PENDAHULUAN
merasa tentram dan penuh suka cita setiap bercanda dengan mereka.
apa saja sesuai yang diinginkan oleh pendidik. Oleh karena itu, orang tua
2003: 108)
diprogram begitu saja sehingga bergerak atas kemauan guru atau orang tua.
92).
1
2
melibatkan motivasi serta prestasi dalam diri anak secara mendalam dalam
dunianya. Seorang anak memiliki posisi sebagai decision maker dan play
dunia lain, sehingga dengan bermain ada elemen petualangan. Bermain juga
bisa menjadi media olah raga bagi anak, dimana anak bermain secara
2003: 17)
anak usia prasekolah dan merupakan cara atau jalan bagi anak untuk
Ini berarti metode bermain adalah cara yang paling tepat bagi kita
para orang tua dan pendidik untuk menyiasati perkembangan anak (Aeni,
2000: 63). Bermain juga membantu anak untuk menjalin hubungan sosial
antar anak (Patmonodewo, 2000: 112). Sosialisasi bagi anak tak pelak lagi
(Hurlock, 1999: 5). Walaupun sosialisasi ini berjalan sepanjang usia, namun
60)
senang. Jika seorang anak tidak merasakan kesenangan di kala bermain baik
yang mengajak berfikir maupun tidak, maka implikasi yang diharapkan tidak
dengan suka rela tanpa paksaan atau tekanan dari luar. Kegiatan bermain
tidak mempunyai aturan kecuali yang ditetapkan oleh pemain itu sendiri.
sekali bagi perkembangan anak. Jika pada orang dewasa sebagian besar dari
kecepatan dan ritme tertentu, sesuai dengan pembawaan sendiri. Jadi, pada
setiap anak terdapat impuls untuk berkembang dengan caranya sendiri dalam
bermain yang efektif untuk anak, oleh karena itu penulis tertarik untuk
kelemahan dan kekurangannya. Dalam hal ini judul penelitian ini adalah
Magetan.
digunakan.
usia dini.
6
kesalah pahaman tentang judul skripsi ini, maka kiranya penulis perlu
2. Belajar
3. Implikasi
anak.