Anda di halaman 1dari 6

SATUAN ACARA PENYULUHAN

MANAJEMEN NYERI PADA ANAK

DISUSUN OLEH :

Desy Fitri Maulidia


Fitri Farhani
M. Fanshuri A
Naila Fitriah
Nurnafidah
Shulcha Fitriya
Siti Nina Inayah R

PROGRAM PROFESI NERS

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
MANAJEMEN NYERI PADA ANAK

Cabang ilmu : Keperawatan Anak

Topik : Manajemen Nyeri

Pokok Bahasan : Manajemen Nyeri Pada Anak

Sasaran : Pasien Anak dan Keluarga

Tempat : Ruangan Kemuning Bawah RSU Tangerang

Hari,Tanggal/Jam : Rabu, 01 Juli 2015


Pelaksana : Desy Fitri Maulidia
Fitri Farhani
M. Fanshuri A
Naila Fitriah
Nurnafidah
Shulcha Fitriya
Siti Nina Inayah R

A. Tujuan Instrksional Umum (TIU) :


Setelah mendapatkan penyuluhan, sasaran mampu memahami tentang manajemen
nyeri yang baik.

B. Tujuan instruksional Khusus (TIK) :


Setelah mendapatkan penyuluhan sasaran mampu :
1. Mengetahui pengertian nyeri
2. Mengetahui macam-macam manajemen nyeri
3. Memperagakan salah satu teknik untuk mengatasi nyeri.

C. Materi :
1. Pengertian nyeri
2. Distraksi
3. Relaksasi

D. Metode :
1. Ceramah dan Diskusi
2. Demonstrasi

E. Media dan Alat


Dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan kesehatan disajikan secara langsung dengan
media : Leafleat

F. Pelaksanaan
Waktu dan tempat Kegiatan penyuluhan Kegiatan audience
Pendahuluan - Memberikan salam - Menjawab salam
(5 menit) - Memperkenalkan diri - Mendengarkan
- Menjelaskan maksud dan tujuan - Mendengarkan
Penyajian materi - Menjelaskan pengertian nyeri - Mendengarkan
(20 menit) Menjelaskan manajemen nyeri Mendengarkan
Mendemonstrasikan teknik- Mempraktekkan
manajemen nyeri -

Penutup - Menyimpulkan seluruh materi - Mendengarkan


(5 menit) - Mengucapkan salam - Menjawab salam

LAMPIRAN MATERI
1. Pengertian Nyeri

Keluhan nyeri merupakan keluahan yang paling umum kita temukan/dapatkan ketika kita
sedang melakukan tugas kita sebagai bagian dari tim kesehatan, baik itu di tataran
pelayanan rawat jalan maupun rawat inap, yang karena seringnya keluhan itu kita
temukan kadang kala kita sering menganggap hal itu sebagai hal yang biasa sehingga
perhatian yang kita berikan tidak cukup memberikan hasil yang memuaskan di mata
pasien.Nyeri sesunggguhnya tidak hanya melibatkan persepsi dari suatu sensasi, tetapi
berkaitan juga dengan respon fisiologis, psikologis, sosial, kognitif, emosi dan perilaku,
sehingga dalam penangananyapun memerlukan perhatian yang serius dari semua unsur
yang terlibat di dalam pelayanan kesehatan, untuk itu pemahaman tentang nyeri dan
penanganannya sudah menjadi keharusan bagi setiap tenaga kesehatan, terutama perawat
yang dalam rentang waktu 24 jam sehari berinteraksi dengan pasien.
Menurut IASP 1979 (International Association for the Study of Pain) nyeri adalah suatu
pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan, yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan yang nyata atau yang berpotensi untuk menimbulkan kerusakan
jaringan , dari definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa nyeri bersifat subyektif
dimana individu mempelajari apa itu nyeri, melalui pengalaman yang langsung
berhubungan dengan luka (injuri), yang dimulai dari awal masa kehidupannya.
Pada tahun 1999, the Veterans Health Administration mengeluarkan kebijakan untuk
memasukan nyeri sebagai tanda vital ke lima, jadi perawat tidak hanya mengkaji suhu
tubuh, nadi, tekanan darah dan respirasi tetapi juga harus mengkaji tentang nyeri.
Sternbach (1968) mengatakan nyeri sebagai konsep yang abstrak yang merujuk kepada
sensasi pribadi tentang sakit, suatu stimulus berbahaya yang menggambarkan akan
terjadinya kerusakan jaringan, suatu pola respon untuk melindungi organisme dari
bahaya.
McCaffery (1979) mengatakan nyeri sebagai penjelasan pribadi tentang nyeri ketika dia
mengatakan tentang nyeri apapun yang dikatakan tentang nyeri dan ada dimanapun
ketika dia mengatakan hal itu ada .

2. Cara-cara mengatasi nyeri


a. Mengurangi faktor yang dapat menambah nyeri
1. Ketidakpercayaan
Pengakuan perawat akan rasa nyeri yang diderita pasien dapat mengurangi nyeri.
Hal ini dapat dilakukan melalui pernyataan verbal, mendengarkan dengan penuh
perhatian mengenai keluhan nyeri pasien, dan mengatakan kepada pasien bahwa
perawat mengkaji rasa nyeri pasien agar dapat lebih memahami tentang nyeri.

2. Kesalahpahaman
Mengurangi kesalahpahaman pasien tentang nyerinya akan mengurangi nyeri. Hal
ini dilakukan dengan memberitahu pasien bahwa nyeri yang dialami bersifat
individual dan hanya pasien yang tahu secara pasti tentang nyerinya.
3. Ketakutan
Memberikan informasi yang tepat dapat mengurangi ketakutan pasien dengan
menganjurkan pasien untuk mengekspresikan bagaimana mereka menangani
nyeri.
4. Kelelahan
Kelelahan dapat memperberat nyeri. Untuk mengatasinya, kembangkan pola
aktivitas yang dapat memberikan istirahat yang cukup
5. Kebosanan
Kebosanan dapat meningkatkan rasa nyeri. Untuk mengurangi nyeri dapat
digunakan pengalih perhatian yang bersifat terapeutik. Beberapa teknik pengalih
perhatian adalah bernapas pelan dan berirama, memijat secara perlahan, menyanyi
berirama, aktif mendengarkan musik, membayangkan hal-hal yang
menyenangkan, dan sebagainya
b. Memodifikasi stimulus nyeri dengan menggunakan teknik-teknik seperti:
1. Teknik latihan pengalihan
Menonton TV
Berbincang-bincang dengan orang lain
Mendengarkan musik
2. Teknik relaksasi
Menganjurkan pasien untuk menarik napas
Mengisi paru-paru dengan udara, menghembuskannya secara perlahan,
melemaskan otot-otot tangan, kaki, perut, dan punggung, serta mengulangi
hal yang sama sambil berkonsentrasi hingga didapat rasa nyaman, tenang,
dan rileks.
3. Stimulasi
Kulit
Menggosok secara halus pada daerah nyeri
Menggosok punggung
Menggunakan air hangat dan dingin
Memijat dengan air mengalir

c. Pemberian analgetik, yang dilakukan mengganggu atau memblok transmisi


stimulasi agar terjadi perubahan persepsi dengan cara mengurangi kortikal terhadap
nyeri. Jenis analgetiknya adalah narkotika dan bukan narkotika. Jenis narkotika
digunakan untuk menurunkan tekanan darah dan menimbulkan depresi pada fungsi
vital, seperti respirasi. Jenis bukan narkotika yang paling banyak dikenal di
masyarakat adalah Aspirin, Asetaminofen, dan bahan antiinflamasi non steroid.
Golongan Aspirin (Asetysalicylic acid) digunakan untuk memblok rangsangan pada
sentral dan perifer, kemungkinan menghambat sintesis prostaglandin yang memiliki
khasiat setelah 15-20 menit dengan efek puncak obat sekitar 1-2 hours. Aspirin juga
menghambat agregasi trombosit dan antagonis lemah terhadap vitamin K, sehingga
dapat meningkatkan waktu perdarahan dan protombin jika diberikan dalam dosis
yang besar. Golongan Asetaminofen sama dengan Aspirin, tetapi tidak
menimbulkan perubahan kadar protombin dan jenis Non Steroid Anti Inflammatory
Drugs (NSAID), juga dapat menghambat prostaglandin dan dosis yang rendah
dapat berfungsi sebagai analgetik. Kelompok obat ini meliputi Ibuprofen,
Mefenamic acid, Fenoprofen, Naprofen, Zomepirac dan lainnya.

d. Terapi Relaksasi yang biasa diterapkan


Terapi atau tekhnik nafas dalam guna mengurangi atau mengontrol rasa nyeri
yang di rasa datang tiba-tiba.
Terapi pengalihan nyeri dengan cara mengalihkan focus bukan pada rasa nyeri,
melainkan pada fokus yang lain seperti berbincang-bincang, menonton televise,
mendengarkan musik, atau hal lain sehingga dapat mengalihkan perhatian dari
nyeri.
Tekhnik pemijitan atau pengurutan secara halus pada bagian yang dirasa nyeri,
dengan cara mengurut secara melingkar di sekitar area luka yang di rasa nyeri
dengan sentuhan lembut.
G. Daftar Pustaka
Priharjo, R (1993). Perawatan Nyeri, pemenuhan aktivitas istirahat. Jakarta : EGC hal : 87.
Ramali. A. (2000). Kamus Kedokteran : Arti dan Keterangan Istilah. Jakarta : Djambatan.
Tamsuri, A. (2007). Konsep dan penatalaksanaan nyeri. Jakarta : EGC. Hlm 1-63
Potter. (2005). Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik. Jakarta: EGC. Hlm
1502-1533.

Anda mungkin juga menyukai