Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Dalam penyusunan makalah ini, kami menyusun tentang ASUHAN

KEPERATAWAN PADA KLIEN DENGAN HIPERTENSI dimana dengan mempelajari

hal ini kita akan dapat mengerti tentang dan dapat bermanfaat bagi ilmu keperawatan.

2. Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk :

2.1. Mengetahui Tentang Keperawatan Gerontik.

2.2. Menambah Wawasan intelektual mengenai Lansia.

3. Metode Penulisan

Dalam pembuatan makalah ini, kami menggunakan metode literatur buku yang

berkaitan dengan Keperawatan Medikal Bedah.

4. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dibagi menjadi 3 Bab, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan Penulisan

1.3 Metode Penulisan

1.4 Sistematika Penulisan

BAB II LANDASAN TEORITIS

2.1 Pengertian

2.2 Etiologi

1
2.3 Klasifikasi

2.4 Patofisiologi

2.5 Tanda & Gejala

2.6 Penatalaksanaan

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian

3.2 Analisa Data

3.3 Diagnosa Keperawatan

3.4 Intervensi

3.5 Implementasi & Evaluasi

BAB II

2
LANDASAN TEORI

2.1 PENGERTIAN

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan

sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi lansia,

hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90

mmHg. (Smeltzer,2001).

Menurut WHO ( 1978 ), tekanan darah sama dengan atau diatas 160 / 95 mmHg

dinyatakan sebagai hipertensi.

2.2 KLASIFIKASI

Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas : ( Darmojo, 1999 )

- Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan / atau

tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg.

- Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan

tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.

Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan sesuai dengan rekomendasi dari

The Sixth Report of The Join National Committee, Prevention, Detection and Treatment

of High Blood Pressure (JNC VI, 1997) sebagai berikut :

3
No Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

1. Optimal < 120 < 80

2. Normal 120 - 129 80 84

3. High Normal 130 139 85 89


Grade 1 (Ringan) 140 159 90 99
4.

Grade 2 (Sedang) 160 179 100 109

Grade 3 (Berat) 180 209 100 119


Hipertensi

Grade 4 ( Sangat > 210 > 120

Berat)

Kalsifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan

besar yaitu :

- Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui

penyebabnya.

- Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain.

2.3 Etiologi

Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan

perubahan pada :

- Elastisitas dinding aorta menurun.

- Katub jantung menebal dan menjadi kaku.

- Kemampuan jantung memompa darah menurun: 1% setiap tahun sesudah berumur 20

tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya

kontraksi dan volumenya.

4
- Kehilangan elastisitas pembuluh darah: Hal ini terjadi karenakurangnya efektifitas

pembuluh darah perifer untuk oksigenasi.

- Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer.

Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data

penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya

hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut :

- Faktor keturunan

Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar

untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi.

- Ciri perseorangan

Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:

Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat ).

Jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan ).

Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih ).

- Kebiasaan hidup:

Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :

Konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr )

Kegemukan atau makan berlebihan

Stress

Merokok

Minum alcohol

Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )

5
Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah :

- Ginjal

- Glomerulonefritis

- Pielonefritis

- Nekrosis tubular akut

- Tumor

- Vascular

- Aterosklerosis

- Hiperplasia

- Trombosis

- Aneurisma

- Emboli kolestrol

- Vaskulitis

- Kelainan endokrin

- DM

- Hipertiroidisme

- Hipotiroidisme

- Saraf

- Stroke

- Ensepalitis

- SGB

- Obat obatan

- Kontrasepsi oral

- Kortikosteroid

6
2.4 Patofisiologi

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat

vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis,

yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis

ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam

bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia

simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan

merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan

dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor

seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap

rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitiv terhadap

norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.

Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai

respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan

aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan

vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat

memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang

mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Renin

merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II,

suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh

korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,

menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung

mencetuskan keadaan hipertensi.

7
Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan structural dan

fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan

darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya

elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang

pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah.

Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam

mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup)

mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer (Smeltzer,

2001).

Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya hipertensi palsu

disebabkan kekakuan arteri brachialis sehingga tidak dikompresi oleh cuff

sphygmomanometer (Darmojo, 1999).

2.5 Tanda & Gejala

Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :

- Tidak ada gejala

Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan

tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa.

Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan

arteri tidak terukur.

- Gejala yang lazim

Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi

nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala

terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.

8
Menurut Rokhaeni ( 2001 ), manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita

hipertensi yaitu :

- Mengeluh sakit kepala, pusing

- Lemas, kelelahan

- Sesak nafas

- Gelisah

- Mual

- Muntah

- Epistaksis

- Kesadaran menurun

2.6 Pemeriksaan Penunjang

- Hemoglobin / hematokrit

Untuk mengkaji hubungan dari sel sel terhadap volume cairan ( viskositas ) dan

dapat mengindikasikan factor factor resiko seperti hiperkoagulabilitas, anemia.

BUN : memberikan informasi tentang perfusi ginjal

- Glukosa

Hiperglikemi ( diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi ) dapat diakibatkan oleh

peningkatan katekolamin ( meningkatkan hipertensi )

- Kalium serum

Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama ( penyebab ) atau

menjadi efek samping terapi diuretik.

- Kalsium serum

9
Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi

- Kolesterol dan trigliserid serum

Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk / adanya pembentukan

plak ateromatosa ( efek kardiovaskuler )

- Pemeriksaan tiroid

Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi

- Kadar aldosteron urin/serum

Untuk mengkaji aldosteronisme primer ( penyebab )

- Urinalisa

Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya diabetes.

- Asam urat

Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi

- Steroid urin

Kenaiakn dapat mengindikasikan hiperadrenalisme

- IVP

Dapat mengidentifikasi penyebab hieprtensiseperti penyakit parenkim ginjal, batu

ginjal / ureter

- Foto dada

Menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub, perbesaran jantung

- CT scan

Untuk mengkaji tumor serebral, ensefalopati

- EKG

Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi,

peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.

10
2.7 Penatalaksanaan

Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat

komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan

tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.

Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :

- Terapi tanpa Obat

Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai

tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi :

Diet

Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :

Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr

Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh

Penurunan berat badan

Penurunan asupan etanol

Menghentikan merokok

Latihan Fisik

Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk

penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu :

Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda,

berenang dan lain-lain. Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari

11
kapasitas aerobik atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona

latihan. Lamanya latihan berkisar antara 20 25 menit berada dalam zona

latihan. Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x

perminggu.

Edukasi Psikologis

Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :

Tehnik Biofeedback

Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada

subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh

subyek dianggap tidak normal. Penerapan biofeedback terutama dipakai

untuk mengatasi gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga

untuk gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.

Tehnik relaksasi

Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk

mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita

untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks

Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )

Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan

pasien tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien

dapat mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.

Terapi dengan Obat

Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja

tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar

penderita dapat bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya perlu

12
dilakukan seumur hidup penderita. Pengobatan standar yang dianjurkan

oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi.

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK


PADA NY. S HIPERTENSI

A. PENGKAJIAN
Hari/Tanggal: Selasa, 28 Januari 2013 Pukul: 10.30 WIB Oleh: Suryani

I. Identitas Diri Klien


Nama : NY. S
Umur : 70 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Desa Waruduwur dusun 1 kec.mundu, Cirebon.
Status perkawinan : kawin
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan :-
Pekerjaan :-
Sumber info : Klien dan suaminya

II. Struktur Keluarga


No Nama Jenis Hubungan Pendidikan Pekerjaan Ket
. Kelamin Keluarga
1 Tn.Tahar L Suami - -

13
Genogram:

Keterangan:
Perempuan :
Laki-laki :
Garis Keturunan :
Garis Perkawinan :
Tinggal dalam satu rumah:
Klien Ny. A :
Meninggal :

III.Riwayat keluarga
Menurut Ny.S dan suaminya tidak ada riwayat penyakit keturunan baik dari
pihak keluarga istri maupun keluarga Ny.S sendiri dan Ny.S dan suaminya
mengatakan bahwa tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit kronis
ataupun menular serta tidak ada anggota keluarga Ny.S yang mengalami catat fisik
maupun mental.

IV. Riwayat Penyakit


1. Keluhan Utama Saat Ini

14
Saat dilakukan pengkajian Ny.S dalam keadaan sehat namun klien sering
merasa pusing, sakit kepala sebelah dan kaku pada daerah tengkuk. Klien
mengatakan sudah lama menderita tekanan darah tinggi tapi belum begitu
mengetahui tentang penyakit yang dideritanya tersebut. .
2. Apa Yang Dipikirkan Saat Ini
Klien mengatakan tidak sedang memikirkan sesuatu, karena klien sudah
merasa tua jadi semua kebutuhan sudah dicukupi oleh anaknya dan klien
tinggal menikmati hidup saja.
3. Siapa yang dipikirkan saat ini
Tidak ada, klien hanya memikirkan keadaan dirinya agar menjadi sehat dan
mampu beraktivitas dengan baik.
4. Riwayat penyakit dahulu
Klien belum pernah menderita sakit yang serius, namun klien sudah lama
menderita penyakit tekanan darah tinggi diketahui sejak beberapa tahun yang
lalu saat klien sakit dan diperiksakan ke dokter dan ternyata tekanan darah
klien tinggi dan menderita hipertensi hingga sekarang.

V. Pengkajian
1. Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan
Klien mengatakan sehat itu adalah bila kondisi badan mempunyai kekuatan
untuk melakukan kegiatan aktivitas sehari-hari, dan keadaan sakit bila merasa
tidak enak badan, pusing, kaku pada tengkuk hingga tidak bisa bangun dari
tempat tidur. Bila merasa sakit klien akan periksa ke dokter atau puskesmas.
Klien memelihara kesehatannya dengan banyak istirahat dan kontrol jika
merasa tidak enak badan ke dokter yang diantar oleh anak tirinya.

2. Pola Nutrisi
Jumlah : Frekuensi 3 x per hari. Makanan utama nasi dengan 1 potongan lauk
pauk nabati, 1 potong lauk hewani kadang-kadang, dan sayur, serta buah-
buahan. Klien kadang suka ngemil jika sedang nafsu makannya baik seperti
roti dan gorengan. Ny.T minum kra-kira 5 gelas per hari.
Jenis : Nasi, lauk nabati/hewani, sayur, buah dan kadang minum susu. Klien
tidak alergi pada makanan. Pantangan makan adalah makan daging kambing

15
dan asinan/makanan asin. Jenis minuman: air putih dan teh, tidak pernah
minum kopi dan alkohol.
3. Pola Eliminasi
Ny.S mengatakan BAB biasanya sehari sekali pada pagi hari dan tidak
mengalami masalah dengan sistem BAB nya. Ny.S BAK 4-5x dalam sehari
dengan jumlah yang cukup banyak, dan klien tidak merasa ada keluhan dalam
BAK.
4. Pola Aktivitas dan Latihan
Kemampuan Perawatan Diri 0 1 2 3 4
Makan/Minum V
Mandi V
Toileting V
Berpakaian V
Mobilitas di Temapat Tidur V
Berpindah/Berjalan V
Ambulasi/ROM V
Keterangan:
0 : Mandiri, 1: Alat Bantu, 2: Dibantu Orang Lain, 3: Dibantu Orang lain
dan alat Bantu, 4: Tergantung total

5. Pola Tidur dan Istirahat


Ny.S mpunyai kebiasan tidur mulai pukul 21.00 sampai dengan pukul 04.00,
klien sering terbangun saat tidur namun dapat tidur kembali sampai pagi.
Ny.S tidak pernah mengkonsumsi obat tidur. Ny.S kadang-kadang juga
menyempatkan diri untuk tidur siang.
6. Pola Perseptual
a. Penglihatan: Ny.S masih dapat melihat dengan jelas tanpa menggunakan
alat bantu kaca mata.
b. Pendengaran: Ny.S masih dapat mendengar dengan jelas tanpa harus
menggunakan alat bantu dengar.
c. Sensasi: Ny.S dapat membedakan rangsangan panas, dingin, sakit maupun
nyeri. Keluhan yang sering dirasakan adalah kesemutan pada kaki jika
duduk atau kaki ditekuk terlalu lama.
d. Pengecap: Ny.S masih dapat membedakan makanan dengan berbagai rasa
antara lain: manis, pahit, asam dan asin.
7. Pola Persepsi Diri

16
a. Gambaran Diri: Ny.S tidak merasa sedih dengan keadaan dirinya.
b. Ideal Diri: Klien merasa keadaannya tidak akan mengganggu semangat
klien dalam menjalani proses kehidupannya untuk ke depannya.
c. Harga Diri: Klien merasa bahwa dirinya masih berguna dan diperlukan
oleh keluarganya maupun masyarakat setempat.
d. Identitas Diri: Klien sudah menerima keadaannya, tidak merasa malu
dengan keadaannya, klien masih merasa diperhatikan oleh keluarganya.
e. Peran Diri: walaupun klien menderita sakit hipertensi, tetapi klien masih
mampu menjalankan perannya sebagai istri walaupun tidak punya
anak,klien sering pergi ke pengajian dan kadang membersihkan rumahnya.

8. Pola Peran Hubungan


Di dalam komunikasi sehari-hari klien tidak pernah mengalami hambatan. Ny.
S biasa berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Jawa. Klien tinggal
serumah dengan anaknya yang bungsu. Hubungan klien dengan anak-anaknya
baik, anaknya sering memperhatikan dirinya dan merawatnya jika sakit dan
mengobatkannya ke dokter atau puskesmas.
9. Pola Managemen Koping Stress
Ny.T sudah dapat menerima keadaan dan lebih mendekatkan diri pada Allah
SWT. Jika Ny.S merasa sakit akan meminta anak tirinya untuk
mengantarkannya berobat ke dokter ataupun puskesmas.
10. Sistem Nilai dan Keyakinan
Ny.S beragama Islam, Ny.S rajin menjalankan ibadah sholatnya. Klien kadang
juga mengikuti kegiatan keagamaan di kampungnya seperti pengajian.

VI. Pemeriksaan Fisik


1. Pemeriksaan Fisik
a. Tingkat Kesadaran: Compos mentis
b. Tanda-tanda vital: TD 170/100 mmHg, Nadi 84x/menit, respirasi
20x/menit, dan temperature 36,80C BB 50 Kg dan TB 150 cm.
c. Kepala: Kulit kepala dan rambut bersih, rambut beruban.
d. Leher: tidak ada pembesaran limfonodi leher.

17
e. Thorak: Bentuk dada simetris, retraksi dinding dada (-), suara paru
vesikuler, jantung tidak menglami pembesaran, BJ I=BJ II murni.
f. Abdomen: Tidak ada ascites, nyeri tekan (-), turgor kulit baik.
g. Ekstremitas: Tidak ada bengkak dan sianosis, kuku jari tangan dan kaki
bersih, kaki kadang-kadang terasa kesemutan terutama jika digunakan
untuk duduk terlalu lama. Dalam berjalan klien agak tertatih-tatih.
2. Pemeriksaan Panca Indera
a. Penglihatan (Mata):
Bola mata: simetris, tidak ada kelainan
Konjugtiva: tidak anemis
Sclera: tidak ikterik
Reflek pupil: +/+
Visus: 5/6
b. Pendengaran (Telinga);
Bentuk telinga simetris
Tidak ada nyeri tekan
Liang telinga bersih: tidak ada serumen
Gangguan pendengaran tidak ada
c. Pengecapan (Mulut):
Gigi terlihat agak kecoklatan dan mulai tanggal
Lidah bersih
Sensasi manis, asin, pahit (+)
d. Sensasi (Kulit):
Turgor kulit baik
Klien dapat merasakan sensasi nyeri (+), sensasi taktil; (+) sensai suhu
(+)
e. Penciuman (Hidung):
Lubang hidung terlihat simetris, tidak ada secret
Septum nasi: lurus
Konka normal

18
B. ANALISA DATA
DATA MASALAH KEMUNGKINAN
KEPERAWATAN PENYEBAB
Data Subyektif:
Ny.S mengatakan sudah lama Kurang Kurang mengenal
menderita sakit tekanan darah pengetahuan informasi
tinggi mengenai penyakit,
Ny.S mengatakan belum begitu prognosis dan

mengetahui tentang penyakit kebutuhan


hipertensi perawatan dan

Data Obyektif: pengobatan

Keadaan umum baik, TD


170/100 mmHg, Nadi
84x/menit, respirasi 20x/menit,
dan temperature 36,80C
Ny.S tertarik dengan masalah
hipertensi dan meminta
penjelasan yang lebih rinci
Data Subyektif:
Ny.S mengatakan sering Nyeri kronis Proses penyakit
merasa pusing dan sakit yang kronis
kepalanya serta kaku pada Hipertensi
daerah tengkuk.
Data Obyektif:
Secara verbal klien
mengungkapkan nyeri yang
kronis
Skala nyeri 5-7
Klien menunjukkan lokasi
nyeri kepalanya yang sakit.

Data Subyektif: Risiko Jatuh Kelemahan fisik


Ny.S mengatakan pernah jatuh (proses menua) dan

19
di teras rumah kurang lebih penyakit kronis:
lima bulan yang lalu Hipertensi
Ny.S mengatakan masih merasa
nyeri (Pusing)
Data Obyektif:
Ny.T menderita penyakit
Hipertensi yang sudah lama
Kaki kadang-kadang terasa
kesemutan terutama jika
digunakan untuk duduk terlalu
lama. Dalam berjalan klien
agak tertatih-tatih..
Usia klien 70 tahun

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri kronis berhubungan dengan proses penyakit kronis: Hipertensi, yang


ditandai dengan:
Data Subyektif:
Ny.S mengatakan sering merasa pusing dan sakit kepalanya serta kaku pada
daerah tengkuk.
Data Obyektif:
Secara verbal klien mengungkapkan nyeri yang kronis
Skala nyeri 5-7
Klien menunjukkan lokasi nyeri kepalanya yang sakit.
2. Kurang pengetahuan menSgenai penyakit, prognosis dan kebutuhan perawatan
serta pengobatan, yang ditandai dengan:

20
Data Subyektif:
Ny.S mengatakan sudah lama menderita sakit tekanan darah tinggi
Ny.S mengatakan belum begitu mengetahui tentang penyakit hipertensi
Data Obyektif:
Keadaan umum baik, TD 170/100 mmHg, Nadi 84x/menit, respirasi 20x/menit,
dan temperature 36,80C
Ny.S tertarik dengan masalah hipertensi dan meminta penjelasan yang lebih
rinci
3. Risiko Jatuh berhubungan kelemahan fisik (proses menua) dan penyakit
kronis: Hipertensi, yang ditandai dengan:
Data Subyektif:
Ny.S mengatakan kepala pusing
Data Obyektif:
Ny.T menderita penyakit Hipertensi yang sudah lama
Kaki kadang-kadang terasa kesemutan terutama jika digunakan untuk duduk
terlalu lama. Dalam berjalan klien agak tertatih-tatih.

D. RENCANA KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA RENCANA KEPERAWATAN
KEPERAWAT TUJUAN INTERVENSI

AN
1 Nyeri kronis Umum: 1. Kaji tingkat nyeri klien
berhubungan Setelah dilakukan 2. Jelaskan pada klien
dengan proses perawatan selama 1 tentang penyakitnya,
penyakit kronis: minggu nyeri klien dapat hubungan dengan nyeri yang
Hipertensi berkurang dirasakan.
Khusus: 3. Ajarkan pada klien
Setelah dilakukan 2x untuk melakukan tehnik
kunjungan klien distraksi dan relaksasi: nafas
diharapkan mampu: dalam.
Mengungkapkan 4. Anjurkan klien untuk
nyeri berkurang secara istirahat dan membatasi
verbal aktivitas bila nyeri dirasakan.
Melakukan 5. Anjurkan klien secara

21
tindakan perawatan rutin untuk memeriksakan
untuk mengurangi diri ke palayanan kesehatan
nyeri terdekat.
2 Kurang Umum: 1. Kaji pengetahuan
pengetahuan Setelah dilakukan keluarga tentang hipertensi
mengenai perawatan selama 1 dan perawatannya.
penyakit, minggu, pengetahuan klien 2. Kaji tindakan
prognosis dan mengenai hipertensi perawatan yang telah
kebutuhan bertambah. dilakukan oleh klien.
perawatan serta Khusus: 3. Jelaskan
pengobatan Setelah dilaukan 3x pengertian, penyebab, gejala
kunjungan klien dari hipertensi.
diharapkan mampu: 4. Diskusikan dengan
Memahami tentang klien tentang perawatan
hipertensi dengan penyakit hipertensi.
kriteria hasil dapat 5. Dorong klien untuk
menyebutkan melakukan tindakan
pengertian, gejala, perawatan seperti yang telah
penyebab,komplikasi dijelaskan.
dan perawatan 6. Berikan pujian atas
hipertensi. tindakan yang sudah
Melakukan dilakukan oleh klien.
perawatan hipertensi 7. Anjurkan untuk
di rumah dengan kontrol tekanan darah secara
kriteria hasil dapat teratur ke tempat palayanan
menjelaskan cara kesehatan terutama jika
perawatan di rumah. merasakan gejala hipertensi.
3 Risiko Jatuh Umum: 1. Kaji tingkat
berhubungan Setelah dilakukan kemampuan fungsi klien.
kelemahan fisik perawatan selama 1 2. Kaji tingkat
(proses menua) minggu kemungkinan jatuh kekuatan otot dan rentang
dan penyakit pada Ny.S tidak terjadi gerak klien.
kronis: lagi. 3. Jelaskan hubungan
Hipertensi Khusus: kejadian jatuh dengan
Setelah dilakukan 2x penyakit hipertensinya.
kunjungan klien 4. Jelaskan faktor-

22
diharapkan mampu: faktor penyebab jatuh dan
Mengenali factor- cara pencegahannya.
faktor yang 5. Anjurkan klien
mengakibatkan klien untuk aktivitas secara
jatuh. bertahap dari posisi tidur,
Melakukan duduk, berdiri dan berjalan.
tindakan antisipasi 6. Anjurkan klien
atau pencegahan untuk tidak melakukan
untuk mengurangi aktivitas jika mengalami sakit
kejadian jatuh kepla dan badan terasa lemah.
7. Anjurkan klien
untuk menggunakan alat
Bantu (tongkat) dalam
berjalan jika memungkinkan.

E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


NO. WAKTU TINDAKAN EVALUASI
DX KEPERAWATAN
KEP
1 Selasa,28-1- Mengkaji S: - Ny.S mengatakan bahwa nyeri
2014 tingkat nyeri klien yang dirasakan (skala nyeri 5-7)
Pk. 10.00- Menganjurkan akibat dari penyakitnya.
11.00 WIB klien untuk - Klien mengatakan

istirahat jika akan mencoba tiduran jika pusing

mengalami nyeri O: - Klien terlihat kooperatif dalam

Menjelaskan program perawatan selama

pada klien berdiskusi.

hubungan A: Tujuan belum tercapai

penyakitnya P: Lanjutkan Intervensi (ajarkan

dengan keadaan metode nafas dalam)

nyeri yang sedang

23
dirasakannya
2 Rabu, 29 Mengali S: - Ny.S mengatakan dirinya sudah
Januari 2014 pengetahuan klien lama menderita tekanan darah
Pk. 10.00- mengenai penyakit tinggi.
11.00 WIB hipertensi - Ny.S mengatakan
Mengkaji kurang mengetahui tentang

tindakan yang telah penyakit hipertensi dan cara

dilakukan oleh perawatannya.

klien untuk O:

perawatan - Ny.S tertarik dengan

hipertensi penjelasan tentang penyakit

Melakukan hipertensi dan menginginkan

pemeriksaan tanda- penjelasan lebih lanjut tentang

tanda vital (tekanan hipertensi.

darah) - TD Ny. S 170/100


mmHg.
A: Tujuan belum tercapai
P: Lanjutkan intervensi (penyuluhan
tentang Hipertensi).
3 Rabu , 28 Mengkaji S: Klien mengatakan kurang lebih 5
januari 2014 tingkat kekuatan bulan yang lalu mengalami jatuh
Pk. 10.00- otot dan ketika dia mengalami pysing yang
11.00 WIB kemampuan fungsi sangat hebat.
klien. O: keadaan umum klien sekarang
Menganjurkan sakit sedang dan mengalami

klien untuk tidak kelemahan sedang karena proses

melakukan menua.

aktivitas jika A: Tujuan belum tercapai.


mengalami pusing P: Lanjutkan intervensi (Penjelasan
tentang jatuh dan factor risiko
jatuh)
Kamis, 30 Mengajarkan S: Klien mengatakan nyeri agak
januari 2014 pada klien untuk berkurang hari ini karena
Pk. 10.00 WIB melakukan tehnik semenjak puasa klien banyak

24
distraksi dan istirahat.
relaksasi: nafas O: Klien mau melakukan demosntrasi
dalam. bersama ketika diajarkan teknik
Menganjurkan nafas dalam untuk mengurangi
klien untuk nyeri klien.
istirahat dan A: Tujuan tercapai
membatasi P: Intervensi dihentikan.
aktivitas bila nyeri
dirasakan.
2 Kamis, 29 Menjelaskan S:
Januari 2014 pengertian, - Klien mengatakan
Pk. 11.00 WIB penyebab, gejala hipertensi adalah darah tinggi
dari hipertensi. yang disebabkan karena dia
Mendiskusikan sudah tua jadi umum jika

dengan klien menderita darah tinggi.

tentang perawatan - Klien mengatakan jika

penyakit hipertensi. sakit kepala saja control ke

Mendorong dokter atau puskesmas.

klien untuk - Klien mengatakan

melakukan selama ini diet rendah garam saja

tindakan perawatan dan kurangi makan daging untuk

seperti yang telah mengurangi darah tinggi.

dijelaskan. - Klien mengatakan


mau mencoba apa yang telah
Memberikan
didiskusikan bersama tentang
pujian atas
cara perawatan hipertensi.
tindakan yang
O:
sudah dilakukan
- Klien kooperatif dalam penyuluhan.
oleh klien.
- Klien menanyakan bagaimana cara
Melakukan
pencegahan agar tensi tidak naik dan
pengukuran
cara makan yang baik karena klien
tekanan darah
bosan makanan selama ini.
- T: 160/90 mmHg.
A: Tujuan tercapai.

25
P: Intervensi dihentikan.

3 Kamis, 30 Menjelaskan S:
Januari 2014 hubungan kejadian - Klien mengatakan
jatuh dengan kejadian jatuh yang dialami saat
penyakit itu menimbulkan nyeri pada
hipertensinya. bagian tengkuk klien.
Menjelaskan - Klien mengatakan
factor-faktor akan berhati-hati dalam berjalan
penyebab jatuh dan degan berpegangan atau mungkin
cara akan membeli tongkat.
pencegahannya. O:

Menganjurkan - Klien kooperatif dalam

klien untuk penyuluhan.

aktivitas secara - Klien menanyakan apa yang

bertahap dari posisi dapat dilakukan untuk

tidur, duduk, mengurangi jatuh karena klien

berdiri dan takut kena serangan stroke

berjalan. seperti tetangganya.


A: Tujuan tercapai.
Menganjurkan
P: Intervensi dihentikan.
klien untuk tidak
melakukan
aktivitas jika
mengalami sakit
kepla dan badan
terasa lemah.
Menganjurkan
klien untuk
menggunakan alat
Bantu (tongkat)
dalam berjalan jika
memungkinkan.

26

Anda mungkin juga menyukai