KELOMPOK 2:
SURABAYA
2016
Kata pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
Kami menyadari bahwa materi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, segala pendapat dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk
lebih menyempurnakan tulisan ini. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi penulis
dan pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar....................................................................................................i
Daftar Isi..............................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1 LatarBelakang..............................................................................................1
1.2 RumusanMasalah.........................................................................................2
1.3 Tujuan..........................................................................................................2
BAB 2 RESUSITASI JANTUNG PARU.........................................................1
2.1 Pengertian.....................................................................................................1
2.2 Rantaikehidupan(chain survival).................................................................1
2.3 Indikasi.........................................................................................................2
2.4 Tanda- tanda RJP ( ResuistasiJantungParu) yang Efektif............................4
2.5 Komplikasi RJP ( ResuistasiJantungParu)...................................................4
2.6 Langkah langkahResusitasiJantungParu...................................................5
2.7 Fase fase RJP ResusitasiJaantungParusesuaiAlgoritma............................7
2.8 Hal- hal yang perlu di perhatikanselama RJP..............................................13
2.9 BantuanHidupDasarDewasadankualitas CPR: CPR Penolong
TidakTerlatih................................................................................................13
BAB 3 KESIMPULAN.....................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................26
sistem terintegrasi yang mampu mengelola data dan informasi publik (pemerintah,
masyarakat dan swasta) di seluruh tingkat pemerintahan secara sistematis untuk
suatu sistem yang berdiri sendiri, melainkan merupakan bagian fungsional dari
informasi dari level yang paling bawah. Misal: sistem informasi kesehatan
pencapaian visi dan misi pembangunan kesehatan Indonesia, yaitu Indonesia sehat
2025. Visi dan misi ini tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Kesehatan (RPJP-K) yang disusun pada tahun 2005 untuk kurun waktu 20 tahun,
(RPJM-K) yang dievaluasi setiap 5 tahun. RPJM-K yang berlaku sekarang adalah
RPJM-K ke-dua yang berlaku dari tahun 2010 sampai dengan 2014, dengan visi:
Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan. Visi ini akan tercapai dengan
baik apabila didukung oleh tersedinya data dan informasi akurat dan disajikan
secara cepat dan tepat waktu. Sehingga dapat dikatakan bahwa pencapaian visi ini
sistem informasi kesehatan yang tepat guna, agar sistem informasi kesehatan yang
yang Mandiri dan Berkeadilan. Analisis situasi yang dilakukan salah satunya
sistem informasi kesehatan yang tepat guna, agar sistem informasi kesehatan yang
yang Mandiri dan Berkeadilan. Analisis situasi yang dilakukan salah satunya
strategi pemecahan masalah, serta pengembangan dan atau perbaikan mutu sistem
Indonesia telah memiliki beberapa legislasi SIK masih terfragmentasi (belum terintegrasi)
terkait SIK (UU Kesehatan, SKN, Kebijakan dan dan dikelola berbagai pihak sehingga terdapat
strategi pengembangan SIKNAS dan SIKDA). pulau-pulau informasi.
Tenaga pengelola SIK sudah mulai tersedia Legislasi yang ada belum kuat untuk
pada tingkat Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota. mendukung integrasi SIK.
Diseminasi data dan informasi telah Belum terbangunnya mekanisme aliran data
dilakukan, contohnya hampir semua Provinsi dan kesehatan baik lintas program (Pusat, Provinsi,
Kabupaten/kota dan Pusat menerbitkan profil Kabupaten/Kota) maupun lintas sektor.
kesehatan.
Masih lemahnya mekanisme monitoring,
evaluasi dan audit SIK.