi.
Tidak semua katalis zeolit menggunakan prinsip deionisasi atau bentuk
asam. Sifat katalisis juga dapat diperoleh dengan mengganti ion Na + dengan ion
lantanida seperti La3+ atau Ce3+. Ion-ion ini kemudian memposisikan dirinya
sehingga dapat mencapai kondisi paling baik yang dapat menetralkan muatan
negatif yang terpisah dari tetrahedral Al pada kerangka. Pemisahan muatan
menghasilkan gradien medan elektrostatik yang tinggi di dalam rongga yang
cukup besar untuk mempolarisasi ikatan C-H atau mengionisasi ikatan tersebut
sehingga reaksi selanjutnya dapat terjadi. Efek ini dapat diperkuat dengan
mereduksi Al pada zeolit sehingga unit [AlO 4] terpisah lebih jauh. Tanah jarang
sebagai bentuk tersubtitusi dari zeolit-X menjadi katalis zeolit komersial pertama
untuk proses cracking petroleum pada tahun 1960an. Akan tetapi katalis ini telah

14
digantikan oleh Zeolit-Y yang lebih stabil pada suhu tinggi. Katalis ini
menghasilkan 20% lebih banyak petrol (gasolin) daripada zeolit-X.
Cara ketiga penggunaan zeolit sebagai katalis adalah dengan
menggantikan ion Na+ dengan ion logam lain seperti Ni2+, Pd2+ atau Pt2+ dan
kemudian mereduksinya secara in situ sehingga atom logam terdeposit di dalam
kerangka zeolit. Material yang dihasilkan menunjukkan sifat gabungan antara sifat
katalisis logam dengan pendukung katalis logam (zeolit) dan penyebaran logam
ke dalam pori dapat dicapai dengan baik.
Teknik lain untuk preparasi katalis dengan pengemban zeolit melibatkan
adsorsi fisika dari senyawa anorganik volatil diikuti dengan dekomposisi termal.
Ni(CO)4 dapat teradsorb pada zeolit-X dan dengan pemanasan hati-hati akan
terdekomposisi meninggalkan atom nikel pada rongga. Katalis ini merupakan
katalis yang baik untuk konversi karbon monoksida menjadi metana.

2.5 Aplikasi Zeolit


Karena sifat unik dari zeolit, maka zeolit banyak digunakan untuk berbagai
aplikasi di industri diantaranya zeolit digunakan di industri minyak bumi sebagai
cracking, di industri deterjen sebagai penukar ion, pelunak air sadah dan di
industri pemurnian air, serta berbagai aplikasi lain, Berikut adalah beberapa
contoh aplikasi lainnya :
Bidang/Sektor Aplikasi
Pertanian Penetral keasaman tanah, meningkatkan aerasi tanah, sumber
mineral pendukung pada pupuk dan tanah, serta sebagai pengontrol
yang efektif dalam pembebasan ion amonium, nitrogen, dan kalium
pupuk.
Peternakan Meningkatkan nilai efisiensi nitrogen, dapat mereduksi
penyakit lembuhg pada hewan ruminensia, pengontrol kelembaban
kotoran hewan dan kandungan amonia kotoran hewan.
Perikanan Membersihkan air kolam ikan yang mempunyai sistem resikurlasi
air, dapat mengurangi kadar nirogen pada kolam ikan.
Energi Sebagai katalis pada proses pemecahan hidrokarbon minyak bumi,
sebagai panel-panel pada pengembangan energi matahari, dan
penyerap gas freon.
Industri Pengisi (filler) pada industri kertas, semen, beton, kayu lapis, besi
baja, dan besi tuang, adsorben dalam industri tekstil dan minyak

15
sawit, bahan baku pembuatan keramik.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

16
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan zeolit merupakan
senyawa aluminosilikat yang mempunyai struktur kerangka tiga dimensi
dengan rongga didalamnya. Struktur kerangka zeolit tersusun atas unit-unit
tetrahedral (AlO4)-5 dan (SiO4)-4 yang saling berikatan melalui atom oksigen
membentuk pori-pori zeolit. Rumus umum dari Zeolit adalah
Mx/n[(AlO2)x(SiO2)y].mH2O. Zeolit memiliki sifat-sifat khusus yang
dipengaruhi oleh struktur kristal serta bentuk dan pori, sifat zeolit diantaranya
sifat penukar ion, absorpsi, sebagai katalis, dehidrasi dan sebagai penyaring
atau pemisah. Berdasarkan sifat-sifat tersebut, zeolit dapat diaplikasikan
dalam berbagai bidang antara lain bidang pengolahan limbah, bidang
pertanian, bidang peternakan, bidang perikanan, bidang industri, dan sektor
energi.

3.2. Saran

Zeolit merupakan material yang memiliki banyak kegunaan dan telah


banyak diaplikasikan dalam berbagai bidang sebagai adsorben, penukar ion,
dan sebagai katalis, berdasarkan hal tersebut pemanfaatan zeolit harus lebih
dimaksimalkan.

17

Anda mungkin juga menyukai