Anda di halaman 1dari 79

STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN

1 TIMBANG BB DAN TB

2 UKUR TENSI DARAH

3 UKUR LILA

4 UKUR TINGGI FUNDUS

5 PRESENTASI JANIN & DJJ

6 TT

7 TABLET FE

8 TES LAB

9 TATALAKSANA KASUS

10 KONSELING
EBIDANAN

Ttd,

PETUGAS KIA
PUSK SEBABI
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Membuka jalan nafas / mengatur posisi bayi sebagai berikut : INSTRUKSI KERJA
Posisi bayi : 6.1. Beritahu ibu untuk cuci tangan da
6.3.1. Terlentang 6.2. Keluarkan ASI sedikit lalu oleskan
6.3.2. Kepala lurus dan sedikit terngadah / ekstensi ( posisi mencium bau ) 6.3. Ibu duduk dengan santai menggu
6.3.3. Bayi diselimuti, kecuali muka dan dada 6.4. Punggung bersandar dengan san
6.3.4. Bersihkan jalan nafas dengan menghisat mulut lalu hidung, jika terdapat darah/ 6.5. Pegang bayi dengan satu lengan,
meconium dimulut atau hidung, hisap segera untuk menghindari aspirasi. bokong bayi terletak pada lengan ibu
Catatan : Jangan menghisap terlalu dalam ditenggorokan, karena dapat bayi ditahan dengan telapak tangan i
mengakibatkan turunnya rekuensi denyut jantung bayi atau bayi berhenti 6.6. Satu tangan bayi pada arah bada
bernafas. 6.7. Perut bayi menempel pada badan
6.3.5. Tetap jaga kehangatan tubuh bayi. 6.8. Telinga dan lengan bayi terletak p
6.3.6. Nilai kembali keadaan bayi : 6.9. Ibu menatap bayi dengan kasih s
Err:509 6.10. Ibu memegang payudara denga
baru lahir. dibawah payudara, jangan menekan p
Err:509 6.11. Bayi diberi rangsangan untuk m
6.4. Ventilasi bayi baru lahir. bayi dengan putting susu.
6.4.1. Cek kembali posisi bayi ( kepala sedikit ekstensi ) 6.12. Setelah bayi membuka mulut de
6.4.2. Posisi sungkup dan cek perlekatannya dengan puting susu dan areola dimas
6.4.3. Pasang sungkup diwajah, menutupi pipi, mulut dan hidung Usahakan sebagian besar areola mas
6.4.4. Rapatkan perlekatan sungkup dengan wajah dilangit dan lidah bayi akan menekan
6.4.5. Remas balon dengan 2 jari atau seluruh tangan tergantung besarnya balon. 6.13. Sebaiknya bayi menyusu pada s
6.5. Ventilasi bayi jika perlekatan baik dan terjadi pengembangan dada. Pertahankan 6.14. Lanjutkan dengan menyusui pad
frekuensi ( sekitar 40 x / menit ) dan tekanan ( amati dada mudah naik dan turun ). 6.15. Cara melepaskan isapan bayi
6.5.1. Jika dada naik maka kemungkinan tekanan adekuat. 6.15.1. Masukkan jari kelingking ibu k
6.5.2. Jika dada tidak naik : 6.15.2. Tekan dagu bayi kebawah
Cek kembali dan koreksi posisi bayi 6.16. Setelah selesai menyusui, kelua
Reposisi sungkup untuk pelekatan lebih baik areola sekitarnya dan biarkan erring s
Remas balon lebih kuat untuk mukus, darah / mekonium 6.17. Jangan lupa menyendawakan se
6.6. Lakukan ventilasi selama 1 menit, berhenti dan nilai apakah terjadi nafas spontan 6.17.1. Bayi di gendong tegak dengan
6.6.1. Jika pernafasan normal ( frekwensi 30 60 x / menit ), tidak ada tarikan dinding punggungnya berlahan.
dada dan suara merintih dalam 1 menit, resusitasi tidak diperlukan lanjutkan 6.17.2. Bayi tidur terlungkup dipangk
dengan asuhan awal bayi baru lahir. 7. DOKUMEN TERKAIT
6.6.2. Jika bayi belum bernafas atau nafas lemah, lanjutkan ventilasi sampai nafas
spontan terjadi. 8. INDIKATOR KINERJA
6.7. Jika bayi mulai menangis, hentikan ventilasi dan amati nafas selama 5 menit setelah Ibu mengerti dan bisa melakukan car
tangis berhenti.
6.7.1. Jika pernafasan normal (frekwensi 30 60 x / menit), tidak ada tarikan dinding
dada dan suara merintih dalam 1 menit resusitasi tidak diperlukan. Lanjutkan
dengan asuhan awal bayi baru lahir.
6.7.2. Jika frekwensi 30 x / menit, lanjujtkan ventilasi.
6.7.3. Jika terjadi tarikan dinding dada yang kuat, ventilasi dengan oxygen, jika tersedia,
rujuk kekamar bayi atau tempat pelayanan yangh dituju.
6.8. Jika nafas belum teratur setelah 20 menit ventilasi :
6.8.1. Rujuk ke pelayanan yang dituju.
6.8.2. Selama dirujuk, jaga bayi tetap hangat dan berikan ventilasi jika diperlukan.
6.9. Jika tidak ada usaha bernafas, megap megap atau tidak ada nafas setelah 20 menit SOP PENGISIAN KARTU IBU HAMIL
ventilasi, hentikan ventilasi, bayi lahir mati, berikan dukungan psikologis kepada keluarga. 1. Nama Pekerjaan
7. INDIKATOR KERJA Pengisian kartu ibu hamil.
Neonatus yang mengalami asfiksia mendapat penangan yang sesuai protab 2. Tujuan
8. DOKUMEN TERKAIT Sebagai acuan dalam pengisian kartu
8.1. Kartu Anak 3. Ruang Lingkup
8.2. Surat rujukan Kartu status ibu hamil meliputi. :
8.3. Buku Rujukan 3.1 Ante Natal Care ( ANC )
8.4. Buku KIA 3.2 Audit Maternal Perinatologi ( AMP
3.3 Imunisasi TT ( Tetanus Toxoid )
3.4 Deteksi Resiko Tinggi ( DRT)
3.5 Pemberian Zat Besi ( Fe)
4. Ketrampilan Petugas
SOP Pemasangan Infus 4.1 Bidan
1. NAMA PEKERJAAN 4.2 Petugas terlatih
Pemasangan Infus 5. Alat dan bahan
2. TUJUAN 5.1 Alat
1.1 Sebagai acuan untuk memberikan kebutuhan atau pengobatan melalui 5.1.1 Ballpoint
infus 5.1.2 Tensimeter
1.2 Sebagai cara untuk memasukan cairan 5.1.3 Timbangan berat badan
3. Ruang Lingkup 5.1.4 Meteran
2.1 Ruang Persalinan 5.1.5 Doppler
2.2 Ruang UGD 5.1.6 Leanec
2.3 Ruang BP 5.2 Bahan
4. Ketrampilan Petugas 5.2.1 Kartu status
4.1 Dokter. 5.2.2 Pita lila
4.2 Perawat terampil. 5.2.3 KMS ibu hamil
4.3 Bidan terampil 6. Instruksi Kerja
5. Peralatan 6.1 Tulis dengan tinta hitam dengan r
5.1 Infus set 6.2 Tulis nomor register pasien pada k
5.2 Abocath sesuai dengan kebutuhan 6.3 Tulis identitas pasien pada kolom
5.3 Tourniquet 6.3.1 Nama, Umur, Agama, Pekerjaan
5.4 Safety Box 6.3.2 Nama, umur, dan pekerjaan sua
5.5 Kapas alcohol 6.4 Beri tanda rumput pada kolom
5.6 Standar infuse 6.5 Tulis riwayat kehamilan sebelumn
5.7 Plester 6.5.1 Tanggal kelahiran
5.8 Cairan antiseptic (Bethadine) 6.5.2 Hasil Persalinan ( Lahir hidup ( L
5.9 Kasa steril ( AB )
5.10 Sarung tangan steril. 6.5.3 Jenis kelamin anak ( laki laki (
5.11 Cairan yang dibutuhkan (NaCl 0,9%, Dextrose 5% dan 10%, Ringer Lactat 6.5.4 Keadaan pada kelahiran
RL dll. ) 6.5.5 Berat badan anak waktu lahir
6. Instruksi Kerja 6.5.6 Lamanya menyusui
6.1 Baca instruksi dokter dan minta formulir persetujuan tindakan 6.5.7 Penolong Persalinan
medis ( untuk perawat ) di ruang tindakan dan pelayanan 24 jam. 6.6 Isi kolom riwayat penyakit
6.2 Jelaskan pada pasien atau keluarganya tentang tindakan yang akan 6.6.1 Beri tanda rumput jika pasien
dilakukan. tertulis dalam kolom yang tersedia.
6.3 Isi form persetujuan tindakan medik dan pasien diminta untuk 6.6.2 Tulis TAA ( tidak ada apa apa )
menandatanganinya untuk RB. tersebut.
6.4 Siapkan alat dan bahan 6.6.3 Tulis tahun riwayat penyakit ter
6.5 Cuci tangan 6.7 Isi kolom riwayat persalinan
6.6 Pakai sarung tangan. 6.7.1 Beri tanda rumput pada kolom
6.7 Tentukan daerah vena yang akan digunakan. riwayat persalinan
6.8 Bersihkan area dari bulu-bulu jika ada. 6.7.2 Tulis tahun riwayat persalinan te
6.9 Pasang torniquet. 6.8 Isi kolom riwayat Persalinan Sekar
6.10 Disinfeksi daerah penusukan. 6.8.1 Tulis tanggal HPHT ( Hari pertam
6.11 Tusukan jarum Abbocath dengan posisi 45O lubang jarum menghadap ke 6.8.2 Tulis usia kehamilan
atas dan setelah tampak darah pada pangkal abocath masukan kanule 6.8.3 Tulis taksiran partus
perlahan lahan dan secara bersamaan jarum dikeluarkan dengan cara 6.8.4 Coret salah satu yang tidak perl
mendorongnya sambil tangan yang lain menahan kanule tepat ditempatnya. 6.8.5 Tulis siklus haid
6.12 Lepas torniquet. 6.8.6 Tulis cara kontrasepsi pasien
6.13 Hubungkan kanule infuse dengan set infuse dan fiksasi kanule abocath 6.9 Isi kolom pemeriksaan Antenatal
dengan membalut kain kasa steril. 6.9.1 Tulis tinggi badan dan ukuran Li
6.14 Sesuaikan kecepatan aliran pemberian cairan (tetesan cairan) sesuai 6.9.2 Tulis tanggal kunjungan pasien
indikasi atau sesuai instruksi dokter. 6.9.3 Tulis keluhan pasien saat kunjun
6.15 Buang jarum abocath kedalam Safety Box atau kotak atau plabotl. 6.9.4 Tulis Berat Badan saat kunjunga
6.16 Rapihkan alat-alat. 6.9.5 Tulis umur kehamilan ( dalam m
6.17 Lepas sarung tangan dan buang dalam sampah infeksius. 6.9.6 Tulis tinggi Fundus Uteri saat ku
6.18 Cuci tangan petugas jari, diatas 24 minggu dengan sentim
6.19 Catat pada buku status dan buku register. 6.9.7 Tulis letak janin ( kepala, sungsa
7. Dokumen Terkait 6.9.8 Tulis frekuensi denyut jantung ja
7.1 Buku atau kartu status pasien. 6.9.9 Tulis hasil pemeriksaan laborato
7.2 Buku register Unit Pelayanan Umum urin, Protein urin ).
7.4 Lembaran resep 6.9.10 Tulis hasil pemeriksaan khusus
7.5 Formulir Persetujuan Tindakan Medis 6.9.11 Tulis tindakan dan terapi yang
8. Indikator Kinerja Tablet Fe, dan lain lain ) dikolom yamg
8.1 Tidak terjadi Infeksi nosokomial 6.9.12 Bubuhkan paraf petugas pada
8.2 Aliran cairan infuse sesuai indikasi 6.10 Isi kolom resiko Tinggi
8.3 Rehidrasi tercapai 6.10.1 Tulis tanggal ditemukannya fak
6.10.2 Tulis jenis faktor resiko tinggi y
acuan Poedji Rochyati Score.
6.11 Isi kolom rujukan
6.11.1 Tulis tanggal dilakukannya ruju
6.11.2 Tulis tujuan rujukan pasien
6.11.3 Tulis tindakan sementara yang
6.11.4 Pengisian kartu status ibu pada
PersalinanNormal pelayanan RB untuk pasien yang mel
kecamatan Cilandak.
Oktober 7, 2006 pada 3:28 am | Ditulis dalam ProTap | 15 Komentar 6.11.5 Jika pasien ANC diluar puskesm
kartu status ibu dilakukan oleh Bidan
7. Catatan Mutu
7.1 Kartu status Ibu- RB ( Ibu hamil )
Dibuat status penderita, perderita diletakan di ruang persalinan. 7.2 KMS ibu hamil
7.3 Buku register kesehatan ibu hami
7.4 Buku register kohort ibu hamil

Lakukan anamnesa lengkap.


Lakukan pemeriksaan umum: TB, BB, Vital sign (Tensi, Respirasi, dan Suhu), dan LLA. Apabila didapatkan kelainan dari hasil pemeriksaan, konsultasikan ke Bidan Se
Lakukan pemeriksaan luar: tentukan letak, presentasi dan sikap janin, DJJ. Jika didapatkan kelainan, konsul Dokter.
Lakukan pemeriksaan dalam : bagaimana keadaan vagina, dinding vagina, ada tumor / tidak / penyempitan ? Bagaimana kadaan sertviks uteri, pembukaan atau kel
Apabila pembukaan pada primipara antara 1-7 cm, Penderita diminta untuk berjalan-jalan, membersihkan, BABdan BAK ; apabila belum bisa BAB Lakukan lavement
Apabila dari pemeriksaan ketuban ( ), periksa dalam harus lebih 4 jam kemudian, dan beri injeksi PPC 4 cc (lakukan test sensitisasi) sehari 2x. Apabila ketuban (+)
Jika ibu dan janin normal, kepala sudsh masuk panggul, ketuban (+), pembukaan < 7 cm, ibu boleh jalan-jalan atau tiduran miring ke kiri / kanan.
Tunggu pembukaan lengkap:
Observasi HIS dan DJJ tiap 15 menit.
Evaluasi PD tiap 2 jam.
Pasien diajak ngobrol, dihibur, diajari cara menarik nafas dan cara mengejan dan motivasi ASI eksklusif.
Anjuran banyak minum.
Kosongkan kandung kencing tiap 4 jam.

Bila ada tanda-tanda keluar lendir, darah banyak, pasien ingin muntah dan ingin mengejan/ berak/ anus terbuka/ ketuban pecah spontan, periksa dalam: jika pembukaa
Bila ketuban (+) -> pecahan
Bila ketuban (-) -> pastikan tidak ada bagian kecil janin / tali pusat menumbung.

Setiap ada HIS, pimpin mengejan:

Pada primipara, lakukan episiotomi. Apabila kala II 1-2 jam tidak lahir, konsul bidan senior / dokter.
Pada multipara, tergantung kondisi Perineum, kala II -1 jam tidak lahir, konsul bidan senior / dokter.

Setelah kepala lahir, bersihkan mulut dan hidung dengan kasa steril, hisap lendir hidung dan mulut secara hati-hati:

Bila ada lilitan tali pusat, longgarkan dan lepaskan melalui leher.
Bila lilitan ketat -> potong tali pusat saat itu juga

Pada kondisi normal, potong tali pusat setelah semua bagian bayi lahir, beri Betadin dan ikat:

Prematur: tali pusat langsung dipotong tanpa diurut.


Cukup Umur: sebelum dipotong , urut dulu tali pusat ke arah bayi.

Kalau terjadi asphexya, lakukan:

Pembersihan jalan nafas, diberi kain penghangat, rangsang refleks pernafasan dengan refleks nyeri.
Jika asfeksia sedang / berat, beri oksigenasi, pijat jantung dan koreksi asidosis, beri meylon 7,5 % + glukosa 40 % dan akuabides (3 ml:3 ml:6 ml) melalui vena umbi

Cek keadaan bayi : lubang anus, telinga, adakah cacat anggota tubuh lain. Jika tidak ada kelainan, bayi diserahkan kepada pembantu untuk dimandikan dan di-room mi
Kosongkan kandung kencing ibu dengan kateter logan:

Jika tidak ada pendarahan -> tunggu plasenta lepas sendiri.


Jika ada pendarahan banyak -> evaluasi manual.
Setelah plasenta lahir, pastikan bahwa semua kotiledon dan selaput ketuban lengkap. Kalau ada yang tertinggal -> evaluasi manual.

Palpasi uterus:

Jika kontraksi baik, tak apa-apa -> beri injeksi neuroboran.


Jika kontraksi jelek:

1. Yakin plasenta lahir lengkap -> beri injeksi ergometrin 1-2 amp iv /im
2. Bila tidak yakin plasenta lahir lengkap -> beri injeksi oxytosin 1 amp. 1 ml. sambil masage uterus dari luar sampai kontraksi baik. Jika tetap jelek, kompresi bim

Luka episiotomi / ruptur per inci jahit dengan cat gut, jahit luar degan silk, tutup dengan kain kasa stiril betadin ; kemudian mandikan ibu dan bersihkan. Dekatkan bayi
Awasi pasien 2 jam di ruang bersalin. Lihat pendarahan yang terjadi : normal / tidak,periksa fundus dan kontraksi uteri, dan cek vital sign. Jika tidak terjadi apa-apa, pin

Terapi di Ruang Perawatan :


Ibu :

Beri Vit. A dosis tinggi 1 x.


Roborantia dan tablet Besi
Jika ada episiotomi / ruptur / KPD / manual / VE, tambah Antibiotika PPC / ampisilin 500 mg 41.

Bayi :

ASI Ekslusif.
Mata tetesi dengan cairan Ag Nitrat 2 tetes 1 x.
Pesan:
Layanilah setiap pasien dengan penuh keramah-ramahan dan senyum manis, sama seperti perlakuan yang anda harapkan dari sipenolong sewaktu anda sendiri melah

Catatan:
Untuk mengetahui apakah kemungkinan persalinan dapat berlangsung pervaginam, digunakan penilaian pelviks menurut BISHOP, sebagai berikut :

Pelvic Score
Untuk mengetahui kematangan servik -> penilaian kemungkinan dapat berlangsung pervaginam.

BISHOP (Modifikasi Gulardi H. Wiknjosastro)

Kondisi Portio:
Ketebalan:

tebal 3 cm : nilai=0
tebal 2 cm : nilai=1
tipis lunak 1 cm : nilai=2
tidak teraba : nilai=3

Kekakuan:

kaku : nilai=0
lunak : nilai=1
mudah diregang : nilai=2

Posisi :

arah ke belakang : nilai=0


agak ke belakang : nilai=1
arah ke muka : nilai=2

Pembukaan:
1. Tidak ada : nilai=0
2. 1-2 cm : nilai=1
3. 3-4 cm : nilai=2
4. Lebih 5 cm : nilai=3

Presentasi Kepala:

3 cm di atas garis IS : nilai=0


2 cm di atas garis IS : nilai=1
1 cm di atas/di garis IS : nilai=2
1-2 cm di bawah garis IS : nilai=3

Hasil Penilaian:
Bila jumlah nilai pelvic:

10 (matang) -> segera lahir sekitar 15 menit


Lebih dari 7 -> kemungkinan persalinan pervaginam 100%
Nilai 5-7 -> kemungkinan persalinan pervaginam 40-60%
Lebih dari 5 -> kemungkinan persalinan pervaginam 0-15%.

ke daftar isi

Perdarahan AntePartum

Oktober 7, 2006 pada 3:18 am | Ditulis dalam ProTap | 5 Komentar

Definisi :
Perdarahan ante partum adalah pendarahan pada kehamilan > 28 minggu dengan/tanpa disertai nyeri perut yang penyebabnya tidak jelas, dengan masih ada/tanpa ge

Penyebab :

Plasenta Previa
Solusio plasenta
Penatalaksanaan :

Kontraindikasi untuk periksa dalam


Perdarahan baru pertama kali terjadi dan hanya sedikit -> istirahat total, beri NaCI 0,9% atau RL.
Perdarahan telah berulang/perdarahan banyak -> dirujuk dengan infus terpasang dan didampingi paramedis.

ke daftar isi

Perdarahan PostPartum

Oktober 7, 2006 pada 3:16 am | Ditulis dalam ProTap | 46 Komentar

Definisi :

Perdarahan Post partum (PPP) adalah perdarahan setelah bayi lahir (Kala IV) sebelum / pada saat setelah plasenta lahir, dengan jumlah >500 cc.

Penyebab :

Atonia uteri
Laserasi jalan lahir
Retensio Plasenta
Kelainan proses pembekuan darah.

Penatalaksanaan :

Pasien diinfus
Pasien tidur trendelenberg
Selimuti tubuh Pasien
Oksigenasi
Atonia Uteri

Massage uterus melalui diding abdomen dengan cara : tangan kanan penolong melakukan gerakan memutar sambil menekan infus uteri.
Bersamaan dengan massage uterus ? beri methergin 0,2 mg ( Metil ergometrin ) iv
Bila pendarahan belum berhenti -> beri oxytosin 5-10 unit dalam 500 ml Dextrose 5% atau RL.
Bila tindakan di atas tidak menolong -> kompresi bimanual, dengan cara : satu tangan masuk uterus, tangan yang lain menahan korpus uteri melalui abdomen. Ute
Bila pendarahan belum juga berhenti -> tamponade uterus, dengan cara : salah satu tangan memegang dan menahan fundus uteri, tangan yang lain memasukan ta
Tampon diangkat 24 jam kemudian.
Uterus yang makin membesar, tanda vital yang makin jelek -> rujuk dengan keterangan bahwa di dalam uterus terpasang tampon (selama dalam perjalanan tetap

Laserasi jalan lahir


Dengan spekulum lakukan eksplorasi, apakah ada :

Perlukaan jalan lahir / robekan vagina / robekan serviks


Luka episiotomi / robekan perineum
Varises pecah
Ruptur uteri (terutama bila riwayat persalinan sebelumnya sulit / dilakukan tindakan)

Penanganan :

Perlukaan -> jahitan silang yang dalam


Ruptur uteri -> rujuk ke RS / RSUD dengan infus terpasang didampingi seorang paramedis.

Retensio Plasenta
Lakukan manual Plasenta :

Satu tangan menahan fundus, tangan yang lain (dengan sikap obstetrik) dimasukan ke dalam vakum uteri dengan menyusuri tali pusat.
Pinggir plasenta ( sisa ) dicari dan dilepaskan secara tumpul dengan sisi ulnar tangan.
Setelah yakin semua plasenta lepas -> genggam dan keluarkan.
Pengeluaran ini dibarengi dengan massage uterus dari luar dan injeksi ergometrin 0,152 mg / metergin 0,2 mg iv.

Bila ditemukan plasenta akreta -> rujuk ke RS / RSUD dengan infus terpasang diserta seorang paramedis.
Kelainan proses pembekuan darah -> Rujuk

ke daftar isi

Ketuban PecahDini

Oktober 7, 2006 pada 3:11 am | Ditulis dalam ProTap | 10 Komentar

Definisi :
Pecahnya selaput ketuban pada pembukaan servik < 5 cm dalam kehamilan/persalinan.

Prognogis: Bila jarak pecahnya ketuban dengan partus:

24 jam -> kematian perinatal 2x


48 jam -> kematian perrinatal meningkat 3x

Penatalaksanaan :
Bila kehamilan < 32 minggu, TBJ + 1500 gr -> terapi konservatif (diharapkan ketuban menutup)

Istirahat total
Sedative : Fenobarbital (luminal) 3 X 30 mg/hari
Minum 2 liter (10 gelas)/hari
Antibiotika: Amoksisilin 3 X 500 mg (5 hari)
Deksametason 3 x 5mg/hari (2 hari) -> mematangkan paru
Bila dalam 3 x 24 jam air ketuban tidak keluar -> Mobilisasi
Bila terjadi infeksi (AL > 15.000, suhu > 38C, air ketuban keruh) -> ahiri kehamilan.

Bila kehamilan 33 35 minggu, TBJ < 2500 gr.

Terapi konservatif 24 jam


Induksi.

Bila kehamilan > 36 minggu, TBJ > 2500 gr


Bila HIS (+) -> pimpin persalinan
Bila HIS (-):

1. KPD < 6 jam, Pelvic Score > 5 -> Induksi


2. KPD < 6 jam, Pelvic Score < 5 -> Rujuk RS (SC)

ke daftar isi

AsfeksiaNeonatorum

Oktober 7, 2006 pada 3:09 am | Ditulis dalam ProTap | 4 Komentar

Definisi:

Asfeksia Neonatorum merupakan keadaan di mana bayi baru lahir gagal bernafas spontan dan teratur segera setelah lahir.

Penyebab:
Hipoksia janin dalam rahim, yang berhubungan dengan berbagai faktor selama kehamilan, persalinan, dan segera setelah lahir.

Gejala dan tanda :

Selama persalinan timbul tanda gawat janin :


DJJ > 160x/menit atau DJJ < 100x/menit atau tidak teratur
Mekonium dalam air ketuban pada janin presentasi kepala.

Setelah persalinan, ditegakkan dengan dasar nilai APGAR, seperti tampak di bawah ini:
Tabel APGAR Score:
Denyut jantung:
Tidak ada : 0
<100x/menit : 1
> 100x/menit : 2

Pernapasan:

Tidak ada : 0
Lambat, tidak teratur : 1
Menangis kuat : 2

Tonus Otot:

Lumpuh : 0
Sedikit fleksi : 1
Gerak aktif : 2

Reflek terhadap rangsang:

Tidak ada : 0
Sedikit mimik : 1
Batuk / bersin : 2

Warna kulit:

Biru / pucat : 0
Tubuh kemerahan, ekstremitas biru : 1
Kemerahan : 2

Perhitungan nilai APGAR dilakukan pada menit ke 1 dan ke 5 dengan tujuan:

1. Menit ke 1 : menggambarkan tindakan yang akan dilakukan


2. Menit ke 2 : menilai prognosa
Arti penilaian :
Nilai 7-10 : bayi normal
Nilai 4-6 : asfeksia ringan-sedang
Nilai 0-3 : asfeksia berat.

Penatalaksanaan : -> Resusitasi

Tindakan Umum (untuk semua BBL):

Keringkan dan hangatkan badan bayi dengan selimut


Bersihkan jalan nafas -> posisi kepala lebih rendah -> isap lendir dari nasofaring, kemudian hidung
Rangsang refleks pernafasan dengan refleks nyeri (memukul telapak kaki, menekan tendo achilles).

Tindakan Khusus
Asfeksia Sedang -> rangsang pernafasan1-2 menit, jika gagal -> tatalaksana asphexya berat.
Asfeksia Berat:

Oksigenasi 1 liter / menit, lebih baik dengan ambubag dengan kekuatan 1/3 orang dewasa sebanyak 30-40 X /menit
Pijat jantung dengan kedua ibu jari pada sternum sebanyak 80-100 x/menit
Koreksi asidosis : Meylon 7,5 dicampur Glukosa 40% dan Aquabides (3ml:3ml:6ml) melalui v. umbilicalis
Aminofilin 2 mg iv untuk merangsang pernafasan
Siapkan kendaraan, jika dalam 15 menit tidak BAK -> rujuk (disertai oksigenasi dan seorang paramedis).

ke daftar isi

Infeksi PostPartum

Oktober 7, 2006 pada 3:03 am | Ditulis dalam ProTap | 1 Komentar

Kriteria diagnostik :

Suhu tubuh meninggi (Panas 38 40C), 3-7 hari post partum


Lochia berbau busuk
Kadang-kadang disertai kejang

Perawatan :

Pasang infus RL/D 10% tetesan maintanance


Antibiotika injeksi/oral:

Suhu < 39C -> beri Ampisilin / Amoksisilin 4 x 500 mg per hari
Suhu > 39C -> beri Antibiotika: Amoksilin 1 gr (inj) dengan garamisin (inj) 80 mg atau Kemisetin ( inj ) 1 flc. Pagi dan sore

Anti piretik : parasetamol 3 X 500 mg


Keadaan umum jelek / sepsis -> beri Dexametason (inj) iv 2 amp. Pagi dan sore, atau Cortison 4 cc im pagi dan sore
Kompres
Jika kejang -> beri Dizepam (inj) iv 10mg setiap 30 menit sampai kejang teratasi
Diet TKTP
Jika 3 hari tidak ada perbaikan -> rujuk ke RSUD.

ke daftar isi

Kehamilan ResikoTinggi

Oktober 7, 2006 pada 2:58 am | Ditulis dalam ProTap | Tinggalkan Komentar

Di bagian ini tidak banyak yang dapat kami tampilkan, mengingat kasus-kasus kebidanan kebanyakan memerlukan tindakan spesialistik.

Karenanya, hanya sebagian kecil yang dapat kami lakukan. Namun demikian diharapkan ada semacam transfer of knowledge dari RSUD ke Rawat Inap dalam rangka up
Mungkin hal itu dapat terlaksana bila ada semacam komitment bersama antara para spesialis dengan pihak Dinas Kesehatan Dati II.

Prosedur tetap Perawatan Kehamilan dengan Resiko Tinggi, meliputi:


Hiperemesis Gravidarum
Pre Eklampsia dan atau Eklampsia
Abortus
ke daftar isi

HiperemesisGravidarum

Oktober 7, 2006 pada 2:40 am | Ditulis dalam ProTap | 25 Komentar

Emesis Gravidarum

Kriteria :

Mual dan mutah selama kehamilan muda (6 16 minggu)


Masih dapat melakukan aktivitas sehari-hari;
Sering timbul pada pagi hari (morning sickness).

Penatalaksaan :

Pendekatan psikologis >> terangkan bahwa itu merupakan gejala kehamilan muda, akan hilang sendiri setelah kehamilan 16 minggu
Perbanyak istirahat
Kurangi beban kerja sehari-hari dan beban psikologis
Medikamentosa : pasang infus RL / D10% , jika KU jelek atau pre-shock >> Antivomitus ( Primperan inj. +/ oral ) tranguliser.

Hiperemesis Gravidarum

Kreteria :

Mual dan mutah semakin hebat


Tidak dapat lagi melakukan aktivitas sehari-hari.

Penatalaksaan :

Rawat inap
Stop makan / minum dalam 24 jam pertama
Obat-obat diberikan parenteral
Infus D10% ( 2000 ml ) + RD5% ( 2000 ml) / hari tiap botol tambahan :
Antiemetik ( metoklopramid hidrochlorid ) 1 amp (10 mg)
Roborantia
Kalau perlu Diazepam 10 mg im
Psikoterapi
Dalam 24 jam pertama >> evaluasi
Bila membaik : boleh makan / minum bertahap ;
Bila tetap : Stop makan minum ? lanjutka R/ di atas untuk 24 jam kedua
Bila dalam 24 jam kedua tidak membaik >> pertimbangan rujukan
Infus dilepas setelah 24 jam bebas mual dan mutah

Kriteria pulang :

Mual dan mutah tidak ada lagi


Keluhan subyektif tidak ada
Tanda-tanda vital baik.

ke daftar isi

Pre Eklampsia danEklampsia

Oktober 7, 2006 pada 2:37 am | Ditulis dalam ProTap | 2 Komentar

Kreteria Pre-Eklampsia:

Hipertensi
Proteinuria
Oedem tungkai

Kreteria Eklampsia:

Hipertensi
Proteinuria
Oedem tungkai
Kejang

Penatalaksaan:

Infus D5%
Beri Diazepam ( inj ) 10 mg iv
Beri Furosemide 40 mg iv
Jika tidak ada perubahan >> Rujuk ke RSUD .

Catatan: Penatalaksanaan di atas bersifat penunjang, langkah selanjutnya adalah rujuk ke RSU, lebih-lebih pada kasus eklampsia.
cakmoki | link sejenis

ke daftar isi

Abortus

Oktober 7, 2006 pada 2:32 am | Ditulis dalam ProTap | 29 Komentar

Abortus imminens ( masih dapat dipertahankan )

Definisi :
Abortus imminens adalah perdarahan pada kehamilan < 28 minggu, dengan / tanpa kontraksi uterus yang nyata, dengan hasil konsepsi dalam uterus tanpa dilatasi ser

Gejala dan tanda :

Mules-mules
Perdarahan pervaginam
Tanda-tanda kehamilan (+)
Status generalis ( + )
Status generalis: denyut bayi normal
Besar uterus sesuai umur kehamilan
Inspekulo : Ostium tertutup, Keluar darah dari ostium.

Diagnosa banding :

Mola hidotidosa
Kehamilan di luar rahim.

Penatalaksanaan :

Bed rest
Observasi perdarahan
Fenobarbital 3 x 30 mg / hari
Papaverin 3 x 40 mg / hari.

Abortus insipiens ( sedang berlangsung )

Definisi :
Abortus insipiens adalah perdarahan pada kehamilan < 28 minggu dengan dilatasi servik meningkat, dan hasil konsepsi masih dalam uterus.

Gejala dan tanda :

Amenore
Perdarahan pervaginam
Mules-mules
Tanda tanda kehamilan (+)
Inspekulo : Ostium terbuka, Ketuban (+).
Penatalaksanaan :

Infus D5% = Oksitosin 10 unit ;


Bila abortus tidak lengkap ? lihat Abortus inkomplit

Abortus inkomplit

Penatalaksanaan :

Infus NaCI / RL
Kuretase
Paska kuretase : Metil ergometrin 3 x 1 tab dan antibiotika
Observasi perdarahan

cak moki

last update: september 2006

ke daftar isi

Penutup

Oktober 7, 2006 pada 2:26 am | Ditulis dalam ProTap | Tinggalkan Komentar

Demikian Prosedur Tetap ini dibuat dengan harapan dapat membantu Petugas Kesehatan baik medis maupun Paramedis serta Petugas lain dalam upaya optimalisasi pe

Kami menyadari bahwa Prosedur tetap ini masih sangat sederhana, karena itu kritik dan saran perbaikan dari berbagai pihak khususnya Teman Sejawat para Dokter Sp
Akhirnya kami ucapkan terimakasih kepada Teman Sejawat yang telah membantu kami dalam penyusunan Buku ini, teriring doa semoga upaya kita mendapatkan ridlo

Samarinda, Desember 2002 M


last up date 2006
dr. H. Hatmoko

Kepustakaan:

Principles of Internal Medicine, Harrison, Fifth edition


Protap Ruang Rawat Inap Puskesmas Semanu I Kabupaten Gunung Kidul tahun 1997.
PDT UPF Ilmu Kesehatan Anak RSUD Dr Soetomo Surabaya, 1994
Continuing Education Ilmu Kesehatan Anak FK Unair, 1994
PDT UPF Ilmu Penyakit Dalam RSUD Dr Soetomo Surabaya, 1994
PDT UPF Ilmu Penyakit Jantung RSUD Dr Soetomo Surabaya, 1994
PDT UPF Ilmu Penyakit Paru RSUD Dr Soetomo Surabaya, 1994
PDT UPF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin RSUD Dr Soetomo Surabaya, 1994
Pedoman Pengobatan, Manual Of Medical Therapeutics, Yayasan Essentia Medica Yogyakarta, 1992

ke daftar isi

SOP Penentuan Faktor Resti Untuk Ibu Hamil


1. Nama Pekerjaan PEMERINTAH KABUPATEN KLUNGKUNGDINAS KES
Faktor Resti Untuk Ibu Hamil PUSKESMAS BANJARANGKAN II
2. Tujuan PROTAP PELAYANAN PEMERIKSAAN IBU HAM
Sebagai acuan dalam menentukan factor resiko dan resiko tinggi pada ibu hamil 1
3. Ruang Lingkup TUJUAN:
Semua ibu hamil yang datang berobat ke UPTD Puskesmas Kendal Kerep Sebagai Pedoman kerja Petugas KIA dalam p
4. Ketrampilan Petugas 2.SASARAN:
3.1 Dokter Petugas KIA dalam mempersiapkan alat / sar
3.2 Bidan 3.URAIAN UMUM:
5. Alat dan bahan Persiapan ruangan dan alat lengkap, alat pe
5.1 Alat 4.LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN:
5.1.1 Timbangan Berat badan a.Petugas menerima kunjungan ibu hamil di
5.1.2 Pita pengukur lingkar lengan atas
5.1.3 Pengukur Tinggi Badan Menanyakan Identitas.
5.1.4 Tensi Meter
5.1.5 Buku KIA ( Score Poedji Rochjati) Menanyakan riwayat kehamilan yang sekara
5.2 Bahan
5.2.1 Tidak ada Menanyakan riwayat menstruasi.
6. Instruksi Kerja
Faktor Resiko Ibu Hamil diantaranya Menanyakan riwayat persalinan yang lalu da
6.1 Primi muda, hamil ke-1 umur kurang dari 16 tahun
6.2 Primi tua, hamil ke-1 umur lebih dari 35 tahun, atau terlalu lambat hamil ke-1 kawin Menanyakan riwayat penyakit yang diderita
lebih dari 4 tahun.
6.3 Terlalu lama hamil lagi, lebih dari 10 tahun. Menanyakan keluhan pasien.
6.4 Terlalu cepat hamil lagi, kurang dari 2 tahun
6.5 Terlalu banyak anak, Anak lebih dari 4 Mempersilahkan Ibu hamil ke Laboratorium u
6.6 Terlalu tua, umur lebih dari 35 tahun
6.7 Tinggi badan kurang dari 145 cm Tinggi Badan, Berat Badan, LLA, Tekanan da
6.8 Pernah gagal kehamilan
6.9 Pernah melahirkan dengan tarikan tang / vakum Petugas melakukan Inspeksi kepada pasien.
6.10 Pernah melahirkan dengan Uri dirogoh
6.11 Pernah melahirkan dengan diberi infuse/transfusi. Mengukur ukuran panggul ( bila ada indikasi
6.12 Pernah operasi seksio
6.13 Adanya penyakit pada ibu hamil : kurang darah, Malaria, TBC paru, Payah Memeriksa TFU, posisi janin, presentasi janin
jantung, kencing manis dan penyakit menular seksual.
6.14 Adanya bengkak pada muka/tungkai dan tekanan darah tinggi. Pemeriksaan DJJ.d.Petugas memberikan Imu
6.15 Hamil kembar 2 atau lebih.
6.16 Hamil kembar air (Hydramnion).
6.17 Bayi mati dalam kandungan.
6.18 Kehamilan lebih bulan.
6.19 Hamil letak sungsang.
6.20 Hamil letak lintang.
6.21 Hamil dengan perdarahan.
6.22 Pre eklamsi berat (kejang)
Kriteria Faktor Resiko Tinggi Ibu Hamil diantaranya
6.23 HB kurang dari 8 gr %
6.24 Tekanan darah tinggi (Sistole > 140 mmHg, diastole > 90 mmHg)
6.25 Eklampsia
6.26 Oedema yang nyata
6.27 Perdarahan pervaginam
6.28 Ketuban pecah dini
6.29 Letak lintang pada usia kehamilan lebih dari 32 minggu
6.30 Letak sungsang pada primigravida
6.31 Infeksi berat / sepsis
6.32 Persalinan premature
6.33 Kehamilan ganda
6.34 Janin yang besar
6.35 Penyakit kronis pada ibu ; Jantung, paru, ginjal, dll
6.36 Riwayat obstetric buruk, riwayat bedah sesar dan komplikasi kehamilan.
Penatalaksanaan sesuai kelompok Resiko :
6.37. Jumlah skor 2, termasuk kelompok Bumil resiko rendah (KRR), pemeriksaan
kehamilan bisa dilakukan bidan, tidak perlu dirujuk, tempat persalinan bisa di
polindes, penolong bisa bidan.
6.38. Jumlah skor 6-10, termasuk kelompok Bumil resiko Tinggi (KRT), pemeriksaan
kehamilan dilakukan bidan atau dokter, rujukan ke bidan dan puskesmas,
penolong persalinan bidan atau dokter.
6.39. Jumlah skor lebih dari 12, termasuk kelompok Resiko Sangat Tinggi (KRST),
pemeriksaan kehamilan harus oleh dokter, penolong harus dokter
7. Indikator Kinerja
Faktor resti dapat diidentifikasi sedini mungkin sehingga dapat mengatasi akibat dari
resti itu sendiri dan menurunkan angka kematian ibu.
8. Catatan mutu
8.1 Register Kohort Ibu Hamil
8.2 Register KIA
8.3 Status Ibu
8.4 Buku KIA
8.5 Laporan AMP
9. Referensi.
u ibu untuk cuci tangan dahulu.
an ASI sedikit lalu oleskan pada puting susu dan areola sekitarnya.
uk dengan santai menggunakan kursi yang rendah
ng bersandar dengan santai pada kursi.
bayi dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu dan
terletak pada lengan ibu. Kepala bayi tidak boleh terngadah dan bokong
dengan telapak tangan ibu.
ngan bayi pada arah badan ibu sebaiknya diletakkan dibelakang badan ibu.
ayi menempel pada badan ibu, kepala bayi menghadap payudara ibu.
dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
natap bayi dengan kasih sayang.
emegang payudara dengan ibu jari diatas payudara dan jari lain menopang
yudara, jangan menekan puting susu / areolanya saja.
iberi rangsangan untuk membuka mulut dengan cara menyentuh pipi / sisi mulut
putting susu.
h bayi membuka mulut dengan cepat punggung bayi didekatkan kepayudara ibu
ng susu dan areola dimasukkan kedalam mulut bayi.
ebagian besar areola masuk kedalam mulut bayi sehingga puting berada
lidah bayi akan menekan ASI keluar.
nya bayi menyusu pada satu payudara sampai payudara terasa kosong.
kan dengan menyusui pada payudara yang satu lagi.
melepaskan isapan bayi
ukkan jari kelingking ibu kemulut bayi melalui sudut mulutnya.
n dagu bayi kebawah
h selesai menyusui, keluarkan ASI sedikit dan oleskan pada putting susu serta
arnya dan biarkan erring sendiri.
n lupa menyendawakan setelah menyusui dengan cara.
di gendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu dan tepuk
ya berlahan.
tidur terlungkup dipangkuan ibu dan tepuk punggungnya berlahan.
N TERKAIT

R KINERJA
i dan bisa melakukan cara menyusui yang benar.

IAN KARTU IBU HAMIL

artu ibu hamil.

an dalam pengisian kartu status secara lengkap dan teliti.

ibu hamil meliputi. :


tal Care ( ANC )
aternal Perinatologi ( AMP )
si TT ( Tetanus Toxoid )
Resiko Tinggi ( DRT)
an Zat Besi ( Fe)
an Petugas

ngan berat badan

ngan tinta hitam dengan rapi dan jelas.


mor register pasien pada kolom bagian kanan atas.
ntitas pasien pada kolom yang tersedia
Umur, Agama, Pekerjaan, dan Alamat pasien.
umur, dan pekerjaan suami.
da rumput pada kolom yang tersedia, bila sudah dilakukan imunisasi TT.
ayat kehamilan sebelumnya pada kolom yang tersedia.
al kelahiran
ersalinan ( Lahir hidup ( LH ), Lahir Mati ( LM ), Abortus

elamin anak ( laki laki ( L ) dan perempuan ( P ).


an pada kelahiran
badan anak waktu lahir
ya menyusui
ng Persalinan
m riwayat penyakit
nda rumput jika pasien menderita penyakit yang
m kolom yang tersedia.
AA ( tidak ada apa apa ) jika pasien tidak menderita penyakit

ahun riwayat penyakit tersebut diderita pasien.


m riwayat persalinan
nda rumput pada kolom yang tersedia tentang

ahun riwayat persalinan tersebut


m riwayat Persalinan Sekarang
anggal HPHT ( Hari pertama haid terakhir )
sia kehamilan
aksiran partus
salah satu yang tidak perlu pada riwayat haid

ara kontrasepsi pasien


m pemeriksaan Antenatal
nggi badan dan ukuran Lila pasien
anggal kunjungan pasien
eluhan pasien saat kunjungan
erat Badan saat kunjungan
mur kehamilan ( dalam minggu )
nggi Fundus Uteri saat kunjungan ( dibawah 24 minggu dengan
4 minggu dengan sentimeter )
tak janin ( kepala, sungsang, lintang )
ekuensi denyut jantung janin dalam satu menit
asil pemeriksaan laboratorium ( Hb, Golongan darah, Reduksi

hasil pemeriksaan khusus ( pemeriksaan cor dan pulmo )


tindakan dan terapi yang dilakukan ( pemberian imunisasi TT,
an lain lain ) dikolom yamg tersedia.
hkan paraf petugas pada kolom yang tersedia setiap pemeriksaan
m resiko Tinggi
tanggal ditemukannya faktor resiko tinggi pada pasien.
jenis faktor resiko tinggi yang ditemukan pada pasien dengan
i Rochyati Score.
m rujukan
tanggal dilakukannya rujukan
tujuan rujukan pasien
tindakan sementara yang dilakukan oleh penerima rujukan.
sian kartu status ibu pada halaman berikutnya dilakukan oleh unit

B untuk pasien yang melakukan ANC di Puskesmas

asien ANC diluar puskesmas kecamatan Cilandak , pengisian


ibu dilakukan oleh Bidan unit pelayanan rumah bersalin.

atus Ibu- RB ( Ibu hamil )

gister kesehatan ibu hamil


gister kohort ibu hamil

konsultasikan ke Bidan Senior / Dokter jaga / Kepala puskesmas.

uteri, pembukaan atau kelainan-kelainan lain, keadaan ketuban +/- , Apabila ada kelainan, konsul Dokter / Bidan senior.
a BAB Lakukan lavement. Untuk multipara jika pembukaan 1-5 cm lakukan hal yang sama seperti pada primipara.
i 2x. Apabila ketuban (+), PD setiap 2 jam.
ksa dalam: jika pembukaan lengkap, kosongkan kandung kencing dengan kateter Nelaton.

l:6 ml) melalui vena umbilical, aminopilin 2 mg iv untuk merangsang pernafasan. Jika 15 menit tidak membaik dirujuk, dan jika membaik masukkan couvis.

mandikan dan di-room mingin. Ukur TB, BB,dan LK. Jika ada kelainan, konsultasikan ke dokter.
a tetap jelek, kompresi bimanual 15 -30 menit, pasang infus NaCI 0,9% konsul Dokter dan atau rujuk ke RSUD.

bersihkan. Dekatkan bayi dan segera susui.


tidak terjadi apa-apa, pindahkan ibu ke bansal post partum dan rawat gabung dengan bayinya.
waktu anda sendiri melahirkan bayi anda.
engan masih ada/tanpa gerakan janin.
eri melalui abdomen. Uterus diangkat, diantefleksikan, lalu dengan gerakan memutar uterus dimassage dan ditekan di antara kedua tangan.
n yang lain memasukan tampon kasa panjang ke dalam uterus. Tampon dipasang dari tepi ke tepi sampai seluruh kavum uteri terisi dan vagina juga terisi tampon . Pada dinding abdom

a dalam perjalanan tetap dilakukan kompresi bimanual).


wat Inap dalam rangka upaya perbaikan mutu pelayanan.
m uterus tanpa dilatasi servik.
am upaya optimalisasi perawatan penderita.

n Sejawat para Dokter Spesialis sangat kami harapkan.


ya kita mendapatkan ridlo dari Allah SWT. Amin.
EN KLUNGKUNGDINAS KESEHATAN
ANGKAN II
PEMERIKSAAN IBU HAMIL ( ANC )DI PUSKESMAS BANJARANGKAN II

rja Petugas KIA dalam pelaksanaan pelayanan pemeriksaan Ibuhamil ( ANC ).

empersiapkan alat / sarana untuk memberikan pelayananpemeriksaan Ibu hamil.

an alat lengkap, alat pemeriksaan ( timbangan, ukuranpanggul, tensi dan alat suntik ).Persiapan Vaksin TT dalam cold chain, tablet Fe dan Vitamin.Pelaksanaan pemeri
H KEGIATAN:
kunjungan ibu hamil di Ruang KIA setelah mendaftar diloket pendaftaran.b.Petugas melakukan Anamnesa:

kehamilan yang sekarang dan yang lalu.

menstruasi.

persalinan yang lalu dan pemakaian alatkontrasepsi.

penyakit yang diderita dan riwayat penyakitkeluarga.

hamil ke Laboratorium untuk periksa Hb dangolongan darah ( untuk Bumil dengan K1 ), pemeriksaan Hb diulang padaumur kehamilan trimester III, serta pemeriksaan la

Badan, LLA, Tekanan darah.

nspeksi kepada pasien.

nggul ( bila ada indikasi : TB < 145 cm ).

si janin, presentasi janin.

tugas memberikan Imunisasi TT1 sambil memberitahukan ulangan TT2 yangakan datang.Pelayanan: Ibu hamil ( KIA ).Prosedur: Pemeriksaan ANC.
. Pada dinding abdomen di atas fundus uteri diberi ganjal -> pasang stagen.
elaksanaan pemeriksaan dan tindakan.Penyuluhan.Pencatatan / rujukan.
erta pemeriksaan laboratorium lainnya( seperti protein urin, reduksi urin ) atas indikasi.c.Petugas melakukan pemeriksaan:
PEMBERIAN ASI PADA BAYI

1 Beritahu ibu untuk cuci tangan dahulu.


2 Keluarkan ASI sedikit lalu oleskan pada puting susu dan areola sekitarnya.
3 Ibu duduk dengan santai menggunakan kursi yang rendah
4 Punggung bersandar dengan santai pada kursi.
5 Pegang bayi dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu dan bokong bayi terletak pada lengan ibu.
Kepala bayi tidak boleh terngadah dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu.
6 Satu tangan bayi pada arah badan ibu sebaiknya diletakkan dibelakang badan ibu.
7 Perut bayi menempel pada badan ibu, kepala bayi menghadap payudara ibu.
8 Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
9 Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.
10 Ibu memegang payudara dg ibu jari diatas payudara dan jari lain menopang dibawah payudara, jangan menekan puting susu / areol
11 Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut dengan cara menyentuh pipi / sisi mulut bayi dengan putting susu.
12 Setelah bayi membuka mulut dg cepat punggung bayi didekatkan kepayudara ibu dg puting susu dan areola dimasukkan kedalam m
13 Usahakan sebagian besar areola masuk kedalam mulut bayi sehingga puting berada dilangit dan lidah bayi akan menekan ASI kelua
14 Sebaiknya bayi menyusu pada satu payudara sampai payudara terasa kosong.
15 Lanjutkan dengan menyusui pada payudara yang satu lagi.
16 Cara melepaskan isapan bayi
a. Masukkan jari kelingking ibu kemulut bayi melalui sudut mulutnya.
b. Tekan dagu bayi kebawah
17 Setelah selesai menyusui, keluarkan ASI sedikit dan oleskan pada putting susu serta areola sekitarnya dan biarkan erring sendiri.
18 Jangan lupa menyendawakan setelah menyusui dengan cara.
19 Bayi di gendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu dan tepuk punggungnya berlahan.
20 Bayi tidur terlungkup dipangkuan ibu dan tepuk punggungnya berlahan.
an ibu.

puting susu / areolanya saja.


.
asukkan kedalam mulut bayi.
menekan ASI keluar.

n erring sendiri.

Anda mungkin juga menyukai