Anda di halaman 1dari 15

Analisis Hadis tentang Sayap Lalat Mengandung

Penyakit dan Obat Penawar


Oleh: Ahmad Nafiul Ulum
I. Pendahuluan

Hadis adalah sumber ajaran yang paling otoritaritatif setelah al-Qurn,


tetapi, sesungguhnya sangat rentan terhadap kesalahpahaman. Al-Qurn yang
bersifat qa al-wurd wa al-dillah, mata rantai transmisi wahyu dari Tuhan ke
manusia melalui Nabi-Nya menyimpan permasalahan tersendiri. Berbeda dengan
dengan hadis yang bisa dipahami sebagai tindak perilaku, perkataan, perbuatan,
dan ketetapan Nabi Muhammad alla Allah `Alaihy wa allam, harus melalui
serangkaian pengujian untuk dapat diakui keautentisitas dan keotoritasnya.

Masa setelah wafatnya Nabi Muhammad alla Allah `Alaihy wa allam


dan hadis dijadikan sebagai sumber rujukan kedua setelah al-Qurn. Maka
timbullah konflik politik yang berkembang pada masa kepemimpinan khilafah
setelahnya, terutama pada masa kekhilafahan Uthmn bin Affn Rad iya Allah
`Anhu dan kasus-kasus penyalahgunaan dan konflik yang disebabkan
kesalahpahaman dalam memahami sebuah hadis. Beragam pertanyaan terkait
otoritas Nabi Muhammad alla Allah `Alaihy wa allam, validitas sabda dan
kredibilitas para perawinya, metode ktritik sanad, dan berbagai pertanyaan kritis
lainnya, serta lanjut bermunculan pada masa setelah ulama klasik.

Pada era kemajuan teknologi dan sains saat ini, perbedaan jarak, ruang,
dan waktu antara hadis-hadis Nabi dan peradaban umat manusia saat ini menuntut
para mahasiswa atau orang berpendidikan untuk secara akademis menggali ulang
khazanah keislaman yang tertimbun dalam teks-teks sabda Nabi Muhammad
alla Allah `Alaihy wa allam demi menjaga autentisitas serta otoritasnya di masa
kini.

Sayangnya, dimasa kini sudah hampir punah dalam membuktikan


keautentikan suatu hadis yang disebabkan sudah banyak kitab ulama klasik yang
menyebutkan bahwa suatu hadis berkedudukan ah h membuat orang-orang
penyiar agama, orang yang menginginkan, menggunakan hadis tanpa meneliti
kedudukan suatu hadis itu sendiri. Penulis ingin meneliti suatu hadis yang
dikatakan banyak orang bahwa di sisi sayap lalat terdapat penyakit dan obat
penawar, dengan menggunakan metode takhrij hadis, dan membandingkan isi
matan dengan ke-hidupan yang telah serba teknologi dan sains ini, Lebih lanjut
akan dipaparkan pembahasan.

II. Hadis tentang Sayap Lalat Mengandung Penyakit dan Obat Penawar
A. Takhrij Hadis
1. Riwayat Bukhr

Imam Bukhr dalam hah h -nya terdapat dua jalur sanad pada hadis
mengenai sayap lalat. Yakni perama, dari Khlid bin Makhlad dari Sulaimn bin
Bill al-Qurash al-Taim dari Utbah bin Muslim dari Ubaid bin Hunain dari Ab
Hurairah Radiya
Allah `Anhu sambung kepada Rasulullah alla Allah `Alaihy wa
allam.



:
:

:
:


:

1
.
Jika lalat hinggap ke minuman salah seorang diantara kalian, maka hendaklah
ia menenggelamkannya, kemudian buanglah (lalat ter-sebut), karena
sesungguhnya di salah satu sayapnya ada penyakit, dan di sayap lainnya ada
obat.

Kedua, jalur lain yang diriwayatkan Imam Bukhr adalah dari Qutaibah Ab
Raj` bin Sad bin Jaml al-Thaqaf dari Isml bin Jafar bin Ab Kathr al-
Ans r dari Utbah bin Muslim al-Taim (dulunya adalah budak ban Taim) dari
Ubaid bin Hunain dari Ab Hurairah Rad iya Allah `Anhu dan sambung kepada
Rasulullah alla Allah `Alaihy wa allam.2

1 Muhammad bin Ismail bin Ab Abdullah al-Bukhr, ah h al-Bukhr,


(ttp: Dr al-Tauq al-Najh, 1422 H), 4:130.

2 Ibid., 4:84.
Kedua jalur sanad mengerucut kepada Utbah bin Muslim yang gharb
hingga Rasulullah alla Allah `Alaihy wa allam. Kedua jalur sanad di atas
memiliki kriteria muail, dan para perawi memiliki sifat hiqqah.

2. Riwayat imam Ab Dwud

Imam Ab Dwud dalam unan-nya meriwayatkan hadis ini hanya dari


satu jalur, yakni dari jalur Ahmad bin Hanbal dari Bishru bin al-Mufad a l bin
Lh iq al-Raqsh dari Muhammad bin Ajln dari Sad bin Ab Sad al-Maqbur
(sahabat Ab Hurairah) dari Ab Hurairah Radiya
Allah `Anhu sambung kepada
Rasulullah alla Allah `Alayhi wa allam. Sanad dalam hadis ini terbukti
berstatus muail dan semua perawi sanad mempunyai sifat hiqqah.






:
:






3
.
3. Riwayat Imam al-Nas

Dalam kitab al-Mujab atau lebih terkenal al- ughr, Imam al-Nas
juga terdapat hanya satu hadis saja.akan tetapi dalam rantai sanad urutan sahabat
terdapat perbedaan periwayatan dengan yang diriwayatkan dalam kitab hadis
ah h Bukhr, unan Ab Dwud, dan Ibnu Mjjah yang periwayatan dalam
urutan sahabat meriwayatkan dari Ab Hurairah sedangkan dalam unan al-Na
dari Ab Said al-Khudr. Yakni, diriwayatkan dari al-Fals Amr bin Al bin
Bah r bin Kanz dari Yahy al-Qat t n bin Sad bin Farrj Ab Sad dari Ibnu
Ab Dhi`bi Muhammad bin Abdurrahman al-mir dari Sad bin Hlid bin
Abdullah bin Qriz al-Qrz dari Ab Salamah bin Abdurrahman bin Auf al-

3 Ab Dwud Sulaiman bin al-Ashath bin Ishaq al-Sijistn, unan Ab


Dwud, (Beirut: al-Maktabah al-As riyyah, tth), 3:365.
Zuhr dari Ab Sad al-Khudr bin Mlik bin Sinn Rad iya Allah `Anhu, dan
sambung kepada Rasulullah alla Allah `Alaihi wa allam. Penulis meneliti
bahwa rantai sanad pada hadis ini adalah muail,
dan tidak terdapat illa pada
perawi, dan semuanya hiqqah.


: :


:




:
4
.

4. Riwayat Imam Ibnu Mjjah

Riwayat yang dimiliki Ibnu Mjjah juga sama dengan Ab Dwud, dan al-
Nas hanyalah satu riwayat yakni dari Suwaid bin Sad bin Sahl bin Shahrayr
dari al-Zanj Ab Khlid Muslim bin Khlid (h aan,, d aif, banyak yang
menganggap h aan)5 dari Utbah bin Muslim al-Taim dari Ubaid bin Hunain
(budak Zaid bin al-Hat t b) dari Ab HurairahRad iya Allah `Anhu sampai
sambung kepada rasuulullah alla Allah `Alaihi wa allam.

:





:


6
.
A. Analisis Sanad
1. Biografi sanad

4 Ab Abdurrahman Ahmad bin Syuaib bin Ali al-Khursan al-Nas`,


al-Mujab min al-unan, (Halab: Maktabah al-Mat bt al-Islmiyyah, 1986),
7:178.

5 Lihat kitab iyaru Alm al-Nubal 8:177.


Biografi perawi hadis di sini hanya akan mengambil latar belakang perawi
dari hadis Imam al-Bukhr periwayatan yang pertama, yakni riwayat Khlid bin
Makhlad dari Sulaimn bin Bill dari Utbah bin Muslim dari Ubaid bin Hunain
dari Ab Hurairah Radiya
Allah `Anhu sambung sampai kepada Rasulullah alla
Allah `Alaihy wa allam. Berikut biografi singkat perawi hadis yaitu:

a. Khlid bin Makhlad


Khlid bin Makhlad Ab Haitham al-Bajal adalah seorang imm, ahli hadis,
h fi , pedagang, yang bertempat di daerah Kuffah dan meriwayatkan hadis
hanya dari ahli madnah. Guru-gurunya antara lain adalah Mlik, Ab al-
Ghus ni Thbit bin Qais, Sulaimn bin Bill7, Nfi bin Ab Nuaim, Al bin
S lih bin Hay, Kathr bin Abdullah bin Auf, dan masih banyak yang
lainnya. Murid-muridnya adalah Imam al-Bukhr (ah
h ihi), Abbs al-Dr,
Abdu bin Humaid, Ab Umayyah al-Tarass, dan masih banyak lainnya.8
Komentar-komentar ulama terhadap Khlid bin Makhlad rata-rata mengatakan
bahwa dia adalah orang meriwayatkan hadis munkar, seperti komentar
Muhammad bin Sad berkata Khlid bin Makhlad meriwayatkan hadis
munkar menyebarkan hadis tersebut ketika dalam keadaan darurat. Wafat
pada bulan Muharram 230 H di Kuffah pada kepemimpinan khulafah al-
Mamn;9

6 Ibnu Mjah Ab Abdullah Muhammad bin Yazd al-Qazwn, unan Ibn


Mjjah, (ttp: Dr Ih y` al-Kutub al-Islmiyyah, tth), 2:1159.

7 Diberi garis bawah untuk memperjelas dari guru dan murid mana hadis
itu diriwayatkan.

8 Shamsuddn Ab Abdullah Muhammad bin Ah mad bin Uthmn bin


Qaimz al-Dhahab, iyaru Alm al-Nubal, (Beirut: Muassasah al-Rislah,
1985), 10:217-218.

9 Ab Abdullah Muhammad bin Sad bin Mun al-Hshim, al-abaq



al-Kubr, (Beirt: Dr al-Kutub al-Ilmiyyah, 1990), 6:372.
b. Sulaimn bin Bill
Sulaimn bin Bill al-Qurash al-Taim adalah seorang al-imm, al-muf, al-
h fi , al-madan lahir pada tahun 100 H. Muhammad bin Sad berkomentar
Sulaimn bin Bill mempunyai perilaku baik, pintar, pernah menjadi muf di
Madinah dan diluarnya, hiqqah, banyak meriwatkan hadis.10 Guru-gurunya
Sulaimn bin Bill yakni Abdullah bin Dnr, Zaid bin Aslam, Rabah al-
Ray, Suhail bin Ab S lih , Ab Tuwlah, danUtbah bin Muslim. Sementara
murid-murid Sulaimn bin Bill adalah Ab Bakr Abd al-Hamd bin Uwais,
Khlid bin Makhlad, Ab Wahb, Sad bin Ufair, Ab mir al-qad dan
masih banyak yang lainnya.11 Tahun wafatnya Sulaimn bin Bill terdapat dua
perbedaan pendapat, antara Ibnu Sad pada tahun 172 dan bukhr pada tahun
177;
c. Utbah bin Muslim
Utbah bin Muslim al-Taim , menurut Ibnu Hibbn Utbah adalah orang yang
hiqqah. Guru-gurunya antara lain adalah Hamzah bin Abdullah bin Umar,
Abdullah bin Rfiq bin Khadj, Ubaid bin Hunain, Ikrimah Maul Ibnu
Abbs, Nfi bin Jubair bin Mut am, Ab Salamah bin Abdurrahman.
Kemudian muridnya Utbah yakni Ibrhm bin muhammad bin Ab Yahy al-
Aslam, Isml bin Jafar, Sad bin Ab Hill, Sulaimn bin Bill, Mlik bin
Ab al-Hasan, Muhammah bin Ish q bin Yasr.12 Utbah bin Muslim tinggal di
Damaskus dan wafat pada tahun 184 H. Menurut Ibnu Hajar dia adalah orang
yang hiqqah;13
d. Ubaid bin Hunain

10 al-Dhahab, iyaru Alm al-Nubal, 7:425.

11 Ibid., 7:426-427.

12 Ysuf bin Abdurrahman bin Ysuf Ab al-Hajjj al-Muzzi, ahdhbu


al-Kaml f Am` al-Rijl, (Beirut: Muassasah al-Rislah, 1980),19:323.

13 Ahmad bin l bin Hajar al-Asqaln, aqrb al-ahdhb, (Suriah: Dr


al-Ras id, 1406 H), 1:654.
Ubaid bin Hunain bertempat di Madinah. Ibn Sad mengatakan bahwa Ubaid
bin Hunain orang yang hiqqah, Dia adalah saudara dari Abdullah bin
Hunain.14 Guru-gurunya yakni Zaid bin Thbit, Ab Ms, dan pernah berguru
langsung kepada Ab Hurairah, Ibnu Abbs. Kemudian muridnya yakni Slim
Ab al-Nad r, Ab Tuwlah, Ab Zind, Yahya bin Sad al-Ans r, danUtbah
bin Muslim.15 Menurut Muhammad bin Saad dan Ibnu Hibban, Ubaid adalah
orang yang hiqqah. Sementara menurut Ibnu Hatim ia termasuk lih
al-
h ad. Ubaid bin Hunain wafat pada tahun 105 H di Madinah;16
e. Ab Hurairah
Ab Hurairah Radiya Allah `Anhu merupakan seorang sahabat Nabi
Muhammad alla Allah `Alaihy wa allam paling banyak meriwayatkan
hadis, dan periwayatannya paling banyak dari Ab Bakar. Sebelum masuk
Islam bernama Abdu Shams bin S akhr dan kunyahnya itu Abl Aswad.
Kemudian setelah masuk islam Nabi Muhammad mengganti namanya dengan
Abdullah dan memberi kunyahnya Ab Hurairah. Dalam pendapat lain
mengatakan bahwa ketika sudah masuk islam diganti dengan nama
Abdurrah man.17 Guru-guru Ab Hurairah antara lain adalah Nabi Muhammad
alla Allah `Alaihy wa allam, Ab bin Kaab, Umar bin Khat t b, Ab Bakar
al-S iddq, dan istri Rasulullah alla Allah `Alaihy wa allam. Kemudian
muridnya Ab Hurairah yakni Ibrhm bin Isml, Ubaid bin Hunain,
Ibrhm bin Abdullah bin Qriz al-Zuhr, Ish q bin Abdullah Maul Zidah,

14 al-Hshim, al-abaq
al-Kubr, 5:218.

15 al-Dhahab, iyaru Alm al-Nubal, 4:605.

16 al-Muzzi, ahdhbu al-Kaml f Am` al-Rijl, 9:85.

17 Muhammad bin Mukrim bin Al al-Ansr


al-Ifrq, Mukha ar rkh
Dimihqa li Ibn Akir, (Damaskus: Dr al-Fikr, 1984), 29:179.
Anas bin Mlik, dan masih banyak yang lainnya.18 Ab Hurairah wafat pada
tahun 57 H.

Pandangan ulama tentang kualitas pribadi dan intelektual masing-masing


perawi di atas semuanya hampirr sama . maksudnya, tidak ada yang mencacat dan
mencela satu pun perawi dalam sanad tersebut. Oleh karena itu, masing-masing
perawi bisa dipercaya dan mabl. Selain itu, urutan hubungan guru dengan murid
yang telah dijelaskan di atas menunjukkan bahwa adanya hubungan proses elajar
engajar atau proses penyampaian dan penerimaan antara guru dan murid.

Hal ini juga ditunjukkan dengan menggunakan bentuk metode yang


dipakai masing-masing perawi dalam penyampaian dan menerima periwayatan.
Seperti yang terlihat dalam sanad ini, bentuk penyampaian yang digunakan adalah
dengan cara im (pembacaan langsung oleh guru kepada murid). Metode itu
terdapat pada tingkat periwayatan sahabat dan tabiin yaitu:

Ubaid bin Hunain mengatakan: amiu (saya mendengar) Ab


Hurairah.

Sedangkan metode penyampaian penyampaian dalam bentuk akhbr dan


ah d terdapat empat tingkatan periwayatan yaitu:

Utbah bin Muslim mengatakan: akhbaran (menghabarkan kepada


saya) Ubaid bin Hunain;
Sulaimn bin Bill mengatakan: h addahan Utbah bin Muslim;
Halid bin Makhlad mengatakan h addaan;
Al-Bukhr mengatakan: h addaan Khlid bin Makhlad.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa rangkaian sanad hadis ini


bersambung atau tidak terputus. Begitu juga dengan kualitas para perawinya yang
dapat dipercaya sehingga hadis ini bisa dinilai ah
h dari segi sanad.

B. Analisis Matan

Redaksi matan hadis mengenai lalat ini selain disebutkan dalam tema
permulaan penciptaan bab jika lalat jatuh ke dalam minuman maka

18 Ibid., 34:367.
tenggelamkanlah, sesungguhnya salah satu sayapnya mengandung penyakit
sedangkan sayap lainnya mengandung penawar. Juga disebutkan oleh Imam al-
Bukhr dalam kitb atau tema pengobatan bab jatuhnya lalat dalam suatu
tempat.19 Redaksi matan yang hampir sama juga diriwayatkan oleh Ab Dwud
dalam unan-nya juga meriwayatkan hadis ini dengan redaksi sama dan
disebutkan dalam tema makanan bab lalat yang jatuh dalam makanan.20
Redaksi matan yang hampir sama juga diriwayatkan oleh Ibnu Mjjah pada
temapengobatan bab jatuhnya lalat dalam suatu tempat.21

Dari beberapa matan hadis yang diriwayatkan oleh al-Bukhr, Ab


Dwud, dan Ibnu Mjjah tersebut, semua redaksi atau lafalnya hampir sama antara
periwayatan satu dengan periwayatan yang lainnya, hanya penempatannya saja
yang berbeda. Hadis di atas terdapat kata atau lafadh yang perlu untuk diuraikan
agar mempermudah untuk memahami matan dalam suatu hadis, dan interpretasi
pemahaman dalam matan hadis diatas.

1. Mufradat
a. ( lalat) maksudnya hewan lalat yang dimaksud adalah Hewan
sejenis serangga kecil berwarna hitam, suka hinggap pada sesuatu
yang bau atau busuk seperti bangkai, kotoran, dan dapat
menyebarkan penyakit. Serangga tersebut disebut lalat dikarenakan
geraknya yang banyak, cepat, dan bising suaranya;22
b. ( mencelupkan) maksudnya bukan hanya mencelupkan kedua
sayapnya saja, akan tetapi mencelupkan seluruh tubuh lalat.23 Hal
ini hanya bertujuan untuk mempertemukan antara penyakit dan

19 al-Bukhr, ah h al-Bukhr,

20 al-Sijistn, unan Ab Dwud, 3:365.

21 al-Qazwn, unan Ibn Mjjah, 2:1159.

22 Badrudin Mahmud bin Ahmad al-Ayn, Umdau al-Qr harh ah h


al-Bukhr, (Beirut: Dr al-Turath al-Arab, tth), 21:293.
penawarnya dan untuk mengeluarkan penawar seperti keluarnya
penyakit.

Penyakit dan penawar tidak diketahui pasti sayap sebelah mana yang
mengandung keduanya. Sebagian ulama berpendapat bahwa sayap pembawa
penyakit berada di sebelah kiri dan sayap yang mengandung obat berada ddi
sebelah kanan.24 Para ahli fikih menjadikan hadis ini sebagai dalil yang
menunjukkan bahwa air atau makanan yang sedikit (kurang dari dua kulah)
dihukumi tidak najis meskipun kejatuhan hewan yang tidak mengalir darahnya.25

Sedangkan al-Tabari berpendapat, sebagaimana dinukil oleh Ibnu Hajar


al-Asqaln, bahwa dalam menyampaikan hadis ini Nabi Muhammad alla Allah
`Alaihy wa allam tidak bermaksud menjelaskan mengenai sesuatu yang najis dan
suci, tetapi bermaksud menjelaskan tentang pengobatan dari seekor lalat.26
Perbedaan pendapat ulama terjadi dikarenakan pengambilan dalil dari sudut
pandang yang berbeda.

Berdasarkan redaksi matan, tidak ditemukan cacat (illah) dan kejanggalan


(hudhdh) pada hadis di atas. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa status
matan hadis ini bisa dinilai ah
h . Setiap kata dalam redaksi matan di atas mudah
dipahami dan tidak ada kata yang asing. Karena itu, matan ini dapat diterima
tetapi untuk memahaminya masih menimbulkan pertanyaan sehingga sulit untuk
dipahami (muhkil).

23 Nuruddin Itr, al-unnah al-Muahharah


wa al-ah addiy, (Damaskus:
tnp, 1986), 81.

24 al-Ayn, Umdau al-Qr harh ah h al-Bukhr, 21:293.

25 Sihabuddin Ahmad al-Qusthuln , Irhd al-r li harh ah h al-


Bukhr, (Beirut: Dr al-Fikr, 1990), 7:256.

26 Ahmad bin Al Ibnu Hajar al-Asqaln, Fah al-Br harh al-Bukhr,


(ttp: Dr al-Hadis, 2004), 10:283.
2. Letak Kemuskilan

Lalat merupakan serangga pemabawa penyakit yang selal hinggap di


sana-sini memindahkan bibit penyakit dan mmenularkan beberapa penyakit yang
menular. Sebagaimana analisis ahli kedokteran, lalat merupakan kelompok
serangga terbesar, jenisnya berjumlah lebih dari 750.000 jenis. Dari berbagai jenis
lalat tersebut, kebanyakan suka meletakkan telur di kotoran hewan atau sisa
makanan yang membusuk. Beberapa spesies lalat dapat menyebarkan bibit
penyakit, seperti korela, disentri, dan malaria.27 Oleh karena itu, sebagian orang
ada yang menolahh hadis ini karena tidak dapat diterima oleh akal. Menurut
mereka selain biasa hinggap di tempat-tempat kotor penuh kuman penyakit, lalat
juga makan dan minum dari sesuatu yang kotor. Karenanya tidak diragukan bila
lalat membawa kuman yang mampu membunuh dan menularkan kuman pada
semua yang dihinggapinya.28 Jadi jika lalat hinggap pada makanan dan minuman
maka mikroba atau bakteri akan menetap dan menjadi wabah, sehingga makanan
atau minuman tersebut tidak dapat dikonsumsi dan diminum lagi.

Toko orientalis yang menyangkal dan tidak sependapat dengan apa yang
dikatakan oleh hadis yakni Juynboll. Dia berpendapat bahwa ada dua alasan
mengapa hadis lalat terasa ganjil. Perama, dari sisi Rasul Hadis ini melanggar
prinsip utama yaitu tidak menasihati untuk menghindari sesuatu yang buruk atau
kotor. Kedua, kemajuan ilmu pengetahuan tetap tidak mampu mengetahui apa
bedanya antara sayap lalat yang satu dengan yang lain.29

27 Tim penyusun, serangga, Eniklopedia Ipek, (Jakarta: Lentera Abadi,


2004), 124.

28 Abdullah bin Al al-Najd al-Qusaim, Muhkil al-Ah ad al-


Nabawiyyah wa Baynuh, (Pakistan Dr al-Dawah, 1406), 45.

29 Faiqotul Mala, ooria Hadi-hadi Bermaalah dalam hahih al-


Bukhari, (Jakarta: PT Gramedia, 2015), 223.
Begitu juga menurut Taufiq Sidqi yang dikutip oleh Juynboll, ia menyata-
kan hadis ini sulit dipahami tidak hanya karena bertentangan dengan hadis Nabi,
di mana Nabi bersabda: Bila menteganya padat, buanglah tikus itu dan mentega
bekas tikus itu, dan sisanya dapat kamu makan; tetapi bila menteganya sudah
mencair, buanglah menteganya dan jangan disentuh. Bagi Taufiq Sidqi tikus dan
lalat sangat berbahaya bagi kesehatan manusia, jadi sulit untuk memercayai hadis
ini diucapkan oleh Nabi.30 Begitu juga dengan Mahmud Ab Rayyah yang menilai
hadis ini palsu (maudu),
karena matan hadisnya dinilai bertentangan dengan akal.

3. Reinterpretasi Pemahaman

Lalat dinilai sebagai salah satu hewan yang paling banyak membawa
bakteri penyebab penyakit, karena dari 414 ekor lalat dalam setiap ekornya
terdapat 1.250.000 bakteri yang dibawanya.31 Tetapi, jika kita perhatikan mengapa
sekian banyak kotoran, kuman, virus, dan bakteri yang terdapat dalam tubuh lalat
tidak dapat mengakibatkan penyakit kepada lalat itu sendiri? Hal ini dikarenakan
lalat ternyata memiliki daya tahan tubuh yang menghasilkan sejenis toskin. Toksin
tersebut bertindak sebagai penawar (antibodi) untuk melindungi tubuh lalat dari
bahaya bakteri dan toksin itu pula yang menjadi penawar bakteri yang di bawa
oleh lalat ketika ia jatuh pada makanan atau minuman. Sehingga untuk
memperoleh manfaat sepenuhnya dari toksin tersebut, maka lalat hendaklah
dibenamkan seluruhnya ke dalam minuman.32

Sebagaimana yang dikatakan oleh Al-Jawabi, persoalan ini telah didisksi-


kan di kalangan dokter bedah dan terbukti bahwa virus berbahaya yang dibawa
lalat, ternyata obat penawarnya ada pada sayap lalat itu sendiri.33 Lalat dapat
menyuburkan pembenihan kuman dari beberapa penyakit, dengan membentuk

30 Ibid., 224-225.

31 Muh s in Uqail, ibb


al-Nab, (Iran: Dr al-Mujtba, 2005), 406.

32 Hafiz Firdaus Abdullah, kaidah memahami Hadi Muhkil, (Johor


Bahru: Jahabersa, tth), 24.
unsur yang dapat membunuh kuman (antibakteri) dan akhirnya kuman-kuman itu
mati setelah beberapa saat. Jadi apa bila lalat diletakkan dalam larutan bersih,
maka akan diketahui empat macam yang menimbulkan berbagai macam penyakit,
serta empat macam antikuman yang membunuh empat macam kuman tersebut.

Hal ini dikarenakan anti bakteri yang terdapat pada lalat termasuk anti
bakteri yang terkuat, sehingga ia mampu melawan sekian banyak bakteri yang
dibawanya. Dalam tubuh lalat terdapat partikel kecil dari jenis enzim yang disebut
Bacreoffaj yang berukuran sekitar 20-25 milimikro. Supaya lalat dapat
mengeluarkan Bacreoffaj tersebut, maka lalat harus ditenggelamkan seluruhnya
sehingga kuman atau bakteri penyebab penyakit hilang.34 Oleh karena itu, ketika
lalat hinggap di kotoran sampah dan organik busuk, ia akan dipenuhi dengan
bermiliar-miliar bakteri sekaligus antibateri dan anti virus.

III.Kesimpulan

Hadis tentang sayap lalat yang terdapat penyakit dan obat penawar
merupakan hadis ah
h . Rangkaian sanad hadis ini bersambung atau tidak
terputus, Begitu juga dengan kualitas para perawinya yang dapat dipercaya.
Berdasarkan redaksi matan, tidak ditemukan cacat (illah) dan kejanggalan
(hudhdh) pada hadis di atas. Sehingga hadis ini dinilai ah h baik dalam segi
sanad dan matannya.

33 Muh Zuhri, elaah Maan ebuah awaran Meodologi, (Yogyakarta:


LESFI, 2003), 78.

34 Yusf al-Haj Ah mad, Mau`ah al-`Ij al-Ilm ff al-Qurn al-


Karm wa al-unnah al-Muahharah,
(Damaskus: Maktabah Dr Ibnu Hajjah,
2003), 697.
Daftar Pustaka

Abdullah, Hafiz. Firdaus kaidah memahami Hadi Muhkil. Johor Bahru:


Jahabersa, tth.

Ah mad, Yusf al-Haj. Mau`ah al-`Ij al-Ilm ff al-Qurn al-Karm wa al-


unnah al-Muahharah.
Damaskus: Maktabah Dr Ibnu Hajjah, 2003.

Asqaln (al), Ahmad bin l Ibnu Hajar. aqrb al-ahdhb. Suriah: Dr al-Ras id,
1406 H.

Asqaln (al), Ahmad bin Al bin Hajar. Fah al-Br harh al-Bukhr. ttp: Dr
al-Hadis, 2004.

Ayn (al), Badrudin Mahmud bin Ahmad. Umdau al-Qr harh ah h al-
Bukhr. Beirut: Dr al-Turath al-Arab, tth.

Itr, Nuruddin. al-unnah al-Muahharah


wa al-ah addiy. Damaskus: tnp, 1986.

Bukhr (al), Muhammad bin Ismail bin Ab Abdullah. ah h al-Bukhr. ttp: Dr


al-Tauq al-Najh, 1422 H.

Dhahab (al), Shamsuddn Ab Abdullah Muhammad bin Ah mad bin Uthmn bin
Qaimz. iyaru Alm al-Nubal. Beirut: Muassasah al-Rislah, 1985.

Hshim (al), Ab Abdullah Muhammad bin Sad bin Mun. al-abaq


al-
Kubr. Beirt: Dr al-Kutub al-Ilmiyyah, 1990.

Muzz (al), Ysuf bin Abdurrahman bin Ysuf Ab al-Hajjj. ahdhbu al-Kaml
f Am` al-Rijl. Beirut: Muassasah al-Rislah, 1980.

Nas` (al), Ab Abdurrahman Ahmad bin Syuaib bin Ali al-Khursan. al-
Mujab min al-Sunan. Halab: Maktabah al-Mat bt al-Islmiyyah, 1986.

Penyusun, Tim. serangga, Eniklopedia Ipek. Jakarta: Lentera Abadi, 2004.

Qazwn (al), Ibnu Mjah Ab Abdullah Muhammad bin Yazd. unan Ibn
Mjjah. ttp: Dr Ih y` al-Kutub al-Islmiyyah, tth.

Qusaim (al), Abdullah bin Al al-Najd. Muhkil al-Ah ad al-Nabawiyyah wa


Baynuh. Pakistan Dr al-Dawah, 1406.
Qusthuln (al), Sihabuddin Ahmad. Irhd al-r li harh ah h al-Bukhr.
Beirut: Dr al-Fikr, 1990

Mala, Faiqotul Mala. ooria Hadi-hadi Bermaalah dalam hahih al-Bukhari.


Jakarta: PT Gramedia, 2015.

Sijistn (al), Ab Dwud Sulaiman bin al-Ashath bin Ishaq. unan Ab Dwud.
Beirut: al-Maktabah al-As r iyyah, tth.

Zuhri, Muh. elaah Maan ebuah awaran Meodologi. Yogyakarta: LESFI,


2003.

Ifrq (al), Muhammad bin Mukrim bin Al al-Ansr.


Mukha ar rkh
Dimihqa li Ibn Akir. Damaskus: Dr al-Fikr, 1984.

Anda mungkin juga menyukai