BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
terhadap kualitas pelayanan yang dilakukan oleh aparatur terjadi pada saat
yang diterima dengan apa yang menjadi harapan dan keinginan dari pelanggan.
biasanya terdapat pada elemen yaitu: pertama, usaha memenuhi atau melebihkan
harapan pelanggan, kedua mencakup kualitas produk, jasa, manusia, proses dan
Makassar yang baik hanya akan dapat terwujud apabila didalam organiasi
tidak akan ada. Asset organisasi sangat kecil nilainya tanpa keberadaan pelanggan
dalam hal ini masyarakat, oleh karena itu tugas utamanya adalah menarik dan
berkualitas disetiap organisasi, maka dari itu keinginan masyarakat harus terpenuhi
demi menjaga keeksistensian dalam suatu organisasi. Ciri khas kualitas yang baik
yang berkesan kuat yang dapat langsung dirasakan pelanggan waktu itu dan saat
itu juga.
para konsumen atas pelayanan yang nyata-nyata mereka terima / peroleh dengan
pelayanan suatu perusahaan. Jika jasa yang diterima atau dirasakan sesuai dengan
jika jasa yang diterima melampaui harapan konsumen, maka kualitas pelayanan
dipersepsikan sangat baik dan berkualitas. Sebaliknya jika jasa yang diterima lebih
pelayanan yaitu technical quality, yaitu yang berhubungan dengan outcome suatu
menyediakan jasa, atas segala bentuk prioritas yang dilaksanakan dalam rangka
waktu dari yang dijanjikan, tidak cepat merespon keluhan mahasiswa, kadang
pegawai tidak ramah dalam melayani mahasiswa, ruang tunggu akademik yang
sempit sehingga dalam waktu tertentu tidak nyaman karena banyaknya mahasiswa
mahasiswa pada saat pengurusan Kartu Rencana Studi (KRS) dan Kartu Hasil
Studi (KHS). Selain itu pelayanan akademik dalam hal pengurusan KRS dan KHS
dirasakan mahasiswa tidak efisien waktu diakibatkan karena pejabat atau staf
B. Pokok Permasalahan
STIA-LAN MAKASSAR ?
2. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi dunia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pelayanan Publik
jual-beli barang atau jasa. Melayani adalah adalah pekerjaan pelayan, yaitu
Layanan yang baik (prima) atau buruk (jelek) merupakan dampak hasil
63/KEP/M.PAN/7/2003).
mengandung kegiatan yang saling berkaitan dengan kegiatan atau tugas dan
publik yang lebih demokratis dan transparan tersebut adalah pelayanan yang
dan tuntutan masyarakat dalam rangka memenuhi segala hak dan kewajiban
undangan.
arti tidak membedakan suku, ras, agama, golongan, gender dan status
dalam Asmawi (2011) Kualitas merupakan sebagai suatu kondisi dinamis yang
menyimpang. Jika terjadi sesuatu yang menyimpang atau tidak ada tempatnya.
Menggunakan semua sumber daya yang tersedia secara efisien dan efektifitas.
pelayanan harus memnuhi kriteria ini; dan (g) selalu mencari pembaharuan dan
kinerja pelayanan.
rincian biaya dan tata cara pembayaran, (3) kepastian waktu, (4) akurasi; yaitu
produk yang diterima dengan benar dan tepat dan sah, (5) keamanan,
memberikan rasa aman dan kepastian hukum, (6) tanggung jawab, (7)
tahun2003).
meliputi: (1) dasar hukum, (2) persyaratan, (3) sistem, mekanisme dan
prosedur, (4) jangka waktu penyelsaian, (5) biaya/tarif, (6) produk pelayanan,
memberikan rasa aman, bebas dari biaya, dan resiko keragu-raguan, dan (14)
yaitu: (a) persepsi pelanggan atas pelayanan yang nyata mereka terima
berakhir pada persepsi pelanggan. Artinya, citra kualitas yang baik bukanlah
bedasar sudut pandang atau persepsi pelanggan, dan (b) layanan yang
kualitas (barang dan jasa) dan kepuasan, telah tercapai konsensus bahwa
(1) adanya kepastian prosedur pelayanan, (2) kepastian waktu penyelesaian, (3)
biaya pelayanan, (4) produk pelayanan, (5) sarana dan prasarana pelayanan,
serta sesuai dengan ekspektasi pelanggan, artinya bahwa kualitas pelyanan bisa
keahlian teknik, hasil pabrik dan pemeliharaan dimana produk dan jasa
pelanggan.
berkenaan dengan hak-hak dasar dan hak pemberian yang wujudnya berupa
jasa dan layanan dan mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan masyarakat.
layanan adalah:
a. Kebutuhan konsumen dan standar kinerja sering kali sulit didentifikasi dan
konsumen.
customers;
e. Empathy adalah perlakuan atau perhatian pribadi yang diberikan oleh
atau tidak memuaskan. Dimensi kualitas di atas dapat dijadikan dasar bagi
pelaku bisnis untuk mengetahui apakah ada kesenjangan (gap) atau perbedaan
yang mereka terima dari mulut kemulut, kebutuhan pribadi, pengelaman masa
lalu dan komunikasi eksternal melalui iklan dan promosi. Jika kaesenjangan
antara harapan dan kenyataan cukup besasr, hal ini menunjukkan bahwa
dan materi promosi. Penting bagi suatu perusahaan untuk mengetahui seberapa
jauh aspek bukti langsung yang paling tepat, yaitu masih memberikan impresi
empat dimensi lainnya, dimensi ini sering dipersepsi paling penting bagi
paling dinamis. Pelayanan yang tanggap juga dipengaruhi oleh sikap staf atau
kebutuhan pelanggan.
pelayanan.
produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi
dan jasa yang memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen internal dan
yang dihasilkan.
muncul bagaiman kita mengukur kualitas suatu pelayanan atau jasa? Para
untuk menilai dan mengukur kualitas pelayanan jasa adalah sebagi berikut:
kebutuhan konsumen.
5. Tangibles, penampilan para pegawai dan fasilitas lainnya seperti peralatan
Brown, Kotler dan Parasuraman tersebut, hal ini tentu saja ada yang sama dan
ada pula yang berbeda, bertitik tolak dari pengertian dimensi mutu/kulitas
dimensi mutu, akan tetapi sifat produk jasa pelayanan, dimensi adil rasanya
kalau sulit didefinisikan, karena tergantung pada siapa yang menilai, dimensi
jasa. hal ini memberi kesan bahwa 10 dimensi yang asli saling tumpang tindih
satu sama lain, sehingga Parasuraman et.al berkesimpulan bahwa hanya lima
and empthy. Dimensi mutu produk berupa jasa pelayanan hasil penelitian
empirik yang dilakukan oleh Parasuraman et.al (1988:70) hampir sama dengan
berikut:
memberikan kepercayaan.
e. Empathy atau empati atau kepedulian artinya pegawai pertahatian dalam
pegguna pelayanan.
F. Kerangka Pikir
Tangible (fisik)
Penampilan pegawai
Keberishan lingkungan kerja
Kelengkapan pasilitas pelayanan
Kenyamanan
Reability (Keterandalan)
Kejelasan Prosedur Pelayanan
Kesesuaian prosedur Pelayanan
Ketepatan dalam melayani
Assurance (jaminan).
Ketepatan pelayanan petugas
Pengetahuan petugas
Ketepatan Waktu
Empathy (empati)
Petugas mendengar keluhan
Perhatian petugas
Petugas mengetahui keinginan pengguna pelayanan
(2005;175-176)
G. Pertanyaan Penelitian
Tangibles?
2. Bagaimanakah Kualitas Pelayanan Akademik pada Sekolah Tinggi Ilmu
Reability?
3. Bagaimanakah Kualitas Pelayanan Akademik pada Sekolah Tinggi Ilmu
Responsiveness?
4. Bagaimanakah Kualitas Pelayanan Akademik pada Sekolah Tinggi Ilmu
Assurance?
5. Bagaimanakah Kualitas Pelayanan Akademik pada Sekolah Tinggi Ilmu
Emphaty?
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
survey, metode penelitian ini dipilih karena untuk melihat tingkat kualitas
mahasiswa yang dilayani bidang akademik dari semester satu hingga semester
akhir.
informasi atau data mengenai penelitian yaitu mahasiswa dengan jumlah sebagai
berikut 84 (delapan puluh empat) mahasiswa. Teknik sampling pada penelitian ini
adalah simple random atau sampel acak sederhana yaitu mengambil secara acak
Rumus Slovin:
N 529
n= n= = 84
1 + Ne 2 1+529(0,01)2
Keterangan:
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi LAN Makassar | 23
Kualitas Pelayanan Akademik STIA LAN Makassar 2012
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
3. Teknik Sampling
langsung dengan para responden yang dalam hal ini adalah Staff Akademik
STIA-LAN Makassar.
c. Observasi(observation) yaitu melakukan pengumpulan data melalui
STIA-LAN Makassar.
d. Telaah Dokumen, Telaah dokumen digunakan untuk mencari keterangan atau
dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumen berupa buku-
buku, berkas, dan non buku yang berisi data-data yang berhubungan dengan
variabel peneletian.
D. Instrumen Pengumpulan Data
1. Pedoman Kuisioner
2. Pedoman Wawancara
dengan mendalam karena menyangkut obyek yang sangat spesifik. Agar intrumen
bermutu baik atau memiliki validitas dan realibilitas yang tinggi dimana pelaksana
Wawancara lebih terarah kepada efesien dan efektivitas pengumpulan data maka
pembicaraan dituntut oleh sejumlah pertanyaan yang telah disusun terlebih dahulu
3. Pedoman Observasi
keterangan dan informasi sebagai data yang akurat tentang hal-hal yang diteliti
serta untuk mengetahui observasi antara jawaban informan dengan kegiatan yang
ini.
kuantitatif dari hasil jawaban kusienor menjelaskan bahwa data mentah dari
kusioner itu ditabulasi. Setelah ditabulasi, data tersebut dicek ulang untuk
seperti hasil wawancara direkam melalui kaset untuk selanjutnya dijelaskan bahwa
transkrip selesai maka data tersebut dianalisis dengan prinsip-prinsip analisis data
P = f/n x 100%
Keterangan :
P = Persentase
f = Jawaban responden;
n = jumlah responden
b. Sugiyono (2006:204), untuk menentukan nilai skor (Ns) :
Keterangan:
Skor maksimal yaitu: skor tertinggi pada Skala Likert yaitu 5 dikali
Keterangan:
Persentase skor (%) = total persentase skor dari seluruh butir
pertanyaan.
Jumlah butir pertanyaan yaitu banyaknya butir pertanyaan.
Adapun teknik analisi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
BAB IV
HASIL PENELITIAN
283/P.M/1957.
Pendirian Lembaga Administrasi Negara (LAN) pada waktu itu
Selanjutnya pada awal bulan januari 1967, Tim LAN RI yang terdiri
atas Dr.Buchari Zainun, Dr. Ishaq Dai. MPA dan Soemantri, Sh datang ke
kepada tim bahwa LAN dan PT DIAN mempunyai fungsi yang sangat penting
pemerintah di daerah Sulawesi selatan dan ole sebab itu pemerintah daerah
perkuliahan pada tanggal 1 april 1968 dengan jumlah mahasiswa 125 orang.
Namun itulah tonggak awal yang bersejarah berkembang pesat, dari segala segi
Tercatat ada tujuh orang yang pernah menjadi Kepala Perwakilan LAN
Selatan Berganti nama yaitu Kantor Pusat Kajian dan Diklat Aparatur II LAN
menjadi Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur II LAN (PKP2A
LAN) serta struktur organisasi STIA LAN dipisahkan dan berdiri sendiri.
masa depan, berupa komitmen murni tanpa adanya rasa terpaksa. Visi adalah
mental model masa depan dengan demikian visi harus menjadi milik bersama dan
berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkaninstansi pemerintah. Penetapan visi,
dalam perjalanan suatu organisasi. Visi tidak hanya penting pada waktu mulai
tersebut dan jika menang perlu visi dapat di ubah dan disempurnakan.
oleh instansi pemerintah, sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan. Dengan
adalah sesuatu (apa) yang akan dicapai dan dihasilkan dalam jangka waktu 1
pernyataan visi dan misi serta di dasarkan isu-isu dan analisis stratejik. Tujuan
tidak harus dinyatakan dalam bentuk kuantitatif akan tetapi harus dapat
menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai dimasa mendatang. Tujuan tidak
merealisasikan misi. Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secra nyata oleh in
stansi pemerintah dalam rumusan yang lebih spesifik, struktur, dalam kurun
waktu yang lebih pendek dari tujuan. Dalam sasaran dirancang pula indicator
waktu tertentu atau tahunan secara berkesinambungan sejalan dengan tujuan yang
praktek administrasi.
b. Misi
Untuk mewujudkan visi tersebut maka dibuat misi yaitu
negeri sipil puast dan daerah, pegawai swadanan, pegawi BUMN, dan BUMD
ilmiu administrasi yang didukung oleh kurikulum yang relevan dan sumber daya
yang berkualiitas untuk memenuhi kebutuhan nasional sesuai posisi peran dan
profesionalisme.
a. Tugas Pokok
Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 100 Tahun 1999 tentang STIA
LAN Nomor 535/V/4/6/1999 tentang organisasi dan tata kerja Sekolah Tinggi
menyelenggarakanfungsi:
1. Pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di bidang ilmu administrasi
2. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan
besar aktivitas yang dilakukan para pegawai di STIA LAN Makassar, struktur
secara detail yang turut membantu tugas seorang pemimpin. Struktur organisasi
Ketua
Prof. Dr. Makmur, M.Si.
KEPALA BAGIAN
ADMINISTRASI AKADEMIK DAN KEMAHASISWAAN
M. Syarif
Berdasarkan Ahmad,organisasi
struktur S.Sos, M.PdSTIA LAN Makassar khususnya bagian
STAFF SUB BAGIAN ADMINISTRASI AKADEMIK DAN KERJASAMA
STAFF SUB BAGIAN ADMINISTRASI KEMAHASISWAAN
Administrasi Akademik Dan Kemahasiswaan dimana dibawah kepala bagian dibantu
dan nama dosen yang mengampu mata kuliah sesuai waktu dan ruangan
perkuliahan.
Membuat surat kesediaan mengajar dosen kepada dosen yang mengampu
mata kuliah baik kelas reguler dan kerjasama agar dosen yang
ruangan perkuliahan.
Menyiapkan daftar hadir mahasiswa maupun dosen, berita acara
dengan lancar.
Menyiapkan kelengkapan pelaksanaan Ujian Tengah Semester (UTS) dan
Ujian Akhir Semester (UAS) sesuai dengan jadwal ujian yang telah
ditetapkan sehingga pelaksanaan UTS & UAS berjalan lancar dan tertib.
Menyiapkan kelengkapan pelaksanaan Ujian Skripsi & Ujian Tesis sesuai
dengan kelengkapan berkas yang telah terpenuhi sehingga Ujian Skripsi &
dibutuhkan.
Pelayanan nilai tunda bagi mahasiswa yang mendapatkan nilai tunda baik
nilai error baik kelas regular maupun kelas kerjasama (untuk S2).
waktu.
Mempersiapkan, melayani dan melaporkan penyelenggaraan ujian
pada Program Sarjana (S1) dan Program Magister (S2) sesuai dengan
kelulusan sehingga ijazah dan transkrip nilai dapat diterbitkan tepat waktu.
Menginput data alumni ke dalam buku alumni dan SIMAK sesuai dengan
Melayani alumni yang ingin melegalisir fotokopi ijazah dan transkrip nilai
sesuai dengan ijazah dan transkrip nilai asli agar dapat dpergunakan
sebagaimana mestinya.
Melayani permohonan pembuatan Kartu Mahasiswa sesuai dengan data
belajar yang telah selesai ujian skripsi atau ujian tesis (alumni) sehingga
selesai.
Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan baik
daftar hadir ujian akhir semester dan form nilai untuk dosen sesuai dengan
Nilai sesuai dengan daftar nilai dari setiap dosen sehingga mahasiswa dapat
Akademik di STIA LAN Makassar. Pembahasan lebih lanjut hasil olah data
sebagaimana berikut:
1. Karakteristik Responden
Karakteristik responden ini sangat penting untuk mengetahui kredibilitas
keabsahannya. Dibawah ini hasil olah data dan pembahasan satu persatu
Tabel 1
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jumlah 84 100 %
Sumber : Hasil Olah Data Primer 2012
sebagai berikut:
Tabel 2
Responden Berdasarkan Program Kekhususan
Jumlah 84 100%
Sumber : Hasil Olah Data Primer 2012
menyebar diseluruh program khususan, hal ini sesuai dengan prinsip teknik
mahasiswa. Dan dari hasil olah kuesioner terlihat bahwa mahasiswa yang
Tabel 3
Responden Berdasarkan Umur
Responden
Umur Jumlah Sampel Prosentase
(Tahun) (n) (%)
18 23 58 69,05
24 29 13 15,48
30 35 8 9,52
36 41 5 5,95
42 47 0 0
Jumlah 84 100 %
Sumber : Hasil Olah Data Primer 2012
sebagai berikut:
Tabel 4
Persepsi Responden Tentang Kerapian Berpakaian Pegawai Dalam
Memberikan Pelayanan KRS dan KHS
memberikan pelayanan KRS dan KHS dapat kita lihat pada tabel 1 adalah,
responden atau 3 orang dan 0 % responden atau tidak ada orang mengatakan
tidak rapi. Dari hasil penilaian responden terlihat bahwa ternyata pegawai
masih dalam kategori rapi di dalam memberikan pelayanan KRS dan KHS
Tabel 5
Persepsi Responden Tentang Kebersihan Ruang Akademik
STIA-LAN Makassar
Uraian Bobot F Persentase Bobot x Rata-rata
Nilai Persentase
Nilai Skor
Sangat Bersih 5 15 17,86 75
Bersih 4 53 63,09 212
Cukup Bersih 3 12 14,29 36
Kurang 2 4 4,76 8
Bersih
Tidak Bersih 1 0 0 0
Jumlah 84 100 % 331 78,81%
Sumber : Hasil Olah Data Primer 2012
Makassar dapat kita lihat pada Tabel 2 adalah, 17,86 % responden atau 15
responden yang mengatakan kurang bersih 4,76 % responden atau 4 orang dan
LAN Makassar tetap terjaga bersih karena mayoritas atau sebesar 63, 09%
menjawab bersih, karena untuk menjaga kebersihan ini ada petugas cleaning
pegawai datang dan sore hari setelah pegawai selesai melakukan pelayanan
kepada mahasiswa.
Tabel 6
Persepsi Responden Tentang Kelengkapan Sarana Ruang Tunggu
(Meja dan Kursi) Akademik STIA-LAN Makassar
Uraian Bobo F Persentase Bobot x Nilai Rata-rata
t Persentas
e Nilai
Skor
Sangat 5 10 11,9 50
Lengkap
Lengkap 4 23 27,38 92
Cukup 3 26 30,95 78
Lengkap
Kurang 2 22 26,2 44
Lengkap
Tidak Lengkap 1 3 3,57 3
Jumlah 84 100 % 267 63,57 %
Sumber : Hasil Olah Data Primer 2012
ruang tunggu (meja dan kursi) di ruang akademik STIA-LAN Makassar dapat
kita lihat pada Tabel 3 adalah, 11,9 % responden atau 10 orang menjawab
yang mengatakan kurang lengkap 26,2 % responden atau 22 orang dan 3,57 %
berupa meja dan kursi di ruang akademik STIA-LAN Makassar cukup lengkap.
Adapun kritikan dari responden yang di tuliskan dalam kuesioner adalah ruang
tunggu perlu di perluas dan ditambah sarana dan prasarana seperti meja dan
kursi, dimana meja dan kursi dipakai untuk mengisi formulir KRS. Saran ini
tangible, ada hal lain yang tidak kalah pentingnya yaitu kenyamanan ruangan
walaupun saran lengkap tetapi tidak nyaman juga sangat mengganggu. Dibawah
ini akan dijelaskan hasil yang diperoleh dari penyebaran koesioner sebagaimana
table 7.
Tabel 7
Nyaman
Nyaman 4 29 34,52 116
Cukup 3 35 41,67 105
Nyaman
Kurang 2 3 3,57 6
Nyaman
Tidak Nyaman 1 1 1,19 1
Jumlah 84 100% 308 73,33 %
Sumber : Hasil Olah Data Primer 2012
LAN Makassar dapat kita lihat pada Tabel 4 dengan penjelasan berikut ini: 19,05
kurang nyaman 3,57 persen responden atau 3 orang dan 1,19 persen responden
penyediaan berupa air mineral. Saran ini setelah di sampaikan kepada pegawai
sebagai berikut:
maka untuk melihat rata-rata skor ke empat pertanyaan dapat disimpulkan pada
Tabel 8
kelengkapan ruang tunggu dinilai oleh responden kurang memadai, hal ini
disebabkan bila mahasiswa bersamaan mengurus KRS dan KHS biasanya pada
awal semester dirasa sudah tidak memadai dikarenakan jumlah kursi yang
Selain itu kerapihan pegawai walaupun memperoleh nilai yang cukup tinggi
yaitu 77,62% tetapi pada kenyataan terjadi dilapangan masih ada pegawai
mahasiswa, dimana hal ini perlu menjadi perhatian pegawai karena mereka
dinilai tidak rapi oleh mahasiswa dimana berdampak pada turunnya kredibilitas
lembaga.
b. Reability
dimensi ini adalah kejelasan, kesesuaian, dan keakuratan prosedur dan hasil
Tabel 9
akademik dalam pemberian pelayanan KRS dan KHS dapat kita lihat pada
Tabel 5 adalah, 19,05 % responden atau 16 orang menjawab sangat jelas, 41,67
8,33 % responden atau 7 orang dan 0 % responden atau tidak ada orang
Dari hasil oleh data yang diperoleh dari kuisioner terlihat bahwa
prosedur pelayanan dapat dikatakan sudah jelas atau sebesar 74,29 % hal ini
mudah baik yang berbentuk selebaran maupun yang dipasang di web site STIA
tersebut dan setiap awal semester pihak akademik selalu memasang jadwal
Walaupun dari hasil persepsi responden pegawai akademik sudah jelas dalam
memberikan penjelasan prosedur pelayanan KRS dan KHS tetapi masih banyak
akademik tidak sesuai dengan prosedur yang ada. Saran ini setelah di
Tabel 10
Persepsi Responden Kesesuaian Prosedur Akademik
Dalam Pemberian Pelayanan KRS dan KHS
Uraian Bobot F Persentas Bobot x Rata-rata
e Nilai Persentase
Nilai Skor
Sangat Sesuai 5 7 8,33 35
Sesuai 4 49 58,33 196
Cukup Sesuai 3 24 28,57 72
Kurang Sesuai 2 4 4,76 8
Tidak Sesuai 1 0 0 0
Jumlah 84 100% 311 74,05%
Sumber : Hasil Olah Data Primer 2012
dalam pemberian pelayanan KRS dan KHS kepada mahasiswa dapat kita lihat
pada Tabel 6 adalah, 8,33 % responden atau 7 orang menjawab sangat sesuai,
kurang sesuai 4,76 % responden atau 4 orang dan 0 % responden atau tidak ada
bagi mahasiswa dapat kita katakan sudah sesuai. Tetapi pada kenyataannya
kaos oblong, tidak boleh menggunakan sandal jepit tetapi banyak mahasiswa
Tabel 11
pelayanan KRS dan KHS kepada mahasiswa dapat kita lihat pada Tabel 7
akurat 5.95 % responden atau 5 orang dan 0 % responden atau tidak ada orang
Untuk rata-rata skor nilai dimensi reability dapat dilihat pada tabel 12
dibawah ini:
Tabel 12
Dari tiga pertanyaan yang berkaitan dengan reability dapat dilihat hasil
yang terendah ada pada keakuratan pegawai dalam melayani KRS dan KHS
mahasiswa hal ini dapat diindikasikan bahwa ada beberapa hal ketidakakuratan
demikian dari rata-rata keseluruhan masih dalam kategori baik karena berada
c. Responsiveness
Tabel 13
Persepsi Responden Kecepatan Pegawai Dalam Pemberian
Pelayanan KRS dan KHS
Uraian Bobot F Persentas Bobot x Nilai Rata-rata
e Persentas
e Nilai
Skor
Sangat Cepat 5 11 13,1 55
Cepat 4 23 27,38 84
Cukup Cepat 3 42 50 126
Kurang Cepat 2 8 9,52 16
Tidak Cepat 1 0 0 0
Jumlah 84 100 % 281 66,90 %
Sumber : Hasil Olah Data Primer 2012
Sebaran jawaban responden tentang kecepatan pegawai akademik
dalam pemberian pelayanan KRS dan KHS kepada mahasiswa dapat kita lihat
pada Tabel 8 adalah, 13,1 % responden atau 11 orang menjawab sangat cepat,
kurang cepat 9,52 % responden atau 8 orang dan 0 % responden atau tidak ada
mahasiswa dapat kita katakan sudah cukup cepat. Akan tetapi untuk lebih
dilakukan secara online karena teknologi yang ada saat ini hanya untuk melihat
nilai. Selain itu saran mahasiswa agar para penasehat akademik dan kepala
penyelesaian pengurusan KRS lebih cepat dan tidak perlu menunggu terlalu
Table 14
Persepsi Responden Tentang Ketanggapan Pegawai Dalam
Pemberian Pelayanan KRS dan KHS
pemberian pelayanan KRS dan KHS kepada mahasiswa dapat kita lihat pada
masih ada yang perlu di tingkatkan lagi yakni dalam memberikan pelayanan
tidak deskriminatif, dan kepastian waktu selesai pengurusan KRS dan KHS.
dibawah ini akan dilihat rata-rata nilai dari dua pertanyaan mengenai kecepatan
dan ketanggapan pegawai dalam melayani KRS dan KHS kepada mahasiswa
sebagai berikut:
Tabel 15
rata-rata nilai berada pada posisi 71,31 % dimana dalam penilaian skala interpretasi
skor tersebut berada pada kategori 60 80 % dengan hasil nilai adalah berkualitas.
Tetapi pada kenyataannya masih ada yang perlu dibenahi untuk lebih meningkatkan
dan KHS ditingkatkan dengan menggunakan teknologi bila saat ini web site
dipergunakan hanya untuk melihat nilai saja dimasa yang akan datang dapat
d. Assurance
Table 16
Persepsi Responden Pengetahuan Pegawai Dalam
Pemberian Penjelasan Pelayanan KRS dan KHS
Uraian Bobot F Persentase Bobot x Nilai Rata-rata
Persentase
Nilai Skor
Sangat Baik 5 12 14,29 60
Baik 4 48 57,14 192
Cukup Baik 3 24 28,57 72
Kurang Baik 2 0 0 0
Tidak Baik 1 0 0 0
Jumlah 84 100 % 324 77,14 %
Sumber : Hasil Olah Data Primer 2012
dapat kita lihat pada Tabel 10 adalah, 14,29 % responden atau 12 orang
orang dan 0 % responden atau tidak ada orang mengatakan tidak cepat.
dan KHS bagi mahasiswa dapat kita katakan sudah baik sehingga pegawai
dengan IPK yang diperoleh berapa jumlah mata kuliah yang dapat ditempuh,
sudah seharusnya dikuasai karena bila tidak maka banyak mahasiswa akibat
kalau hal ini sampai terjadi maka kesalahan ini akan berdampak pada
Tabel 17
dalam pemberian pelayanan KRS dan KHS kepada mahasiswa dapat kita lihat
pada Tabel 11 adalah, 13,1 % responden atau 11 orang menjawab sangat tepat,
kurang tepat 5,95 % responden atau 5 orang dan 0 % responden atau tidak ada
mahasiswa dapat kita katakan sudah tepat dalam arti tidak kesalahan dalam
masih menjadi masalah adalah ketepatan waktu yang dijanjikan pegawai pada
saat mengurus KRS dimana kadang pegawai mengatakan satu hari selesai
tetapi berhubung pejabat yang berwenang menandatangi KRS arau KHS tidak
dalam pemberian pelayanan KRS dan KHS kepada mahasiswa dapat kita lihat
pada Tabel 12 adalah, 10,71 % responden atau 45 orang menjawab sangat tepat
yang mengatakan kurang tepat waktu 8,33 % responden atau 7 orang dan 0 %
bagi mahasiswa dapat di katakan sudah cukup tepat waktu. Namun pegawai
saat mahasiswa pengurusan KRS dan KHS pegawai yang bersangkutan berada
posisi 73,97 % dimana dalam penilaian skala interpretasi skor tersebut berada
masih ada hal yang perlu dibenahi untuk agar kualitas pelayanan dapat
menunda-nunda pekerjaan.
e. Empaty
Kualitas Pelayanan pelayanan akademik STIA-LAN Makassar dilihat
dari dimensi empati yaitu kualitas pelayanan yang diukur dari kesigapan
pengguna pelayanan KRS dan KHS. Adapun hasil peniliain responden tentang
Tabel 20
kepada mahasiswa dapat kita lihat pada Tabel 13 adalah, 13,1 % responden atau
responden atau 7 orang dan 2,38 % responden atau 2 orang mengatakan tidak
peduli.
dalam menerima keluhan mengenai pengurusan KRS dan KHS dari mahasiswa
STIA LAN Makassar dapat di katakan sudah cukup peduli. Walaupun demikian
ada hal yang masih perlu ditingkatkan lagi yaitu sikap petugas dalam melayani
mahasiswa dianggap masih kurang ramah dan masih bersikap acuh tak acuh.
Untuk pegawai yang bersikap cuek atau tidak ramah mungkin itu sudah
menjadi pembawaan dari pegawai tersebut dalam memperlakukan mahasiswa
seperti itu walaupun demikian pegawai akademik sudah berusaha semaksimal
mungkin untuk memberikan pelayanan secara baik kepada mahasiswa.
Tabel 21
Persepsi Responden Perhatian Pegawai Dalam Menerima Mahasiswa
Dalam Pelayanan KRS dan KHS
Uraian Bobo F Persentas Bobot x Rata-rata
t e Nilai Persentas
e Nilai
Skor
Sangat 5 9 10,71 45
Perhatian
Perhatian 4 37 44,05 148
Cukup Perhatian 3 32 38,1 96
Kurang 2 6 7,14 12
Perhatian
Tidak Perhatian 1 0 0 0
Jumlah 84 100 % 301 71,67 %
Sumber : Hasil Olah Data Primer 2012
menerima mahasiswa dalam pengurusan KRS dan KHS dapat kita lihat pada
kurang perhatian 7,14 % responden atau 6 orang dan 0 % responden atau tidak
demikian masih ada yang perlu di tingkatkan lagi yakni apabila ada mahasiswa
yang bertanya kepada pegawai seharusnya dijawab dengan ramah dan disertai
mahasiswa acuh tak acuh. Setelah saran ini di konfirmasi kepada pegawai
sebagai berikut:
Tabel 22
Persepsi Responden Tentang Perhatian Pegawai Untuk Mengetahui Keinginan
Pengguna Pelayanan KRS dan KHS
untuk mengetahui keinginan pengguna pelayanan KRS dan KHS dapat kita
lihat pada Tabel 15 adalah, 10,71 % responden atau 9 orang menjawab sangat
yang mengatakan kurang perhatian 11,90 % responden atau 10 orang dan 1,2
% responden atau 1 orang mengatakan tidak perhatian. Dari data diatas maka
tidak berarti sudah baik masih perlu ditingkatkan minimal perhatian dalam hal
sudah berada diluar aturan akademik tentu saja tidak dapat dilayani karena bisa
Tabel 23
Tetapi realitanya yang terjadi dilapangan ada hal yang masih perlu
harus ramah dan tidak bersikap acuh tak acuh dan masih perlu di tingkatkan
lagi yakni apabila ada mahasiswa yang bertanya kepada pegawai dijawab
BAB V
PENUTUP
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi LAN Makassar | 70
Kualitas Pelayanan Akademik STIA LAN Makassar 2012
A. Simpulan
Emphaty, Resposiveness, juga karakteristik responden yang terdiri dari jenis kelamin,
Program kehususan, umur, dari hasil pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:
Sedangkan bila dilihat dari umur maka di dominan responden rata-rata umur 18
tangible (bukti langsung) yaitu dimensi ini diukur melalui kondisi fisik
tangible dalam cakupan berkualitas karena berada dalam skala skor nilai
yakni 73,33%.
Kualitas Pelayanan akademik STIA-LAN Makassar dilihat dari
KRS dan KHS, dengan hasil skala skor penilaian yaitu 73,97 %.
Kualitas Pelayanan pelayanan akademik STIA-LAN Makassar dilihat dari
keinginanan pengguna pelayanan KRS dan KHS, dengan hasil skala skor
penilaian yaitu 70 %.
B. Saran
1. Ruang tunggu di perluas dan perlu ditambah meja dan kursi karena tidak
mahasiswa yang kebingungan dalam pengurusan KRS dan KHS oleh sebab
dikenakan mahasiswa tidak rapih pada saat pengurusan KRS dan KHS.
5. Perlu dilengkapi dengan sistem pengurusan KRS dan KHS secara online
sehingga pelayanan mahasiswa yang berada diluar daerah tidak perlu lagi
pada saat pengurusan KRS dan KHS. Karena sering pada saat waktu
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Atep Adaya Brata ,(2006) Dasar-Dasar Pelayana Prima, Elex Media Komputindo,
Jakarta.
Ariani, D. W., (2003), Manajemen Kualitas, Ghalia Indonesia, Jakarta Budiono., 1999,
Pelayanan Prima, Yayasan Kawula Muda, Jakarta.
Furqon, Chaerul., (2007), Kualitas Pelayanan Pada Perguruan Tinggi (jurnal: Jurnal
Ilmu Administrasi), lembaga pengembangan Administrasi, STIA-LAN
BANDUNG, Bandung
Ibrahim, Amin., (2008), teori dan konsep pelayanan publik serta implementasinya,
Mandar maju, Bandung.
Juliantara, Dadang, (2005), Peningkatan Kapasitas Daerah Dalam Pelayanan Publik,
Jakarta, Pembaharuan.
Moenir, (2001), Manajemen Pelayanan Umum Di Indonesia, Jakarta, PT Bumi
Aksara.
Rohman, (2008:10) Reformasi Pelayanan Publik. Pondok ABM Permai Jl. Manunggal
Kavling A-3 Mojolango-Malan.
Purnama, Nursyabani, (2006), Manajemen Kualuatas Perspekif Global, Edisi
Pertama, Yogyakarta, Ekonisia Kampus Fakultas Ekonomi UII.
Ratminto dan Winarsih, (2005), Manajemen Pelayanan, jakarta, Pustaka Pelajar.
Undang-Undang
http://kuliahitukeren.blogspot.com/2011/10/pengertian-pelayanan-publik.html Akses
kamis 29 November 2012. Pukul 01: 25 WITA.
http://bppt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/kepmenpan_nomor_63_tahun_2003_
pedoman_pelayanan_publik.pdf Akses 29 November 2012 Pukul 01: 30
WITA.