Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan karunianya sehingga tugas
Sistem Muskuloskeletal khususnya tentang ASUHAN KEPERAWATAN OSTEOMALASIA
dapat di selesaikan dengan baik. Tugas ini sangat berarti bagi pembaca agar dapat
mengetahui tentang isi dari beberapa materi ini yang dapat pula menambah wawasan dari
pembaca.

Penulis menyadari bahwa tak ada gading yang tak retak, maka telah di sadari tugas ini
masih jauh dari yang di harapkan, untuk itu penulis mohon kritik dan saran yang konstruktif
dari pembaca. Serta mohon maaf bila ada kesamaan tulisan dari tugas ini dan harap
dimaklumi.

Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih atas dukungan dan bantuan oleh semua
pihak yang telah membantu. Akhir kata penulis mengharapkan isi dari tugas ini dapat
bermanfaat bagi pembaca. Terima Kasih

Manado, 19 September 2016

Kelompok 4

1 | Page
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...1

Daftar Isi ........2

Bab 1 Laporan Pendahuluan

1.1 Pengertian .............3


1.2 Etiologi .........................3
1.3 Manifestasi Klinis.........4
1.4 Patofisiologi/Pathway...........4
1.5 Prognosis...................6
1.6 Pemeriksaan Penunjang.........6
1.7 Penatalaskanaan.....................6
1.8 Pencegahan (Primer, Sekunder, Tersier) ..........................6

Bab II Proses Keperawatan

2.1 Studi Kasus.............................................8

2.2 Pengkajian..............8

2.3 Analisa Data.........11

2.4 Rencana Tindakan Keperawatan......14

2.5 Implementasi/Evaluasi.............17

Bab III Penutup

Kesimpulan.............................21

Saran...................................21

Daftar Pustaka................................22

2 | Page
BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

1.1 Pengertian
Osteomalasia adalah penyakit tulang metabolik yang dijumpai pada orang dewasa
akibat penurunan mineralisasi osteoid. Osteomalasia terjadi akibat defisiensi vitamin D
(corwin 2001).
Osteomalasia adalah manifestasi defisiensi vitamin D. Perubahan mendasar pada
penyakit ini adalah gangguan mineralisasi tulang,disertai meningkatnya osteoid yang
tidak mengalami mineralisasi (Robins 2007).
Osrteomalasia adalah penyakit metabolisme tulang yang ditandai dengan tidak
memadainya mineralisasi tulang. Pada orang dewasa,osteomalasia bersifat kronis dan
deformitas skletalnya tidak seberat pada anak karena pertumbuhan skeletal telah selesai.
(Suratun,2008)

1.2 Etiologi
Umunya penyebab utama adalah tidak cukupnya mineralisasi tulang terutama
kekurangan vitamin D. ada berbagai kasus osteomalasia yang terjadi akibat gangguan
umum metabolism mineral yaitu :
1. Adanya malnutrisi
Kekurangan vitamin D yang berhubungan dengan asupan kalsium yang jelek,
terutama akibat kemiskinan, makanan kurang matang, dan kurangnya pengetahuan
mengenai nutrisi juga merupakan salah satu factor. Paling sering terjadi dimana
vitamin D tidak ditambahkan dalam makanan juga kekurangan dalam diet dan kurang
terpapar oleh sinar matahari.
2. Faktor resiko berkaitan dengan penyakit patologis
penyakit-penyakit patologik yang dapat memicu terjadinya osteomalasia meliputi :
gagal ginjal, penyakit hati, terapi anti konvulsan berkepanjangan (fenition
fenobarbital),dan gastrektomi. Osteomalasia dalam hal ini sebagai akibat dari
kegagalan absorbsi kalsium ataupun kehilangan kalsium yang berlebihan dari tubuh.

- kekurangan vitamin D

- kekurangan kalsium dalam diet

- kelainan gastrointestinal

- malabsorbsi kalsium

3 | Page
- gagal ginjal kronis

1.3 Manifestasi Klinis


- Nyeri tulang dan nyeri tekan tulang
- Kelemahan Otot
- Cara berjalan seperti bebek atau pincang
- Pada penyakit yang lebih lanjut, tungkai melengkung (karena berat tubuh dan tarikan
otot)
-Vertebrata yang melunak mengalami kompresi, sehingga mengalami pemendekan
tinggi badan dan merusak bentuk thoraks (kifosis).
- Sakrum terdorong ke bawah dan depan, pelvis tertekan ke lateral.
- kelemahan dan ketidakseimbangan menigkatkan resiko jatuh dan fraktur.

1.4 Patofisiologi
Defisiensi vitamin D menyebabkan penurunan kalsium serum yang merangsang
pelepasan hormone paratiroid. Peningkatan hormone paratiroid meningkatkan penguraian
tulang dan ekskresi fosfat oleh ginjal. Tanpa mineralisasi tulang yang adekuat, maka
tulang menjadi tipis. Terjadi penimbunan osteoid yang tidak terkristalisasi dalam jumlah
abnormal yang membungkus saluran-saluran tulang bagian dalam, hal ini menimbulkan
deformitas tulang.
Diperkirakan defek primernya adalah kekurangan vitamin D aktif yang memacu
absorbsi kalsium dari traktus gastrointestinal dan memfasilitasi mineralisasi tulang.
pasokan kalsium dan fosfat tidak dapat dimasukan ke tempat klasifikasi tulang, sehingga
mengakibatkan kegagalan mineralisasi, terjadi perlunakan dan perlemahan kerangka
tubuh.
Penyebab osteomalasia adalah kekurangan kalsium dalam diet, malabsorbsi kalsium
(kegagalan absorbs atau kehilangan kalsium berlebihan dari tubuh), kelainan
gastrointestinal (absorbsi lemak tidak memadai sehingga mengakibatkan kehilangan
vitamin D dan kalsium) gagal ginjal berat dapat mengakibatkan asidosis (kalsium yang
tersedia dalam tubuh digunakan untuk menetralkan asidosis, pelepasan kalsium skelet
terus-menerus mengakibatkan demineralisasi tulang), dan kekurangan vitamin D ,diet dan
sinar matahari.
Rakhitis (riskets) adalah penyakit tulang pada anak akibat defisiensi vitamin D.
Rakitis menyebabkan disorganisasi tulang, terutama dilempeng pertumbuhan atau epifisis
sehingga pertumbuhan terhambat. Rakitis mungkin ditemukan pada keluarga yang sangat
miskin, atau berada di daerah-daerah pinggiran. Malabsorbsi kalsium dalam makanan

4 | Page
pada para pengidap penyakit chorn sindrom malabsorbsi atau fibrosis kistik dapat
menyebabkan osteomalasia atau Rakhitis.

1.5 Prognosis
Penyakit akan membaik bila berikan vitamin D dan kalsium dosis tinggi untuk
meningkatkan klasifikasi pada matriks tulang (Rasjid, 2012)

1.6 Pemeriksaan Penunjang


1. Pemeriksaan x-Ray
Pada sinar-X jelas terlihat demineralisasi tulang secara umum. Pemeriksaan vertebra
memperlihatkan adanya patah tulang kompresi tanpa batas vertebra yang jelas. Pada
radiogram, osteomalasia tampak sebagai pengurangan densitas tulang, terutama pada
tangan, tengkorak, tulang iga, dan tulang belakang.

2. Pemeriksaan Laboratorium
Hasil LAB memperlihatkan kadar kalsium serum dan fosfor yang rendah dan
peningkatan moderat kadar alkali fosfatase. Ekskresi kreatnin dan kalsium urine
rendah serta biopsi tulang yang menunjukan peningkatan jumlah osteoid.

1.8 Penatalaksanaan

5 | Page
Diperlukan diet vitamin D disertai suplemen kalsium.
Apabila osteomalasia disebabkan oleh penyakit lain, maka penyakit tersebut akan
memerlukan penanganan terlebih dahulu.
Pemajanan sinar matahari dianjurkan

1.9 Pencegahan
a. Primer
Memberikan promosi kesehatan pada masyarakat tentang paparan sinar matahari
yang merupakan sumber alami dari vitamin D. Meskipun penting untuk
membatasi waktu untuk berada dibawah sinar matahari tanpa perlindungan,
periode singkat terhadap paparan sinar matahari secara langsung akan membantu
tubuh untuk memproduksi vitamin D. Dan memberikan informasi tentang
makanan yang tinggi vitamin D diantaranya ikan berminyak (salmon, mackerel,
sarden) dan kuning telur. Atau bisa dengan sereal, susu, roti, dan yoghurt.
b. Sekunder
Pengobatan ditujukan untuk penyebab rendahnya tingkat vitamin D dan kalsium
dan merawat sesuai dengan penyebab. Ketika osteomalasia muncul dari
kekurangan sinar matahari pemberian vitamin D dalam tubuh biasanya bisa
menyembuhkan penyakit ini. Umumnya, orang dengan osteomalasia diberi
suplemen vitamin D melalui mulut selama beberapa minggu sampai beberapa
bulan.
c. Tersier
Osteomalasia yang muncul akibat kurang makanan atau sinar matahari, maka
dengan pengembalian tingkat vitamin D dalam tubuh biasanya dapat memulihkan
kondisi. Umumnya orang dengan osteomalasia menggunakan suplemen vitamin D
melalui mulut selama beberapa minggu sampai dengan beberapa bulan. Vitamin D
juga diberikan sebagai suntikan atau melalui pembuluh darah dilengan namun ini
jarang dilakukan. Jika kadar kalsium atau fosfor dalam dalam darah cenderung
rendah, dapat menggunakan suplemen mineral. Selain itu, mengobati kondisi yang
mempengaruhi metabolisme vitamin D, seperti gagal ginjal atau sirosis bilier
primer, sering membantu meningkatkan tanda-tanda dan gejala osteomalasia.

6 | Page
BAB II

PROSES KEPERAWATAN

2.1 Studi Kasus

Ny.N datang ke RS Lasallian dengan keluhan klien, nyeri yang dirasakan di


bagian panggul dan kaki dengan skala nyeri 7 ,klien juga mengatakan sering
merasa lemah di bagian kaki untuk berjalan dan merasa lemah pada bagian
lengan.Klien mengatkan sering sulit bergerak,dan mengalami kesulitan dalam
beraktifitas, pasien juga berjalan melenggang/pincang sehingga pasien merasa
malu dan merasa tidak nyaman dengan keadaannya sekarang. Pasien
mengatakan jarang terkena sinar matahari karena lebih sibuk mengurus toko
miliknya.Aktivitas klien sehari-hari dibantu oleh keluarga.

Setelah di lakukan pemeriksaan diperoleh data TD : 110/80Mmhg, N :


90x/menit, R : 24x/menit, SB : 37C, BB: 50kg

2.2 Pengkajian

Identitas Klien
Nama : Ny.N
Umur : 35 thn
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Kristen
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Status pernikahan : menikah
Alamat : Kombos

7 | Page
Tanggal MRS : 01 Maret 2016
Diagnosa Medik : Osteomalasia
Tanggal pengkajian: 01 Maret 2016
Penanggung Jawab :
Nama : Tn.A
Umur : 31 thn
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Kariawan Kantor
Status pernikahan : Menikah
Alamat : Kombos
Hubungan dengan pasien : suami

1. Keluhan Utama : Pasien mengeluh sakit di bagian panggul dan kaki

2. Riwayat kesehatan :
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien mengeluh nyeri tulang,
Ekstrimitas disertai nyeri tekan
Kelemahan otot
Cara jalan bebek atau pincang

b. Riwayat Kesehatan Dulu:


- Kekurangan kalsium dalam diet dan vitamin D
- Klien pernah mengalami gagal ginjal kronik
c. Riwayat Kesehatan Keluarga:
Orang tua klien pernah mengalami Osteomalasia

3. Pemeriksaan Fisik

a. Pengkajian skeletal tubuh

1. adanya deformitas dan ketidaksejajaran yang dapat disebabkan oleh penyakit sendi

2. pertumbuhan tulang abnormal. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya tumor tulang

3. pemendekan ekstrimitas. Amputasi dan bagian tubuh yang tidak sejajar secara
anatomis

4. angulasi abnormal pada tulang panjang. Gerakan pada titik bukan sendi, teraba
krepitus pada titik gerakan abnormal. Menunjukan adanya patah tulang.

b. Pengkajian tulang belakang.

Deformitas tulang belakang yang sering terjadi perlu diperhatikan yaitu:

1. scoliosis defiasi kurvatura lateral tulang belakang. Bahu tidak sama tinggi, garis
pinggang yang tidak simetris, scapula yang menonjol

8 | Page
2. scoliosis tidak diketahui penyebabnya atau idiopathy. Kelainan kongenital atau
akibat kerusakan otot para-spinal seperti poliomielitis

3. kifosis sering terjadi pada lansia dengan osteoporosis atau penyakit neumuskular

4. lordosis kurvantura yang berlebihan. Lordosis bias ditemukan pada wanita hamil

Pada saat inspeksi tulang belakang sebaiknya baju pasien dilepas untuk melihat
seluruh punggung, bokong dan tungkai.

Pemeriksaan kurvantura tulang belakang dan kesmitiriva batane tubuh dilakukan dari
pandangan asterior. Posterior dan lateral dengan berdiri dibelakang pasien. Perhatikan setiap
perbedaan tinggi bahu dan krista iliaka. Lapisan bokong normalnya simetris. Kesimetrisan
bahu pingul dan kelurursan tulang belakang diperiksa dalam posisi pasien berdiri tegak dan
membungkuk kedepan.

c. Pengkajian sistem otot

Pengkajian sistem otot meliputi kemampuan merubah posisi. Kekuatan dan kombinasi
otot, serta ukuran masing-masing otot. Kelemahan sekelompok otot menunjukan berbagai
kondisi seperti poliomeletis dan distrofi otot. Palpaso otot dilakukan ketika ekstremitas
rileks dan digerakan secara pasif, perawat akan merasakan sonus otot . kekuatan otot dapat
diukur dengan meminta pasien menggerakkan ekstrimitas dengan atau tanpa tahanan
misalnya otot.

d. Pengkajian cara berjalan

Pada pengkajian ini pasien diminta berjalan, sebagai berikut:

1. kehalusan dan irama berjalan, gerakkan teratur atau tidak

2. pincang dapat disebabkan oleh nyeri atau salah satu eksrimitas tulang pendek

3. keterbatasan gerak sendi dapat mempengaruhi cara berjalan.

9 | Page
ANALISA DATA

NO. DATA ETIOLOGI MASALAH DIAGNOSA


KEPERAWAT

1. DS : Pasien mengatakan sering merasa Kekurangan Nyeri Nyeri berhub


nyeri di bagian punggung vitamin D dan kompresi
kalsium dalam diet
DO :
- TD : 110/80 mmHg Transport kalsium
- N : 90 x/m ke tulang terganggu
- R : 24x/m
- SB : 37C Perlunakan
- BB : 50 kg kerangka tubuh
- (+) klien tampak meringis
- (+) skala nyeri 7 Penekanan syaraf
vertebra

Nyeri punggung

Nyeri

10 | P a g e
Kekurangan
vitamin D dan
kalsium dalam diet
DS: Klien mengatakan mengalami
kesulitan bergerak dan mengalami Transport kalsium
keterbatasan kemampuan melakukan ke tulang terganggu Gg mobilita
2. aktifitas sehari-hari. Gg mobilitas fisik perlunakan ke
Perlunakan
DO: kerangka tubuh
- TD : 110/80 mmHg
- N : 90 x/m
Tubuh melengkung
- R : 24x/m

- SB : 37C
- BB : 50 kg Resiko fraktur
- Klien berjalan seperti bebek meningkat

atau pincang
- (+)Pergerakan melambat Gg mobilitas fisik
- (+)Kesulitan bergerak

11 | P a g e
NO. DATA ETIOLOGI MASALAH DIAGNOSA KEP

3. DS : Pasien mengatakan Kekurangan vitamin D Risiko Cedera


sering merasa lemah dan dan kalsium dalam diet Risiko cedera b
lelah untuk berjalan dengan kehilang
Transport kalsium ke tulan
DO : tulang terganggu
- TD : 110/80
mmHg Perlunakan kerangka
- N : 90 x/m tubuh
- R : 24x/m
- SB : 37C Kompresi pada vertebra
- BB : 50 kg
- (+) klien tampak Pemendekan tinggi
lemah badan
- (+) cara berjalan
klien tidak Deformitas
seimbang /pincang
Cara berjalan pincang

Risiko Cedera

12 | P a g e
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional


1. Nyeri b.d kompresi saraf Setelah dilakukan tindakan 1. Pantau tingkat dan intesitas 1. Tingakat dan intensitas
spinal keperawatan selama 2x24 nyeri nyeri merupakan data
jam diharpakan nyeri 2. Lakukan imobilisasi dasar yang dibutuhkan
3. Ajarkan teknik relaksasi(nafas perawat sebagai pedoman
berkurang
dalam) pengambilan intervensi,
Dengan kriteria hasil : 4. Ajarkan pada klien tentang sehingga setiap perubahan
- Skala nyeri 4 dari 7 alternative lain untuk mengatasi harus terus di pantau.
(0-10) dan mengurangi rasa nyeri nya 2. Imobilitas dapat
- Tingkat kenyamanan 5. Kolaborasi pemberian analgesic membantu meringankan
perasaan senang sesuai program terapi tugas tulang dalam
secara fisik dan (aspirin,ibuprofen,dan mempertahankan postur
psikologis piroxicam) tubuh sehingga tidak
- Klien dapat tenang terjadi kekakuan daerah
sekitar yang menyebabkan
dan istirahat yang
nyeri.
cukup 3. Teknik relaksasi (nafas
dalam dapat membantu
menurunkan tingkat
ketegangan sehingga
diharpkan tekanan otot-
otot disekitar daerah
cedera menurun.
2. Gg mobilitas fisik b.d 4. Alternatif lain untuk
perlunakan kerangka mengatsi nyeri,pengaturan
tubuh posisi,kompres

13 | P a g e
hangat,dsb.
Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji kemampuan dan keadaan 5. Analgesic berfungsi untuk
keperawatan selama 1x24 jam secara fungsional pada melakukan hambatan pada
kerusakan yang terjadi sensor nyeri sehingga
diharapkan gangguan
2. Ajarkan klien tentng sensasi nyeri pada klien
mobilitas fisik dapat berkurang.
penggunaan alat bantu
berkurang mobilitas misalnya : tongkat
Dengan kriteria hasil: 3. Bantu klien untuk
- Klien meningkat dalam menggunakan tongkat saat 1. Untuk menentukan
aktivitas fisik. berjalan kemampuan mobilisasi
3. - Mengerti tujuan dari 4. Ajarkan klien untuk melakukan 2. Membantu perawatan diri
Resiko cedera b.d peningkatan mobilitas fisik latihan fisik secara bertahap dan memandirikan pasien
5. Anjurkan klien untuk dalam teknik penggunaan
deformitas tulang - Memperagakan alat bantu
menghindari latihan fleksi, alat bantu yang tepat
untuk mobilisasi membungkuk dengan tiba- 3. Untuk mencegah
(tongkat,walker,kruk,atau tiba,dan mengangkat beban terjadinya cedera
kursi roda) berat 4. Latihan fisik dapat
meningkatkan kekuatan
Setelah dilakukan tindakan otot serta melancarkan
keperawatan selama 1x24 sirkulasi darah.
jam diagnose keperawatan 5. Gerakan yang
1. Ciptakan lingkungan yang menimbulkan kompresi
tidak menjadi actual
nyaman vertical berbahaya dan
Dengan kriteria hasil : dapat mengakibatkan
2. Sarankan untuk melakukan
-klien tidak mengalami cedera risiko fraktur vertebra.
aktivitas sesuai kemampuan dan
-stabilisasi tubuh dapat batasi aktivitas yang berlebihan
dipertahankan 3. Berikan dukungan ambulasi
sesuai dengan kebutuhan
4. Ajarkan pada klien untuk
berhenti melakukan pergerakan 1 Menciptakan lingkungan
yang cepat secara yang aman dapat
perlahan,tidak naik tangga , dan

14 | P a g e
mengangkat beban berat mengurangi resiko
5. Ajarkan pentingnya diet untuk terjadinya kecelakaan
mencegah osteomalasia 2. Pembatasan aktivitas
diperlukan sehingga
tulang tidak bekerja
terlalu berat. Kerja berat
dapat meningkatkan
kontraksi otot sehingga
dimungkinkan
memperaraha deformitas.
3. Ambulasi yang dilakukan
tergesa-gesa dapat
mneyebabkan mudah
jatuh
4. Pergerakan yang cepat
akan lebih memudahkan
terjadi fraktur
5. Diet kalsium dan Vit D
dibutuhkan untuk
mempertahankan kalsium
serum untuk mencegah
kerapuhan tulang

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

15 | P a g e
No Diagnosa Keperawatan Hari/Tg Implementasi Evaluasi
Dx l
.
1. Nyeri b.d kompresi saraf spinal Senin 1. Pantau tingkat dan intesitas nyeri S: klien mengatakan masih merasa
1/3-16 nyeri dibagian punggung
2. Lakukan imobilisasi O: - keadaan umum klien compos
3. Ajarkan teknik relaksasi(nafas
mentis
dalam)
4. Ajarkan pada klien tentang - Klien terlihat masih
alternative lain untuk mengatasi dan meringis kesakitan dan
mengurangi rasa nyeri nya memegang daerah
5. Kolaborasi pemberian analgesic punggungnya
sesuai program terapi - Klien sudah dapat mengatasi
(aspirin,ibuprofen,dan piroxicam) nyerinya secara mandiri
A: masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan 1, 2, 3,
dan 5
2. Gg mobilitas fisik b.d perlunakan Selasa
kerangka tubuh 2/3-16

S:Klien mengatakan sudah dapat


beraktifitas secara mandiri
1. Kaji kemampuan dan keadaan O:- Klien terlihat sudah dapat
secara fungsional pada kerusakan
melakukan banyak aktifitas
yang terjadi
2. Ajarkan klien tentng penggunaan - Klien dapat melakukan
alat bantu mobilitas misalnya : latihan fisik secara teratur
tongkat A: Masalah teratasi
3. Bantu klien untuk menggunakan P: Intervensi dihentikan

16 | P a g e
tongkat saat berjalan
4. Ajarkan klien untuk melakukan
latihan fisik secara bertahap
5. Anjurkan klien untuk menghindari
latihan fleksi, membungkuk dengan
tiba-tiba,dan mengangkat beban
berat

17 | P a g e
3. Resiko cedera b.d deformitas tulang Rabu 3/3- 1. Ciptakan lingkungan yang nyaman S: klien mengatakan sudah bisa
16 2. Sarankan untuk melakukan aktivitas beraktivitas sperti biasanya
sesuai kemampuan dan batasi O: Klien dapat menghindari
aktivitas yang berlebihan
aktivitas yang mengakibatkan
3. Berikan dukungan ambulasi sesuai
dengan kebutuhan fraktur
4. Ajarkan pada klien untuk berhenti A: masalah teratasi
melakukan pergerakan yang cepat P: intervensi dihentikan
secara perlahan,tidak naik tangga ,
dan mengangkat beban berat
5. Ajarkan pentingnya diet untuk
mencegah osteomalasia

1. Nyeri b.d kompresi saraf spinal Selasa


2/3/16 S: klien mengatakan nyeri
berkurang
O: -Klien tampak rileks
-Klien sudah dapat imobilisasi
secara mandiri
1. Pantau tingkat dan intesitas A: masalah teratasi
nyeri P: Intervensi dihentikan
2. Lakukan imobilisasi
3. Ajarkan teknik relaksasi(nafas
dalam)

18 | P a g e
5. Kolaborasi pemberian analgesic
sesuai program terapi
(aspirin,ibuprofen,dan piroxicam)

19 | P a g e
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Osteomlasia terjadi akibat defisiensi vitamin D ataupun defisiensi kalsium. Penyakit


malabsorbsi, gangguan hati dan gagal ginjal kronik dapat juga mengakibatkan terjadinya
penyakit osteomalasia.

Adapun tanda dan gejala dari osteomalasia ini adalah nyeri tulang dan kelemahan. Sebagai
akibat dari defisiensi kalsium, biasanya terdapat kelemhan otot,pasien kemudian Nampak
berjalan seperti bebek atau cara berjalan loyo/lemah. Nyeri tulang yang di rasakan menyebar,
terutama pada daerah panggul dan paha. Penyakit lanjut menyebabkan tungkai menjadi bengkok
(karena tinggi badan dan kerapuhan tulang),vertebra menjadi tertekan pemendekan batang tubuh
pasien dan kelainan bentuk thoraks . dan banyak tanda dan gejala lainnya.

Saran

Makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, maka kami sebagai kelompok mengharapkan
banyak kritikan dan saran dari dosen dan teman-teman sesame mahasiswa. Selain itu dalam
makalah ini juga ada penjelasan sedikit mengenai cara pencegahan penyakit osteomalasia ini,
Karena itu kita sebagai mahasiswa keperawatan harus bisa menerapkan pola hidup sehat untuk
menghindari penyakit ini. Dari cara pencegahan yang kita ketahui, jalankanlah salah satu tugas
kita untuk mempromosikan kesehatan kepada orang-orang sekitar dalam menghindari penyakit
osteomalasia.

20 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

document.tips/documents/askep-osteomalacia-5626509ec6b41.html

www.scribd.com/mobile/doc/208881410/ASKEP-OSTEOMALACIA

https://www.scribd.com/mobile/document/210215739/ASKEP-OSTEOMALACIA

diagnosa-keperawatan.kumpulan-askep.com/penyakit-pelunakan-tulang-osteomalacia-15214/

https://harnawatiaj.wordpress.com/2008/05/05/askep-osteomalacia/

21 | P a g e
22 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai