Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hipoglikemia adalah keadaan dimana kadar glukosa darah yang kurang


dari 50 mg/100 ml darah. Hipoglikemia dapat disebabkan oleh puasa, atau
khususnya puasa yang disertai oleh olahraga, karena olahraga meningkatkan
pemakaian glukosa oleh sel-sel otot rangka. Kebanyakan hipoglikemia lebih
sering disebabkan kelebihan dosis insulin pada pengidap diabetes dependen
insulin (Corwin, 2009).

Hipoglikemia dapat dialami oleh semua penderita diabetes melitus


(DM) dalam terapi pengendalian kadar gula darah, di mana pasien DM tipe 1
dapat lebih sering mengalami hipoglikemia dibandingkan dengan pasien
DM tipe 2. Pasien DM Tipe 1 dapat mengalami 2 episode hipoglikemia
asimptomatis dalam 1 minggu dan mengalami 1 kali serangan hipoglikemia
berat setiap tahun. Pada DM tipe 2 didapatkan kejadian hipoglikemia berat
terjadi 3 72 episode per 100 pasien per tahun (Cryer, 2003 & 2008).

Gejala yang muncul saat terjadi hipoglikemia dikategorikan menjadi


dua, yaitu gejala gejala neuroglikopenik dan neurogenik (otonom). Gejala
neuroglikopenik merupakan dampak langsung dari defisit glukosa pada sel-
sel neuron sistem saraf pusat, meliputi perubahan perilaku, pusing,
lemas, kejang, kehilangan kesadaran, dan apabila hipoglikemia
berlangsung lebih lama dapat mengakibatkan terjadinya kematian. Gejala
neurogenik (otonom) meliputi berdebar debar, tremor, dan anxietas
(gejala adrenergik) dan berkeringat, rasa lapar, dan paresthesia (gejala
kolinergik) (Cryer, 2008).

Data dari Federasi Diabetes Internasional dalam Hartono (2011),


menyatakan bahwa setiap 10 detik terdapat satu orang meninggal dunia
karena diabetes . World Health Organisation (W HO) juga menyatakan
bahwa Indonesia menempati urutan ke-4 terbesar di dunia dalam jumlah
penderita diabetes, tahun 2000 terdapat 5,6 juta penderita & 2006
menjadi 14 juta & 21 juta jiwa tahun 2025. Diantara provinsi yang ada di
Indonesia, jawa tengah memiliki prevalensi diabetes yang cukup tinggi.
prevalensi diabetes melitus tergantung insulin di Provinsi Jawa
Tengah pada tahun 2011 sebesar 0,09%, hal tersebut menunjukkan
bahwa Jawa Tengah mengalami peningkatan bila dibandingkan prevalensi
tahun 2010 sebesar 0,08%.

Hipoglikemia merupakan penyakit kegawatdaruratan yang


membutuhkan pertolongan dengan segera, karena hipoglikemia yang
berlangsung lama bisa menyebabkan kerusakan otak yang permanen bahkan
hipoglikemia juga dapat menyebabkan koma sampai dengan kematian
(Kedia, 2011). Otak memerlukan glukosa darah sebagai sumber energi
utama, karena otak tidak dapat menyimpan cadangan glukosa dan hanya
memperoleh dari sirkulasi darah ke jaringan otak (Corwin, 2009 & Cryer,
2003).

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran pengelolaan Asuhan Keperawatan dengan


kegawatdaruratan pada Ny. S dengan Hipoglikemia di ruang IGD RS
Roemani Muhammadiyah Semarang

2. Tujuan Khusus
a. Memaparkan konsep dasar terkait fisiologi, etiologi, patofisiologi,
manifestasi klinis, komplikasi, pathways, pengkajian primer,
pengkajian sekunder dan penatalaksanaan kegawat daruratan pada
pasien dengan hipoglikemia.
b. Mendeskripsikan hasil pengkajian untuk mengetahui keluhan pasien
serta data fokus untuk menentukan masalah yang terjadi.
c. Memaparkan diagnosa keperawatan yang muncul pada Ny.S dengan
hipoglikemia
d. Menyusun fokus intervensi untuk mengatasi permasalahan
keperawatan yang muncul pada kasus hipoglikemia
e. Menyusun rencana tindakan keperawatan yang diberikan untuk
mengatasi masalah yang terjadi pada Ny. S .
f. Mengimplementasikan tindakan keperawatan yang telah disusun
untuk mengatasi masalah pada Ny. S .
g. Mengevaluasi hasil akhir dari implementasi yang telah dilakukan
pada.
DAFTAR PUSTAKA

Corwin, Elizabet., J.(2009).Buku Saku Patofisiologi.Jakarta:EGC.

Kedia, Nitil. 2011. Treatment of Severe Diabetic Hypoglycemia With Glucagon:


an Underutilized Therapeutic Approach. Dove Press Journal.

Hartono, Andry. 2011. Basic Carb Counting. Diakses pada tanggal 30 Januari
2017 pukul 20.00 WIB.

Cryer PE, Davis SN, Shamoon H. (2003).Hypoglycemia in diabetes. Diabetes


Care ;26: 1902 12.

Cryer PE. The Barrier of hypoglycemia in diabetes. Diabetes 2008; 57: 3169 75.

Anda mungkin juga menyukai