Anda di halaman 1dari 6

Pendahuluan

Fotosintesis

Tumbuhan sebagai makhluk hidup juga memerlukan nutrisi untuk menunjang proses
pertumbuhan dan perkembangannya. Cara tumbuhan memperoleh nutrisi berbeda
dengan manusia, dan hewan. Tumbuhan mampu memproduksi makanannya sendiri
dengan cara yang kita kenal dengan fotosintesis. Oleh karena tumbuhan mampu
membuat makanannya sendiri, maka tumbuhan dikenal sebagai organisme autotrof.

Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengetahui proses fotosintesis. Beberapa


percobaan fotosintesis yang akan kita pelajari adalah percobaan ingenhousz, dan
percobaan sacs.

Kompetensi

Standar Kompetensi :
Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan

Kompetensi Dasar :
Mendeskripsikan proses perolehan nutrisi dan transformasi energi pada tumbuhan hijau

Indikator Kompetensi :
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian fotosintesis
2. Siswa dapat menjelaskan proses fotosintesis berdasarkan hasil percobaan
3. Siswa dapat mendeskripsikan faktor faktor yang mempengaruhi laju fotosintesis

Materi I

Proses Fotosintesis

Istilah fotosintesis berasal dari bahasa Yunani, yaitu foto dan synthesis. Foto berarti
cahaya sedangkan synthesis berarti menggabungkan atau penggabungan. Sehingga
secara sederhana, fotosintesis dapat diartikan sebagai proses penggabungan zat-zat
untuk menghasilkan makanan yang dilakukan oleh tumbuhan dengan melibatkan
cahaya matahari, dan enzim. Proses fotosintesis ini bisa dilakukan oleh tumbuh-
tumbuhan, beberapa jenis alga dan juga bakteri yang memiliki kloropas untuk
menghasilkan energi/nutrisi yang akan digunakan dalam berbagai aktifitas.
Zat-zat yang diperlukan untuk fotosintesis antara lain: air, mineral, dan karbondioksida.
Cahaya matahari yang digunakan dalam proses fotosintesis adalah spektrum cahaya
tampak, dari ungu sampai merah. Selama proses fotosintesis dihasilkan karbohidrat,
dan oksigen.

Beberapa manfaat yang dapat diperoleh pada proses fotosintesis antara lain:

1. Memproduksi zat makanan berupa glukosa. Glukosa merupakan bahan dasar


pembangun zat makanan lainnya, yaitu lemak dan protein dalam tubuh
tumbuhan. Zat-zat ini menjadi makanan bagi hewan maupun manusia.

2. Membantu membersihkan udara, yaitu mengurangi kadar CO2 (karbon dioksida)


di udara karena CO2 adalah bahan baku dalam proses fotosintesis. Sebagai
hasil akhir, selain zat makanan adalah O2 (Oksigen) yang sangat dibutuhkan
untuk kehidupan

3. Kemampuan tumbuhan berfotosintesis menyebabkan sisa-sisa tumbuhan yang


hidup di masa lalu tertimbun di dalam tanah selama berjuta-juta tahun menjadi
batubara sehingga menjadi salah satu sumber energi saat ini.

Proses fotosintesis merupakan serangkaian reaksi kimiawi yang sangat kompleks dan
rumit. Secara umum para ahli menjabarkan proses fotosintesis menjadi reaksi terang
dan reaksi gelap.

Reaksi Terang

Reaksi terang merupakan reaksi fotosintesis yang memerlukan cahaya. Reaksi terang
terjadi di tilakoid, yaitu struktur cakram yang terbentuk dari pelipatan membran
dalam kloroplas. Struktur tilakoid yang bertumpuk-tumpuk disebut grana.
Membran tilakoid akan menangkap energi cahaya dan mengubahnya menjadi energi
kimia. Dalam tahap ini, klorofil menyerap energi cahaya untuk memecahkan molekul-
molekul air menjadi hidrogen, oksigen, dan sejumlah energi. Proses pemecahan
molekul air disebut juga dengan fotolisis.
Energi kimia yang dihasilkan pada reaksi terang dalam bentuk ATP (Adenosin Tri
Phosphat), dan NADP (Nicotinamida Adenin Dinucleotid Phosphat). Energi kimia ini
kemudian disimpan dan dimanfaatkan sebagai sumber energi untuk reaksi gelap.

Reaksi Gelap

Reaksi gelap merupakan reaksi lanjutan dari reaksi terang dalam proses fotosintesis.
Reaksi gelap tidak membutuhkan cahaya, dan terjadi pada bagian kloroplas yang
disebut stroma. Bahan reaksi gelap adalah ATP dan NADPH, yang dihasilkan dari
reaksi terang, dan CO2 yang berasal dari udara bebas. Hasil dari reaksi gelap ini
adalah APG (asam fosfogliserat), ALPG (fosfogliseraldehid), RDP (ribulosa difosfat),
dan glukosa (C6 H12 O6).
Reaksi ini ditemukan oleh Melvin Calvin dan Andrew Benson, karena itu reaksi gelap
disebut juga reaksi Calvin-Benson.

Percobaan Fotosintesis

Percobaan fotosintesis yang dilakukan para ahli

Proses fotosintesis merupakan proses reaksi kimia yang sangat kompleks dan rumit.
Diperlukan waktu yang sangat lama bagi para ahli untuk membuktikan bahwa dalam
proses fotosintesis memerlukan air, cahaya matahari, karbondioksida, mineral, dan
kloroplas sehingga dihasilkan karbohidrat dan oksigen. Beberapa ahli telah melakukan
penelitian yang berkaitan dengan fotosintesis, antara lain: Ingenhousz
(1799), Engelmann (1822), Sachs (1860), Blackman (1905), dan Robin Hill (1937).

Percobaan Ingenhousz

Joseph Priestley, seorang ahli kimia Inggris pada tahun 1770 memperlihatkan bahwa
tumbuhan mengeluarkan suatu gas yang dibutuhkan dalam pembakaran. Dia
membuktikan hal ini dengan cara membakar lilin dalam suatu wadah tertutup sampai
api mati. Namun, ketika ia menyimpan setangkai tumbuhan mint dalam ruang
tertutup itu, setelah beberapa hari terlihat api lilin dapat terus menyala. Pada saat itu
Priestley tidak tahu jenis gas apa yang dikeluarkan oleh tumbuhan. Sampai denga
tahun 1799, seorang dokter berkebangsaan Inggris bernama Jan Ingenhousz berhasil
membuktikan bahwa proses fotosintesis menghasilkan oksigen (O2). la melakukan
percobaan dengan tumbuhan air Hydrilla verticillata di bawah corong kaca bening
terbalik yang dimasukkan ke dalam gelas kimia berisi air. Jika Hydrilla verticillata
terkena cahaya matahari, maka akan timbul gelembung-gelembung gas yang
akhirnya mengumpul di dasar tabung reaksi. Ternyata gas tersebut adalah oksigen.

Percobaan Sachs

Tahun 1860, seorang ahli botani Jerman bernama Julius von Sachs berhasil
membuktikan bahwa proses fotosintesis menghasilkan karbohidrat (amilum). Adanya
zat tepung ini dapat dibuktikan dengan uji iodium, sehingga percobaan Sachs ini juga
disebut uji iodium.
Dalam percobaannya, ia menggunakan daun segar yang sebagian dibungkus dengan
kertas timah kemudian daun itu direbus, dimasukkan ke dalam alkohol, dan ditetesi
dengan iodium. Ia menyimpulkan bahwa warna biru kehitaman pada daun yang tidak
tidak ditutupi kertas menandakan adanya amilum.
Faktor yang mempengaruhi laju fotosintesis

Laju fotosintesis dipengaruhi oleh berbagai faktor, ada yang berasal dari dalam tubuh
tumbuhan, ada juga yang berasal dari luar tubuh tumbuhan atau lingkungan. Secara
umum, faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis antara lain:

Faktor dari dalam tubuh tumbuhan, antara lain:

1. Faktor genetik

2. Umur daun dan kandungan klorofil

3. Kadar fotosintat (hasil fotosintesis)

4. Tahap pertumbuhan dan perkembangan

Faktor lingkungan,antara lain:

1. Intensitas cahaya

2. Konsentrasi karbondioksida

3. Kadar air dan mineral

4. Suhu

Faktor dari tubuh tumbuhan

Faktor dari dalam maksudnya adalah faktor yang dapat memengaruhi fotosintesis
dari tumbuhan hijau itu sendiri. Faktor dari dalam yang memengaruhi fotosintesis,
antara lain:

Faktor genetik. Berdasarkan tipe fotosintesis, tumbuhan dibagi ke dalam tiga


kelompok besar, yaitu C3, C4 dan CAM (crassulacean acid metabolism). Sekitar 80%
tumbuhan menggunakan cara sintesis C3 untuk membentuk glukosa, misalnya
tumbuhan leguminosaea, gandum, dan padi. Untuk tanaman C4 contohnya yaitu
tanaman tebu, jagung, sorgum, dan berbagai jenis rumput pakan ternak. Jalur
fotosintesis pada tanaman C4 juga dikenal dengan jalur Hatch-Slack. CAM terjadi
pada tumbuhan jenis sukulen seperti kaktus, nanas, bunga lili, dan beberapa jenis
anggrek.

Umur daun dan kandungan klorofil. Pada saat tanaman mengalami pertumbuhan
daun, maka klorofil pada daun juga berangsur-angsur meningkat. Peningkatan jumlah
klorofil akan meningkatkan kemampuan tanaman dalam menangkap cahaya matahari
dan ini akan semakin mempercepat laju fotosintesis. Daun yang sudah tua pada
umumnya memiliki klorofil yang jauh lebih sedikit sehingga kemampuan dalam
menagkap cahaya dan melakukan fotosintesis juga berkurang.

Kadar fotosintat (hasil fotosintesis). Penimbunan hasil fotosintesis pada sel yang
mengandung klorofil akan menghalangi pengikatan energi cahaya serta kadar enzim
dan protoplasma dalam tumbuhan tersebut. Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat
berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila kadar fotosintat bertambah atau bahkan
sampai jenuh, laju fotosintesis akan berkurang.

Tahap pertumbuhan dan perkembangan. Penelitian menunjukkan bahwa laju


fotosintesis jauh lebih tinggi pada tumbuhan yang sedang berkecambah ketimbang
tumbuhan dewasa. Hal ini mungkin dikarenakan tumbuhan berkecambah
memerlukan lebih banyak energi dan makanan untuk menunjang pertumbuhan dan
perkembangannya.

Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan yang mempengaruhi fotosintesis, antara lain:

1. Intensitas cahaya

2. Konsentrasi karbondioksida

3. Kadar air dan mineral

4. Suhu

a. Intensitas Cahaya

Cahaya matahari sangat dibutuhkan dalam proses fotosintesis. Cahaya matahari


berfungsi sebagai sumber energi untuk mengubah air dan karbon dioksida menjadi
glukosa. Penyerapan cahaya matahari oleh tumbuhan tergantung dari intensitas
cahaya matahari, panjang gelombang cahaya, dan lama penyinaran.

Semakin rendah intensitas cahaya, semakin rendah laju fotosintesis karena energi
yang diserap tidak mencukupi untuk fotosintesis. Cahaya terdiri atas beberapa
panjang gelombang, seperti spektrum merah, kuning, jingga, hijau, dan biru.
Klorofil paling banyak menyerap warna merah dan biru untuk digunakan dalam
proses fotosintesis, sedangkan penyerapan terendah adalah warna hijau.

b. Kadar air dan mineral

Air memiliki peranan penting dalam fotosintesis karena air merupakan salah satu
bahan baku fotosintesis yang akan diubah menjadi oksigen. Keberadaan air juga
mempengaruhi kerja stomata pada daun. Apabila kekurangan air, stomata akan
menutup sehingga menghalangi masuknya karbondioksida. Apabila karbondioksida
tidak tersedia maka proses fotosintesis tidak dapat berlangsung.
Fotosintesis juga dipengaruhi oleh mineral terutama yang menyuplai komponen
klorofil, seperti magnesium (Mg), dan besi (Fe). Ketersediaan kedua mineral
tersebut tentunya akan memperlancar proses fotosintesis.

c. Konsentrasi Karbondioksida

Pada saat cahaya terik di mana tanaman menerima cahaya sebanyak yang
dibutuhkan, peningakatan karbondioksida hingga 1500 ppm akan meningkatkan
laju fotosintesis. Hal ini karena karbondioksida merupakan salah satu unsur utama
yang digunakan sebagai bahan fotosintesis. Semakin banyak karbondioksida di
udara, makin banyak jumlah bahan yang dapat digunakan tumbuhan untuk
melangsungkan fotosintesis.

d. Suhu

Suhu berpengaruh pada kerja enzim-enzim di dalam tubuh tumbuhan untuk


melaksanakan proses fotosintesis. Enzim-enzim yang bekerja pada proses
fotosinesis hanya dapat bekerja pada suhu optimalnya. Pada umumnya laju
fotosintesis meningkat seiring dengan meningkatnya suhu hingga batas toleransi
enzim.
Suhu optimal untuk berlangsungnya proses fotosintesis berkisar antara 10C
sampai 35C. Pada suhu tersebut kecepatan fotosintesis berbanding lurus dengan
pertambahan suhu. Namun, pada suhu di atas 35C kecepatan fotosintesis menjadi
berbanding terbalik dengan pertambahan suhu.
Pada suhu dan intensitas cahaya optimum, suplai CO2 meningkat, sehingga
kecepatan fotosintesis pun meningkat.
Waktu yang baik bagi tumbuhan untuk melakukan proses fotosintesis adalah di
siang hari karena suhu pada waktu sing hari cukup tinggi sehingga kerja enzim-
enzim dapat maksimal.

Latihan

Tes

Anda mungkin juga menyukai