Anda di halaman 1dari 2

BAB V

PEMBAHASAN

A. Kecemasan lansia pada TAK Sesi Pertama : Perkenalan di Panti Wreda Harapan
Ibu, Ngaliyan

TAK sesi pertama yaitu Sesi Perkenalan dilakukan pada hari Sabtu, 7 Januari
2017. Pada TAK sesi pertama ini lansia berkumpul kemudian diberikan penjelasan
mengenai kegiatan yang akan dilakukan. Tujuan dari sesi ini yaitu lansia dapat mengenal
diri sendiri dan pribadi dari masing-masing anggota penghuni Panti. Sebelum memulai
kegiatan para fasilitator memperagakan terlebih dahulu kegiatan yang akan dilakukan.
Kegiatan ini dimulai dengan memutar rangkaian bunga dengan menggunakan musik dan
ketika musik berhenti lansia tersebut mulai memperkenalkan diri dengan menyebutkan
nama, alamat serta hobi.
Hurlock mengemukakan bahwa kecemasan dapat dipengaruhi oleh penerimaan
diri. Seorang individu dapat mengenal dan menerima diri sendiri, baik kelebihan maupun
kekurangan yang ada dalam dirinya. Mengenal diri merupakan salah satu cara membantu
individu memperoleh self knowledge dan self insight yang sangat berguna bagi proses
penyesuaian diri baik dan merupakan salah satu kriteria mental yang sehat (Ceyhan,
2010). Penelitian yang dilakukan oleh Nadira menyebutkan bahwa semakin tinggi
penerimaan diri seseorangdiikuti dengan semakin rendahnya kecemasan yang ia miliki,
sebaliknya jika semakin rendah penerima diri seseorang akan semakin tinggi tingkat
kecemasan yang dimilikinya (Nadira, 2013).
Terapi aktifitas kelompok mempunyai manfaat terapeutik umum yaitu
meningkatkan kemampuan uji realitas (reality testing) melalui komunikasi dan umpan
balik dengan atau dari orang lain, melakukan sosialisasi dan membangkitkan sosialisasi
untuk kemajuan fungsi kognitif dan afektif. Kemudian manfaat terapeutik khusus yaitu
meningkatkan identitas diri, menyalurkan emosi secara konstruktif dan meningkatkan
keterampilan hubungan interpersonal atau sosial (Purwaningsih, 2010). Komunikasi
merupakan hal yang sangat penting dalam proses pemberian asuhan keperawatan.
Komunikasi yang terjalin baik akan menimbulkan kepercayaan sehingga terjadi
hubungan yang lebih hangat dan mendalam. Kehangatan suatu hubungan akan
mendorong pengungkapan beban perasaan dan pikiran yang dirasakan oleh klien yang
dapat menjadi jembatan dalam menurunkan tingkat kecemasan yang terjadi (Tamsuri,
2006).
Proses perkenalan yang dilakukan pada TAK sesi pertama ini mampu
menurunkan tingkat kecemasan lansisa karena disadari atau tidak, terbentuknya
komunikasi terapeutik dapat menyediakan ruang yang aman bagi pasien untuk
menjelaskan perasaan, harapan dan kecemasan serta menyediakan ruang bagi perawat
untuk memberikan informasi dan emotional support serta dapat menciptakan suasana
yang dapat memotivasi pasien sehingga dapat dicapai status kesehatan baik fisik maupun
psikologis yang maksimal. Penelitian yang dilakukan oleh Azizah, Puji dan Liya
menyebutkan bahwa terdapat pengaruh perbedaan tingkat kecemasan lansia sesudah
diberikan komunikasi terapeutik (Azizah, 2013)

Azizah S, Puji Lesatari, Liya N. 2013. Pengaruh komunikasi terapeutik terhadap kecemasan
lansia yang tingga di balai rehabilitasi sosial. Semarang : Ngudi Waluyo

Ceyhan, A. A & Ceyhan, E. (2010). Investigation of university students self-acceptance and


learned resourcefulness: a longitudinal study. Springer Science Bussiness Media B.V, 22 Juli.

Nadira, A & Miranda, D. Z. (2013). Hubungan antara penerimaan diri dan kecemasan
menghadapi masa depan pada mahasiswa. Jakarta : Universitas indonesia

Tamsuri, A. (2006). Komunikasi dalam keperawatan. Jakarta : EGC

Purwaningsih, et al. 2010. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogjakarta : Nuha Medika

Anda mungkin juga menyukai