PENDAHULUAN
1
Oleh karena itu praktikum tekhnologi pembenihan ikan ini sangat diperlukan
untuk menambah wawasan mahasiswa dalam mengetahui teknik-teknik dan hal-
hal yang perlu diperhatikan dalam pembenihan ikan. mulai dari seksualitas primer
dan sekunder ikan, teknik pembuatan ekstraksi kelenjar pituitary, teknik fertilisasi
buatan hingga pada penanganan dan perkembangan telur.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari Praktek Kerja Lapangan ( PKL) pembenihan ikan lele
secara buatan adalah ;
b. Untuk dapat mengetahui perbedaan antara ikan jantan dan betina melalui
pengamatan pada seks primer dan sekunder ikan.
c. Untuk dapat mengetahui teknik penyuntikan pada ikan dan mengetahui dosis
ovaprim yang digunakan dalam proses pemijahan secara buatan
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
Ikan Lele adalah salah satu jenis ikan air tawar yang termasuk ke dalam
ordo Siluriformes dan digolongkan ke dalam ikan bertulang sejati. Lele dicirikan
dengan tubuhnya yang licin dan pipih memanjang, serta adanya sungut yang
menyembul dari daerah sekitar mulutnya. Nama ilmiah Lele adalah Clarias spp.
yang berasal dari bahasa Yunani "chlaros", berarti "kuat dan lincah". Dalam
bahasa Inggris lele disebut dengan beberapa nama, seperti catfish, mudfish dan
walking catfish. Klasifikasi ikan lele berdasarkan Saanin (1984) dalam Hilwa
(2004) yaitu sebagai berikut:
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Subkelas : Teleostei
Ordo : Ostarophysi
Subordo : Siluroidae
Famili : Clariidae
Genus : Clarias sp
Ikan lele merupakan hewan nokturnal dimana ikan ini aktif pada malam
hari dalam mencari mangsa. Ikan-ikan yang termasuk ke dalam genus lele
dicirikan dengan tubuhnya yang tidak memiliki sisik, berbentuk memanjang serta
licin. Ikan Lele mempunyai sirip punggung (dorsal fin) serta sirip anus (anal fin)
3
berukuran panjang, yang hampir menyatu dengan ekor atau sirip ekor. Ikan lele
memiliki kepala dengan bagian seperti tulang mengeras di bagian atasnya. Mata
ikan lele berukuran kecil dengan mulut di ujung moncong berukuran cukup lebar.
Dari daerah sekitar mulut menyembul empat pasang barbel (sungut peraba) yang
berfungsi sebagai sensor untuk mengenali lingkungan dan mangsa. Lele memiliki
alat pernapasan tambahan yang dinamakan Arborescent. Arborescent ini
merupakan organ pernapasan yang berasal dari busur insang yang telah
termodifikasi. Pada kedua sirip dada lele terdapat sepasang duri (patil), berupa
tulang berbentuk duri yang tajam. Pada beberapa spesies ikan lele, duri-duri patil
ini mengandung racun ringan. Hampir semua species lele hidup di perairan tawar.
Berikut kisaran parameter kualitas air untuk hidup dan pertumbuhan optimum
ikan lele menurut beberapa penelitian dalam Witjaksono (2009).
C. Pembenihan
4
pembesaran berasal dari kegiatan pembenihan, secara garis besar kegiatan
pembenihan meliputi : pemeliharaan induk, pemilihan induk siap pijah, pemijah
D. Teknik Pembenihan
1. Pengelolaan Induk
Induk ikan lele yang akan digunakan dalam kegiatan proses produksi harus
tidak berasal dari satu keturunan dan memiliki karakteristik kualitatif dan
kuantitatif yang baik berdasarkan pada morfologi, fekunditas, daya tetas telur,
pertumbuhan dan sintasannya. Karakteristik tersebut dapat diperoleh ketika
dilakukan kegiatan produksi induk dengan proses seleksi yang ketat.
Induk betina yang siap dipijahkan adalah induk yang sudah matang gonad.
Secara fisik, hal ini ditandai dengan perut yang membesar dan lembek. Secara
praktis hal ini dapat diamati dengan cara meletakkan induk pada lantai yang rata
dan dengan perabaan pada bagian perut. Sedangkan induk jantan ditandai dengan
warna alat kelamin yang berwarna kemerahan.
Jumlah induk jantan dan induk betina tergantung pada rencana produksi
dan sistem pemijahan yang digunakan. Pada sistem pemijahan buatan diperlukan
banyak jantan sedangkan pada pemijahan alami dan semi alami jumlah jantan dan
betina dapat berimbang. Induk lele sangkuriang sebaiknya dipelihara secara
terpisah dalam kolam tanah atau bak tembok dengan padat tebar 5 ekor/m 2 dengan
air mengalir ataupun diam. Pakan yang diberikan berupa pakan komersial dengan
kandungan protein di atas 25% dengan jumlah pakan sebanyak 2 - 3% dari bobot
biomassa dengan frekuensi pemberian 3 kali per hari.
5
2. Persiapan Bak Pemijahan
Kolam yang digunakan berupa bak/kolam terpal berukuran (3,5 x 2 ) m3.
Sebagai tempat sarang, dibuat kotakan dari bahan yang sederhana dan mudah
diperoleh seperti batako yang disusun atau batu-batu bata dan kayu yang tidak
terpakai. Untuk tempat menempelnya telur, di dalam sarang disiapkan serat seperti
ijuk atau sabut kelapa yang disimpan rata menutupi seluruh permukaan dasar
sarang (Suyanto, 2000).
3. Seleksi Calon Induk
Menurut Suyanto (2000), tanda-tanda lele yang sudah siap memijah adalah
sebagai berikut:
1. Induk Jantan
a. Alat kelamin tampak jelas, meruncing
b. Umur 8 bulan
c. Perutnya tampak ramping, jika perut diurut akan keluar spermanya
d. Tulang kepala agak mendatar dibanding dengan betinanya
e. Jika warna dasar badannya hitam (gelap), warna itu menjadi lebih gelap
lagi dari biasanya
2. Induk Betina
a. Alat kelaminnya bentuknya bulat dan kemerahan, lubangnya agak
membesar
b. Umur 8 bulan
c. Tulang kepala agak cembung
d. Gerakannya lamban
e. Warna badannya lebih cerah dari biasanya.
4. Pemijahan
Lele sangkuriang mulai dapat dijadikan induk pada umur (8 9) bulan
dengan berat minimal 500 gram. Pada perkawinannya, induk betina akan
melepaskan telur bersamaan dengan jantan melepaskan spermatozoa di dalam air
untuk membuahi telur. Telur akan menetas dalam tempo 24 jam setelah memijah.
Menurut pengalaman petani, di kolam ikan lele dapat memijah sepanjang tahun
tanpa mengenal musim (Suyanto, 2000).
6
Metode pemijahan lele sangkuriang dapat dilakukan dengan dua metode
yaitu secara alami dan secara buatan. Pemijahan secara alami yaitu pemijahan
yang dilakukan di kolam pemijahan sebagaimana ikan lainnya, sedangkan
pemijahan secara buatan yaitu dengan metode hipophysasi atau teknik rangsangan
ovulasi dengan cara pemberian hormon gonadotropin yang akan mematangkan
gonad. Pembuahannya dilakukan dengan cara diurut (streeping) hal ini dapat
mempercepat proses pemijahan (Effendi, 2004
Pemijahan buatan lele sangkuriang ini dibagi dalam beberapa tahap, yaitu
pemeliharaan induk, induk dipelihara dalam bak berukuran (3 x 4) m 2 dengan
kepadatan 5 kg/m2 dan setiap hari induk diberi pakan berupa pellet sebanyak 4%
dari bobot induk; pemberokan, pemberokan bertujuan agar kotoaran dan lemak
dalam tubuh induk terbuang dan selama pemberokan air harus tetap mengalir
sedangkan lama pemberokan yaitu (1 2) hari; penyuntikan, bila sudah diperoleh
induk yang matang gonad, langkah selanjutnya adalah penyuntikan hormon, bila
menggunakan hipopisa dosisnya 2 kg donor/kg induk, sementara bila
menggunakan ovaprim dosisnya 0,3 ml/kg induk; streeping, induk jantan dan
induk betina pada pemijahan ini harus dipisahkan. Setelah (10 12) jam dari
penyuntikan, induk betina siap di-streeping. Namun, sebelumnya sperma harus
sudah disiapkan dahulu dan jumlah jantan harus dua kali lebih banyak dari induk
betina. Telur yang keluar selanjutnya ditampung dalam wadah plastik dan pada
saat yang bersamaan dimasukan larutan sperma sambil diaduk-aduk hingga rata
dengan menggunakan bulu ayam. Bila telur banyak mengandung darah, bilas
campuran telur dan sperma tersebut dengan pemberian sodium klorida, penetasan
telur dilakukan di dalam bak terpisah yang dilengkapi hapa (Effendi, 2004).
5. Penetasan Telur
Penetasan telur dilakukan di dalam bak fiber yang berukuran 2 x 1 x 0,3
m3 dan ketinggian air sekitar 30 40 cm. Biasanya telur telur akan menetas
selama 1 2 hari setelah pemijahan pada suhu 25 - 30 0C (Susanto, 1989).
7
6. Pemeliharaan Larva
Selama perawatan larva lele sangkuriang ada beberapa kegiatan yang harus
dilakukan, diantaranya yaitu:
1. Pemberian pakan, selama masa pemeliharaan larva lele sangkuriang
diberikan pakan alami dan pakan tambahan. Pemberian pakan alami
disesuaikan dengan ukuran benih. Biasanya efektivitas pertumbuhan benih
yang memakan plankton alami berkisar 2 3 minggu sejak ditebar ke kolam.
Pakan tambahan diberikan dengan dosis 3 5% dari bobot populasi ikan dan
diberikan dua sampai tiga kali sehari, pemberiannya dimulai sejak hari kedua
setelah benih ditebar (Mujiman, 2000).
2. Pengontrolan air, kegiatan ini meliputi pergantian air dengan pengaturan
volume air dan penyiponan (Lukito, 2002).
3. Penyeleksian, ada dua cara yang dapat dilakukan dalam penyeleksian benih
yaitu penyeleksian manual dengan tangan dan penyeleksian dengan
menggunakan ayakan seleksi (Prihartono dkk, 2000).
4. Pengendalian hama penyakit, kegiatan ini meliputi pencegahan dan
pengobatan (Effendi, 2004).
8
III. METODE PELAKSANA
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan praktek kerja
lapangan pembenihan ikan lele adalah sebagai berikut ;
9
Tabel . Bahan yang digunakan pemijahan ikan lele secara buatan
Induk ikan lele jantan dan betina Induk yang akan dipijahkan
Ovaprim Hormon perangsang ikan
larutan fisiologis (NaCL) Melarutkan/pengenceran dengan ovaprim
air Untuk media penetasan telur
Akuabidest Untuk meningkatkan pembuahan sperma dan
telur
C. Cara Kerja
Adapun cara kerja praktek kerja lapangan pembenihan ikan lele meliputi ;
1. Pengelolaan Induk
Pengelolaan induk merupakan salah satu faktor utama untuk keberhasilan
dalam proses kegiatan teknik pembenihan lele sangkuriang, di dalam
pengelolaan induk kita perlu memperhatikan tahapan-tahapan dalam
pengelolaan induk diantaranya adalah; persiapan kolam, pemberian pakan,
pengelolaan kualitas air dan penanggulangan hama dan penyakit pada induk.
2. Persiapan Wadah Pemijahan
Wadah pemijahan yang digunakan berupa bak terpal, bak fiber, atau pun
bak beton dan dipasang penutup berupa jaring kawat agar tidak melompat
keluar dan tidak ada benda ataupun hewan lain masuk ke dalam bak
pemijahan tersebut. Wadah pemijahan yang dipakai berukuran 3,5 m x 2 m
dengan ketinggian air sekitar 25 - 30 cm.
Sebelum dilakukan pemijahan terlebih dahulu kolam tersebut dibersihkan,
lalu diisi air, selanjutnya dengan pemasangan kakaban yang berfungsi sebagai
substrat menempelnya telur. Dan kakaban tersebut diberi pemberat berupa
batu bata yang bertujuan agar kakaban tersebut tidak mengapung ke
permukaan kolam. Kakaban yang digunakan berukuran 1,1 m x 0,3 m,
dengan jumlah kakaban yang digunakan berjumlah 4 buah.
3. Seleksi Induk
10
Faktor penting dalam pembenihan lele yaitu kualitas induk yang
digunakan untuk dipijahkan, umur induk betina lele sangkuriang yang telah
siap dipijahkan berumur 1 tahun, massa 0,75 1,5 kg dengan panjang
standar 25 40 cm, dan tidak lebih dari 4 kali memijah, sedangkan induk
jantan antara lain yaitu berumur berumur 1 tahun, massa 0,75 1,5 kg
dengan panjang standar 30 40 cm.
Kondisi induk yang sehat dapat dilihat dari postur tubuh yang
proporsional, tidak ada cacat dan luka pada tubuh ikan, serta gerakan ikan
yang lincah. Induk diseleksi dengan cara melihat kondisi fisik secara
langsung. Induk betina yang diseleksi adalah induk yang mempunyai ciri-ciri
perut yang membesar ke arah anus dan lembek apabila diraba, alat kelamin
atau urogenital berwarna merah tua.
Telur yang telahmatang gonad berwarna kuning transparan, bentuknya
bundar dan ukurannya beragam, tidak mudah pecah apabila ditekan serta
posisi sel telur berada di tengah, sedangkan untuk induk jantan yang
terseleksi mempunyai cici-ciri alat kelamin yang menonjol dan berwarna
merah.
4. Pemijahan
Salah satu metode pemijahan yang digunakan yaitu pemijahan secara
buatan. Pemijahan dilakukan dengan melakukan seleksi induk yang sudah
matang gonad. Setelah induk terpilih lakukan penimbangan ( tujuannya agar
mudah menentukan dosis Hormone yang akan digunakan.
Setelah ditimbang lakukan perhitungan dosis hormon yang akan
disuntikan, (saya biasa pakai dosis. Ovaprim 0.3ml/Kg. dan Aquades 1ml/kg.
aquades fungsinya mengencerkan ovaprim. Setelah dosis didapat lakukan
penyuntikan induk jantan dan betina disuntik sesuai dengan dosis. letak posisi
penyuntikan di bagian punggung dengan kemiringan 450. usahakan larutan
ovaprim yang ada di spuid tidak ada gelembungnnya. penyuntikan dilakukan
bisa malam hari atau pagi hari jam 05.00. sebaiknya lakukan penyuntikan
pada pagi hari tujuannya pada waktu streeping bisa dilakukan pada siang hari.
Setelah disuntik masukkan induk tersebut ke ember secara terpisah antara
induk jantan dan betina dan biarkan selama kurang lebih 810 jam.
11
sekitar 8 jam induk di cek tingkat ovulasinya. apabila di dasar ember terlihat
ada telur berarti induk siap di streeping (di urut) untuk mengeluarkan telur.
apabila 8 jam masih belum terlihat adanya telur di dasar ember bisa dilakukan
pengurutan ke arah anus kalau keluarnya lancar berarti sudah siap.
12
Kegiatan yang akan dilakukan selama praktek lapangan secara garis besar
benih dan kultur pakan alami, serta kegiatan penunjang lainnya yang berkaitan
dengan penyediaan wadah, air dan energi. Secara rinci, kegiatan tersebut tertera
Minggu ke
N
1 2 3 4 5 6 7 8
Kegiatan
o
1 Observasi
a. Lokasi
b. Organisasi
c. Fasilitas
2 Kegiatan pembenihan
a. Persiapan
b. Pemeliharaan Induk
c. Pemijahan
d. Penetasan Telur
e. Pemeliharaan Benih
f. Kultur Pakan Alami
DAFTAR PUSTAKA
13
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. 2006. Modul Pelatihan Penguatan
Kemampuan Dan Bakat Siswa (Life Skill); Pembenihan Ikan Lele Dumbo
Sangkuriang (Clarias gariepinus). Pemerintah Kota Sukabumi. Dinas
Pendidikan Dan Kebudayaan. Sukabumi. Hal 1-3.
Direktorat Pembudidayaan. 2005. Budidaya Lele Sangkuriang. Direktorat
Pembudidayaan, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. Departemen
Kelautan dan Perikanan. Jakarta. Hal 1-13.
Lukito, AM. 2002. Lele Ikan Berkumis Paling Populer. Agromedia. Jakarta
(http://sunarma.net/2008/09/pembenihan -lele-sangkuriang-iii/)
14