DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................3
PENDAHULUAN...................................................................................................3
2.1 Latar Belakang..........................................................................................3
2.2 Rumusan Masalah.....................................................................................3
2.3 Tujuan........................................................................................................4
BAB 2......................................................................................................................5
TINJAUAN TEORI.................................................................................................5
3.1 Definisi......................................................................................................5
3.2 Klasifikasi..................................................................................................5
3.3 Etiologi......................................................................................................7
3.4 Faktor Pemicu............................................................................................9
3.5 Patofisiologi...............................................................................................9
3.6 Phatway Gagal Nafas..............................................................................11
3.7 Manifestasi Klinis....................................................................................12
3.8 Pemeriksaan Penunjang...........................................................................12
3.9 Diagnosis.................................................................................................13
3.10 Prinsip Managemen Gagal Napas...........................................................13
3.11 Penatalaksanaan.......................................................................................13
3.12 Komplikasi..............................................................................................14
3.13 Prognosis.................................................................................................14
3.14 Pencegahan..............................................................................................15
BAB 3....................................................................................................................16
PENUTUP..............................................................................................................16
4.1 Kesimpulan..............................................................................................16
4.2 Saran........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................17
2
1 KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat serta
Hidayah-Nya, sehingga makalah Kegawatan Sistem Pernafasan dapat kami susun.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Kegawatdaruratan Sistem 1. Selain itu, dalam penyusunan makalah
ini kami harapkan dapat memberikan wawasan serta pengetahuan kepada rekan-
rekan mahasiswa khususnya mahasiswa S1 Keperawatan Stikes Bina Sehat PPNI
Mojokerto.
Dalam kesempatan ini kami selaku penyusun mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah
banyak membantu dalam memberikan bimbingan, ilmu, dorongan, serta saran-
saran kepada kami.
Kami menyadari bahwa isi maupun penyajian makalah ini jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kami harapkan kritik dan saran yang membangun
demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua. Amin
Penyusun
3
2 BAB I
PENDAHULUAN
2.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memahami teori dari gawat darurat sistem pernaafasan secara
umum (gagal nafas).
2. Tujuan Khusus
Untuk memahami teori dari gawat darurat sistem pernaafasan secara
umum (gagal nafas) ; (definisi, klasifikasi, etiologi, faktor pemicu,
patofisiologis, manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang,
penatalaksanaan).
5
3 BAB 2
TINJAUAN TEORI
3.1 Definisi
Gagal napas adalah memburuknya proses pertukaran gas paru yang
mendadak dan mengancam jiwa, menyebabkan retensi karbon dioksida dan
oksigenasi yang tidak adekuat. Gagal napas akut tetap menjadi morbdibitas
dan mortalitas di lingkungan perawatan intensif walaupun ada kemajuan
teknologi untuk diagnosis, pemantauan dan penatalaksanaan yang telah dibuat
dalam empat dekaded terakhir. Baru-baru ini, penelitian pada lebih dari 1.400
pasien menemukan bahwa 44% pasien yang didiagnosis gagal napas akut yang
perlu dimasukkan kie ICU, meninggal di rumah sakit; dalam 20 tahun terakhir,
statistik ini tidak berubah signifikan. Gagal napas merupakan penyebab 10%
sampai 15% pasien yang masuk ICU medis dan 50% sampai 75% pasien
memerlukan lama rawat di ICU rumah sakit lebih dari 7 hari (Morton G.P,
dkk, 2008)
Gagal nafas adalah ketidakmampuan sistem pernafasan untuk
mempertahankan oksigenasi darah normal (PaO2), eliminasi karbon dioksida
(PaCO2) dan pH yang adekuat disebabkan oleh masalah ventilasi difusi atau
perfusi (Susan Martin T, 1997).
Gagal nafas terjadi bilamana pertukaran oksigen terhadap karbondioksida
dalam paru-paru tidak dapat memelihara laju konsumsi oksigen dan
pembentukan karbon dioksida dalam sel-sel tubuh. Sehingga menyebabkan
tegangan oksigen kurang dari 50 mmHg (Hipoksemia) dan peningkatan
tekanan karbondioksida lebih besar dari 45 mmHg (hiperkapnia) (Brunner &
Sudarth, 2001).
3.2 Klasifikasi
Gagal napas akut diklasifikasikan menjadi gagal napas hipoksemia akut
(tipe 1), gagal napas hiperkapnia (tipe II), atau gabungan gagal napas
hiperkapnia dan hipoksemia ( tipe 1 dan tipe II). Gagal napas tipe 1 adalah
defek langsung pada ventilasi. Akan tetapi, pada banyak kasus perbedaan tidak
6
jelas, banyak pasien menunjukkan tanda dan gejala gabungan gagal napas tipe
1 dan tipe II.
c. Gabungan Gagal Napas Hipoksemia dan Hiperkapnia (Tipe I dan Tipe II)
Tipe gabungan gagal napas terjadi sebagai akibat kombinasi ventilasi
alveolar yang tidak adekuat dan transport gas yang abnormal. Kondisi ini
biasanya terlihat pada aksaserbasi asma, emfisema yang dipersulit oleh
infeksi saluran napas bagian bawah, pneumonia berat, edema paru, dan
embolisme paru. Setiap penyebab potensial gagal napas, terutama jika
terjadi peningkatan kerja pernapasan dan hiperkapnia. Situasi yang
menimbulkan keletihan otot pernapasan atau kelemahan neuromuskular
dapat dipersulit oleh pneumotoraks atau efusi pleura, yang dapat
menimbulkan hipoksemia yang disertai hiperkapnia primer.
3.3 Etiologi
Penyebab Gagal Napas
1) Penyakit paru/ jalan napas intrinsik
Obstruksi jalan napas
1. Deformitas kongenital
2. Laringitis akut, epiglotitis
3. Benda asing
4. Tumor intrinsik
5. Tekanan ekstrinsik
6. Cidera traumatik
7. Pembesaran tonsil dan adrenoid
8. Apnea tidur obstruktif
2) Penyakit bronkeal
1. Bronkitis kronis
2. Asma
3. Bronkitis akut
3) Penyakit perenkim
1. Enfisema pulmonal
2. Fibrosis pulmonal dan infiltratif difus kronis lainnya
3. Pneumonia berat
4. Cidera paru akut akibat berbagai penyebab (sindrom gawat napas akut)
4) Penyakit Kardiovaskuler
1. Edema jantung paru
2. Embolisme paru masif atau berulang
3. Vaskulitis pulmonal
5) Gangguan Ekstrapulmonal Penyakit Pleura Dan Dinding Dada
1. Pneumothoraks
2. Efusi pleura
3. Fibrotoraks
4. Deformitas dinding dada
5. Cidera traumatik pada dinding dada, flail chest
6) Gangguan Otot Pernafasan Dan Taut Neuromuskular
8
3.5 Patofisiologi
Gagal mapas didefinisikan sebagai PaO2 50 mm Hg atau kurang, PaCo2
lebih dari 50 mm Hg, dan pH arteri kurang dari 7,35%. Definisi ini valid
hanya pada kasus ketika AGD dasar dianggap normal. Pada pasien yang
ditetapkan mengalami hipoksemia kronis atau hiperkapnia, gagal napas akut
ditandai dengan deteriorasi akut gas darah relatif terhadap kadar yang
9
Terjadi hipoksemia/hiperkapnia
Gangguan pertukaran
gas
2) Pada gerakan nafas spontan terlihat retraksi supra klavikuladan sela iga
serta tidak ada pengembangan dada pada inspirasi
3) Adanya kesulitasn inflasi paru dalam usaha memberikan ventilasi
buatan
2. Tanda gagal nafas parsial
1) Terdenganr suara nafas tambahan gargling, snoring, Growing dan
whizing
2) Ada retraksi dada
Gejala:
3.9 Diagnosis
Diagnosis gagal napas akut ditegakkan bila terdapat dua dari kriteria di
bawah ini:
3.11 Penatalaksanaan
Prinsip penatalaksanaan gagal napas pada umumnya meliputi oksigenasi
jaringan yang adekuat, meningkatkan kapasitas residu fungsional,
mempertahankan tekanan kapiler paru yang rendah, mengobati penyakit
dasar dan mengatasi komplikasi yang timbul. Oksigenasi jaringan dengan
cara mempertahankan tekanan arteri yang aman, mengurangi edema paru,
menurunkan kebutuhan oksigen seminimal mungkin. Meningkatkan
kapasitas residu fungsional dengan cara pemakaian ventilator mekanis
positive end expiratory pressure (PEEP), meninggikan posisi kepala dan
dada, mengurangi distensi abdomen dengan memasang pipa nasogastrik.
3.12 Komplikasi
1 Paru: emboli paru, fibrosis dan komplikasi sekunder penggunaan ventilator
2 Jantung: cor pulmonale, hipotensi, penurunan kardiak output, aritmia,
perikarditis dan infark miokard akut
3 Gastrointestinal: perdarahan, distensi lambung, ileus, diare dan
pneumoperitoneum. Stress ulcer sering timbul pada gagal napas akut
4 Polisitemia
13
3.13 Prognosis
1 Angka kematian karena gagal napas tergantung etiologi dan penyakit yang
mendasarinya
2 Prognosis cukup baik jika gagal napas pada fase akut dan tidak ada
hipoksemia lama (pada kasus kejang atau intoksikasi)
3 Prognosis lumayan pada keadaan yang berhubungan dengan gagal napas
kronik sekunder seperti penyakit neuromuscular atau kelainan rongga
thoraks
4 Prognosis buruk pada gagal napas yang berhubungan dengan eksaserbasi
akut pada penyakit kronik
3.14 Pencegahan
Karena gagal napas bukan merupakan suatu penyakit tersendiri, melainkan
merupakan hasil beberapa kelainan yang ada di paru, maka pencegahan
terbaik adalah kelainan di paru tersebut secara efektif dan cepat. Penting
untuk diwaspadai infeksi yang timbul di sistem respirasi walaupun ringan.
Pasien dengan masalah di paru sebisa mungkin harus menghindari pajanan
polutan. Jika sudah terjadi gagal napas tindakan terbaik untuk pasien adalah
perawatan di ICU dengan peralatan lengkap dan pengawasan ketat.
Pemakaian ventilasi mekanis akan membantu meminimalkan komplikasi.
14
4 BAB 3
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Jadi yang dapat kami simpulkan dari paper diatas adalah Gagal nafas
akut adalah ketidakmampuan system pernafasan untuk mempertahankan
suatu keadaan pertukaran udara antara atmosfer dengan sel-sel tubuh yang
sesuai dengan kebutuhan tubuh normal
Gagal nafas adalah suatu kondisi dimana system respirasi gagal untuk
melakukan fungsi pertukaran gas, pemasukan oksigen dan pengeluaran
karbondioksida. Keadekuatan itu dapat dilihat dari kemampuan jaringan
untuk memasukkan oksigen dan mengeluarkan karbondioksida.
4.2 Saran
Dalam keterbatasan pengetahuan yang kami miliki, tentu dalam
penulisan paper ini masih banyak kekurangan dan kejanggalan dalam
penulisan paper ini, maka untuk itu kami sangat mengharapkan motivasi dan
bimbingan dari Bapak/Ibu Dosen pengajar serta teman-teman, sehingga
dapat kami gunakan sebagai acuan dalam penulisan paper berikutnya.
15
5 DAFTAR PUSTAKA
Morton G.P, Fontaine D., dkk. 2008. Kepewatan Kritis: Pendekatan Asuhan